Anda di halaman 1dari 10

MOAMMAD ISKANDAR

3. Al-Ittihadivatul Islamiyyah (AIT)

Apabila di Garat rerdapat sekelompok knat kiai dan ulama


vang menvambut gerakan kaw taydid, maka di afdeling Suka-
bumi terjadi schaliknya. Fatwa dan seruan para pembaru atau
reformis mendapat reaksi kuat dan para kiai dan ulama tradi-
sional. Sangeahan-sanggahan kuat terutama datang dan Haji
Ahmad Sanus dan para pengikutnya, antara lain Kia Haji
Svafe’t dan pesantren Pangkalan, Cicurug; Kiai Haji Muham-
mad Nahrowi dan pesantren Cantavan, Cibadak; Mua’alim
Mh. Sanusi dan Cantayan, Kiai Haji Muhammad Basvuni dari
pesantren Nvomplong, Sukabumi, Kiai Haji Muhammad
Suja't dan Kia Haji M. Badruddin dari pesantren Kadudampit,
Cisaat.”

Jika Persis mempunyai A. Hassan yang demikian menonijol


jika dibandingkan dengan yang lainnya, maka AIl mempunyai
Haji Ahmad Sanusi. Sejak kembali dari Mekah tahun 1915,
keagresifannya sudah tampak, antara lain melalui kritkkannya
terhadap beberapa prakiek keagamaan. Misalnya: dalam masa-
lah slametan dan penyelenggaraan gakar dan fitrab, serta masalah
abdaka maulara dalam khotbah Jumat.” Walaupun ia dan ke-

93. Surat Adviseur voor InlZaken tgl. 25 Juli 1929 No. 1103, spat; A)
Hidajatoel Islamygjah No. 5. Juli 1931, him. 1; Almizuan No. 1, Maret 1932.

94. Laporan Wedana dan Asisten Wedana Sukabumu tgl. 10 Oktober 1927;
Surat Officier van Juste tgl. 22 Oktober 1927 dan Surat Residen Pn-
angan Barat tgl 15 Desember 1927, No. 50/E Sangat Rahasta, salinan-
nya dalam Mailr. Geheim No. 679x/28, ARAL.

~ 176 =

Dipindai dengan CamScanner

Dipindai dengan CamScanner


GUGATAN DAN REFORMASI

mudian para pengikutnya boleh dikatakan tidak menyukai tare-


kat, namun dalam banyak hal praktek keagamaannya mempu-
nyai kesamaan seperti umumnya orang NU. Mereka juga me-
nyelenggarakan tahlilan atau membaca manaksban. Oleh ka-
renanya di Sukabumi sendin, kelompok ini seolah-olah men-
dapat lawan dar dua arah. Pertama dan kalangan tradisional
sendin, terutama dan pihak menak kaum dan menak paseban, ter-
masuk di dalamnya perkumpulan tarekat. Kedua, datang dan
para mujaddid, khususnya kelompok MASC dan Persis. Hal inilah
vang kemudian mendorong mercka mendirikan satu perkum-
pulan sosial keagamaan yang dibed nama AllIttihadsyatul Is-
lamsyyah (AI). Salah satu eks-tokoh SI Prnangan yang ikut ber-
gabung ke dalam organisasi ini adalah A.H. Wignyadisastra.
Dar buku Anggaran Rumah Tangga All, diketahui bahwa
pada tahun 1931 organisasi ini tclah berdid. Bahkan pada tang-
gal 21-22 November telah mengadakan rapat pemilihan pim-
pinan pusat, di mana terpilih sebagai ketua adalah Haji Ahmad
Sanusi dan A.H. Wignyadisastra sebagai wakilnya.” Secara res-
mi organisasi ini merupakan organisasi sosial yang berlandas-
kan keagamaan. Seperti juga Muhammadiyah dan Persis, atau
Perserikatan Ulama, All juga mendirikan dan mengelola seko-
lah, rumah sakit, yayasan anak yatim-piatu, koperasi, toko dan
baetulmaal™ Sampai dengan tahun 1940, organisasi ini telah

95. Huirhoudekjk Reglement Al Inthadijatoel Islamiziah (A.1.1.) Dyjakarta (Batavia


©). Buitenzorg: Ichtjaar, him. 8.
96. Voorbpige Statuten dari N.V. Toko Sinar Tjahja di Sukabumi Sukabumi:

Dipindai dengan CamScanner

Dipindai dengan CamScanner


MOHAMMAD ISKANDAR

mendirikan 69 sckolah yang terscbar, terutama di bagian Bara

Keresidenan Priangan dan Bogor.”


