Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH BRAND HERITAGE, BRAND

CREDIBILITY, DAN BRAND EQUITY TERHADAP


BRAND LOYALTY

PROPOSAL

Disusun oleh:
SUCI RESTU PRATIWI
21 16 28776

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Sebuah merek yang memiliki sebuah history dimana history tersebut merupakan
sebuah gambaran masalalu dari sejarah suatu merek. Berbeda dengan history yang hanya
didasarkan oleh masa lalu, brand heritage tidak hanya merangkul masa lalu tetapi masa
kini dan masa depan (Klaus-Peter et al. 2011). Oleh karena itu suatu merek dapat
bertahan selama beberapa dekade,beberapa abad, dan bahkan hingga sekarang namanya
masi berjaya, seperti dikutip Klaus-Peter et al. (2011) mendefinisikan “dimensi identitas
suatu merek ditemukan dalam rekam jejak, umur panjang, nilai-nilai inti, penggunaan
simbol dan khususnya dalam keyakinan dan sejarahnya penting organisasi”
Ukuran sebuah merek bukan hanya dari historisnya saja tetapi bagaimana merek
itu bisa memiliki relevansi dengan pasar yang ada baik di zaman dulu hingga sekarang
dan dimasa yang akan datang dan bagaimana merek dapat mempunyai daya tarik untuk
konsumennya seperti contoh Coca Cola adalah minuman ringan yang dijual lebih dari
200 negara di dunia Coca Cola sejak awal berdiri dapat mendominasi dan menjadi
penguasa pasar minuman cola di dunia dan masih memiliki relevansi merek sebagai
minuman bersoda hingga sekarang.
Penelitian ini sangat menarik untuk diteliti karena tidak semua merek yang
muncul dapat dikatakan “heritage” karena brand heritage tidak hanya masa lalu tetapi
masa kini dan masa depan dan hanya beberapa merek dapat menjadi seperti itu, karena
itu banyak merek yang muncul lalu tiba-tiba sudah tidak terdengar namanya atau brand
hanya dijadikan produk komersil saja tidak mengandung history yang memberikan
keunikan atau nilai lebih terhadap suatu produk yang dapat menarik konsumen. Penelitian
ini dilakukan bertujuan untuk menguji apakah brand heritage berpengaruh positif
terhadap brand credibility,brand equity, dan brand loyalty.
Brand Heritage atau merek warisan adalah merek yang ada sejak zaman dahulu
dan masih bisa bertahan hinggga zaman sekarang dan tak tergerus oleh zaman, dengan
mengikuti perkembangan zaman merek warisan ini tidak lekang oleh waktu dan masih
saja banyak digandrungi oleh para pencinta sebuah merek yang mempunyai sebuah
history (Klaus-Peter et al. 2011). Sebuah brand dapan dikatakan “heritage” karena ia
mempunyai eksistensi di tengah masyarakat yang dapat bertahan baik dari dulu hingga
sekarang. Namun ukuran suatu merek dapat dikatakan “heritage” bukan hanya
didasarkan oleh kenyataan yang mencatat merek tersebut sudah ada dari zaman dahulu
hingga sekarang namun terdapat relevansi terhadap pasar yang ada baik pasar di zaman
sebelumnya hingga sekarang. Suatu merek biasa dikatakan melegenda jika mempunyai
reputasi yang tinggi dan memiliki daya Tarik di masyarakat serta mempunyai prespektif
baik di masyarakat tersebutlah yang membuat suatu merek masi ada hingga sekarang.

Brand credibility adalah believability (kemampuan yang dapat dipercaya) dari


suatu produk dan informasi yang ada di dalam sebuah merek. Kredibilitas merek dapat
diketahui dari presepsi konsumen, apakah merek dapat menjamin kualitas dan
kemampuan serta kesediaan untuk memberikan apa yang telah dijanjikan(Alam et al.
2012). Cara pandang konsumen terhadap brand dari suatu produk atau jasa dapat
mengubah cara pikir konsumen agar dapat memiliki arti yang positif yang dapat men-
triger dan dapat men-drive konsumen agar tertarik dan melakukan pembelian, dengan itu
maka brand credibility dapat dikatakan baik. Samira et al. ( 2012) menjelaskan
Kredibilitas merek dianggap terdiri dari dua komponen utama: (kepercayaan dan
keahlian). Kepercayaan mengacu pada kesediaan perusahaan untuk memberikan apa yang
mereka miliki (dijanjikan). Keahlian mengacu pada kemampuan perusahaan untuk
memenuhi apa yang telah mereka janjikan.
Brand equity adalah nilai yang dapat menggambarkan betapa kuatnya sebuah
merek, dapat dengan mudah dikenali,unggul dalam kualitas,dan keandalan. mendefinisika
n
brand equity sebagai nilai seperangkat aset dan liabilitas merek yang secara langsung atau
tidak langsung dimiliki oleh brand. Definisi lain yang dikemukakan oleh (Tsordiaa et al.
2018) brand equity sebagai seperangkat asset dan kepercayan merek yang di kaitkan ke
suatu merek dan symbol yang dapat menambah atau mengurangi nilai suatu merek.
Dengan adanya equitas merek konsumen jadi lebih mengetahui informasi dan merasa
aman untuk membeli produk atau jasa. Ekuitas dapat digambarkan sebagai nilai yang
ditambahkan nama merek ke suatu produk (Iversen and Hem 2003). Dengan adanya
equitas yang baik maka berguna bagi pemasar dapat mempertinggi keberhasilan dalam
memikat konsumen baru dan merangkul kosumen lama.
Baig et al. (2015) mendefinisikan Brand loyalty mengacu pada sikap positif dari
konsumen terhadap suatu merek tertentu yang diulangi selama periode tertentu dan
bermaksut untuk meneruskan pembeliaannya di masa mendatang. Loyalitas dapat diukur
dari apakah suatu individu percaya kepada suatu merek tertentu dan melakukan
pembelian ulang (repurchase) pada merek yang sama dan tidak beralih kepada merek
lain. Pelanggan yang loyal biasanya akan melakukan pembelian ulang terharap produk
dari merek tersebut walaupun akan dihadapi oleh alternative produk pesaing yang lebih
ungggul dilihat dari berbagai aspek atributnya. Bila banyak terdapat pelanggan yang
masuk kategori ini berarti merek mempunyai brand equity yang kuat.

