A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan factual,
konseptual, procedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan llingkup kajian
Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat, nasional, regional, dan internasional.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasitentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI-4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Otomatisasi Tata
Kelola Humas dan Keprotokolan. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Pertemuan II
1. Melalui diskusi peserta didik mampu menguraikan bahasa komunikasi penulisan dengan
benar.
2. Melalui diskusi peserta didik mampu mengemukakan pedoman pemakaian bahasa dalam
pers dengan benar
2. Media
a. power point tentang memo dan surat kabar
3. Bahan
a. Kertas HVS
b. Spidol
c. Pulpen
G. Sumber Belajar
1. Buku siswa: Nurul Bekti Pramudhita, 2018, Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan,
bandung, halaman 157-169.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1 : 6 JP
Tahap Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Guru mengucapkan salam pada peserta didik dan berdoa 15 menit
Pendahuluan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
untuk memulai pembelajaran sebagai sikap religius
2. Guru memeriksa kebersihan lingkungan kelas sebagai
sikap peduli lingkungan
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
4. Guru melakukan apersepsi berkaitan dengan materi
pembelajaran sebagai rasa sikap ingin tahu
5. Guru memberikan motivasi belajar sebagai sikap
semangat kebangsaan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di
capai.
Kegiatan Inti Mengamati 230
Stimulus menit
Peserta didik melihat bahan tayang yang di sajikan
oleh guru tentang struktur umum penulisan dan
bentuk/ model penulisan
Peserta didik membaca buku tentang struktur umum
penulisan dan bentuk/ model penulisan
Menanya
Identifikasi masalah
Peserta didik menanya tentang struktur umum
penulisan dan bentuk/ model penulisan
Mengumpulkan informasi
Pengumpulan data
Guru menugaskan pada peserta didik membuat bahan
presentasi dan membuat kelompok belajar tentang
struktur umum penulisan dan bentuk/ model penulisan
Peserta didik mengumpulkan data tentang struktur
umum penulisan dan bentuk/ model penulisan
Mengasosiasi
Pembuktian
Guru menugaskan peserta didik mempresentasikan
tentang struktur umum penulisan dan bentuk/ model
penulisan
Peserta didik mempresentasikan tentang struktur
umum penulisan dan bentuk/ model penulisan
(tanggung jawab)
Mengkomunikasikan
Menarik kesimpulan
Peserta didik menjelaskan tentang struktur umum
penulisan dan bentuk/ model penulisan (kreatif)
Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap
presentasi (demokratif)
Peserta didik menerima tanggapan dari siswa lain dan
guru
Peserta didik memperbaiki dan membuat kesimpulan
Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi yang 25 menit
telah di bahas
2. Guru melaksanakan penilaian pengetahuan melalui tes
tertulis
3. Guru melakukan refleksi pelajaran
4. Guru menugaskan peserta didik membaca materi
untuk pertemuan selanjutnya
5. Peserta didik melakukan pembersihan peralatan,
media, dan ruangan (peduli lingkungan)
6. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa setelah
selesai pembelajaran (religius)
Pertemuan ke 2 : 6 JP
Tahap Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Guru mengucapkan salam pada peserta didik dan berdoa 15 menit
Pendahuluan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
untuk memulai pembelajaran sebagai sikap religius
2. Guru memeriksa kebersihan lingkungan kelas sebagai
sikap peduli lingkungan
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
4. Guru melakukan apersepsi berkaitan dengan materi
pembelajaran sebagai rasa sikap ingin tahu
5. Guru memberikan motivasi belajar sebagai sikap
semangat kebangsaan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di
capai.
