PENELITIAN/RISET KOLABORATIF
KETUA:
ANGGOTA:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat
rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga proposal untuk kegiatan Riset
Kolaboratif ini dapat diajukan.
Proposal penelitian ini berjudul ”Implementasi Case Method dan Project
Based Learning Untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berorientasi
High Order Thinking Skill (Hots) di SMPN 6 Kota Makassar”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur sejauhmana implementasi Case Method dan Project
Based Learning Untuk Pembelajan Pendidikan Kewarganegaraan Berorientasi
High Order Thinking Skill (Hots), mengidentifikasi kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran melalui Case Method dan Project Based Learning
Untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berorientasi High Order
Thinking Skill (HOTS) di SMPN 6 Kota Makassar.
Tim pengusul mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan. Tim pengusul
memahami sepenuhnya bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis menerima saran dan kritik untuk dijadikan sebagai acuan tindak lanjut
penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi ilmu pendidikan.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian/Riset
D. Manfaat Penelitian/Riset
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
BAB III RENCANA PROGRAM DAN METODE PELAKSANAAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Deskripsi Fokus Variabel Penelitian
D. Tahapan/Prosedur Penelitian
E. Prosedur Pengumpulan Data
F. Instrumen Penelitian
G. Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Berpikir kritis dan kreatif merupakan sikap dan kemampuan yang tidak
terpisahkan untuk inovasi yang walaupun bertentangan dengan kepercayaan
populer, dapat dipelajari, diajarkan, dan diimplementasikan di kelas mana pun.
Berpikir kritis dapat melatih peserta didik dalam menganalisis dan
menyelesaikan permasalahan secara mandiri. Cotohnya kritis dalam
menyelesaikan latihan-latihan soal ataupun pemecahan masalah secara mandiri.
Komunikasi dan Kolaborasi adalah keterampilan hidup dasar yang dapat diambil
siswa dari pengalaman sehari-hari mereka di sekolah dan membentuk kemampuan
mereka untuk hidup, terhubung dengan orang lain, dan bekerja dengan baik di
masa depan mereka. "Empat C" (Creativity, Critical Thinking, Communication,
and Collaboration) memperkuat kemampuan pelajar kami untuk menemukan
tempat mereka - secara profesional, pribadi, sosial - di dunia yang berubah dengan
cepat saat ini, sambil mendorong Empat C yang meningkatkan kehidupan lainnya:
rasa ingin tahu, percaya diri, kepedulian, dan kerja sama.
Empat C ini bertujuan untuk membekali para guru dengan pengetahuan
dan kepercayaan diri untuk memasukkan keterampilan yang merangsang cara
berpikir siswa ini ke dalam kurikulum dan lingkungan sekolah mereka.
Pengimplementasian 4C pada pembelajaran, tidak bisa dipisahkan dari peran
seorang guru dalam menggunakan metode dan media yang keratif dalam
penyampaian materi pembelajaran.
Sangat penting untuk memberdayakan siswa melalui perolehan
keterampilan baru untuk memungkinkan tenaga kerja kita saat ini dan masa depan
untuk beradaptasi dengan kondisi baru dan potensi pergeseran karir, mengurangi
pengangguran dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Penelitian
mendukung pentingnya mengajarkan 4C di antara lain, National Education
Association (2015) menunjukkan bahwa “80 persen eksekutif percaya bahwa
menggabungkan 4C akan memastikan bahwa siswa lebih siap untuk memasuki
dunia kerja. Menurut para manajer ini, kemahiran membaca, menulis, dan
berhitung tidak cukup jika karyawan tidak mampu berpikir kritis, memecahkan
masalah, berkolaborasi, atau berkomunikasi secara efektif. Untuk studi lain yang
dilakukan oleh Asosiasi Manajemen Amerika, Survei Keterampilan Kritis AMA
2010, "4C" akan menjadi lebih penting bagi organisasi di masa depan. Tiga dari
empat (75,7 persen) eksekutif yang menanggapi survei AMA mengatakan bahwa
mereka percaya keterampilan dan kompetensi ini akan menjadi lebih penting bagi
4
organisasi mereka dalam tiga hingga lima tahun ke depan, terutama karena
ekonomi membaik dan organisasi ingin tumbuh di pasar global.