Di samping itu All juga menerbitkan buku-buku pelajaran

agama dan majalah yang berfungsi scbagai jembatan perhy.

bungan antara mercka dengan masyarakat. Majalah yang mere.

ka terbitkan vaiwu: ~1/-Hidajatoel Islamijgah, AAlmizaan, Addah/

dan .-1ttablighatoel Islami. Melalui media itu antara lain mercka


menjawab masalah-masalah yang dipertanyakan masyaraka
kepada mercka, udak saja masalah praktek keagamaan, me-
lainkan juga masalah sosial ekonomi. Misalnya pada tahun
1933 mereka terlibat dalam perjuangan menuntut perbaikan
masalah pembatasan serta harga teh yang meresahkan petani
teh, khususnya di Kabupaten Sukabumi. juga mereka meng-
adakan aksi sosial yang berkaitan dengan koperasi lumbung
desa.”

Sampai dengan tahun 1935, AIl mempunyai 24 cabang


vang tersebar mulai dar Batavia Centrum, Meester Cornelis,
Bogor sampai dengan Tasikmalaya.” Namun umumnya ca-
bangnya itu paling banyak terdapat di wilayah Kabupaten Su-

tanpa tahun; Perbingjangan No. 5, tgl. 7 Agustus 1936; Surat Gubernur


Jawa Barat kepada Gubernur Jenderal tgl. 23 Juni 1938, No. G 5 1/4/
23, salinan dalam Mailr. Geheim No. 248 geh/39, IRA.

97. Attablghatoel Islami No. 9, September 1940, him. 7.

98. Surat Rahasia Adviseur voor Inl. Zaken tgl 5 Februan 1934, No. 209/
K-VIII Rahasia, him 8, salinan dalam Mailz. Geheim No. 801 geh/.AR-L

99. Laporan rahasia Mantr Polisi PID tgl 20 Agustus 1935, No. Nota/
Rahasia, salinan dalam Mailr. Geheim No. 953 geh/37, ARAL

~ Jif ~
Dipindai dengan CamScanner

Dipindai dengan CamScanner


GUGATAN DAN REFORMASI

kabumi dan Cianjur.'™ Organisasi ini juga mempunyai bagian


wanitanva vang disebut Zarmabiyyah. Kemudian pada tahun
1937 berdir pula bagian pemudanya yang diberi nama Barisan
Islam Indonesia.’

All yang scbenarnya merupakan organisasi sosial, ternyata


kehadirannva membuat khawatir dan curiga pihak pemerintah,
khususnya di wilavah Pangan Baratdan Bogor. Aktivitas para
anggotanya dianggap terlalu banyak terlibat dalam masalah
politis yang mengganggu kewibawaan pemerintah. Dalam su-
ratnya, Gubernur Jawa Barat melaporkan kepada Gubernur
Jendral bahwa ternyata All telah mengadakan kontak dengan
Pasundan, PI (Partai Indonesia—Partindo) dan PNI (Baru).
Banyak anggota All yang tampil sebagai pemimpin-pemimpin
Partndo dan PNI (Baru), terutama di tingkat pedesaan. Seba-
liknva ddak sedikit para fungsionans kedua partai itu yang
bertndak sebagai pengajar-pengajar pada sckolah-sekolah AIL
Keterlibatannya dalam politik terlihat juga dalam tulisan-
tulisan mereka, misalnya: “Indonesia Iboe Kita”, “Islam Da-
lam Politiek International” dan “Kiesman”, yang dimuat dalam
majalah tengah bulanan “Soewara Moeslim”, yang beredar
bulan Juli dan Agustus tahun 1933.'%

100. Arzablighatoe! Islami No. 9, September 1941, him. 4.

101. Anwar Shaleh, Sediarah Perdjoangan Permuda Persatuan Urmat Islam (PPUT)
Bandung 1966, him. 23.

102.Surat Gubernur Jawa Barat kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda

tgl. 27 September 1933 No. G 5 1/6/7. Rahasia, salinan dalam Maile.