Dengan adanya brand heritage maka brand credibility dapat terjadi peningkatan
credibility yaitu suatu kemampuan untuk dapat dipercaya dari suatu produk dan informasi
dalam suatu brand (Piotr et al. 2018). Brand credibility mempunyai dua komponen yaitu
keahlian dan kepercayaan, brand akan menjadi kuat dan dapat dikatakan berhasil jika
citra merek tersebut baik dan dapat dipercaya. brand heritage dapat mempengaruhi
dengan brand credibility (Alam et al. 2012) seperti contoh produk Toyota dan wuling
keduanya adalah merek dengan kualitas bagus tetapi Wuling produk baru yang orang
belum banyak mengenal, orang akan cenderung memilih Toyota karena ia produk yang
sudah dikenal dan mempunyai credibility yang baik itulah pengaruh dari brand heritage
orang lebih cenderung memilih produk yang ia sudah kenal dari lama yang mempunyai
citra bagus dan kepercayaan di benak konsumen.

Brand dapat dikatakan sebagai (heritage) warisan karena ia bisa memiliki


relevansi dengan pasar yang ada, baik di zaman dulu hingga sekarang dan dimasa yang
akan datang (Klaus-Peter et al. 2011) karena itu merek dapat mempunyai daya tarik untuk
konsumennya. Brand dapat dipercaya karena sudah dikenal dan mempunyai persepsi
yang baik yang tertanam di dalam benak konsumen. Faktor brand heritage tersebutlah
yang mempengaruhi brand equity sehingga menjadi kuat . Iversen and Hem (2003)
menerangkan brand equity yaitu nilai yang dapat menggambarkan betapa kuatnya sebuah
brand, dapat dengan mudah dikenali,unggul dalam kualitas,dan keandalan. Brand Equity
dapat digambarkan sebagai nilai yang ditambahkan nama brand ke suatu produk. Dengan
adanya brand heritage suatu merek dapat mempertinggi keberhasilan dalam memikat
konsumen baru dan merangkul kosumen lama. Dengan begitu konsumen tidak ingin
beralih ke merek-merek lain, dengan adanya peningkatan brand equity yang dipengaruhi
adanya brand heritage maka produk akan dapat bersaing di dalam pasar sehingga produk
dapat bertahan hingga kini yang akan membuat konsumen puas dan akan menjadi loyal
untuk membeli produk kembali (repurchase).

brand credibility dapat mempengaruhi brand equity jika brand credibility dibentu
k dengan kuat maka akan meningkatkan kepercayaam konsumen dan akan berdampak ter
hadap brand equity yang meningkat. Erdem dan Swait (2004) menjelaskan bahwa brand
credibility yang lebih tinggi dapat memudahkan konsumen untuk mengumpulkan informa
si,biaya pengolahan informasi dan tingkat risk yang lebih rendah. . Colwell (2007) menya
takan brand equity ialah intisari dari profitabilitas karena dapat mencerminkan nilai dari
brand di pasaran. . Sondakh et al. (2016) menerangkan Brand credibility yang baik dapat
mempengaruhi presepsi,biaya informasi,resiko yang dirasakan,dan credibility yang diken
al dapat meningkatkan utilitas pelanggan yang diharapkan dari sebuah brand. Brand
equity yang dikemukakan oleh (Tsordiaa et al. 2018) brand equity sebagai seperangkat
asset dan kepercayan merek yang di kaitkan ke suatu brand dan symbol yang dapat
menambah atau mengurangi nilai suatu brand. Dengan adanya pengaruh yang kuat dari
brand credibility terhadap brand equity maka akan dapat meningkatkan profit.
Pemasar mulai menaruh perhatian untuk mengembangkan dan meningkatkan
brand equity, dengan meningkatnya brand equity yang tinggi dan semakin kuat maka
akan pula berpengaruh positif terhadap brand loyalitas (Hardeep and Madhu 2010).
Konsumen yang akan membangun brand secara nyata berarti meningkatkan brand equity
sebagai kesuksesan suatu merek dalam jangka panjang takan berdampak tehadap
pembelian tetap dan loyal. Hardeep and Madhu (2010) mendefinisikan apabila brand
loyalty meningkat maka agresi dari kompetitif dapat dikurangi. Dampak dari brand
equity yang kuat memberikan dampak positif terhadap brand loyalty konsumen secara
tidak langsung akan diprediksi meningkatkan penjualan dimasa depan dan akan
menghasilkan laba yang lebih banyak.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat disimpulan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh positif brand heritage terhadap brand credibility ?
2. Apakah terdapat pengaruh positif brand heritage terhadap brand equity ?
3. Apakah terdapat pengaruh positif brand credibility terhadap brand equity ?
4. Apakah terdapat pengaruh positif brand equity terhadap brand loyalty ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk menguji apakah brand heritage berpengaruh positif terhadap brand


