Anda di halaman 1dari 2

“Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi”.

(Kis 16:22-34; Yoh 16:5-


11)   “Tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada
seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi?
Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu,
jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang
kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.Dan
kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan
penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan
kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;
akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.”(Yoh 16:5-11),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini.   Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari
ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut: <!>Regenerasi
dalam kehidupan apapun, manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan atau flora
dan fauna kiranya mutlak atau penting, demi kelangsungan hidup dan tugas
pengutusan. Regenerasi berasal dari akar kata bahasa Latin
‘regenerare/regenero’ yang berarti menimbulkan kembali, menghasilkan lagi,
memperbaharui, melahirkan kembali. Regenerasi ini hemat saya perlu dihayati
dan diusahakan baik bagi pendahulu (orangtua/lansia, dst..) yang harus segera
mengundurkan diri maupun yang kemudian (anak-anak, generasi muda dst.)
yang akan meneruskan  apa yang telah dilakukan oleh pendahulu. Orangtua,
generasi tua atau para pendahulu hendaknya mempersiapkan anak-anak,
generasi muda atau para penerus melalui atau dengan aneka wahana
pendidikan dan pembinaan agar mereka pada waktunya siap untuk diserahi
berbagai tugas dan kewajiban sebagai penerus. Kepada anak-anak, generasi
muda atau  para penerus hendaknya diberi aneka macam bentuk kesempatan
dan kemungkinan untuk tumbuh berkembang sebagai pribadi cerdas beriman.
Bagi anak-anak, generasi muda atau para penerus hendaknya siap-sedia untuk
diperbaharui. Kunci kesuksesan regenerasi kiranya ada pada orangtua, generasi
tua atau para pendahulu: hemat saya pada waktunya ketika sudah usia pension
hendaknya segera mengundurkan diri dan memberi kesempatan kepada 
generasi muda untuk mengambil alih apa-apa yang telah dilakukan dan dijabat
oleh generasi tua. Ketika sudah usia pension hendaknya berani meneladan
Yesus yang bersabda “Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi”. Setelah
mengundurkan diri atau pindah tugas pekerjaan hendaknya tidak campur tangan
dalam bentuk apapun terhadap mereka yang menggantikannya.      <!>"Jangan
celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"(Kis 16:28), demikian
kata Paulus kepada kepala penjara yang akan bunuh diri, karena pintu penjara
dimana Paulus dipenjarakan terbuka lebar dan khawatir Paulus melarikan diri.
Memang bagi orang yang dipenjara peristiwa terbukanya penjara secara tiba-tiba
pasti memanfaatkan kemungkinan dan kesempatan tersebut untuk melarikan
diri. Paulus memanfaatkan kesempatan dan kemungkinan tersebut untuk
mewartakan Kabar Baik kepada kepala penjara, dan kepala penjara bersama
keluarganya pun bertobat serta minta dibaptis. Kita semua dipanggil untuk
meneladan Paulus, yaitu memanfaatkan aneka kesempatan dan kemungkinan
untuk mewartakan Kabar Baik atau pertobatan atau pembaharuan hidup entah
bagi diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Mayoritas waktu dan tenaga
kita kiranya tercurah pada kegiatan belajar atau bekerja, maka di dalam belajar
atau bekerja kita dipanggil untuk mengusahakan aneka pembaharuan diri baik
dalam.diri kita maupun saudara-saudari kita. Dengan kata lain masing-masing
dari kita hendaknya memiliki sikap mental ‘ongoing formation, ongoing
education’, belajar dan mengembangkan diri terus menerus sampai mati. Belajar
tidak hanya terjadi selama berada di dalam pendidikan formal seperti di sekolah
atau perguruan tinggi. Dalam aneka pergaulan dan selama bekerja kita
hendaknya juga bersikap mental ‘belajar’. Marilah kita hayati motto pendidikan
dalam memasuki millennium ketiga ini : “learning to be, learning to do, learning to
learn , learning to live together” Kita semua kiranya tahu bahwa perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat, kita berpartiisipasi atau tidak
dalam usaha perkembangan ini pasti kena dampak atau akibatnya, maka kiranya
hanya dengan sikap mental belajar yang rendah hati kita akan mampu mengikuti
aneka perkembangan dan pertumbuhan yang pesat saat ini.   “Aku hendak
bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan
bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji
nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat
nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau
pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.” (Mzm
138:1-3)  .   Jakarta, 19 Mei 2009

Anda mungkin juga menyukai