Kegiatan Inti Mengamati 230
Stimulus menit
Peserta didik melihat bahan tayang yang di sajikan
oleh guru tentang bahasa komunikasi dan pedoman
pemakaian bahasa dalam pers
Peserta didik membaca buku tentang bahasa
komunikasi dan pedoman pemakaian bahasa dalam
pers
Menanya
Identifikasi masalah
Peserta didik menanya tentang bahasa komunikasi dan
pedoman pemakaian bahasa dalam pers
Mengumpulkan informasi
Pengumpulan data
Guru menugaskan pada peserta didik membuat bahan
presentasi dan membuat kelompok belajar tentang
bahasa komunikasi dan pedoman pemakaian bahasa
dalam pers
Peserta didik mengumpulkan data tentang bahasa
komunikasi dan pedoman pemakaian bahasa dalam
pers
Mengasosiasi
Pembuktian
Guru menugaskan peserta didik mempresentasikan
tentang bahasa komunikasi dan pedoman pemakaian
bahasa dalam pers
Peserta didik mempresentasikan tentang bahasa
komunikasi dan pedoman pemakaian bahasa dalam
pers
Mengkomunikasikan
Menarik kesimpulan
Peserta didik menjelaskan tentang bahasa komunikasi
dan pedoman pemakaian bahasa dalam pers
Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap
presentasi (demokratif)
Peserta didik menerima tanggapan dari siswa lain dan
guru
Peserta didik memperbaiki dan membuat kesimpulan
Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi yang 25 menit
telah di bahas
2. Guru melaksanakan penilaian pengetahuan melalui tes
tertulis
3. Guru melakukan refleksi pelajaran
4. Guru menugaskan peserta didik membaca materi
untuk pertemuan selanjutnya
5. Peserta didik melakukan pembersihan peralatan,
media, dan ruangan (peduli lingkungan)
6. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa setelah
selesai pembelajaran (religius)
Pertemuan ke 3 : 6 JP
Tahap Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Guru mengucapkan salam pada peserta didik dan berdoa 15 menit
Pendahuluan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
untuk memulai pembelajaran sebagai sikap religius
2. Guru memeriksa kebersihan lingkungan kelas sebagai
sikap peduli lingkungan
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
4. Guru melakukan apersepsi berkaitan dengan materi
pembelajaran sebagai rasa sikap ingin tahu
5. Guru memberikan motivasi belajar sebagai sikap
semangat kebangsaan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di
capai.
Kegiatan Inti Mengamati 230
Stimulus menit
Peserta didik melihat bahan tayang yang di sajikan
oleh guru tentang pengelolaan bahan-bahan
penyusunan pesan sesuai dengan tuntutan kerja
Peserta didik membaca buku tentang pengelolaan
bahan-bahan penyusunan pesan sesuai dengan tuntutan
kerja
Menanya
Identifikasi masalah
Peserta didik menanya tentang pengelolaan bahan-
bahan penyusunan pesan sesuai dengan tuntutan kerja
Mengumpulkan informasi
Pengumpulan data
Guru menugaskan pada peserta didik membuat bahan
presentasi dan membuat kelompok belajar tentang
pengelolaan bahan-bahan penyusunan pesan sesuai
dengan tuntutan kerja
Peserta didik mengumpulkan data tentang pengelolaan
bahan-bahan penyusunan pesan sesuai dengan tuntutan
kerja
Mengasosiasi
Pembuktian
Guru menugaskan peserta didik mempresentasikan
tentang pengelolaan bahan-bahan penyusunan pesan
sesuai dengan tuntutan kerja
Peserta didik mempresentasikan tentang pengelolaan
bahan-bahan penyusunan pesan sesuai dengan tuntutan
kerja
Mengkomunikasikan
Menarik kesimpulan
Peserta didik menjelaskan tentang pengelolaan bahan-
bahan penyusunan pesan sesuai dengan tuntutan kerja
Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap
presentasi (demokratif)
Peserta didik menerima tanggapan dari siswa lain dan
guru
Peserta didik memperbaiki dan membuat kesimpulan
Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi yang 25 menit
telah di bahas
2. Guru melaksanakan penilaian pengetahuan melalui tes
tertulis
3. Guru melakukan refleksi pelajaran
4. Guru menugaskan peserta didik membaca materi
untuk pertemuan selanjutnya
5. Peserta didik melakukan pembersihan peralatan,
media, dan ruangan (peduli lingkungan)
6. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa setelah
selesai pembelajaran (religius)
Pertemuan: 4
Tahap Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Guru mengucapkan salam pada peserta didik dan berdoa 15 menit
Pendahuluan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
untuk memulai pembelajaran sebagai sikap religius
2. Guru memeriksa kebersihan lingkungan kelas sebagai
sikap peduli lingkungan
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
4. Guru melakukan apersepsi berkaitan dengan materi
pembelajaran sebagai rasa sikap ingin tahu
5. Guru memberikan motivasi belajar sebagai sikap
semangat kebangsaan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di
capai.
