Anda di halaman 1dari 5

Nama: Hanifah Septiani Putri

NPM: 20622012

1. Berikut adalah kerangka karangan dari artikel “ SDM Jadi Tantangan Terbesar
Pengembangan Pariwisata di Indonesia”
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengembangan Pariwisata di Indonesia
B. Masalah yang diangkat: SDM sebagai tantangan terbesar pengembangan
pariwisata di Indonesia
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian SDM dalam industri pariwisata
B. Faktor - faktor yang mempengaruhi tantangan SDM dalam industri pariwisata
1. Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas
2. Keterbatasan akses pendidikan dan pelatihan bagi SDM pariwisata
3. Permasalahan remunerasi dan kondisi kerja
C. Dampak negatif tantangan SDM bagi pengembangan pariwisata di Indonesia
1. Menurunnya kualitas layanan pariwisata
2. Kemunculan praktik-praktik negatif dalam industri pariwisata
3. Terhambatnya target pembangunan pariwisata di Indonesia
III. SOLUSI
A. Perlunya dukungan pemerintah dan industri pariwisata
B. Upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia pariwisata
1. Penyediaan pendidikan dan pelatihan berkualitas
2. Perlunya adanya sistem remunerasi yang adil
3. Perlunya peningkatan kondisi kerja bagi SDM pariwisata
C. Dampak positif solusi bagi pengembangan pariwisata di Indonesia
1. Meningkatnya kualitas layanan pariwisata
2. Teratasinya praktik-praktik negatif dalam industri pariwisata
3. Tercapainya target pembangunan pariwisata di Indonesia
IV. PENUTUP
A. Ringkasan isi artikel
B. Kesimpulan dan rekomendasi untuk pengembangan pariwisata di Indonesia

2. Inflasi Indonesia Tidak Terkendali


Seperti halnya yang terjadi pada negara-negara berkembang pada umumnya,
fenomena inflasi di Indonesia masih menjadi satu dari berbagai “penyakit” ekonomi
makro yang meresahkan pemerintah terlebih bagi masyarakat. Memang, menjelang akhir
pemerintahan Orde Baru (sebelum krisis moneter) angka inflasi tahunan dapat ditekan
sampai pada single digit, tetapi secara umum masih mengandung kerawanan jika dilihat
dari seberapa besar prosentase kelompok masyarakat golongan miskin yang menderita
akibat inflasi. Lebih-lebih setelah semakin berlanjutnya krisis moneter yang kemudian
diikuti oleh krisis ekonomi, yang menjadi salah satu dari penyebab jatuhnya
pemerintahan Orde Baru, angka inflasi cenderung meningkat pesat (mencapai lebih dari
75 % pada tahun 1998), dan diperparah dengan semakin besarnya presentase golongan
masyarakat miskin. Sehingga bisa dikatakan, bahwa meskipun angka inflasi di Indonesia
termasuk dalam katagori tinggi, tetapi dengan meninjau presentase golongan masyarakat
ekonomi bawah yang menderita akibat inflasi cukup besar, maka sebenarnya dapat
dikatakan bahwa inflasi di Indonesia telah masuk dalam stadium awal dari hyperinflation.
Inflasi adalah kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus
dalam jangka waktu tertentu. Inflasi mengacu pada tingkat rata-rata kenaikan harga-harga
barang dan jasa dalam suatu ekonomi dan biasanya diukur dengan indeks harga
konsumen (CPI) atau producer price index (PPI). Inflasi tidak terkendali merupakan
situasi di mana harga-harga barang dan jasa naik secara terus-menerus dan tidak dapat
dikendalikan oleh pemerintah maupun Bank Sentral. Inflasi tidak terkendali dapat berasal
dari berbegai faktor, seperti :
1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi seringkali diikuti oleh kenaikan harga-harga
barang dan jasa, yang dapat menyebabkan inflasi yang tidak terkendali.
2. Kebijakan moneter yang tidak tepat
Bank Sentral yang terlalu longgar dalam membiarkan tingkat suku bunga turun dapat
memicu inflasi yang tidak terkendali.
3. Kemiskinan dan ketimpangan ekonomi
Kemiskinan dan ketimpangan ekonomi yang memburuk dapat memicu inflasi karena
permintaan atas barang dan jasa meningkat, sementara pasokan tidak dapat mengikuti
permintaan.
4. Peningkatan harga bahan baku
Peningkatan harga bahan baku seperti minyak dan logam, dapat memicu inflasi yang
tidak terkendali karena harga-harga barang dan jasa turut meningkat.
5. Kemacetan politik dan perang
Kemacetan politik dan perang dapat mempengaruhi pasokan dan permintaan barang
dan jasa, sehingga memicu inflasi yang tidak terkendali.

