Latar Belakang
Makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyarakat,
perusahaan, dan pasar. Suatu negara dipandang berhasil atau tidak dalam
memecahkan permasalahan ekonomi negaranya sendiri dapat dilihat dari ekonomi
makro dan mikro negara tersebut. Ekonomi makro membahas ekonomi nasional
secara keseluruhan. Ekonomi mikro lebih merujuk kepada bagian-bagian kecil dari
keseluruhan
kegiatan
perekonomian.
Namun
terkadang,
ada
hal-hal
yang
neraca
perdagangan
dan
pembayaran
internasional
menjadi
PEMBAHASAN
1. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Dalam kamus ilmiah populer, kata Miskin mengandung arti tidak berharta
(harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan). Adapun kata fakir diartikan sebagai
orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa
kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di
mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara
pekerja dan upah yang diperoleh.
Kemiskinan dapat juga dikatakan sebagai suatu standar tingkat hidup yang
rendah yaitu adanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak
pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan kehidupan moral, dan rasa harga
diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.
Analisis :
Badan Pusat Statistik memaparkan hasil temuannya yang menyebut per Maret
2015, angka kemiskinan naik sekitar sepuluh persen dari 27,73 juta pada tahun 2014
menjadi 28,95 juta jiwa baik di perkotaan maupun di pedesaan. Dari hasil survei
tersebut, penambahan jumlah penduduk miskin lebih banyak berada di pedesaan,
yaitu bertambah 57 ribu orang menjadi 17,94 juta orang. Sedangkan jumlah
penduduk miskin di perkotaan naik 29 ribu orang menjadi 10,65 juta orang. Secara
lebih detail, menurut BPS, ada beberapa faktor penyebab bertambahnya jumlah dan
persentase orang miskin selama periode September 2014-Maret 2015. Pertama, laju
inflasi selama kurun enam bulan tersebut sebesar 4,03 persen. Kedua, rata-rata harga
beras secara nasional meningkat 14,48 persen menjadi Rp 13.089 per kilogram.
Ketiga, harga eceran beberapa komoditas bahan pokok selain beras mengalami
kenaikan. Di sisi lain, rata-rata upah buruh tani per hari pada Maret 2015 turun 1,34
persen dibandingkan bulan September 2014 menjadi Rp 38.522. Selain itu, tingkat
inflasi pedesaan pada periode September 2014-Maret 2015 sebesar 4,4 persen.
2011
2012
2013
2014
IHK
IHK
IHK
IHK
IHK
118,
126,
130,
136,
110,9
secara
dan berlebihan
akan mengancam
kelangsungan
proses
Infla karena
Infla
Infla
Infla
Bulan drastic Infla
si
si
si
si
penyehatan perbankan
dan program
restrukturisasi
perusahaan.
Januari
0,84
0,89
0,76
01
29
9
88
Tabel Inflasi
Indonesia
Tahun
2010-2015
118,
126,
130,
137,
Februari
0,3
0,13
0,05
36
46
96
91
118,
126,
131,
138,
Maret
-0,14 2015 -0,32
0,07
19
05
05
78
118,
125,
131,
138,
IHK
Inflasi
April
0,15
-0,31
0,21
37
66
32
64
118,
125,
131,
138,
Mei
0,29
0,12
0,07
71
81
41
6
119,
126,
132,
140,
Juni
0,97
0,55
0,62
86
5
23
03
121,
127,
133,
144,
Juli
1,57
0,67
0,7
74
35
16
63
122,
128,
134,
146,
Agustus
0,76
0,93
0,95
67
54
43
25
Septem 123,
128,
134,
145,
0,44
0,27
0,01
ber
21
89
45
74
123,
128,
134,
145,
Oktober
0,06
-0,12
0,16
29
74
67
87
Novemb 124,
129,
134,
146,
0,6
0,34
0,07
er
03
18
76
04
Desemb 125,
129,
135,
146,
0,92
0,57
0,54
er
17
91
49
84
Bulan
Januari
Februari
Maret
118,71
118,28
118,48
-0,24
-0,36
0,17
April
118,91
0,36
Mei
119,50
0,50
Juni
120,14
0,54
Juli
121,26
0,93
Agustus
121,73
0,39
September
121,67
-0,05
Oktober
121,57
-0,08
November
121,82
0,21
1,03
0,75
0,63
-0,1
-0,03
1,03
3,29
1,12
-0,35
0,09
0,12
92)
111,2
8
111,3
7
111,3
5
111,5
3
112,0
1
113,0
5
113,5
8
113,8
9
114,4
2
116,1
4
0,55 119
si
1,07
0,26
0,08
-0,02
0,16
0,43
0,93
0,47
0,27
0,47
1,5
2,46
Desember
Tingkat Inflasi
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik)
2,37
Analisis :
Dengan melihat table Inflasi nasional diatas, menunjukan data Inflasi dan
Indeks Harga Konsumen dari tahun 2010-2014. Pada rentang waktu 2010 sampai
dengan 2014 kita lihat Inflasi tahunan paling besar terjadi di tahun 2013 sebesar
8,38%. Mengutip data BPS, inflasi ini tercatat yang paling tinggi sejak 5 tahun
terakhir. Di 2008, inflasi mencapai 11,06% karena dampak krisis ekonomi global.