Geheim No. 801 geh/34, ARA.

~ 119. =

Dipindai dengan CamScanner

Dipindai dengan CamScanner


MOHAMMAD ISKANDAR

Selanjutnya Gubernur mengatakan bahwa sejak rapat-rapat


PI dan PNI dibatasi, banyak anggota dari kedua partai tersebut
yang masuk menjadi anggota All. Oleh karena itu, kecende-
rungan All terlibat dalam masalah politik semakin besar. Hal
ini sangat berbahaya mengingat pengaruh para kiai yang duduk
dalam organisasi ini, khususnya Haji Ahmad Sanusi cukup be-
sar.'®

Pengawasan pihak pemerintah terhadap aktivitas AIl me-


mang menjadi meningkat. Aktivitas organisasi ini dinilai telah
menimbulkan ketdaktenangan di wilayah Poangan dan Bo-
gor. Sebab, da’wab atau tabligh mereka tidak kalah agresif dan
keras dibandingkan dengan Persis ataupun MASC."™ Teruta-
ma karena dalam dakwah atau tabligh-tablighnya itu, para da’i
atau mubalignya seringkali menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an
yang dinilai membangkitkan semangat persamaan dan kemer-
dekaan, yang secara langsung merongrong kewibawaan peme-
rintah.

Oleh karena itu, reaksi paling keras terhadap kegiatan me-


reka muncul dad organisasi yang terkenal loyal kepada pihak
pemerintah, yaitu Pamitran dan Sarekat Hejo. Seringkali tabligh-
tabligh yang diadakan oleh pihak All dilempari batu, atau para
jemaahnya dicegat dan dipukuli.'® Di Cililin misalnya, tabligh

103.Jéid, him 2.

104. Lihat laporan Bupati Bandung RT. Wiranata Kusuma tgl 27 Juli 1937,
salinan dalam koleksi Kern No. 477, KITLI”.

105.Mengenai masalah ini akan dibicarakan dalam Bab 4.

Dipindai dengan CamScanner

Dipindai dengan CamScanner


GUGATAN DAN REFORMASI

yang diadakan oleh All telah discrang olch pihak Pamitran.


Kemudian rumah beberapa guru agama yang dikenal sebagai
anggota All telah dilempari batu hingga hancur.

Aksi kekerasaan itu imbul akibat perbedaan pendapat da-


lam masalah cara berpakaian wanita muslim, khususnya masa-
lah jilbab. Pihak All menganjurkan agar wanita muslim ber-
jilbab sesuai dengan ajaran Rasulullah. Sementara pihak para
menak (bupat dan pakauman, termasuk kaumn Pamitran) me-
ngatakan cara berpakaian wanita Sunda saat itu sudah cukup
memenuhi syarat.'® Keyakinan para menak ini semakin tegar
karena mendapat dukungan dengan terbitnya satu buku (kitab)
Al Futuhat karya Kiai Haji Ajengan Muhammad Fahruddin
bin Haji Abdurrakhman dari desa Burujul, Singaparna, Tasik-
malaya. Dalam buku ini, penulisnya mencantumkan 22 nama
ajengan terkenal di Kabupaten Tasikmalaya yang diakuinya
sangat mendukung isi kitab tersebut. Salah satu fatwa yang
tertera dalam kitab ini menyebutkan bahwa menggunakan jil-
bab dapat mengakibatkan kufur.

Haji Ahmad Sanusi melihat dampak dari kitab A/-Futubat


itu cukup besar dan meresahkan masyarakat, schingga ia me-
rasa berkewajiban untuk menjawabnya. Apalagi setelah be-
berapa orang ajengan Tasikmalaya yang namanya dicantumkan
dalam kitab A/-Futubat (sckaligus mengatasnamakan ke-22

106.Lihat Surat Residen Bogor tgl. 9 Mei 1936, No. 320/Rahasia, salinan
dalam Mailr. Geheim No. 953 geh/37, ARA. Bandingkan dengan A.
Hassan, Soa/-Djawab, him. 1091.