Kombinasi dari beberapa atau bahkan semua faktor ini bisa memperburuk situasi inflasi
dan membutuhkan tindakan segera dari pemerintah dan Bank Sentral untuk
mengatasinya. Adapun beberapa dampak negatif dari terjadinya inflasi yang tidak
terkendali antara lain:

1. Menurunkan daya beli masyarakat


Inflasi menyebabkan harga-harga barang dan jasa naik, sehingga daya beli
masyarakat menurun.
2. Memperburuk ketimpangan ekonomi
Inflasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan nilai mata uang melemah, membuat
barang-barang impor lebih mahal dan ekspor lebih murah.
3. Merusak nilai mata uang
Inflasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan nilai mata uang melemah, membuat
barang-barang impor lebih mahal dan barang eskpor lebih murah.
4. Menurunkan minat investasi
Inflasi menyebabkan tingkat suku bunga naik, sehingga membuat investasi menjadi
kurang atraktif dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
5. Meningkatkan tingkat kemiskinan
Inflasi menyebabkan harga-harga barang pokok naik, sehingga membuat kemiskinan
semakin memburuk.

Inflasi yang tidak terkendali bisa menyebar dan mempengaruhi seluruh aspek
perekonomian, sehingga perlu dikendalikan dengan baik agar dampak negatifnya dapat
diminimalisir. Beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi inflasi yang tidak
terkendali antara lain:

a. Kebijakan moneter yang ketat


Bank Sentral dapat menaikkan tingkat suku bunga untuk memperlambat pertumbuhan
ekonomi dan membatasi inflasi.
b. Kebijakan fiskal yang ketat
Pemerintah dapat memotong belanja dan menaikkan pajak untuk memperlambat
pertumbuhan ekonomi dan membatasi inflasi.
c. Stabilisasi harga bahan baku
Pemerintah dapat melakukan berbagai upaya untuk stabilisasi harga bahan baku,
seperti mengurangi dependensi pada sumber daya alam dan memperkuat industri
lokal.
d. Diversifikasi ekonomi
Pemerintah dapat mempromosikan diversifikasi ekonomi untuk memperkuat sektor-
sektor lain selain sektor sumber daya alam.
e. Peningkatan efisiensi pasokan
Pemerintah dapat bekerja sama dengan industri untuk meningkatkan efisiensi pasokan
dan memperkuat kapasitas produksi untuk mengatasi inflasi.
Solusi-solusi di atas bisa dilakukan bersama-sama oleh pemerintah, Bank Sentral, dan
industri untuk mengatasi inflasi yang tidak terkendali dan memperkuat perekonomian
secara keseluruhan. Jika dilihat dari dampak positif inflasi yang tidak terkendali,
sebenarnya sangat jarang terjadi, dan kebanyakan merupakan dampak negatif yang
mempengaruhi perekonomian dan masyarakat. Beberapa dampak positif yang bisa terjadi
adalah:
1) Pertumbuhan ekonomi
Dalam jangka pendek, inflasi yang tidak terkendali bisa mempercepat pertumbuhan
ekonomi karena membuat investasi dan konsumsi lebih tinggi.
2) Pengurangan utang luar negeri
Inflasi yang tidak terkendali bisa mengurangi nilai utang luar negeri karena
memperlemah nilai mata uang.
Namun, dampak-dampak positif ini sangat tidak signifikan dan tidak sebanding
dengan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh inflasi yang tidak terkendali.

Inflasi yang tidak terkendali bisa memiliki dampak negatif yang signifikan bagi
perekonomian dan masyarakat. Inflasi yang tidak terkendali dapat mengurangi daya beli
masyarakat, memperlemah nilai mata uang, meningkatkan biaya produksi, dan
menimbulkan ketidakstabilan ekonomi. Oleh karena itu, inflasi harus dikendalikan dan
dibatasi agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian dan masyarakat.
Solusi untuk mengatasi inflasi yang tidak terkendali antara lain melalui kebijakan
moneter dan fiskal yang ketat, stabilisasi harga bahan baku, diversifikasi ekonomi, dan
peningkatan efisiensi pasokan.

Anda mungkin juga menyukai