I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan
B. Nama Kegiatan
C. Landasan Kegiatan
D. Bentuk Kegiatan
1. Penyampaian Materi
2. Studi Kasus
3. Diskusi Bersama
4. Perumusan hasil diskusi
E. Tujuan Kegiatan
F. Sasaran Kegiatan
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Februari 2023
Waktu : 09.00 WIB s.d selesai (Menunggu Konfirmasi)
Tempat : Gedung Medan Creator Space (MCS)
Jl. Iskandar Muda
I. Susunan Panitia
<terlampir>
J. Susunan Acara
<terlampir>
PERILAKU
- Memahami dan menguasai materi serta mampu mengimplementasikannya dalam
kehidupan
- Mampu menunjukkan sikap toleransi antar umat beragama dalam keberagaman
suku bangsa di Indonesia, khususnya di daerah Sumatera Utara
- Memiliki Kemampuan manajemen publik sebagai bekal memasuki sektor publik
KETERAMPILAN UMUM
- Mampu mamahami, merekonstruksi, memodifikasi, menganalisis/berfikir secara
terstruktur terhadap permasalahan pelayanan publik serta mampu
mengkomunikasikannya secara lisan maupun tulisan dengan baik
- Mampu memahami dan menjelaskan teori administrasi publik khususnya teori
kebijakan publik dan teori pelayanan publik dengan bercermin pada
permasalahan pelayanan publik di Indonesia
- Mampu merealisasikan teori-teori tersebut dalam penelitian serta
mengembangkannya sebagai upaya memperkaya khasanah teori yang ada dalam
konteks pelayanan publik
KETERAMPILAN KHUSUS
- Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan
- Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur dalam
mengembangkan softskill dan hardskill setelah selesai mengikuti workshop ini.
Latar Belakang
Budaya berfikir kritis dan inovatif merupakan hal yang penting bagi perkembangan dan
kemajuan suatu bangsa, terutama dalam mengatasi masalah-masalah yang ada. Oleh
karena itu, membangun budaya berfikir kritis dan inovatif dirasa sangat penting untuk
mencetak generasi muda yang memiliki kemampuan berpikir kritis, inovatif, dan
mandiri dalam mengatasi masalah dan memecahkan masalah.
Mahasiswa merupakan salah satu elemen penting dalam membangun budaya berfikir
kritis dan inovatif, karena merekalah bagian dari generasi muda yang memiliki potensi
dan kemampuan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu,
membangun budaya berfikir kritis dan inovatif dalam diri mahasiswa merupakan
langkah penting dalam mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan
masa depan dan memecahkan masalah dengan cara yang kreatif dan inovatif,
terkhususnya dalam permasalahan pelayanan publik.
Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Inovatif: Kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan inovatif dalam diri peserta,
sehingga mereka dapat memahami masalah dan mencari solusi yang tepat dengan
cara yang objektif dan sistematis;
2. Membekali peserta dengan Kemampuan Berfikir Kritis dan Inovatif: Kegiatan ini
bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan berfikir kritis dan
inovatif, sehingga mereka dapat memahami masalah dengan kritis dan mengatasi
tantangan dengan cara yang inovatif;
3. Mendorong Kreativitas dan Inovasi: Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong
kreativitas dan inovasi mahasiswa, sehingga mereka dapat mencari solusi yang
inovatif dan kreatif atas suatu permasalahan.
Sasaran Kegiatan
Adapun yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah mahasiswa-mahasiswi
Universitas Sumatera Utara.
Metode
Konten Metode Sarana Alokasi Waktu
- Pengertian Berfikir Penyampaian - Power Point - Penyampaian
Kritis Materi dan Materi: 20 Menit
Tanya Jawab - Tanya Jawab: 10
- Pengertian Berfikir
Menit
Inovatif
- Membangun
Budaya Berfikir
Kritis dan Inovatif
dalam diri
Mahasiswa
Penutup
Demikianlah TOR ini diperbuat sebagai acuan dalam penyampaian materi “Membangun
Budaya Berfikir Kritis dan Inovatif Dalam Diri Mahasiswa”. Akhir kata, semoga Tuhan
Yang Maha Esa selalu meridhoi dan melindungi segala aktivitas dan kegiatan kita
semua, terimakasih.