“Semakin banyak pemimpin bisnis, politisi, dan pendidik bersatu di sekitar
gagasan bahwa siswa membutuhkan 'keterampilan abad ke-21' untuk menjadi
sukses hari ini (dikutip dalam Oliver, 2016)." Tuntutan yang diberikan kepada
guru adalah untuk menemukan cara untuk memasukkan keterampilan yang
diidentifikasi ini dalam pelajaran mereka sehingga siswa memiliki waktu yang
cukup untuk berlatih dan menguasai keterampilan ini dalam rutinitas sehari-hari
mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi implementasi Case Method dan Project Based
Learning untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berorientasi
High Order Thinking Skill (HOTS) di SMPN 6 Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian/Riset
1. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang implementasi
Case Method dan Project Based Learning untuk Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Berorientasi High Order Thinking Skill (HOTS)
D. Manfaat Penelitian/Riset
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang penerapan model Case Method dan
Project Based Learning untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Berorientasi High Order Thinking Skill (HOTS)
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan model pembelajaran
Case Method dan Project Based Learning untuk Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Berorientasi High Order Thinking Skill (HOTS).
2) Bahan pertimbangan untuk guru dalam menentukan model pembelajaran yang
sesuai minat peserta didik dan mengikuti arus perkembangan zaman.
3) Mampu menambahkan pengetahuan dan memberikan inspirasi tentang
penerapan Case Method dan Project Based Learning untuk Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Berorientasi High Order Thingking Skill (HOTS)
disekolah menengah
8
b. Bagi Peserta didik
1) Memacu peserta didik agar lebih aktif dan termotivasi dalam
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Meningkatnya kualitas pelajaran dengan cara memanfaatkan model Case
Method dan Project Based Learning untuk Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Berorientasi High Order Thinking Skill (HOTS). Memberikan
sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya pendidikan
disekolah.
9
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
pembelajaran kontekstual yang lebih efektif dan retensi jangka panjang. Case
method secara tidak langsung dapat membangun kepercayaan diri seorang siswa
Case method adalah pembelajaran aktif, dimana melibatkan penemuan diri dan
guru berfungsi sebagai fasilitator. Penerapan case method memiliki beberapa fungsi
seperti
1. Membangun kapasitas untuk berpikir kritis.
2. Menggunakan keterampilan mempertanyakan seperti yang dimodelkan
oleh guru dan menggunakan diskusi dan perdebatan.
3. Latihan sudut pandang administratif. Dimana siswa harus
mengembangkan kerangka kerja untuk membuat keputusan.
4. Model lingkungan belajar dalam hal ini menawarkan pertukaran dan
aliran ide dari satu orang ke orang lain dan mencapai kepercayaan, rasa
hormat, dan pengambilan risiko
5. Metode pembelajaran berdasarkan proses pembelajaran induktif dari
pengalaman: Ini sangat berharga dalam mempromosikan pembelajaran
seumur hidup.
6. Mempromosikan pembelajaran kontekstual yang lebih efektif dan retensi
jangka panjang.
7. Meniru dunia nyata, dimana melatih siswa untuk mengambil keputusan.
Keputusan kadang-kadang tidak didasarkan pada nilai-nilai absolut dari
benar dan salah, tetapi pada nilai-nilai relatif dan ketidakpastian.
Dalam penggunaan case method ada beberapa kasus yang dapat diangkat seperti
1. Kasus selesai berdasarkan fakt, berguna untuk tujuan analisis.
2. Kasus terbuka yang belum selesai, di mana hasilnya belum jelas, sehingga
siswa harus memprediksi, membuat saran, dan kesimpulan.
3. Kasus fiksi yang ditulis guru, namun hambatan dalam menulis kasus-kasus
ini sehingga mereka mencerminkan situasi dunia nyata.
4. Dokumen asli, seperti penggunaan artikel berita, laporan, kumpulan data,
etnograf.
Barnes, L. B., Christensen, C. R., & Hansen, A. J. (1994). Teaching and
the case method (3rd ed.). Boston: Harvard Business School Press.
14
dalam memberikan perhatian yang maksimal terhadap cara dan fasilitas belajar
anak di rumah sangat mempengaruhi terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa.