Kegiatan Inti Mengamati 230
Penentuan pertanyaan mendasar menit
Peserta didik melihat bahan tayang yang di sajikan
oleh guru tentang menyusun pesan bidang kehumasan
sesuai dengan kaidah penyusunan
Peserta didik membaca buku tentang menyusun pesan
bidang kehumasan sesuai dengan kaidah penyusunan
Menanya
Mendesain perencanaan proyek
Peserta didik menanya tentang menyusun pesan
bidang kehumasan sesuai dengan kaidah penyusunan
Mengumpulkan informasi
Menyusun jadwal
Guru menugaskan pada peserta didik membuat bahan
dan membuat kelompok belajar tentang menyusun
pesan bidang kehumasan sesuai dengan kaidah
penyusunan
Peserta didik mengumpulkan data tentang menyusun
pesan bidang kehumasan sesuai dengan kaidah
penyusunan
Mengasosiasi
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
Guru menugaskan peserta didik untuk menyusun
pesan bidang kehumasan sesuai dengan kaidah
penyusunan
Peserta didik mempresentasikan tentang menyusun
pesan bidang kehumasan sesuai dengan kaidah
penyusunan (tanggung jawab)
Mengkomunikasikan
Menguji hasil
Peserta didik menjelaskan tentang menyusun pesan
bidang kehumasan sesuai dengan kaidah penyusunan
(kreatif)
Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap
presentasi (demokratif)
Peserta didik menerima tanggapan dari siswa lain dan
guru
Peserta didik memperbaiki dan membuat kesimpulan
Mengevaluasi pengalaman
Peserta didik mengevaluasi hasil proyek
Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi yang 25 menit
telah di bahas
2. Guru melaksanakan penilaian pengetahuan melalui tes
tertulis
3. Guru melakukan refleksi pelajaran
4. Guru menugaskan peserta didik membaca materi
untuk pertemuan selanjutnya
5. Peserta didik melakukan pembersihan peralatan,
media, dan ruangan (peduli lingkungan)
6. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa setelah
selesai pembelajaran (religius)
I. Instrumen Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap Spiritual dan Sosial
No Teknik Bentuk Butir Waktu Ket
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1 Observasi Pengamatan Lihat Saat pembelajaran
langsung lampiran 2 berlangsung
b. Pengetahuan
No Teknik Bentuk Butir Waktu Ket
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1 Tertulis essay Lihat Setelah
lampiran 4 permbelajaran
selesai
c. Keterampilan
No Teknik Bentuk Butir Waktu Ket
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1 Praktik Tugas Lihat Saat
demonstrasi lampiran 5 pembelajaran
berlangsung dan
atau setelah usai
2. Bentuk Penilaian:
a) Observasi : Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik
b) Tes tertulis : Essay terlampir
c) Praktek : Penugasan (terlampir)
3. Pembelajaran Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial diperuntukkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM
sesuai hasil analisis penilaian yang dilaksanakan dalam bentuk:
Pembelajaran ulang
Bimbingan perorangan
Belajar kelompok
Pemanfaatan tutor sebaya
4. Pembelajaan Pengayaan
Bagi peserta didik yang nilainya mencapai batas KKM, diberikan materi pelajaran yang masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman dan pengembangan materi lebih luas sebagai
pengetahuan tambahan.
Bagi peserta didik yang mencapai nilai maksimum atau melebihi KKM, diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
A. Komunikasi tulisan
1. Struktur umum komunikasi tulisan
Komunikasi tertulis merupakan sebuah komunikasi visual yang menggunakan huruf,
angka, symbol, gambar ataupun lambang-lambang tulisan lainnya untu menyampaikan
sebuah pesan atau informasi dengan cara menuliskannya pada sebuah kertas yang biasa
disebut surat. Komunikasi tertulis bukan hanya surat, melainkan pada media seperti
memo, surat kabar, Short Message Service (SMS), aplikasi chatting, email hingga
tulisan-tulisan yang dimuat pada website media online.
Dalam menghasilkan naskah-naskah yang diperlukan dan bertujuan untuk
meningkatkan citra positif perusahaan atau organisasi, maka diperlukan teknik khusus
yang khas dari tiap-tiap humas. Teknik penulisan humas merupakan keterampilan
menulis tersendiri yang harus bisa dibedakan dengan menulis berita jurnalistik.
Naskah yang baik harus didasari dengan teknik penulisan yang baik pula. Humas
harus memiliki keterampilanuntuk menghasilkan naskah yang baik. Keterampilan
tersebut layaknya seorang jurnalis, seperti pemahaman tentang nilai berita (news values),
bahasa jurnalistik (language of masscommunication), kode etik jurnalistik, dan
sebagainya.
Ada tiga jenis struktur sebuah tulisan, yaitu;
a. Struktur Piramida Normal
Struktur penulisan piramida normal sangat jarang dipakai dalam praktek jurnalistik.
Biasanya berita dengan struktur piramida normal digunakan pada berita jurnalistik yang
berpadu dengan sastra. Untuk mengungkapnkan kejadian atau sebuah berita nyata,
digunakan teknik bertutur sastra, sehningga pembaca seolah membaca sebuah karya sastra
namun bukan fiksi. Gaya bertutur Sastra dicampur dengan penundaan jawaban atas gagasan
atau peristiwa yang ditulis.