credibility.
2. Untuk menguji apakah brand heritage berpengaruh positif terhadap brand
equity.
3. Untuk menguji apakah brand credibility berpengaruh positif terhadap brand
equity .
4. Untuk menguji apakah brand equity berpengaruh positif terhadap brand
loyalty.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 BRAND HERITAGE
Lahir dari beberapa dekade bahkan berabad-abad brand heritage telah
membangun masa lalu yang berharga memiliki sebuah “heritage” dapat membantu
membuat merek yang relevan dengan masa kini dan prospektif untuk masa depan. Jika
sejarah hanya di dasarkan oleh masa lalu dan juga tradisi, Berbeda dari pengertian
brand heritage yang tidak hanya mencakup kerangka waktu “masa lalu” tetapi
mencakup “masa kini” dan “masa depan”(Klaus-Peter et al. 2011).Seperti yang
dinyatakan di atas, brand heritage membantu untuk membuat merek lebih autentik,
kredibel, dan dapat dipercaya yang dapat memberikan pengaruh bagi merek itu. Merek
dengan tambahan brand heritage dapat melahirkan dan menegaskan harapan tentang
perilaku masa depan terhadap pemangku untuk membuat janji bahwa merek akan terus-
menerus memeruhi komitmen ini (Klaus-Peter et al. 2011). tidak semua merek yang
muncul dapat dikatakan “heritage” karena brand heritage tidak hanya masa lalu tetapi
masa kini dan masa depan dan hanya beberapa merek dapat menjadi seperti itu, karena
itu banyak merek yang muncul lalu tiba-tiba sudah tidak terdengar namanya atau brand
hanya dijadikan produk komersil saja tidak mengandung history yang memberikan
keunikan atau nilai lebih terhadap suatu produk yang dapat menarik konsumen. Suatu
merek biasa dikatakan melegenda jika mempunyai reputasi yang tinggi dan memiliki
daya Tarik di masyarakat serta mempunyai prespektif baik di masyarakat tersebutlah
yang membuat suatu merek masi ada hingga sekarang.
Piotr et al. (2018) menerangkan bahwa brand heritage berdampak terhadap niat
beli, produk bermerek memberikan kinerja yang konsisten dengan tingkatan level yang
tinggi yang telah telah memberikan nilai pada konsumen dan mendorong peningkatan
pembelian diantara konsumen saat ini dan konsumen baru. Brand heritage relevan
untuk merek layanan,merek produk,merek tempat,merek perusahaan dan merek negara
atau bahkan bisa keduanya (Urde and Greyser 2015). Contohnya merek Burberry
adalah brand heritage dari perusahaan yang didirikan pada tahun 1856 yang
mempunyai portofolio brand heritage seperti (Burberry Prorsum couture) jalur mode
eksklusif yang digunakan untuk pelanggan yang sangat high-end. Burberry heritage
digunakan untuk mendukung keaslian sebuat produk (Urde and Greyser 2015).
Heritage yang berhubungan dengan brand atau organisasi dapat menjadi sumberdaya
stategis dan keunggulan yang kompetitif (Urde and Greyser 2015).
Urde et al. (2007) membuat perbedaan antara brand heritage dan brand dengan
heritage dan menekankan bahwa menempatkan nilai merek sebagai warisan adalah
keputusan yang di buat oleh manajemen strategi. Misalnya SC Johnson and Company
menyebut dirinya sebagai “perusahaan keluarga” yang terkenal dengan produk rumah
tangganya (Urde and Greyser 2015). Ini menunjukkan tidak hanya produk nya saja
tetapi menekankan pada warisan keluarga dibandingkan dengan merek arloji Swiss
Patek Philippe dia adalah brand heritage karena lebih menekankan pada historis dalam
bentuk budaya dan tradisi sebagai kunci dari identitas mereka seperti “ dimana anda
tidak benar- benar memiliki Patek Philippe tetapi mewariskan ke generasi selanjutnya”
anda hanya menjaga untuk generasi yang akan datang dengan menjanjikan perawatan
khusus dan perbaikan jam tangan (Urde and Greyser 2015).

Burghausen and Balmer (2015) meneliti Corporate heritage identity stewardship:


a corporate marketing perspective. Studi kasus dilakukan di tempat pembuatan bir
tertua yang masih ada di Britania Raya. Didirikan pada 1698, Shepherd Neame adalah
salah satu perusahaan tertua di Inggris. studi ini bertujuan untuk memperkenalkan teori
penatagunaan warisan perusahaan dengan memfokuskan pada domain identitas warisan
perusahaan yang baru lahir. Penelitian dilakukan menggunakan menggunakan data
kualitatif sumber data yang dihasilkan melalui wawancara semi-terstruktur, analisis
dokumen, dan observasi non-partisipan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Akbari et al. (2015) yang berjudul Brand
Heritage and Word of Mouth: The Mediating Role of Brand Personality, Product
Involvement and Customer Satisfaction yang bertujuan untuk meneliti pengaruh merek
terhadap kepribadian. Penelitian ini dilakukan dengan survei metode deskriptif dan
populasi yang terdiri dari mashasiswa yang memakai merek adidas. Sampel dilakukan
dengan menyebarkan 400 kuesioner dengan menggunakan stratified random
sampling,dan terdapat 384 kuesioner diambil dan diuji ulang. Pengujian menggunakan
SPSS dan juga Amos. Hasil dari penelitian menunjukkan kepribadian merek berdampak
terhadap komunikasi yang dilakukan dari mulut ke mulut pada merek adidas.
Kepribadian merek juga dapat mempengaruhi pelanggan dan kejujuran serta efisiensi
dapat dihitung sebagai aspek yang berpengaruh terhadap kepuasan tetapi kegembiraan,
kekuatan dan keahlian tidak ada pengaruh pada merek adidas.