18
BAB III
RENCANA PROGRAM DAN METODE PELAKSANAAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yang ditujukan untuk memahami fenomena sdengan menganalisis
gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata serta
melaporkan pandangan terperinci yang diperoleh dari sumber informasi.
Pendekatan kualitatif menekankan pada pembangunan naratif atas fenomena yang
diteliti.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif. Pendekatan penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan
implementasi case method dan project based learning untuk pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan berorientasi High Order Thinking Skill (HOTS) di
SMPN 6 Kota Makassar.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti akan melakukan suatu
penelitian, penetapan lokasi penelitian merupakan tahapan paling utama dalam
penelitian, karena dengan menetapkan lokasi penelitian maka akan
mempermudah peneliti melakukan penelitian. Adapun lokasi penelitian yang
dipilih oleh peneliti adalah di SMPN 6 Kota Makassar. Alasan peneliti memilih
lokasi tersebut karena SMPN 6 Kota Makassar merupakan salah satu sekolah
yang mengimplementasikan model Case Method dan Project Based Learning
untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berorientasi High Order
Thinking Skill (HOTS).
C. Deskripsi Fokus
Yang menjadi fokus penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
Case Method dan Project Based Learning untuk Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Berorientasi High Order Thinking Skill (HOTS).
19
D. Tahap-Tahap Penelitian
Ada 3 (tiga) tahap dalam penelitian ini yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan dan laporan penelitian.
1. Tahap Perencanaan
Pada dasarnya hasil dari tahap perencanaan ini adalah rancangan
penelitian yang sistematika penulisannya mencakup langkah di atas, penulisan
rancangan penelitian harus :
a. Mencakup kegiatan yang dilakukan
b. Menuruti susunan yang sistematis dan logis
c. Membatasi hal-hal yang tidak diperlukan
d. Memperkirakan hasil yang akan dicapai
2. Tahap Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan ada empat langkah
yang harus dilakukan yaitu :
a. Pengumpulan data
b. Pengelolaan data
c. Analisis data
d. Penafsiran hasil analisis Kegiatan
Selanjutnya adalah melakukan tugas lapangan dalam rangka
mengumpulkan data untuk kemudian diproses. Proses ini meliputi penyuntingan
dan analisis sebagai dasar penulisan laporan dan penarikan kesimpulan.
3. Tahap Penulisan Laporan
Penelitian Penulisan laporan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
penelitian. Tahap ini yaitu membuat laporan mengenai hasil penelitian secara
tertulis. Laporan secara tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat
mengkomunikasikan hasil penelitiannya kepada para pembaca.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari kepala sekolah, guru
dan siswa dengan begitu data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dengan wawancara kepada narasumber untuk memperoleh informasi dan data
yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang menunjang dan mendukung data
primer, yang diperoleh studi kepustakaan yaitu membaca dan mempelajari
bukubuku maupun literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
G. Instrumenn Penelitian
Sesuai teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen
penelitian adalah: (1) Panduan observasi; (2) Pedoman wawancara, dan (3)
Borang dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Chatib, Munif. 2011. Gurunya Manusia. Bandung: Mizan Media Utama.
Daryono,. dkk. 2008. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kewarganegaraan.
Indrawan, Irjus., dkk. 2020. Guru Profesional. Klaten: Lakeisha.
Mainmunawati, Siti., & Muhammad Arif. 2020. Peran Guru, Orang Tua, Metode
dan Media Pembelajaran: Strategi K.B.M di Masa Pandemic Covid-
19. Serang: 3M Media Karya Serang.
Mamik. 2014. Metodologi Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama Publisher.
Samsuri. 2011. Kebijakan Pendidikan Kewarganegaraan Era Reformasi
Indonesia: Cakrawala Pendidikan.
Ridwan A.S. 2019. pembelajaran berbasis HOTS (higher order thinking skills).
Tangerang: Tira smart anggota IKAPI
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keenam Belas. Bandung:
Alfabeta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Afabeta. Suryana, Asep. (2007). Tahap-tahap Penelitian Kualitatif Mata
Kuliah Analisis Data
Kualitatif. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Samsuri. 2011. Kebijakan Pendidikan Kewarganegaraan Era Reformasi
Indonesia: Cakrawala Pendidikan.