Neck/ penting
Sturktur piramida normal biasanya digunakan untuk sebuah informasi yang nilai
beritanya sedikit. Oleh karenanya, bagian penting dalam sebuah berita hanya mendapat porsi
yang sedikit. Sebagai contoh, Sebuah perusahaan pasta gigi akan mengadakan ulangtahun
perusahaan. Salah satu rangkaian acara peringatan hari ulang tahun adalah diadakannya
pemeriksaan dan pengobatan gigi dan mulut gratis. Perayaan ulang tahun pasta gigi
bukanlah sebuah berita , namun pemeriksaan dan pengobatan gratis memiliki nilai berita.
b. Struktur Piramida Terballik
Struktur Piramida Terbalik adalah sturktur tulisannya yang paling umum ditulis di
surat kabar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, yang dimaksud dengan
piramida terbalik adalah bentuk susunan naskah berita yang mendahulukan klimaks dan
diikuti oleh bagian yang kurang penting sampai ke yang tidak penting. Biasanya senua
bagian terpenting dari sebuah berita yang disajikan satu dalam teras berita,.
Struktur piramida terbalik ditemukan lebih daridari seabad yang lalu dan merupakan
bentuk dasar dari penulisan berita. Piramis terbalik terditi dari lead atau teras berita
(informasi yang penting) dan body atau tubuh berita. Teras berita umumnya menjawab
pertanyaan what, where, when, who, and how dari informasi yang disajikan. Nect atau leher
berita merupakan bagian penjelas dari teras berita. Bagian terakhir adalah tubuh berita
terdiri dari paragraph-paragrap yang beirisi informasi.
Neck/Penting
Body/Kurang penting
Media massa daring saat ini biasanya hanya menmpilkan teras dan leher berita dalam
halaman yang sama. Sedangkan bagiab tubuh berita akan ditampilkan jika kita membuka
tautan “read more” atau “baca selengkapnya”
Leher
Tubuh
Tubuh lanjutan
Bentuk seperti ini menandakan bahwa hal yang paling penting ditempatkan di bagian teras
berita agar diketahui oleh pembaca dengan cepat. Selebihnya, fakta-fakta atau tulisan memiliki
derajat penting yang sama , karena itu digambarkan sebagai kubus atau persegi panjang.
Struktur kubus yang berarti memiliki fakta yang berderajat sama, bermakna struktur ini
tidak boleh dipotong sembarangan oleh editor. Pemotongan berita atau tulisan berstruktur berita
seperti ini, jika tidak hati-hati, akan menghilangkan fakta-fakta penting yang pada akhirnya
menyebabkan pembaca tidak mendapatkan informasi yang utuh tentang sesuatu gagasan atau
persoalan yang sedang disajikan.
Umumnya, ada dua jenis karya jurnalistik yang menggunakan struktur ini, yaitu wawancara
khusus (eksklusif) dan kronologis peristiwa, lead berita biasanya berfungsi menjelaskan atau
sebagai pengantar agar pembaca bisa mengetahui atau mendapatkan gambaran apa yang akan
disajikan.
B. Modal Penulisan
Tipe-tipe penulisan atau naskah PR dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama berkaitan
dengan kegiatan jurnalistik, yaitu siaran pers (press release), advertorial, dan konferensi pers (press
conference). Kedua, berkaitan dengan media promosi, informasi, dan komunikasi
perusahaan/organisasi, seperti naskah untuk dipublikasikan di newsletter, in house
magazine/Company Magazines, naskah laporan tahunan (annual report), company profile, leaflet,
booklet, brosur,dan sebagainya. Ketiga, berupa naskah pidato.
1. Penulisan Formal
Yang dimaksud dengan penulisan formal dalam konteks ini adalah bentuk penulisan yang memiliki
aturan khusus atau standar yang disepakati dan diakui bersama. Ragam model penulisan formal
antara lain:
a. Siaran Pers (Press Release)
Merupakan sebuah naskah yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi melalui
pers, biasanya melalui media cetak. Agar siaran berita atau naskah berita dimuat di institusi
media massa, praktisi humas hendaknya harus memahami format dan aturan dalam
penulisan pers. Siaran pers haruslah mengandung nilai berita berkualitas. Ciri berita yang
berkualitas yaitu, kalimat yang ringkas, jelas, dan mudah dipahami, memuat fakta dan bukan
opini penulis
b. gambaran Data dan Lembar Fakta
merupakan gambaran suatu program dari perusahaan. Data dan lembar fakta adalah dua
dokumen yang berbeda, meskipun terkadang disatukan secara fisik. Data dan fakta instasi
merupakan ringkasan inti mengenai peristiwa ataupun program perusahaan untuk membantu
wartawan jurnalis dala, mendapatkan gambaran ringkas, singkat, dan cepat dari suatu isu.