2.2 BRAND CREDIBILITY


Brand credibility adalah kepercayaan informasi yang terdapat dalam sebuah
merek (Andreas 2013) sehingga sebuah merek dikatakan kredibel jika mempunyai tingkat
kepercayaan yang tinggi pula. Mendefinisikan merek dapat diberikan penekanan pada
identitas yang sebagai elemen penting yang tidak terlihat dengan menciptakan perasaan
di benak konsumen melalui identitas merek (Sallam 2015). Merek dapat difungsikan bagi
pelanggan untuk menyederhanakan proses pemilihan,kualitas,dan mengurangi resiko dan
melakukan pembelian berulang (Keller & Lehmann, 2006). Penggunaan kredibilitas
merek dari perusahaan terus menjadi metode populer untuk mendukung komitmen
merek, juga untuk mendorong pelanggan agar dia memiliki lebih banyak. Merek yang
kuat mempunyai keunggulan yang kompetitif dan penerimaan yang lebih mudah di
kalangan distributor dan konsumen di dalam pasar (Farquhar, 1989). Banyak yang
menganggap bahwa kredibilitas merek adalah penyebab utama loyalitas pelanggan dan
kepuasan yang menciptakan pelanggan atau customernya berbicara positif tentang prduk
atau layanan yang dapat memberikan keuatungan bagi perusahaan atau organisasi
(Sallam 2015). Kredibilitas merek dapat diketahui dari presepsi konsumen, apakah merek
dapat menjamin kualitas dan kemampuan serta kesediaan untuk memberikan apa yang
telah dijanjikan(Alam et al. 2012). Cara pandang konsumen terhadap brand dari suatu
produk atau jasa dapat mengubah cara pikir konsumen agar dapat memiliki arti yang
positif yang dapat men-triger dan dapat men-drive konsumen agar tertarik dan
melakukan pembelian, dengan itu maka brand credibility dapat dikatakan baik.
Erdem dan Swait (1998) mendefinisikan brand credibility adalah kepercayaan
informasi produk yang terdapat dalam suatu merek, yang mesyaratkan secara konsisten
apa yang mereka janjikan, kredibilitas terdapat dua dimensi yaitu kepercayaan dan
keahlian. Kepercayaan brarti suatu merek pasti dan akan dapat memberikan apa yang dia
janjikan sedangkan keahlian mengisyaratkan bahwa merek tersebut dapat memenuhi
janji- janji nya. Moorman, Zaltman, dan Deshpande (1992) menjelaskan bahwa
kepercayaan berasal dari keahlian,kandalan dan kepercayaan. Sallam (2015) menemukan
manfaat psikologis kepercayaanlebih penting daaripada pelakuan khusus dalam hungan
konsumen dengan perusahaan jasa yang dikutip dari Kotler dan keller (2008).
Kredibilitas menjadi poin utama Herbig dan Milewicz (1995) menjelaskan bahwa
kredibilitas terkait pada komitmen dan janji perusahaan dalam pemenuhan janjinya pada
periode tertentu yang telah di tentukan mereka menerapkan beberapa poin untuk
kredibilitas yang disimpulkan dalam benak pelanggan ketika perilaku perusahaan dimasa
akan datang dapat diprediksi dengan tindakannya saat ini (Sallam 2015). Sallam (2015)
merekomendasikan hasil studi dari Erdem dan Swait (1998) dimana ia mendefinisikan
merek yang kredibel mempunyai tujuan untuk orang dapat mempunyai gambaran bahwa
merek dapat dipercaya dan mempunyai keahlian sebagai kapasitas untuk dapat
menyampaikan komitmen yang diberikan oleh merek. Erdem et al., (2002) menunjukkan
bahwa ada hubungan negatif antara kredibilitas merek suatu produk atau layanan dan
risiko yang diduga pelanggan, selain itu, kualitas adalah subjek lain yang dipengaruhi
oleh kredibilitas. Secara keseluruhan brand credibility menyoroti pemasukan dua factor
penting yang utama mengarah pada peningkatan harapan konsumen dan peningkatan
kualitas yang dirasakan dan minimalisir resiko yang dirasakan. Alcaniz et al., (2009)
menggambarkan dimensi kredibilitas merek sebagai kejujuran dan kemantapan merek
serta kemampuan dan pengetahuan perusahaan yang memadai untuk membangun
kepercayaan. Beberapa penelitian telah meneliti pengaruh kredibilitas merek, misalnya,
Erdem, Swait, dan Louviere (2002) mengemukakan bahwa kredibilitas merek dapat
bertindak sebagai variabel yang memperkuat atau memperlemah (pemoderasi) dalam
dampak harga produk pada peningkatan kepuasan pelanggan.
kepuasan dan komunikasi positif dari mulut ke mulut tentang merek. Ketika
pelanggan fokus pada aspek-aspek positif perusahaan, mereka biasanya
mengungkapkannya dengan menggunakan kata-kata komunikasi mulut yang positif.
Peneliti mengeksplorasi bahwa sumberdaya kredibilitas merupakan gabungan dari:
1. Kepercayaan: yaitu sejauh mana suatu merek dapat diandalkan keakuratan
informasinya.
2. Keahlian: yaitu sejauh mana sebuah merek mempunyai kemampuan,ketrampulan,
dan pengetahuan yang baik
3. Daya Tarik: yaitu sejauh mana merek tersebut dapat mempunyai ciri khas yang
membuat dia berbeda untuk di minati.
Penelitian yang dilakukan Sallam (2015) dengan judul The Effect of Brand
Credibility on Customer' WOM Communication: The Mediating Role of Brand
Commitment. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana brand credibility
mempengaruhi komitmen merek, dan brand commitment berdampak pada komunikasi
dari mulut ke mulut. Penelitian ini menggunakan brand credibility sebagai variable
independent dan komtmen merek sebagai variable medasi dan komunikasi dari mulut ke
mulut adalah variable dependen. Studi ini dilakukan di Arap Saudi di kota Najran yang
mensurvei 120 orang responden yang menggunakan layanana perbangkan. Hasilnya
adalah brand equity berpengaruh positif terhadap brand commitment. Dalam hal peran
mediasi parsial antara brand credibility dan komunikasi dari mulut ke mulut pelangggan.

2.3 BRAND EQUITY

Brand equity adalah nilai tambah yang diberikan suatu merek terhadap produk dan
memungkinkan untuk dapat menetapkan kenaikan harga premium (Tsordiaa et al. 2018).
Dampak cukup besar pada keuntungan yang dihasilkan dari pengembangan layanan
pelanggan yang loyal(Tabaku and Zerrelarri 2015). Dari studi yang dikutip Kotler dan
Armstrong (2012) mengatakan bahwa menarik pelanggan baru biayanya 5 kali lebih
besar daripada mendapatkan penggan yang lama(Tabaku and Zerrelarri 2015). Limpele
(2013) mendefinisikan brand equity sebagai nilai tambah yang diberikan oleh produk
atau layanan dapat dilihat dari cara konsumen berpikir,merasakan, dan bertindak. Definisi
lain yang dikemukakan oleh (Tsordiaa et al. 2018) brand equity sebagai seperangkat asset
dan kepercayan merek yang di kaitkan ke suatu merek dan symbol yang dapat menambah
atau mengurangi nilai suatu merek. Dengan adanya equitas merek konsumen jadi lebih
mengetahui informasi dan merasa aman untuk membeli produk atau jasa. Ekuitas dapat
digambarkan sebagai nilai yang ditambahkan nama merek ke suatu produk (Iversen and
Hem 2003). Dengan adanya equitas yang baik maka berguna bagi pemasar dapat
mempertinggi keberhasilan dalam memikat konsumen baru dan merangkul kosumen
lama.
Brand equity merupakan suatu kondisi dimana konsumen terbiasa dan dapat
mengingat merek yang kuat dan unik(Limpele 2013). Limpele (2013) terdapat lima
dimensi atau tujuan brand equity yaitu persepsi kualitas,asosiasi,loyalitas merek,
kesadaran merek, dan keunikan sebagai berikut :
1. Kualitas yang dipersepsikan adalah berfungsi dan berkineja sesuai yang
diharapkan seperti kemasan yang fungsional dan menarik,daya tahan produk,
kemasan yang ramah lingkungan,warna dan tekstur produk.
2. Kesadaran merek adalah kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi merek
dalam situasi yang berbeda. Seperti logo dan nama, konsumen mengenali merek
di setiap tempat, dan konsumen dapat menganali produk berdasarkan iklan.
3. Loyalitas merek adalah keterikatan pelanggan terhadap suatu merek yang dapat
ditunjukan dengan melakukan pembelian yang berulang atau komitmen untuk
membeli lagi merek sebagai pilihan utama.
4. Asosiasi merek adalah informasi terkait dengan konsumen yang terkait dengan
merek, terdiri dari pikiran, persepsi,pengalaman,citra,sikap, dan kepercayaan
5. Keunikan adalah suatu pembeda sebuah merek dengan merek yang lainnya
dengan memiliki inovasi. Keunikan sangat penting karena ketika konsumen
menghadapi pilihan (antara dua atau lebih merek) mereka cendenrung
mengabaikan aternatif lain.
Rochana (2015) melakukan penelitian Impact of Brand Equity towards
Purchasing Desition: A Situation on Mobile Telecommunication Services of Sri Lanka
yang bertujuan untuk menguji dampak brand equity terhadap niat beli pada penyedia
layanan koneksi seluler di Sri Lanka. Penelitian menggunakan sampel yang berasal dari
kabupaten Colombo dan Gampaha dengan membagikan 300 kuesioner kepada
responden dan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Hipotesis yang diuji
berdasarkan ekuitas merek dan niat beli. Hipotesis diuji menggunakan persamaan
struktual dan analisis korelasi di SPSS. Hasilnya menunjukan bahwa brand equity secara
positif mempengaruhi niat pembelian konsumen.