Latar Belakang
Berbagai praktik buruk birokrasi, seperti ketidakpastian pelayanan, pungutan liar, dan
pengabaian hak dan martabat warga, masih amat mudah dijumpai di hampir setiap
satuan birokrasi publik. Selain itu, juga sering dilihat dan didengar adanya tindakan dan
prilaku birokrasi publik yang tidak sopan, tidak ramah, diskriminatif, sistem pelayanan
yang belum transparan, berbelit-belit serta tidak menjamin adanya kepastian, baik waktu
maupun biaya. Kondisi ini terjadi dikarenakan kurangnya transparansi dan akuntabilitas
dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Transparansi dan akuntabilitas memiliki
keterkaitan satu sama lain. Transparansi menunjuk pada kebebasan memperoleh
informasi. Akuntabilitas menyangkut pertanggungjawaban kepada publik atas setiap
aktivitas yang dilakukan dan transparansi menyangkut sistem informasi yang
dikembangkan pemerintah sehingga memungkinkan masyarakat dapat mengakses
berbagai informasi mengenai pelayanan publik. Dalam konteks ini, kalau suatu subyek
telah transparan, maka hal itu perlu dipertanggungjawaban dengan baik sehingga
diperoleh suatu kejelasan dan tidak kegaruan.
Transparansi setidaknya memiliki tiga aspek kritis: (1) berkaitan dengan ketersediaan
informasi (availability of information); (2) kejelasan peran dan tanggung jawab di
antara lembaga yang merupakan bagian dari proses-proses yang diperlukan
transparansinya; dan (3) sistem dan kapasitas dibalik produksi itu serta jaminan
informasi yang tersistemik itu. Ketiga aspek kritis ini saling memiliki keterkaitan,
karena ketersediaan sistem informasi saja tidak cukup kalau tidak ada penjelasan
tentang peran dan tanggung jawab masing-masing lembaga yang terlibat dalam berbagai
proses yang berlangsung/terjadi, di mana semua itu harus dijamin berdasarkan sebuah
sistem yang pasti.
Transparansi dan akuntabilitas pemerintah tentu tidak akan pernah terwujud dalam suatu
negara yang totaliter atau otoriter. Sebab dalam negara seperti itu, arah ke mana negara
dikemudikan atau bagaimana kebijakan pemerintah diambil, semua ditentukan sepihak
oleh para elit pengambil kebijakan. Kontrak sosial antara negara (pemerintah) dengan
rakyat, merupakan awal bahkan fondasi dari akuntabilitas dan transparansi. Tentu dalam
pengertian kontrol sosial dalam negara demokratis, dimana negara dengan
pemerintahannya yang ada hadir untuk memberikan pelayanan dan menjamin hak-hak
hidup warganya, yang semuanya bermuara pada penciptaan masyarakat yang sejahtera.
Dengan konsep seperti itu, semua ng dilakukan oleh pemerintah haruslah berdasarkan
apa yang dikehendaki dan harus selalu dikonfirmasikan kepada warga negara, yang
dilakukan dalam prinsip-prinsip transparansi.
Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan Pemahaman Peserta Tentang Keterbukaan Pemerintah;
2. Meningkatkan Kesadaran Peserta Tentang Pentingnya Keterbukaan Pemerintah
dalam Pelayanan Publik;
3. Menjadikan Mahasiswa Sebagai Inisiator dalam Mewujudkan Keterbukaan
Pemerintah dalam rangka mencapai Kepercayaan Publik.
Sasaran Kegiatan
Adapun yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah mahasiswa-mahasiswi
Universitas Sumatera Utara.
