11) “Tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.”(Yoh 16:5-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut: <!>Regenerasi dalam kehidupan apapun, manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan atau flora dan fauna kiranya mutlak atau penting, demi kelangsungan hidup dan tugas pengutusan. Regenerasi berasal dari akar kata bahasa Latin ‘regenerare/regenero’ yang berarti menimbulkan kembali, menghasilkan lagi, memperbaharui, melahirkan kembali. Regenerasi ini hemat saya perlu dihayati dan diusahakan baik bagi pendahulu (orangtua/lansia, dst..) yang harus segera mengundurkan diri maupun yang kemudian (anak-anak, generasi muda dst.) yang akan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh pendahulu. Orangtua, generasi tua atau para pendahulu hendaknya mempersiapkan anak-anak, generasi muda atau para penerus melalui atau dengan aneka wahana pendidikan dan pembinaan agar mereka pada waktunya siap untuk diserahi berbagai tugas dan kewajiban sebagai penerus. Kepada anak-anak, generasi muda atau para penerus hendaknya diberi aneka macam bentuk kesempatan dan kemungkinan untuk tumbuh berkembang sebagai pribadi cerdas beriman. Bagi anak-anak, generasi muda atau para penerus hendaknya siap-sedia untuk diperbaharui. Kunci kesuksesan regenerasi kiranya ada pada orangtua, generasi tua atau para pendahulu: hemat saya pada waktunya ketika sudah usia pension hendaknya segera mengundurkan diri dan memberi kesempatan kepada generasi muda untuk mengambil alih apa-apa yang telah dilakukan dan dijabat oleh generasi tua. Ketika sudah usia pension hendaknya berani meneladan Yesus yang bersabda “Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi”. Setelah mengundurkan diri atau pindah tugas pekerjaan hendaknya tidak campur tangan dalam bentuk apapun terhadap mereka yang menggantikannya. <!>"Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"(Kis 16:28), demikian kata Paulus kepada kepala penjara yang akan bunuh diri, karena pintu penjara dimana Paulus dipenjarakan terbuka lebar dan khawatir Paulus melarikan diri. Memang bagi orang yang dipenjara peristiwa terbukanya penjara secara tiba-tiba pasti memanfaatkan kemungkinan dan kesempatan tersebut untuk melarikan diri. Paulus memanfaatkan kesempatan dan kemungkinan tersebut untuk mewartakan Kabar Baik kepada kepala penjara, dan kepala penjara bersama keluarganya pun bertobat serta minta dibaptis. Kita semua dipanggil untuk meneladan Paulus, yaitu memanfaatkan aneka kesempatan dan kemungkinan untuk mewartakan Kabar Baik atau pertobatan atau pembaharuan hidup entah bagi diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Mayoritas waktu dan tenaga kita kiranya tercurah pada kegiatan belajar atau bekerja, maka di dalam belajar atau bekerja kita dipanggil untuk mengusahakan aneka pembaharuan diri baik dalam.diri kita maupun saudara-saudari kita. Dengan kata lain masing-masing dari kita hendaknya memiliki sikap mental ‘ongoing formation, ongoing education’, belajar dan mengembangkan diri terus menerus sampai mati. Belajar tidak hanya terjadi selama berada di dalam pendidikan formal seperti di sekolah atau perguruan tinggi. Dalam aneka pergaulan dan selama bekerja kita hendaknya juga bersikap mental ‘belajar’. Marilah kita hayati motto pendidikan dalam memasuki millennium ketiga ini : “learning to be, learning to do, learning to learn , learning to live together” Kita semua kiranya tahu bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat, kita berpartiisipasi atau tidak dalam usaha perkembangan ini pasti kena dampak atau akibatnya, maka kiranya hanya dengan sikap mental belajar yang rendah hati kita akan mampu mengikuti aneka perkembangan dan pertumbuhan yang pesat saat ini. “Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.” (Mzm 138:1-3) . Jakarta, 19 Mei 2009