Menggambarkan model ekuitas merek aaker dan keller penelitian yang dilakukan
oleh Tsordiaa et al. (2018) The influence of sport sponsorship on brand equity and
purchase behavior. Penelitian bertujuan untuk meneliti bagaimana sponsor olahraga
mempengaruhi brand equity dan perilaku pembelian produk sponsor yang pertama
mengeksplorasi pandangan manajer tentang efek dari berbagai program sponsor pada
membangun ekuitas merek dari waktu ke waktu, termasuk unsur-unsur kesadaran merek,
citra kualitas dan loyalitas merek, sementara yang kedua mengukur bagaimana manajer
perusahaan sponsor merasakan efek dari tingkat yang berbeda. Sampel yang
dikumpulkan sejumlah 222 responden dengan survei dan dianalisis menggunakan
Teknik permodelan persamaan struktual. Kesimpulan yang dianalisis bahwa persepsi
kesesuaian antara sponsor dan identifikasi tim ditemukan mempengaruhi konstruksi
ekuitas merek sponsor secara signifikan. Studi yang memperluas model aaker dalam
sponsor olahraga dan menyoroti peran pengaruh persepsi kualitas dan keterlibatan merek
dalam mendorang penggemar tim olahraga untuk membeli produk sponsor dan
membentuk loyalitas merek

Konsumen kerap menilai kualitas produk berdasarkan informasi yang didapat


yang memeberikan karakterisktik produk tertentu seperti bahan,asal produk,dan volume.
Limpele (2013) melakukan penelitian The Effect of Brand Equity on Price Premium of
Apple Iphone dengan dua tujuan yang pertama untuk memahami pengaruh brand equity
terhadap harga premium iphone Apple dan yang kedua untuk mengidentifikasi variable
brand equity mana yang paling berpengaruh terhadap harga premium iphone Apple.
Studi dilakukan dengan menggunakan sampel 100 pelanggan dengan model analisis
regresi berganda. Memberikan hasil dan kesimpulan (1) semua variable independen
memiliki hubungan yang kuat dan positif terhadap harga premium,(2) (2) persepsi
kualitas, kesadaran merek, asosiasi merek, dan keunikan mempengaruhi harga premium
tetapi loyalitas merek tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga premium (3)
Keunikan adalah faktor yang paling mempengaruhi harga premium yang dapat
menjelaskan perbedaan Apple iPhone.
Yilun and Scott (2017) melakukan penelitian yang berjudul Enhanced Brand
Credibility of American Athletes with International Teammates penelitian ini bertujuan
untuk meneliti (a) perasaan keterikatan konsumen Tiongkok terhadap pemain American
National Basketball Association (NBA) yang memiliki rekan setim Cina yang
terkemuka; (b) hubungan antara tingkat keterikatan konsumen Tiongkok dengan rekan
satu tim Amerika dan kredibilitas mereka sebagai pendukung produk; dan (c) apakah
evaluasi konsumen atlet atas dukungan atlet berbeda untuk produk olahraga dan produk
non-olahraga. Survei dilakukan kepada mahasiswa sarjana dari cina yang terdaftar di
universitas Midwestern, untuk jenis survei yang pertama 157 kuesioner dan yang ke dua
164 kuesioner yang diisi dan dianalisis. Sampel terdiri dari 223 orang 69,5% yang
berjenis kelamin laki-laki dan 30,5% yang berjenis kelamin perempuan. Hasilnya adalah
bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat keterikatan dan tingkat kredibilitas.
Seorang pemain NBA Amerika yang memiliki rekan setim Cina yang terkenal dianggap
lebih kredibel sebagai pendukung produk daripada pemain NBA Amerika yang tidak
memilikinya. Selain itu, ketika pemain NBA Amerika mengesahkan produk olahraga,
responden menganggap pengesahan itu lebih kredibel dan menunjukkan niat beli yang
lebih besar.

2.4 BRAND LOYALTY

Penegasan brand loyalty terjadi ketika konsumen dapat memberikan sumber


dayanya untuk sebuah merek diluar ekspektasi di dalam pembelian dan pemakaian
mereka. Berarti mereka dapat menghabiskan waktunya,energi,uang dan sumberdaya
mereka terhadap suatu merek seperti mengikuti update berita merek dengan
mengunjungi websidenya (Tabaku and Zerrelarri 2015). Brand loyalty dapat terbentuk
dari pencarian konsumen untuk menemukan merek yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan harapannya (Sulistyaningrum 2012). Sulistyaningrum (2012) menguti
penelitian Menurut Mowen dan Minor (2002: 108) brand loyalty merupakan seberapa
jauh seorang konsumen menunjukan sikap positif terhadap suatu merek,komitmen dan
perencanaan untuk melakukan pembelian dimasa yang akan datang. Loyalitas sejati
dapat diraih dengan adanya kombinasi dari sikap yang tinggi dan perlindungan yang
tinggi dari penyedia bisnis. Baig et al. (2015) banyak perusahaan yang berusaha dengan
keras untuk memiliki hubungan yang positif pada pelanggan lama yang loyal
mempunyai 10 kali lipat menguntungkan daripada pelanggan biasa. Tujuan perusahaan
bisa dicapai dengan pengurangan harga dan pengadaan promosi untuk mencapai pangsa
pasar(Baig et al. 2015). Kepuasan konsumen adalah hubungan dari kualitas layanan dan
loyalitas pelanggan (Baig et al. 2015).