Laju inflasi keseluruhan tahun 2013 relatif tinggi, dibandingkan asumsi dalam
APBN-Perubahan sebesar 7,2 persen dan laju inflasi 2012 yang hanya tercatat 4,3
persen. Meningkatnya tingkat inflasi tahun 2013 menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS), Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi salah satu komoditas penyumbang
terbesar laju inflasi nasional 2013 sebesar 8,38 persen. Naiknya harga BBM pada
pertengahan tahun 2013 menjadi salah satu penyebab merosotnya tingkat inflasi di
Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 2014, BPS mencatat tingkat inflasi mengalami
penurunan dibandingkan pada tahun 2013 meskipun sama-sama tinggi yaitu sebesar
8,36 %. Secara keseluruhan, tingkat inflasi nasional tahun 2014 dipengaruhi oleh
tingginya laju inflasi pada Desember 2014 yang tercatat mencapai 2,46 persen, karena
terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi pada November lalu.
Sementara itu pada tahun 2015, tingkat Inflasi Nasional sangat drastis turun
hingga mencapai 2,37 % meskipun bulan Desember belum usai. Menurut Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, penurunan inflasi
hingga November 2015 yang secara tahunan 4,89 persen didorong kebijakan
stabilisasi harga pangan dan harga barang yang diatur pemerintah di tengah ancaman
musim kekeringan El Nino sepanjang 2015. Namun Darmin juga tidak menampik
bahwa terkendalinya inflasi turut disebabkan belum pulihnya daya beli masyarakat
akibat perlambatan ekonomi.
4. Masalah Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
yang
menyebabkan
menurunnya
tingkat
kemakmuran
dan
yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
Perdagangan internasional terjadi karena kebutuhan dan kemampuan setiap negara
dalam menghasilkan barang dan jasa berbeda-beda. Perdagangan internasional juga
muncul karena sebuah negara ingin melakukan ekspansi terhadap produk atau jasa
yang dihasilkan di dalam negeri. Dengan adanya perdagangan internasional turut
mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran
perusahaan multinasional.
Beberapa Sebab Melakukan Perdagangan Internasional
1.
2.
3.
4.
5.
N
O
II
III
IV
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014
EXPORT
IMPORT
TOTAL
TREND(%)
2010-2014
Jan-Oct*
2014
2015
CHANGE(%)
2015/2014
147.998, 127.217,
9
7
-14,04
-38,97
1,59
122.183, 111.462,
5
3
-8,77
6,14
149.702, 119.054,
7
7
-20,47
-42,16
4,82
113.105,
97.886,0
3
-13,46
3,53
297.701, 246.272,
6
4
-17,28
-40,84
3,09
235.288, 209.348,
8
3
-11,02
BALANCE
0,00 -1.703,8
626,9
775,5 -5.586,9
21.488,9 25.285,5
3.917,7
1,14
8.163,0
579,11
12.633,3 13.128,0
0,00
-5.413,3
10.782,0
49,79
8.556,4 11.241,7
-21,17
9.078,2 13.576,3
49,55
Analisis :
Berdasarkan data eksport dan import baik migas maupun non migas diatas,
dapat kita lihat bahwa Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahunnya.
Pertama untuk eksport, pada tahun 2011 Indonesia mengalami peningkatan eksport
yang sangat drastis dari tahun 2010 yaitu sebesar 203.496 Milyar USD. Namun
tahun-tahun setelahnya, eksport Indonesia terus mengalami penurunan tiap tahunnya.
Kondisi penurunan ini, menyebabkan neraca perdagangan Indonesia mengalami
defisit. Hal itu dapat terlihat, bahwa hanya tahun 2010 dan 2011 saja Indonesia tidak
mengalami defesit, dikarenakan nilai eksport lebih tinggi dari pada nilai import.
Namun sejak 2012-2014, nilai eksport Indonesia lebih rendah dibandingkan nilai
import
Untuk sektor import, Indonesia mengalami keadaan impor tertinggi pada
tahun 2012, peningkatan impor ini diakibatkan oleh meningkatnya impor non migas
dan migas. Selain itu, kenaikan impor juga dipengaruhi oleh meningkatnya impor
bahan baku dan barang modal. Laju pertumbuhan impor yang lebih tinggi
dibandingkan komponen ekspor menyebabkan Indonesia masih mengalami defisit
neraca perdagangan. Namun pada tahun 2013 dan 2014, Indonesia dapat menurunkan
sektor import sebesar 51.351 juta USD pada tahun 2013 dan sebesar 8.450 juta USD
pada tahun 2014 dari 2013.
KESIMPULAN
5 Hal Pokok Dalam Permasalahan Makro Ekonomi :
Masalah Kemiskinan
Kemiskinan di Indonesia kian hari makin terus bertambah. Tigginya harga
berbagia komoditas akhir-akhir ini banyak berpengaruh terhadap angka kemiskinan
9
Masalah Inflasi
Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan
masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi.
Berdasarkan data BPS pada rentang waktu 2010 sampai dengan 2014 kita lihat Inflasi
tahunan paling besar terjadi di tahun 2013 sebesar 8,38%. Mengutip data BPS, inflasi
ini tercatat yang paling tinggi sejak 5 tahun terakhir. Selanjutnya pada tahun 2014,
BPS mencatat tingkat inflasi mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2013
meskipun sama-sama tinggi yaitu sebesar 8,36 %. Sementara itu pada tahun 2015,
tingkat Inflasi Nasional sangat drastis turun hingga mencapai 2,37 % meskipun bulan
Desember belum usai.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8602324/Masalah_Ekonomi_Makro
https://www.academia.edu/5141261/PERMASALAHAN_EKONOMI_MAKRO
http://www.bi.go.id/
http://www.bps.go.id/
http://www.kompasiana.com/www.hanifa.com/melemahnya-nilai-tukar-rupiahmasalah-atau-rezeki-nomplok_555461cd6523bd3e164af009
Sukirno,Sadono.2011.Makroekonomi Teori Pengantar.Jakarta: PT Raja Graf
indo Persada
12