c. Feature
Merupakan tulisan yang menganalisis berita, menghibur, atau bercerita tentang
manusia,tempat, atau benda di dalam atau di luar berita. Feature mengandung lebih banyak
komentar, analisis, wawancara, latar belakang, dan keragaman sumber daripada sebuah
berita. Feature juga mengeksplorasi sejumlah isu dengan lebih mendalam.
d. Penulisan Artikel
Menunjukkan fakta yang dianalisis sehingga memunculkan pendapat atau pandangan
penulis atas fakta tersebut. Dengan demikian, artikel adalah opini yang disampaikan penulis
tentang berbagai masalah actual yang menyita perhatian masyarakat, sebagai karya tulis atau
karangan nonfiksi yang panjang tulisannya tidak tertentu, memiliki tujuan untuk
meyakinkan, membidik, dan menghibur. Sarana penyampaiannya adalah surat kabar,
majalah, dan sebagainya.
e. Pariwara (Advertorial)
Merupakan iklan yang dikemas dengan gaya penyajian berita atau freature di dalam
jurnalisme. Advertorial di tulis oleh humas dan berisi pesa atau informasi dengan perspektif
pembuat pesan. Advertorial merupakan singkatan dari advertising editorial.
2. Media dalam Organisasi
a. Kalawarta/Buletin (Newsletter)
Merupakan publikasi di sebuah perusahaan yang berisi informasi terbaru mengenai berbagai
aspek yang behubungan dengan kinerja, orang yang terlibat dalam aktivitas perusahaan, serta
informasi lain yang berhubungan dengan khalayak sasaran. Teknik penulisan berita dan feature
dapat digunakan dalam penulisan kalawarta. Kalawarta perlu diterbitkan dan dikirimkan secara
teratur kepada berbagai public untuk menunjukkan niat baik dari pihak manajemen
pemerintahan,teratur kepada berbagai public untuk menunjukkan niat baik dari pihak manajemen
pemerintahan.
b. Media Daring
Dalam era siber saat ini, penyampaian informasi dan mlakukan komunikasi melalui internet
adalah hal yang biasa. Setiap perusahaan atau instasi diharapkan memiliki ruang komunikasi bagi
khalayak sasarannya berupa sosisl media. Teknik penulisan untuk situs (websites)
mengombinasikan prisnsip ringkas, dapat dipindai (scan), atau ada tautan (link) untu informasi yang
lebih lengkap atau objektif atau tidak menonjolkan diri, dan memiliki kecendrungan untuk diakses
lebih sering untuk public organisasi. Hal yang perlu ditimbangkan dalam penulisan situs adalah
gaya penulisan, kuantitas pesan, panjang halaman, dan tautan.
c. Brosur
Brosur (brochures) adalah publikasi singkat yang terdiridari beberapa halaman yang berisi
keterangan singkat tentang instasi pemerintah untuk diketahui umum dan masyarakat luas. Brosur
bertujuan membangkitkan “tindakan” atau perilaku pubik dengan cara mengedukasi public tentang
subjek yang diinformasikan dalam brosur dan berusaha memotivasi public untuk melakukan kontak
dengan instansi pemerintah.
Brosur ditulis dalam upaya untuk menginformasikan berbagai aktivitas dari instansi
pemerintah yang disajikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
1) Pamflet (pampleths) : surat selebaran berbentuk lembaran folio atau kuarto yang
dibagikan kepada public;
2) Leaflet (leaflets) : berasal dari kata leaf”daun”; leaflets adalah selebaran-selebaran yang
bentuk lembarannya seperti daun; biasanya bentuk liflet lebih kecil daripada pamphlet.
3) Folder (folders): berasal dari kata fold”lipatan”; ialah selebaran-selebaran yang
berbentuk kertas yang dilipat-lipat.
d. Majalah
Majalah dibagikan ke dalam internal dan eksternal perusahaan atau instansi. Isi dari majalh
perusahaan biasanya berupa laporan hasil kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh perusahaan.
Merupakan laporan perkembangan aktifivitas dan pencapaian yang telah dilakukan instansi
pemerintah selama satu tahun. Data dan informasi yang akurat menjadi kunci penulisan alporan
tahunan.