Sebuah penelitian yang dilakukan Baig et al. (2015) yang berjudul Mediating
roles of customer satisfaction and customer trust in building brand loyalty. An
empirical study in Pakistan studi yang mengesplor loylitas merek di Pakistan. Loyalitas
merek dipelajari dengan adanya citra merek,loyalitas, prediksi loyalitas, kesusaian diri,
dan kepuasan pelanggan. Sampel yang digunakan untuk penelitian berjumlah 150
sampel dengan metode regresi mediasi serial berganda untuk menghitung hasil survei.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa adanya citra merek,loyalitas, prediksi loyalitas,
kesusaian diri, dan kepuasan pelanggan dapat memuaskan pelanggan yang membuat
pelanggan membangung kepercayaan terhadap suatu merek. Kepercayaan membuat
pelanggan dapat mempertahankan kesetiannya.

Tabaku and Zerrelarri (2015) mengutip dari jacoby dan chesnut (1978)
menndefinisikan bahwa brand equity adalah respon sikap (pembelian) yang tidak acak
(bias) yang dinyatakan dari waktu ke waktu dari bagian pengambilan keputusan, dengan
mempertimbangkan satu atau lebih alternative merek yang merupakan fungsi dari
proses psikologis. Penulis menetapkan empat loyalitas merek

1. Loyalitas merek fokus sejati yaitu ketika konsumen dapat menunjukan


loyalitas terhadap merek yang diamati, dapat disebut sebagai merek focus.
2. Loyalitas multi-merek yaitu ketikan merek masuk menjadi salah satu
serangkaian produk merek yang ada di dalam list konsumen.
3. Tidak adanya loyalitas merek yaitu terjadi saat konsumen melakukan
pembelian dan berlangganan tetapi tidak ada komitmen emosional yang
kuat terhadap suatu merek
4. Terjadinya pembelian merek focus yaitu terjadi ketika konsumen dari
merek lain mengajari dan konsumen tidak mempunyai pilihan pribadi
merek sendiri.

Aaker (2001) melanjutkan bahwa terdapat beberapa tingkatan loyalitas.


Berturut-turut dimulai dari tingkatan yang paling rendah. (1) berpindah-pindah
(switches), (2) pembeli yang bersifat kebiasaan (habitual buyer), (3) pembeli yang puas
dengan biaya peralihan (satisfied buyer), (4) menyukai merek (likes the brand), (5)
pembeli yang komit (commited buyer).

Sutanza and Widiyanto (2013) melakukan sebuah penelitian yang berjudul Studi
Tentang Brand Loyalty Kendaraan Niaga di Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk
dapat mengetahui pengaruh reputasi merek,kompetensi merek,prediktabilitas merek,
dan kesukaan merek terhadap loyalitas merek. Sampel dilakukan dengan penyebaran
sejumlah 100 kesioner kepada pemilik dan pengguna kendaraan komersial Mitsubisi di
Semarang. Penggunaan purposive dampling dan data dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan koefisien determinasi dalam adjusted R Square
adalah 0,899 yang berarti dapat disimpulkan bahwa 89,9% pengaruh brand loyalty
dapat dijelaskan oleh empat variable yaitu pengaruh reputasi merek,kompetensi
merek,prediktabilitas merek, dan kesukaan merek, dan sisanya 10,1 dijelaskan oleh
variable lain di luar model penelitian.

Sulistyaningrum (2012) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Brand


Loyalty Terhadap Variety Seeking yang dilatarbelakangi menurunnya harga sabun
mandi Shinzu’i selama empat tahun berturut-turut dan diindikasi oleh penurunan tingkat
konsumsi masyarakat therhadap sabun Shinzu’I dari tahun 2009-20012. Gejala
ditunjukan penurunan tingkat konsumsi karena masyarakat mempunyai keinginan untuk
mencari variasi merek (variey seeking), diperkirakan ini terjadi karena brand loyalty
semakin menurun yang menyebabkan loyalitas konsumen semakin menurun sehingga
menimbulkan kebosamam dan mencari produk lain. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh brand loyalty terhadap variety seeking. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif korelasional, penelitian ini melibatkan 100 orang Teknik
pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Skala variety seeking terdiri
dari 58 item valid dari 68 keseluruhan item, item yang valid memiliki p<0,05 dengan
signifikasi 0,000-0,001. skala koefisien dari brand loyalty adalah sebesar 0,924.
Analisis menggunakan program SPPS. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa terdapat
pengaruh negative dari brand loyalty terhadap variety seeking dengan kefisien sebesar r
= -0,536 dan signifikasi p=0,000 dan menunjukan pengaruh brand loyalty terhadap
variety seeking sebesar 28,7.

Tabaku and Zerrelarri (2015) melakukan sebuah penelitian dengan judul


“BRAND LOYALTY AND LOYALTY PROGRAMS; A LITERATURE REVIEW” karena
di latar belakangi oleh semakin sulitnya perudahaan membedakan sebuah produk karena
dianggap produk mudah ditiru dan cukup biasa, merek dan loyalitas sebuah mereklah
sebagai solusi untuk terciptanya keuanggulan yang kompetiitf yang kuat dan berjangka
Panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji konstruksi merek, program loyalitas
dan loyalitas merek. Data yang digunakan adalah data sekunder untuk menggambarkan
konstruksi dari masing-masing ini dan implementasi terhadap bisnis. Dengan ini kita
dapat memperoleh penjelasan mengenai manfaat yang diperoleh untuk bisnis dan
konsumen yang memiliki merek kuat dan menciptakan pengembangan loyalitas merek.
Hasil dari temuan ini menunjukan bahwa loyalitas merek dan merek adalah sarana
penting dalam melakukan kagiatan bisnis mereka harus mempelajari secara menyeluruh
dan empiris tidak hanya dinegara maju tetapi di negara berkembang juga dan diberbagai
sector ekonomi, penerapan loyalitas bermanfaat untuk mendapatkan keuntungan.

2.5 Hipotesis
2.5.1 BRAND HERITAGE MEMPENGARUHI BRAND CREDIBILITY
Dapat terjadi peningkatan credibility yaitu suatu kemampuan untuk dapat
dipercaya dari suatu produk dan informasi dalam suatu brand (Piotr et al. 2018). Brand
credibility mempunyai dua komponen yaitu keahlian dan kepercayaan, brand akan
menjadi kuat dan dapat dikatakan berhasil jika citra merek tersebut baik dan dapat
dipercaya. brand heritage dapat mempengaruhi dengan brand credibility (Alam et al.
2012) seperti contoh produk Toyota dan wuling keduanya adalah merek dengan kualitas
bagus tetapi Wuling produk baru yang orang belum banyak mengenal, orang akan
cenderung memilih Toyota karena ia produk yang sudah dikenal dan mempunyai
credibility yang baik itulah pengaruh dari brand heritage orang lebih cenderung memilih
produk yang ia sudah kenal dari lama yang mempunyai citra bagus dan kepercayaan di
benak konsumen. Dari penelitian diatas dapat dirumuskan hipotesis 1 sebagai berikut :
H1: BH berpengaruh + pada BC
2.5.2 BRAND HERITAGE MEMPENGARUHI BRAND EQUITY

Brand Heritage atau merek warisan adalah merek yang ada sejak zaman dahulu
dan masih bisa bertahan hinggga zaman sekarang dan tak tergerus oleh zaman, dengan
mengikuti perkembangan zaman merek warisan ini tidak lekang oleh waktu dan masih
saja banyak digandrungi oleh para pencinta sebuah merek yang mempunyai sebuah
history (Klaus-Peter et al. 2011). Sebuah brand dapan dikatakan “heritage” karena ia
mempunyai eksistensi di tengah masyarakat yang dapat bertahan baik dari dulu hingga
sekarang. Namun ukuran suatu merek dapat dikatakan “heritage” bukan hanya
didasarkan oleh kenyataan yang mencatat merek tersebut sudah ada dari zaman dahulu
hingga sekarang namun terdapat relevansi terhadap pasar yang ada baik pasar di zaman
sebelumnya hingga sekarang.

Definisi yang dikemukakan oleh (Tsordiaa et al. 2018) brand equity sebagai
seperangkat asset dan kepercayan merek yang di kaitkan ke suatu merek dan symbol
yang dapat menambah atau mengurangi nilai suatu merek. Dengan adanya equitas merek
konsumen jadi lebih mengetahui informasi dan merasa aman untuk membeli produk atau
jasa. Ekuitas dapat digambarkan sebagai nilai yang ditambahkan nama merek ke suatu
produk (Iversen and Hem 2003). Jadi dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi Brand heritage maka semakin kuat pula Brand equity suatu merek. . Dari
penelitian diatas dapat dirumuskan hipotesis 2 sebagai berikut :
H2: BH berpengaruh + pada BE
2.5.3 BRAND CREDIBILITY MEMPENGARUHI BRAND EQUITY
Erdem dan Swait (1998) mendefinisikan brand credibility adalah kepercayaan
informasi produk yang terdapat dalam suatu merek, yang mesyaratkan secara konsisten
apa yang mereka janjikan, kredibilitas terdapat dua dimensi yaitu kepercayaan dan
keahlian. Kepercayaan brarti suatu merek pasti dan akan dapat memberikan apa yang
dia janjikan sedangkan keahlian mengisyaratkan bahwa merek tersebut dapat memenuhi
janji- janji nya. Moorman, Zaltman, dan Deshpande (1992) menjelaskan bahwa
kepercayaan berasal dari keahlian,kandalan dan kepercayaan. Sedangkan menurut
Limpele (2013) mendefinisikan brand equity sebagai nilai tambah yang diberikan oleh
produk atau layanan dapat dilihat dari cara konsumen berpikir,merasakan, dan
bertindak. Definisi lain yang dikemukakan oleh (Tsordiaa et al. 2018) brand equity
sebagai seperangkat asset dan kepercayan merek yang di kaitkan ke suatu merek dan
symbol yang dapat menambah atau mengurangi nilai suatu merek.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Spry et al. (2011) yang berjudul Celebrity
endorsement, brand credibility and brand equity. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk menguji dampak kredibilitas selebriti pada ekuitas kosumen dari merek yang resmi.
Metologi/desain /pendekatan kerangka diuji menggunakan eksperimen lapangan. Untuk
mengumpulkan data digunakan pendekatan intersep mal di beberapa pusat perbelanjaan
yang ada di kota metropolitan Australia lalu data dianalisis dengan permodelan
persamaan struktual. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa kredibilitas endorser
memiliki dampak tidak langsung terhadap ekuitas merek ketika terdapat mediasi dari
kredibilitas merek. Dalam temuan ini dibutuhkan selebriti yang dianggap kredibel yang
berdasarkan daya Tarik dan keahlian, selain itu penelitian ini menyimpukan bahwa
endorser dengan kredibilitas yang cukup rendah terbukti dapat membangun merek.

Sebuah penelitian tentang ulasan negative dari produk online yang berdasarkan
konsumen terhadap brand equity dan persepsi credibility yang dilakukan oleh
Bambauer-Sachse and Mangold (2012) menunjukan terjadinya kenaikan brand equity
dipengaruhi oleh credibility yang meningkat. Kredibitas yang ada di suatu merek
dianggap penting dan berkontribusi terhadap brand equity yang secara tidak langsung
menambah nilai konsumen terhadap suatu merek (Spry et al. 2011). brand credibility da
pat mempengaruhi brand equity jika brand credibility dibentuk dengan kuat maka akan
meningkatkan kepercayaam konsumen dan akan berdampak terhadap brand equity yang
meningkat. Erdem dan Swait (2004) menjelaskan bahwa brand credibility yang lebih tin
ggi dapat memudahkan konsumen untuk mengumpulkan informasi,biaya pengolahan inf
ormasi dan tingkat risk yang lebih rendah. Selain itu peningkatan brand credibility yang
tinggi dapat mempengaruhi persepsi konsumen tentang kualitas produk
Jadi dari dua penelitian diatas dapat disimpulkan bahh positif antara brand
credibility terhadap brand loyalty. Dari penelitian diatas dapat dirumuskan hipotesis 3
sebagai berikut :
H3: BC berpengaruh + pada BE

2.5.4 BRAND EQUITY MEMPENGARUHI BRAND LOYALTY


Menurut Aaker (2007) menerangkan bawah loyalitas adalah ukuran kedekatan
serta keterkaitan pelanggan terhadap suatu merek. Berarti ini menunjukan bahwa
konsumen yang loyal pasti tetap setia dan tidak akan beralih ke merek lain walaupun
terdapat banyak merek- merek yang bermunculan. Pamungkas and Sugiarto (2015)
berpendapat bahwa semakin tinggi loyalitas merek suatu produk maka akan
meningkatkan ekuitas merek.
Penelitian yang dilakukan oleh Liao (2015) He Role of Trust on Brand Loyalty
and Brand Equity. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efek mediasi
kepercayan tehadap loyalitas merek dan ekuitas merek. Peneliti melakukan survei
melalui survei berbasis kertas dan online, respnden sejulah 292 pengguna kosmetik di
Taiwan. Hasilnya penelitian memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas merek dan
ekuitas merek. Kepercayan merek dapat berfungsi sebagai mediator yang berpengaruh
pada loyalitas merek dan ekuitas merek.
Bedasarkan penelitian diatas dan pengertian terdapat kemungkinan bahwa
tingginya brand equity berpengaruh terhadap tingginya brand loyality karena semakin
kuat dan baik brand equity maka semakin konsumen mempunyai persepsi terhadap
merek tersebut kuat dan baik sehingga konsumen tetap cinta pada produk merek dan akan
melakukan pembelian ulang dimasa yang akan datang. Dari penelitian diatas dapat
dirumuskan hipotesis 4 sebagai berikut :
H4: BE berpengaruh + pada BL

Akbari, M., Saleh, K. & Samadi, M. 2015. 'Brand Heritage and Word of Mouth: The Mediating Role of
Brand Personality, Product Involvement and Customer Satisfaction.' Marketing Management, 3,
83-90.
Alam, A., Arshad, M. U. & Shabbir, S. A. 2012. 'Brand Credibility, Customer Loyalty and the Role of
Religious Orientation.' Marketing and Logistics, 24, 583 - 98.
Andreas, J. 2013. 'PENGARUH BRAND CREDIBILITY TERHADAP WORD OF MOUTH MELALUI CUSTOMER
SATISFACTION DAN CUSTOMER LOYALTY PADA GIANT HYPERMARKET DI SURABAYA.'
Baig, D. S. A., Zia-Ur-Rehman, M., Saud, Javed, E., Aslam, T. & Shafique, A. 2015. 'Mediating roles of
customer satisfaction and customer trust in building brand loyalty. An empirical study in
Pakistan.' Business Management Dynamics, 4, 01-29.
Bambauer-Sachse, S. & Mangold, S. 2012. 'The Role of Perceived Review Credibility in the Context of
Brand Equity dilution Through negative Product Reviews on the Internet.' Advances in Consumer
Research, 38, 235-41.
Burghausen, M. & Balmer, J. M. T. 2015. 'Corporate heritage identity stewardship: a corporate
marketing perspective.' EUROPEAN JOURNAL OF MARKETING, 49:1/2, 22-61.
Hardeep, C. & Madhu, B. 2010. 'Confirmatory Study on Brand Equity and Brand Loyalty: A Special Look at
the Impact of Attitudinal and Behavioural Loyalty.' The Journal of Business Perspective, 14.
Iversen, N. M. & Hem, L. E. 2003. 'Transfer of Brand Equity in Brand Extensions: The Importance of Brand
Loyalty.' Advances in Consumer Research, 30, 72-79.
Klaus-Peter, W., nadine, H., steffen, s. & thomas, W. 2011. 'Drivers And OutcOmes Of BranD Heritage:
cOnsumers’ PercePtiOn Of Heritage BranDs in tHe autOmOtive inDustry.' Marketing Theory and
Practic, 205-19.
Liao, Y.-K. 2015. 'THE ROLE OF TRUST ON BRAND LOYALTY AND BRAND EQUITY.' Joint International
Conference, 603-12.
Limpele, M. J. W. 2013. 'THE EFFECT OF BRAND EQUITY ON PRICE PREMIUM OF APPLE IPHONE.' EMBA,
1, 542-49.
Pamungkas, B. R. & Sugiarto 2015. 'ANALISIS PENGARUH KESADARAN MEREK
DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP EKUITAS MEREK MELALUI LOYALITAS MEREK.' MANAGEMENT, 4, 1-
14.
Piotr, C., Providence, C., Mark, D. & Providence, C. 2018. 'LEVERAGING BRAND HERITAGE’S EFFECTS ON
CONSUMERS’ ATTITUDES AND INTENTIONS TO ENHANCE COMPETITIVENESS.' Consumer
Sciences, 26, 41-58.
Rochana, G. N. 2015. 'impact of Brand Equity towards Purchasing Desition: A Situation on Mobile
Telecommunication Services of Sri Lanka.' Marketing Theory and Practic, 3, 100-17.
Sallam, M. A. 2015. 'THE EFFECTS OF BRAND CREDIBILITY ON CUSTOMERS' WOM
COMMUNICATION: THE MEDIATING ROLE OF BRAND COMMITMENT.' Business and Social Sciences, 4,
164 - 76.
Samira, Z., Amineh, A. & Maryam, A. 2012. 'Studying the Effect of Brand Credibility and Brand Prestige
on Brand Loyalty.' Basic and Applied Sciences, 6, 160-66.
Sondakh, R., Yasa, N. N. K. & Sukaatmadja, I. P. G. 2016. 'PERAN KREDIBILITAS MEREK MEMEDIASI
KREDIBILITAS ENDORSER DENGAN EKUITAS MEREK.' Buletin Studi Ekonomi, 21, 219-32.
Spry, A., Pappu, R. & Cornwell, T. B. 2011. 'Celebrity endorsement, brand credibility and brand equity.'
EUROPEAN JOURNAL OF MARKETING, 45, 882-909.
Sulistyaningrum, D. 2012. 'PENGARUH BRAND LOYALTY TERHADAP VARIETY SEEKING.' Journal of Social
and Industrial Psychology, 1, 41-46.
Sutanza, B. & Widiyanto, I. 2013. 'STUDI TENTANG BRAND LOYALTY KENDARAAN NIAGA DI SEMARANG.'
MANAGEMENT,, 2, 1-9.
Tabaku, E. & Zerrelarri, M. 2015. 'BRAND LOYALTY AND LOYALTY PROGRAMS; A LITERATURE REVIEW.'
Romanian Economic and Business Review, 10:2, 71-86.
Tsordiaa, C., Papadimitrioua, D. & P. Parganasb, c. 2018. 'The influence of sport sponsorship on brand
equity and purchase behavior.' Strategic Marketing, 26, 85–105.
Urde, M. & Greyser, S. A. 2015. 'The Nobel Prize: the identity of a corporate
heritage brand.' Product & Brand Management, 24, 318 - 32.
Yilun, Z. & Scott, T. 2017. 'Enhanced Brand Credibility of American Athletes with International
Teammates.' Sport Marketing Quarterly, 26, 63-74.

Anda mungkin juga menyukai