= IB] =

2 Dipindai dengan CamScanner

Dipindai dengan CamScanner


MOHAMMAD ISKANDAR

Ajengan itu) datang kepadanya untuk mencrangkan bahwr


nama mereka telah dicatut oleh Ajengan Muhammad Fah.
ruddin. Di samping itu mercka menjelaskan pula bagaimana
para wanita, pengikut Ajengan Muhammad Fahruddin ber-
pakaian. Atas dasar keterangan akhirnya Haji Ahmad Sanus;
menulis buku tentang penggunaan jilbab, sckaligus sebagai
jawaban atas kitab .4/-Futuhat. Bukunya itu berjudul: Alka.
Ema | Mughikat Liftiraayati ‘| Futubaat."” Buku ini kemudian
disebarkan oleh pengikut Haji Ahmad Sanusi, terutama oleh
para da’t dan mubaligh AIL

Kecungaan pihak pemerintah terhadap organisasi ini se-


makin besar setelah diterima laporan bahwa Haji Ahmad
Sanusi mempunyai hubungan baik dengan seorang Jepang
Muslim. Kecurigaan itu agak menurun setelah diperoleh bukd
bahwa hubungan itu lebih banyak bersifat ekonomi. Haji Ah-
mad Sanusi menjalin hubungan baik itu dalam rangka meng-
impor barang-barang Jepang yang lebih murah, untuk kebu-
tuhan koperasi yang dikelola AIL'®

Dalam akhir tahun 1930-an, muncul usul agar organisasi


ini dijadikan partai politik. Usul itu mulanya diajukan pada
Kongres All di Bogor tahun 1937 oleh salah seorang pemim-
pin Pasundan cks-Digulis, yaitu Ahmad Nitisumantr.'” Ke-

107.Lihat Alkalimatu ‘| Mujhikat Liftiraayati ‘| Futubaat, Sukabumy, tanpa nhun.

108 Surat Adviseur voor Inl Zaken kepada Gubernur Jenderal tgl. 11 Oktober
1938 No. 1446/K-8, salinan dalam Mailr Geheim No. 248 geh/39, ARAL.

109.Surat Mant Polisi-PID Sukabumy, tgl. 21 Januar 1937 No. 22/Rahasia,


hlm. 3, salinan dalam Mailr. Geheim No. 953 geh/37, ARA.

~ 182 =~

8 Dipindai dengan CamScanner

Dipindai dengan CamScanner


GUGATAN DAN REFORMASI

mudian usul itu berkembang di antara anggota dan simpatisan


All, sehingga akhirnya dibawa ke dalam Kongres All yang
ketiga di Bandung, bulan Desember 1939. Dalam kongres
itu, peran Ahmad Sanusi sangat dominan sewaktu memutus-
kan untuk menolak usulan yang berasal dan Ahmad Nid-
sumantri itu. All tetap menjadi organisasi sosial-keagamaan.
Alasannya penolakan itu antara lain, pertama karena partai
poliak jumlahnya sudah cukup banyak, dan beberapa di anta-
ranva berasaskan Islam. Kedua, karena dalam prakteknya,
hampir semua anggota All akdf dalam partai-partai politik,
seperti dalam Partai Islam Indonesia, Partindo, Gerindo dan
Pasundan, sehingga jika AIl menjadi partai politikk bukannya
menambah kokohnya perjuangan umat Islam, tapi semakin
mengkotak-kotakkan umat Islam. Bahkan bukan hal yang tidak
mungkin justru anggota All pun akan pecah.""

Kemudian pada tahun 1940 dalam kongresnya yang


keempat di Cianjur diusulkan untuk mengindonesiakan nama
AIL" Namun penggantian nama itu baru terlaksana pada

110_Aszabighatoel Islami No. 1, Tahun ke-3, Januan 1940, him 3-4. Jika kita
bandingkan keputusan Ahmad Sanusi itu dengan keputusan Abdur-
rahman Wahid untuk mengembalikan NU ke khitahnya, atau sewaktu
mendinkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada tahun 1998, di sini
terlthat adanya satu kesamaan, yairu udak mau mengkotak-kotakkan
umat Islam. Lihat Hamid Basyaib dan Hamid Abidin (ed.), Mengapa
Partai Islam Kalah?, Jakarta: Alvabet, 1999, him. 23-24; Lihat juga pen-
dapat Kuntowtjoyo “Agama Berdimensi Banyak, Politik Berdimensi
Tunggal”, dalam buku yang sama, hlm. 3-7.