Metode
Konten Metode Sarana Alokasi Waktu
- Prinsip Penyampaian - Power Point - Penyampaian
Keterbukaan Materi dan Materi: 20 Menit
Pemerintah (Open Tanya Jawab - Tanya Jawab: 10
Governemt)
Menit
- Unsur-Unsur
dalam Pelayanan
Publik
- Keterbukaan
Pemerintah dalam
Pelayanan Publik
Untuk Meraih
Kepercayaan
Publik
Penutup
Demikianlah TOR ini diperbuat sebagai acuan dalam penyampaian materi
“Keterbukaan Pemerintah dalam Pelayanan Publik”. Akhir kata, semoga Tuhan Yang
Maha Esa selalu meridhoi dan melindungi segala aktivitas dan kegiatan kita semua,
terimakasih.
KEL. 1
KEL. 2
KEL. 3
KEL. 4
KEL. 5
STANDAR PENILAIAN
SANGAT BAIK :4
BAIK :3
CUKUP BAIK :2
KURANG BAIK :1
Tema:
A. Divisi Humas
1. Transportasi anggota Divisi Humas Rp.100.000 Rp. 100.000
2. Konsumsi anggota Divisi Humas Rp.100.000 Rp. 100.000
Rp. 200.000
B. Divisi Konsumsi
3. Nasi Kotak 100 Orang Peserta dan Rp. 15.000/Kotak Rp. 2.250.000
Panitia dan 50 Orang Panitia
4. Nasi Kotak Pembicara 4 orang Rp. 20.000/Kotak Rp. 80.000
5. Coffee Break (Khusus Kopi Dan Teh) Rp. 500.000 Rp. 500.000
6. Kue Kotak untuk 100 Orang Peserta Rp. 10.000/Kotak Rp. 1.500.000
dan 50 Orang Panitia
7. Kue Kotak untuk Pembicara 4 orang Rp. 15.000/Kotak Rp. 60.000
Rp. 4.390.000
C. Divisi Acara
8. Cetak Plakat Akrilik (4 buah) Rp. 125.000/Plakat Rp. 500.000
9. Sertifikat Moderator (2 orang) Rp. 10.000 Rp. 20.000
10. Sertifikat Peserta (50 orang) Rp. 10.000 Rp. 500.000
Rp. 1.020.000
D. Divisi PTT
11. Akomodasi Perjalanan (bensin) Rp. 100.000 Rp. 100.000
12. Biaya tak terduga Divisi PTT Rp. 100.000 Rp. 100.000
Rp. 200.000
E. Divisi PDD
13. Steker (5) Rp. 25.000 Rp. 175.000
14. Spidol Rp. 10.000 Rp. 50.000
15. Buku Notes Pemateri (4 buah) Rp. 15.000 Rp. 75.000
16. Pulpen Pemateri (4 buah) Rp. 7.000 Rp. 35.000
17. Kertas Pleno 1 rim Rp. 250.000 Rp. 250.000
18. Cetak Spanduk
- 5x3 M @ Rp.25.000/M Rp. 25.000/Meter Rp. 375.000
Rp. 960.000
TOTAL Rp. 6.770.000
Catatan:
IV. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat, dengan harapan kegiatan ini dapat terlaksana tanpa
suatu halangan apapun. Kami berharap bantuan dan dukungan dari semua pihak untuk
ikut serta dalam mensukseskan kegiatan ini. Semoga langkah yang kita lakukan di
berkahi dan ridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Lampiran I
Lampiran II
SUSUNAN ACARA
Moderator:
- Ridho Ramadhan (Mahasiswa IAP 2020)
Moderator :
- Alia Dwi Pramesti (Mahasiswa IAP 2020)
14.30 WIB – 15.00 WIB Pembagian Isu Stragetis Kepada Setiap Kelompok
9. yang dibawakan oleh Fasilitator II; Perwakilan Dosen
IAP FISIP-USU
15.00 WIB – 15.30 WIB Sesi Diskusi Interaktif dan Tanya Jawab Terkait Isu
10.
Strategis
15.30 WIB – 16.00 WIB Pembahasan atas Kesimpulan dari Sesi Diskusi
11. Lalu diakhiri dengan pemberian sertifikat kepada
pemateri dan moderator
16.00 WIB – 16.30 WIB Penutupan Acara dan Ucapan Terimakasih kepada
12.
seluruh pemateri