Merupakan gambaran umum tentang keberadaan perusahaan kita, yang meliputi nama,
lambing/logo, visi, misi, tujuan, program, manajemen, pimpinan, pegawai(SDM), dan ifrastruktur,
gedung (sarana dan prasarana), dsb.
a. Naskah Pidato
Merupakan naskah yang ditulis oleh praktisi humas pemerintah untuk disampaikan kepada
pejabat yang akan membacakan naskah pidato tersebut. Segala yang ditulis harus disampaikan
dengan tata bahasa yang baik dan benar, susunan kalimatteratur, kata-kata yang tepat, mudah
dimengerti, informative, dan kontinuitasnya terjaga.
Dalam konteks humas, kemampuan praktisi humas pemerintah dalam menulis naskah pidato
sangat penting karena apa yang ditulisnya dalam naskah diharapkan dapat diucapkan dalam pidato
yang runtut, pesan tersampaikan, dan menarik, kemudian penyampaian orator bergantung pada
kemahirannya dalam mengolah pesan. Jika naskah pidato urang baik, tidak terjadi penyampaian
pesan yang baik sehingga kredibilitas pejabat yang berpidato diragukan. Bila pesan yang
disampaikan kurang baik dan salah, maka kredibilitas orator akan terganggu, bahkan terancam.
c. Bahasa Komunikasi
Kejelasan bahasa dalam menyampaikan sebuah informasi tertulis sangat penting untuk
diperhatikan, seba tidak mudah member pemahaman kepada pembaca dalm bentuk tulisa. banyak
instansi atau perusahaan yang sudah mulai menyadari bahwa perasan bahasa sangant penting dalam
menjadi hubungan dengan pihak lain.
Suatu bahasa yang jelas harus dapat menyampaikan berita tepat seperti yang diingikan
pengirim pesan. Berita tulis yang disampaikan tidak boleh disalh tafsirkan , maka dari itu
penggunaan bahasa dan kata yang tepat diperlukan dalm penyampaian pesan.
Dalam bahasa tulisan, kalimat yang berbelit-belit biasnyan kalimat yang panjang sekali.
Kalimat-kalimat panjang akan sulit dipahami sehingga maksud dan tujuan dari isi tulisan tidak
tersampaikan dengan baik. Ciri kalimat yang panjang biasanya , dibutuhkan pengambilan nafas
untuk membaca satu kalimat itu.
Salah satu cara agar terhindar dalam penggunaan kalimat yang panjang adlah sedapat
mungkin mempergunakan kat atau istilah tertentu yang bisa mewakili kalimat yang panjang.
Kesederhanaan dalam kata-kata berarti kalimat yang tidak berbelit. Meskipun mempergunakan kata
dan kalimat yang ringkas atau sederhana, bikan berarti sesederhana kalimat yang diucapkan oleh
anak kecil. sebisa mungkin menjadikan tulisan tetap sederhana dan dewasa.
Dibawah inni adalah cirri kaliamat sedrhana yang bisa digunakan dalm bahasa tulisan;
1. Pilihlah kata yang umum, dibandingkan kata yang masih harus dicari artinya .
2. Pilihlah kata yang nyata dibandingkan dengan kata yang abstract atau ambiu
3. Pilhlah kata yang tunggal dibandingkan dengan kata yang panjang.
4. Pilihlah kata dalam bahasa sendiri dibandingka dengan kata dari bahasa asing.
Selain asas kejelasan (clarity), dalam sebuah tulisan sebaiknya juga terkandung asas
keringkasan (conciseness) dan asas ketepatan (corectness). Asas keringkasan misalnya,
bukan berarti harus menuliskan sesuatu yang pendek. Asaa keringkasan dalam tulisan
berarti tidak berlebih-lebihan dalam mengungkapkan istilah dan tidak mengulang-ulang
hal yang sudah disampaikan.
2. Wartawan hendaknya membatasi diri dalam singkatan atau akromin. Kalau pun harus
menulis akromin maka satu kali dia harus menjelaskan dalam tanda kurung, kepanjangan dari
akromin tersebut, agar tulisannya dapat dipahami oleh khalayak ramai.
3. Wartawan hendaknya jangan menghilangkan imbuhan, awalan, atau prefix. Pemengggalan
awalan me-dapat dilakukan dalam kepala berita mengingat keterbatasan ruangan. Akan
tetapi, pemenggalan jangan sampai dipukulratakan sehingga merembet pula ke tubuh berita.
5. Wartawan hendaknya menjauhkan diri dari ungkapan klise dan stereotype yang sering
dipakai dalam transisi berita, seperti kata “sementara itu” ,”dalam rangka” ,”selanjutnya” dan
lain lain. Dengan demikian dia menghilangkan monotomi (keadaan atau bunyi yang selalu
sama) dan sekaligus dia menerapkan ekonomi kata atau penghematan dalam bahasa
sekaligus.
7. Wartawan hendaknya mendisiplinkan pikirannya supaya jangan campur aduk dalam satu
kalimat pasif (di) dengan bentuk aktif (me) , sebab kalimat aktif terasa lebih hidup dan aktif
dibandingkan dengan kalimat pasif
8. Wartawan hendaknya menghindari kata-kata asing dan istilah yang terlalu teknis ilmiah
dalam sebuah berita. Kalaupun terpaksa menggunakannya, maka satu kali harus dijelaskan
pengertian atau maksudnya.
10. Wartawan hendaknya mengingat bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang komunikasi
dan sifatnya spesifik. Karangan yang baik dinilai dari bobot isi, bahasa, dan teknik
persembahannya
LAMPIRAN 2 (INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP & SPIRITUAL)
Keterangan:
1. Religius
2. Disiplin Reantang skor 1-4
3. Jujur Pedikat :
Pedoman Penskoran:
4. Kreatif
5. Mandiri Amat Baik (A) : 86- 100
6. Rasa ingin tahu Baik (B) : 76 -85 x 100
7. Tanggung jawab Cukup (C ) : 60 -75
Kurang (D) : _< 59
8. Komunikatif
LAMPIRAN 3 (INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN)
KISI-KISI SOAL
Indikator
Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Bentuk No.
Indikator Soal Butir Soal Kunci Jawaban
(KD) Kompetensi Pembelajaran Soal Soal
(IPK)
3.7. Menerapkan 3.7.1. Menjelaskan Struktur umum Peserta didik mampu essay 1 Jelaskan struktur Struktur umum
penyusunan struktur umum penilaian menjelaskan umum penulisan peasn ada 3
pesan bidang penulisan pesan struktur umum penukisan macam, yakni struktur
kehumasan penulisan pesan pesan! piramida normal,
struktur piramida
terbalik dan struktur
piramida terbalik kubus
3.7.2. Mengidentifika Bentuk/model Peserta didik mampu essay 2 Kita telah Piramida terbalik,
si penulisan mengidentifikasi mengenal karena advertorial
bentuk/model bentuk/model tentang struktur perusahaan merupakan
penulisan penulisan penulisan secara per iklanan yang
umum. Struktur disajikan dengan
penulisan ada menggunakan gaya
tiga jenis, bahasa jurnalistik yang
piramida mana beritanya berita
normal, yang ditampilkan
piramida mendahulukan klimaks
terbalik, dan dan di ikuti oleh bagian
piramida yang kurang penting
terbalik kubus. sampai yang tidak
Jelaskan struktur penting.
penulisan apa
yang cocok
digunakan untuk
mengirimkan
advertorial
perusahaan ke
media cetak?
3.7.3. Menguraikan Bahasa Peserta didik mampu essay 3 Slah satu cara Dibawah inni adalah
bahas komunikasi menguraikan bahasa agar terhindar cirri kaliamat
komunikasi komunikasi dari penggunaan sedrhana yang bisa
penulisan kalimat yang digunakan dalm
panjang adalah bahasa tulisan;
sedapat 1. Pilihlah kata yang
mungkin umum,
menggunakan dibandingkan kata
kata atau istilah yang masih harus
tertentu yang dicari artinya .
mewakili 2. Pilihlah kata yang
kallimat panjang nyata dibandingkan
yang justru akan dengan kata yang
menghambat abstract atau ambiu
sampainya 3. Pilhlah kata yang
pesan kepada tunggal
komunkan. dibandingkan
Jelaskan ciri dengan kata yang
kalimat panjang.
sederhana yang 4. Pilihlah kata dalam
bisa digunakan bahasa sendiri
dalam bahasa dibandingka dengan
komunikasi agar kata dari bahasa
pesan yang di asing
tulis mudah di
pahami oleh
komunikan!
3.7.4. Mengemukaka Pedoman Peserta didik mampu essay 4 Humas adalah 1. Wartawan
n pedoman pemakaian mengemukakan profesi hendaknya secara
pemakaian bahasa dalam pedoman pemakaian tersendiri yang konsekuen
bahasa dalam pers bahasa dalam pers berbeda melaksanakan
pers denganprofesi Pedoman Ejaan
lainnya, namun Bahasa Indonesia
tidak bisa yang
dipungkiri disempurnakan. Hal
bahwa ilmu ini juga harus
tentang diperhatikan oleh
hubungan para
masyarakat pun korektor,karena
juga kesalahan paling
memerlukan menonjol dalam
ilmu dari profesi penerbitan pers saat
lain. Salah ini ialah kesalahan
satunya adaklah ejaan
ilmu jurnalistik.
Apa sajakah 2. Wartawan
yang bisa di hendaknya
alikasikan oleh membatasi diri
humas dari dalam singkatan
pedoman atau akromin. Kalau
penulisan pun harus menulis
wartawan? akromin maka satu
kali dia harus
menjelaskan dalam
tanda kurung,
kepanjangan dari
akromin tersebut,
agar tulisannya
dapat dipahami oleh
khalayak ramai.
3. Wartawan
hendaknya jangan
menghilangkan
imbuhan, awalan,
atau prefix.
Pemengggalan
awalan me-dapat
dilakukan dalam
kepala berita
mengingat
keterbatasan
ruangan. Akan
tetapi, pemenggalan
jangan sampai
dipukulratakan
sehingga merembet
pula ke tubuh berita.
4. Wartawan
hendaknya menulis
dengan kalimat-
kalimat pendek.
Pengutaraan
kalimatnya harus
logis, teratur,
lengkap dengan kata
pokok, sebutan, dan
kata tujuan
(subjekk, prediket,
objek). Menulis
dengan induk
kalimat dan anak
kalimat yang
mengandung
banyak kata sudah
membuat kalimat
tidak dapat
dipahami. Prinsip
yang harus
dipegang adalah
“satu gagasan atau
satu ide dalam satu
kalimat”.
5. Wartawan
hendaknya
menjauhkan diri
dari ungkapan klise
dan stereotype yang
sering dipakai
dalam transisi
berita, seperti kata
“sementara itu”
,”dalam rangka”
,”selanjutnya” dan
lain lain. Dengan
demikian dia
menghilangkan
monotomi (keadaan
atau bunyi yang
selalu sama) dan
sekaligus dia
menerapkan
ekonomi kata atau
penghematan dalam
bahasa sekaligus.
6. Wartawan
hendaknya
menghilangkan kata
mubazir seperti
“adalah”
,”telah”(petunjuk
waktu lampau),
“untuk”(sebagai
terjemahan kata to
dalam bahasa
inggris),
“dari”(sebagai
terjemahan of dalam
hubungan milik,
“bahwa”(sebagai
kata sambung) dan
bentuk jamak yang
tidak perlu diulang.
7. Wartawan
hendaknya
mendisiplinkan
pikirannya supaya
jangan campur aduk
dalam satu kalimat
pasif (di) dengan
bentuk aktif (me) ,
sebab kalimat aktif
terasa lebih hidup
dan aktif
dibandingkan
dengan kalimat
pasif
8. Wartawan
hendaknya
menghindari kata-
kata asing dan
istilah yang terlalu
teknis ilmiah dalam
sebuah berita.
Kalaupun terpaksa
menggunakannya,
maka satu kali harus
dijelaskan
pengertian atau
maksudnya.
9. Wartawan
hendaknya sedapat
mungkin menaati
kaidah tata bahasa
10. Wartawan
hendaknya
mengingat bahwa
bahasa jurnalistik
adalah bahasa yang
komunikasi dan
sifatnya spesifik.
Karangan yang baik
dinilai dari bobot
isi, bahasa, dan
teknik
persembahannya
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN KETERAMPILAN
KISI-KISI SOAL
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
Kompetensi Materi Pembelajaran Indikator Soal Bentuk Soal Butir Soal
(KD)
(IPK)
4.7. Menyusun pesan 4.7.1. Melakukan pengelolaan Struktur umum Peserta didik mampu
bidang bahan-bahan komunikasi tulisan melakukan
kehumasan penyusunan pesan pengelolaan Tugas Terlampir
sesuai dengan tuntutan penyusunan pesan proyek
kerja sesuai dengan
tuntutan kerja
4.7.2. Menyusun pesan Struktur umum Peserta didik mampu
bidang kehumasan komunikasi tulisan menyusun pesan
Tugas
sesuai dengan kaidah bidang kehumasan terlampir
proyek
penyusunan sesuai dengan kaidah
yang berlaku
Butir Soal
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang!
2. Pelajarilah kembali mengenai struktur penulisan pesan
3. Siapkan lah segala bahan yang diperlukan untuk menyusun pesa bidang kehumasasn sesuai dengan kaidah penyusunan yaitu:
Artikel yang berisi tentang kegiatan kehumasan
Kertas HVS : 7 lembar
Spidol : 1buah
Pulpen : 1 buah
4. Praktikkanlah menyusun pesan bidang kehumasan menggunakan struktur piramida terbalik!
5. Setelah selesai praktik akan diperoleh hasil proyek berupa 1 buah pesan bidang kehumasan dengan jenis struktur piramida
terbalik
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
Pedoman Penilaian:
Nilai = Jumlah yang diperoleh x 100
Skor Maksimum