Anda di halaman 1dari 2

Nama kelompok:

- Sabam Aloysius Hutauruk


- Febi Yolanda br Saragih
XI IPA 2

REDEMPTOR HOMINIS (SANG PENEBUS MANUSIA) Ensiklik Yohanes Paulus II (Ensiklik-nya yang
pertama)

Pengertian:

Redemptor Hominis (Bahasa Latin untuk “Sang Penebus Manusia”) adalah nama dari ensiklik
pertama yang ditulis oleh Paus Yohanes Paulus II. Ensiklik ini meletakkan sebuah rancangan dari
masa kepausannya dalam penjelajahannya akan masalah-masalah umat manusia saat ini dan
terutama solusi-solusi yang diajukan oleh umat manusia itu yang ditemukan di dalam sebuah
pengertian yang lebih mendalam akan pribadi manusia. Ensiklik ini diumumkan secara resmi pada
tanggal 4 Maret 1979, kurang dari lima bulan setelah ia diangkat menjadi Sri Paus.Enklisik ini tidak di
kategorikan sebagai enklinsik ajaran sosial Gereja tetapi,lukisan tentang penebusan umat manusia
oleh Yesus Kristus sebagai penebusan yg menyeluruh.

Situasi masyarakat:

manusia ditebus oleh Kristus dalam situasi hidupnya secara konkret. Yaitu, dalam hidup situasi di
dunia modern. Disinggung mengenai konsekuensi kemajuan dan segala macam akibat yang
ditimbulkan. Hak-hak asasi manusia dengan sendirinya juga didiskusikan. Misi Gereja dan tujuan
hidup manusia. Paus Yohanes Paulus II memulai masa kepausannya selama masa krisis keragu-
raguan pribadi dan kritik-kritik internal di dalam Gereja Katolik. Ia menyinggung akan hal ini dalam
kata pengantar ensikliknya, menyampaikan kepercayaannya bahwa gerakan hidup yang baru di
dalam Gereja “lebih kuat daripada gejala-gejala keragu-raguan, keruntuhan dan krisis.” Reduemptor
Hominis mengusulkan bahwa solusi dari masalah-masalah ini bisa ditemukan melalui pengertian
yang lebih sempurna akan seseorang: baik akan diri seorang manusia maupun diri seorang Kristus.
Sebagaimana demikian, ensiklik pertamanya ini berulang kali menekankan pendekatan filosofis yang
disukai oleh Sri Paus, yaitu paham personalisme – sebuah pendekatan yang ia gunakan berulang kali
selama masa kepausannya.Ensiklik ini juga bekerja untuk menyiapkan Gereja bagi milenium ketiga
yang akan datang, merujuk tahun-tahun yang tersisi di abad ke-20 sebagai “sebuah masa dari
Advent (kedatangan yang ditunggu-tunggu) yang baru, sebuah masa penuh pengharapan” dalam
persiapan atas kedatangan milenium yang baru.

Latar belakang:

Hidup kekal, yang dijanjikan oleh Bapa dalam Yesus Kristus, “adalah pemenuhan terakhir dari
panggilan manusia.” Gereja, yang hidup kenyataan ini manusia, “harus berkonsentrasi dan
mengumpulkan sekitar yang Misteri, menemukan di dalamnya cahaya dan kekuatan yang sangat
diperlukan untuk misinya.”

Dalam terang ajaran Konsili Vatikan II, Gereja muncul sebagai yang bertanggung jawab untuk
transmisi benar kebenaran ilahi. Oleh karena itu, dia harus mematuhi dengan setia untuk itu ketika
dia mengaku dan mengajarkan iman. Tanggung jawab untuk kebenaran ini juga berarti “mencintai
dan mencari pemahaman yang paling tepat dari itu, dalam rangka untuk membawa lebih dekat ke
diri kita sendiri dan orang lain. Sebagai hamba kebenaran, “teolog ... tidak pernah bisa melupakan
arti pelayanan mereka di Gereja.”Tanggung jawab Gereja kebenaran ilahi harus dibagi oleh semua.
Teolog dan “semua orang belajar di Gereja saat ini dipanggil untuk bersatu iman dengan belajar dan
kebijaksanaan, dalam rangka untuk membantu mereka untuk menggabungkan satu sama lain.”
Spesialis dalam beragam disiplin, sebagai anggota Umat Allah, berpartisipasi dalam misi kenabian
Kristus untuk melayani kebenaran ilahi.Kehidupan sakramental Gereja dan setiap orang Kristen
mencapai kepenuhannya dalam Ekaristi. Dalam sakramen ini, oleh kehendak Kristus, misteri dari
pengorbanan di kayu salib, dengan yang ia peroleh bagi kita dari Bapa karunia-karunia Roh Kudus
dan hidup abadi baru dalam kebangkitan, terus-menerus diperbarui.

Tema pokok Redemptor Huminis:

• Misteri penebusan manusia di zaman modern

• Kemajuan dan akibat akibatnya

• Misi gereja untuk menjawab persoalan zaman ini

Konteks Zaman:

Enklinsik pertama dari kepausan bapa suci Yohannes Paulus II

Tujuan:

tujuan untuk melanjutkan tradisi yang pernah digagas oleh para pendahulunya, seperti Yohanes
XXIII, Paulus VI dan Yohanes Paulus I serta semangat Gereja dalam terang sesudah Konsili Vatikan II
dengan menumbuhkan kesadaran Gereja. Dalam Ensiklik ini pula, secara garis besar hendak
dibicarakan tentang Penebusan umat manusia oleh Yesus Kristus, dampak-dampak Penebusan, dan
perutusan Gereja dalam dunia dewasa ini. Melalui Ensiklik ini hendak dikatakan bahwa dalam
melaksanakan tugas panggilannya, Gereja tidak memiliki arah dan pusat yang lain kecuali Yesus
Kristus, Penebus manusia

Anda mungkin juga menyukai