111. Arnablighatoel Islami No. 11-12, 1940, him 15.

=~ 183 =

Dipindai dengan CamScanner

Dipindai dengan CamScanner


MONAMMAD ISKANDAR

awal tahun 1944, ectelah pemenntah pendudukan Jepang


mengaku kembali eecara reemi berdiringa organisa ter.
scbun

Pada masa pendudukan Jepang, secara organisasi kegiatan


All cukup menurun, terutama yang berkaitan dengan isu
polink. Namun sccara pnbadi, masih banyak yang tethbat
dalam pemenntahan. Haji Ahmad Sanusi sempat menduduki
jabatan Wakil Residen Bogor, kemudian menjadi anggota
Badan Penvehdik Usaha-usaha Kemerdckaan Indonesia
(BPUPKI). Raden Mr. Samsoeddin pada awal pendudukan
Jepang diangkat menjadi Ketua Gerakan Tiga A. setelah iu
dia diangkat menjadi Walikota Kotamadya Sukabumi. Di sam-
ping itu beberapa kiainya ikut menjadi anggota Pembela Tanah
Au (PETA), sepera Hap Muhammad Basyuni dan Haji Da-
manhun.

Pada masa perang kemerdekaan (1945-1949), umumaya


anggota All dan pengikutnya mendukung Republik Indone-
sia. Banvak para pengikut All atau PUII yang masuk menjadi
anggota TKR-TNI, atau barisan perjuangan lainnya seperd
Hizbullah. Mereka menolak ajakan Sekarmadji Mandjan

112 Tak lama setehah Jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia, semua
part pobink dibubarkan. Kemudian organisasi sosial keagamaan sepeta
All pun dibubarkan. Menurut Benda, pemerintah Jepang terpaksa
mengakus secara testi All yang kemudian diindonestakan menjach
Persaruan Ummat Islam Indonesia, setelah ada laporan bahwa organisasi

1 menenma tujuan-wjuan Persemakmuran Asia Raya. Lihat, Benda,


spat, catatan No. 10 dan Bab-7,

~ 184 ~

& Dipindai dengan CamScanner

Dipindai dengan CamScanner


GUGATAN DAN REFORMASI

Kartosuwirjo untuk bergabung ke dalam Darul Islam (DI).


A.E. Kawilarang, mantan komandan Brigade II Suryakencana,
mengakui bahwa sikap dan pendirian Haji Ahmad Sanusi dan
para pengikutnya, sangat membantu petjuangan kemerdekaan,
khususnya di wilayah Priangan Barat dan Bogor. Dalam bio-
grafinya dia mengatakan:

Sejak saya di Sukabumi pada tahun 1946, saya merasa kagum oleh
kiai yang terkenal di daerah sana, ialah Kiai Haji Sanusi dan Kiai
Haji Damanhuri. Pengaruh mereka besar sekali. KH. Damanhus,
sebelum Aksi I menjadi salah seorang pemimpin Barisan Sabilillah
bersama Dadi. Saya rasa, karena pengaruh kedua kiai yang baik sekali
itu, maka di seluruh daerah Bogor, Sukabumi dan Cianjur, semua
bekas pasukan Hizbullah dan pasukan Sabilillah selalu membantu
tentara. Tidak satu orang pun dari mereka yang yang jadi anggota
DI. Demikian pula halnya dengan bekas pasukan Hizbullah dari
daerah Leuwiliang di bawah pimpinan Soleh Iskandar. Boleh dikata-
kan, mereka selalu bersatu dengan TNL?

4. Organisasi Keagamaan Lainnya

Di samping perkumpulan yang telah disebutkan di atas,


di Priangan masih terdapat beberapa perkumpulan sosial ke-
agamaan. Ada yang muncul sebagai reaksi terhadap gerakan
tertentu, ada pula yang tidak jelas penyebabnya. Misalnya di
Garut, Jamiatul Muti'in didisikan oleh Nida Mahmud dan Amin-

113.Ramadhan Kartahadimadja, ALE, Kasilsrang untuk Sang Merah Putib,


Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1988, him. 114.

~ 185 ~ |

3 Dipindai dengan CamScanner

Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai