Anda di halaman 1dari 8

1.

Sacrosanctum Concilium: dokumen konsili vatikan ke II yang membahas


tentang liturgi suci
2. Ketegangan eskatologis:
3. Syarat-syarat wali baptis: ditunjuk oleh calon babtis sendiri atau oleh orang
tuanya, atau orang yang mewakili mereka, pastor, atau pelayan babtis.
4. Anamnese: : memaklumkan misteri iman “wafat kristus kita maklumkan,
kebangkitannya kita muliakan, kedatangannya kita rindukan. Amin”
5. Persona publica: orang awam
ISTILAH
9. Magisterium
(wewenang mengajar)
Gereja yang tak dapat sesat, sebagai penjaga dan penyampai khasanah iman.
10. Christus Dominus
Dekrit tentang tugas pastoral para uskup dalam gereja - dokumen Konsili Vatikan II.
11. Lumen Gentium
Dokumen utama Konsili Vatikan Kedua
12. Misa Krisma
Mengingatkan kembali akan janji imamat yang pernah diucapkan oleh para imam
pada saat mereka ditahbiskan.
13. Transubstantiatio
Ajaran resmi Gereja Katolik
14. Ketiga kegiatan peniten
Dalam hati ada penyesalan, dalam mulut ada pengakuan, dan dalam tindakannya ada
penyilihan atau penitensi.
15.Bidaah
Menyangkal tentang suatu kebenaran
16. Attritio

17. Parousia yang berarti kehadiran dalam Perjanjian Baru digunakan untuk kedatangan
Kristus (dalam rangka eskatologis)
Essay
1. Manakah dasar-dasar pengertian paroki? Jelaskanlah jawaban Anda!
• Pengertian ‘Paroki’ dalam Kitab SucI: Akar istilah ‘paroki’ dapat diketemukan
dalam bahasa Yunani ‘paroicia / paroikia’. Kata tersebut berasal dari kata kerja
Yunani ‘paroicew / paroikeo’, yang berarti: ‘tinggal dekat, bertetangga’, ‘hidup di
antara atau bersama dengan’ dan khususnya ‘berdiam dalam sebuah negara sebagai
orang asing’ (KS bahasa Yunani LXX [Septuaginta], Kej 12:10; Luk 24:18; Flm 1.4-16).
Sedangkan kata ‘paroikia’ berarti ‘suatu tempat tinggal atau pemukiman dalam negera
asing’ (bdk. KS LXX, Keb 19:10; Why 13:17), dan ‘paroicoz’ / paroikos’ menunjuk
pada ‘tetangga’, ‘orang asing’ (Kej 15:3dst.), khususnya mereka (orang asing) yang
tinggal di suatu kota atau negara.
• Dasar-dasar pengertian paroki: Adanya (eksistensi) umat kristiani dimulai dan
didasari dalam sejarah oleh seorang manusia bernama Yesus. Umat itu pada awalnya
merupakan suatu kumpulan pribadi-pribadi yang tertarik pada Yesus dan membentuk
suatu paguyuban dari umat (‘ecclesia’) di sekitar Yesus historis. Ikatan umat itu
semakin kuat setelah kebangkitan Yesus dan Pentekosta, terlebih dalam jemaat
kristiani perdana.
a. Paguyuban jemaat sekitar Yesus historis
1). Paguyuban keluarga pribadi
Pada waktu Yesus hidup historis di dunia, paguyuban jemaat pertama-tama dibentuk
oleh karena ikatan akan pribadi-pribadi yang sama-sama tertarik pada Yesus historis
dan membentuk semacam suatu paguyuban keluarga yang berkumpul di sekitar
pribadi Yesus. Mereka ini adalah ‘keluarga’ yang terdiri dari murid-murid Yesus dan
wanita-wanita kudus yang melayani-Nya. Prinsip keterikatan dan panggilan pribadi
mereka dalam paguyuban tersebut adalah pribadi Yesus historis yang sama. Yesus
diterima sebagai seorang nabi baru: Musa baru (Mat 5:17-48), David definitif dengan
hukum raja dari Yang diurapi Yahwe (Mrk 2:23-28), Salomon baru (Mat 12:42).
Mereka berkumpul di sekitar Yesus, yang dengan penuh kuasa dan kebijaksanaan
ilahi, mewartakan, mengajarkan dan mewujudkan Kerajaan Allah (Luk 4:31-37; Mrk
1:21-28). Kemudian, paguyuban itu berkembang dan disuburkan dengan pengajaran,
mukjizat dan sabda Yesus sendiri.

2). Paguyuban di sekitar sabda Yesus


• Paguyuban ini dibentuk oleh karena pengajaran Yesus yang khas. Dia
mengajar dengan cara hidupnya sendiri dan lewat suatu bentuk hidup baru.
Paguyuban ini dibangun lewat sabda-sabda dan mukjizat-mukjizat-Nya yang
mengagumkan. Di sini nampak suatu jejak nyata dari timbulnya suatu paguyuban
apostolis, yang dibentuk oleh Yesus, berkat katekese-Nya dan lewat cara hidup
bersama mereka dengan Yesus. Mereka tidak punya tempat tinggal tetap. Mereka
membentuk suatu paguyuban pengembara yang terdiri dari bermacam-macam orang:
yang kaya dan yang miskin; yang ‘kecil’/sederhana dan yang terdidik; yang ahli dan
yang bodoh; para wanita, anak, budak, pendosa, dll. Mereka adalah ‘suatu sisa-sisa
Israel’, karena sebagian besar penguasa Israel saat itu menolak Yesus sebagai Mesias.
Dalam paguyuban ini para murid, ke-72 murid dan ke-12 rasul mendapat tempatnya.

3). Paguyuban kedua belas rasul Yesus


• Mereka ini adalah paguyuban ‘inti’ yang terdiri dari tokoh-tokoh pemimpin
jemaat yang ada di sekitar sabda Yesus. Mereka ini diangkat (Mrk 3:14) dan diutus
untuk mewartakan Kerajaan Allah (Mat 10:1-12). Sehubungan dengan kedudukan
mereka dalam keseluruhan umat Israel, paguyuban kedua belas rasul ini dipandang
sebagai unsur pembentuk utama dari paguyuban Gereja miniatur. Mereka membentuk
sebuah paguyuban Gereja kecil, benih dari paguyuban Gereja mendatang. Paguyuban
ini merupakan simbol eskatologis dari kebangkitan kembali dari kedua belas suku
Israel (Mat 19:28; Luk 22:29). Tanda simbolis dari kedua belas rasul itu, yang
merupakan pewartaan dari kumpulan definitif dari umat Tuhan, meliputi gagasan
tentang umat Allah dan Perjanjian Ilahi. Mereka menjadi tanda dari gagasan tentang
umat Allah, karena kedua belas rasul menjadi tanda bahwa Kerajaan Allah sedang
terwujud untuk seluruh umat Israel. Mereka ini berada bersama Yesus dan
berpartisipasi dalam tugas perutusan-Nya. Mereka menjadi tanda Perjanjian Ilahi,
karena mereka ini berada dalam garis sejarah keselamatan yang dimulai sejak
perjanjian Yahwe dengan Abraham, melalui Ishak-Yakub, dan kedua belas suku
bangsa Israel dari perjanjian Sinai sampai pada kepenuhannya yang sempurna. Yesus
sendiri, lewat pribadi, pewartaan dan tindakan-Nya adalah Kerajaan Allah yang
sedang hadir

4). Paguyuban sekitar meja makan


• Dengan ikut ambil bagian dalam makan bersama para murid, kedua-belas rasul,
dan terutama bersama dengan orang-orang yang terbuang, tersingkir, terlupakan dan
para pendosa, Yesus ingin memberikan suatu tanda kebaikan keselamatan Allah yang
terbuka untuk semua orang. Dalam perspektif perjanjian Tuhan, paguyuban sekitar
meja makan bersama Yesus ini nampaknya menjadi tanda akan kebaikan Allah yang
tak terbatas. Semua penginjil mengingat tindakan sentral dari paguyuban ini dalam
peristiwa pergandaan roti yang merupakan pembaharuan dari mukjizat roti manna
dalam konteks Perjanjian Baru antara Tuhan dan manusia. Dan paguyuban umat
secara khusus di sekitar meja makan perjamuan malam terakhir merupakan tanda dan
sekaligus paguyuban awal dari Perjanjian kekal. Perjamuan ini merupakan
kesimpulan dari seluruh Perjanjian Tuhan dengan manusia dan yang mengambil
bentuknya yang baru: Perjanjian Baru dan Kekal. Tetapi, kematian Yesus merupakan
titik balik dari komunitas di sekitar Yesus. Dalam arti tertentu, Yesus ‘gagal’ dalam
rencana membentuk paguyuban selama hidupnya di dunia ini. Para orang Yahudi,
bahkan para tokoh umat, ternyata tidak bertobat, bahkan mereka menyalib-Nya.
Murid-murid-Nya tercerai berai, para rasul melarikan diri, bahkan Petruspun
mengkhianati-Nya. Dalam puncak ‘kegagalan’ (Mat 15:34), Yesus tidak putus
harapan. Ia menyerahkan diri sampai mati demi keselamatan semua manusia dan taat
pada Bapa. Dan berkat kebangkitan-Nya dari antara orang mati, paguyuban jemaat
kristiani perdana mendapatkan dasar eksistensinya.
b. Paguyuban jemaat kristiani perdana
• Kebangkitan Yesus meneguhkan paguyuban umat di sekitar Yesus historis:
sahabat-sahabat lama dari Yesus berkumpul lagi untuk membentuk suatu paguyuban
bersama dari orang beriman (Kis 1:15; 2:1; 2:44.47). Semua orang beriman sehati
sejiwa (Kis 1:14): mereka berkumpul di sekitar ke-sebelas rasul bersama wanita-wanita
dan Maria untuk bersatu dalam doa. Namun perlulah bagi mereka untuk
mempertahankan angka 12 sebagai tanda penting untuk mengungkapkan
keberlangsungan rencana Tuhan yang tetap setia untuk memenuhi janji-Nya kepada
umat (Kis 1:15-26). Nampaknya dalam Kis terdapat suatu gambaran paguyuban yang
terstruktur dengan baik di mana umat mempunyai tempat dan tugas masing-masing
dalam paguyuban. Peristiwa Pentekosta mengungkapkan banyak hal yang
mengherankan sehubungan dengan Yesus. Menurut Petrus, Yesus adalah seorang nabi
yang diserahkan oleh Allah, Ia dihukum mati di salib dan setelah dikuburkan selama 3
hari, Ia dibangkitkan oleh Bapa-Nya. Dan barangsiapa yang percaya pada Yesus yang
bangkit dari antara orang mati dan menerima pewartaan mereka, membentuk suatu
paguyuban dan memberikan kesaksian dengan memberikan diri dibaptis dalam nama
Yesus itu. Mereka bergabung dalam suatu paguyuban kecil dari sahabat-sahabat lama
Yesus. Akhirnya terbentuk di Yerusalem suatu paguyuban yang baru yang menyatakan
diri mereka sebagai paguyuban pengikut sekte Yesus Nasareth. Di sanalah terdapat
sumber dasar dari adanya jemaat kristiani yang pertama.

2. Bagaimanakah Gereja berpartisipasi dalam tugas kenabian Kristus?


• Gereja dalam pelaksanaan di paroki dilaksanakan pastor paroki yang
menunaikan tugasnya dalam reksa pastoral bagi umat dalam wilayahnya, tetapi di
bawah otoritas/wewenang Uskup diosesan. Dalam pemikiran teologis klasik, pastor
paroki dalam melaksanakan tugasnya mengambil bagian dari tugas pelayanan Kristus
sebagai: Nabi, dalam mengajar (“docendi”, ”kerygma”); Imam, dalam menguduskan
(“sanctificandi”, “leiturgia”); Raja, dalam memimpin (“regendi”, “koinonia”) bagi
umat kristiani; dan juga dengan kerja sama dengan para imam atau diakon dan
dengan ‘para awam pemimpin umat’ serta (tokoh-tokoh) awam lainnya (KHK can.
519).
• Dalam tugas pelayanan bidang kerygma, “Pastor paroki terikat kewajiban
untuk mengusahakan agar sabda Allah diwartakan utuh kepada orang-orang yang
tinggal di paroki; maka dari itu hendaknya ia mengusahakan agar kaum beriman
kristiani awam mendapat pengajaran dalam kebenaran-kebenaran iman, terutama
dengan homili yang harus diadakan pada hari-hari Minggu dan hari-hari wajib, dan
juga dengan katekese yang harus diberikan; hendaknya ia membina karya-karya untuk
mengembangkan semangat injil, juga yang menyangkut keadilan sosial, hendaknya ia
mencurahkan perhatian khusus untuk pendidikan katolik anak-anak dan kaum muda;
hendaknya ia dengan segala upaya, juga dengan melibatkan bantuan kaum beriman
kristiani, mengusahakan agar warta injil menjangkau mereka juga yang meninggalkan
praktek keagamaannya atau tidak memeluk iman yang benar” (canon 528 – 1).
• Dalam tugas pelayanan bidang leiturgia, “Pastor paroki hendaknya
mengusahakan agar Ekaristi mahakudus menjadi pusat jemaat parokial kaum
beriman,
6. Jelaskanlah hubungan Sakramen Tobat dengan Sakramen Baptis?
.Sakramen Baptis merupakan sakramen yang pertama kali kita terima sebelum sakramen
sakramen yang lain.Pada saat penerimaan Sakramen Baptis kita diperciki air kemudian
diolesi minyak serta diberi kain putih dan lilin bernyala.Semua itu merupakan lambang
bahwa kita telah di bersihkan dari dosa asal dan siap menjadi terang bagi sesama.Dengan
menerima sakramen baptis kita telah diangkat menjadi anak Allah dan digabungkan dengan
gereja yang menjadikan kita anggota Tubuh Kristus serta siap diutus untuk berbuat baik
kepada semua orang.Pembaptisan hanya dapat di terima satu kali untuk selamanya namun
meninggalkan material rohani yang tidak dapat di hapuskan. hubungannya dengan
Sakramen Tobat yaitu Setiap orang pernah berbuat dosa.Dosa dapat merusak hubungan kita
dengan sesama dan Tuhan sehingga membuat kita merasa tidak senang dan bahagia.Oleh
Karena itu Allah Bapa menganugerahkan kepada kita sakramen Tobat atau pengakuan
dosa.Di dalam sakramen ini kita mengakukan dosa dosa kita kepada Imam,karena Yesus
Kristus sendiri telah memberi kuasa kepada para Imam-Nya untuk melepaskan umatnya dari
dosa setelah kebangkitanNya(Yoh 20:22-23).Melalui sakramen tobat kita menerima
pengampunan dosa dari Allah Bapa beserta rahmatnya yang dapat membantu kita untuk
menolak godaan dosa di waktu yang akan datang sehingga menjadikan hidup kita lebih
damai.

7. Bagaimanakah Anda mengorganisir katekese katekumenat agar proses inisiasi


kristiani berlangsung sebagaimana mestinya? Manakah pokok-pokok katekese yang
perlu diberikan!
Ketika kita mengorganizir katekese katekumenat hal yang perlu dibahas yaitu mengenai
MATERI KATEKESE KATEKUMINATBerbicara mengenai isi katekese katekuminat
dimaksudkan apa yang maudisampaikan kepada para katekumen, sehingga mereka
memahami ajaran gereja danmenghayati iman Katolik. Inti katekese katekuminat adalah
Allah yangmenyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus. Dengan demikian pokok
utamakatekese katekuminat adalah Yesus Kristus. Kepada tokoh inilah para katekumen
mestiberserah diri dan mempercayakan hidupnya.Ada beberapa buku yang dapat
dipergunakan untuk katekese katekuminat, antaralain:Buku Pewartaan Iman Katolik (3
jilid).Ikutilah Aku

Mengikuti Yesus (tiga jilid) oleh Komkat Keuskupan Agung SemarangPanduan Untuk
Calon Baptis Oleh Rm. Prasetyo, PrBuku KatekumenDan sebagaintaBerikut ini akan
disampaikan materi katekese katekuminat dari buku-buku yang ada.Dalam modul ini tidak
akan diuraikan isi materi tersebut, melainkan hanya tema-temasaja. Kami akan menawarkan
materi yang dapat dipergunakan untuk katekesekatekuminat menurut masa-masa yang mesti
dijalani oleh para katekumen. Dengankata lain dalam modul ini ditawarkan materi-materi
katekese katekuminat yangdiambil dari buku-buku yang ada dan penyajian materi sesuai
dengan masa menjalanipersiapan baptisan

8. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan komuni pertama?


Berada Dalam Kesatuan Gereja Katolik
Menjadi seorang Katolik dan tergabung dalam kesatuan gereja Katolik merupakan syarat
utama yang harus dipenuhi sebelum seseorang menerima komuni pertama. Seperti enam
sakramen Katolik lainnya, sebelum seseorang melakukan komuni pertama mereka juga harus
dibabtis secara Katolik. Babtisan ini menandakan bahwa dia seorang Katolik dan dia berada
di dalam gereja Katolik. Maka dari itu, beberapa hari setelah lahir, bayi akan melakukan
babtis, yang disebut babtis bayi. Katolik percaya bahwa sejak lahir manusia sudah membawa
dosa asal yang berasal dari dosa Adam dan Hawa, maka dari itu, agar dosa-dosa itu tidak
membayangi kehidupan, umat Katolik memberlakukan babtis bayi. Walaupun setelah dewasa
mereka juga akan dibabtis lagi apabila mereka sudah dewasa secara jasmani maupun rohani.
Umat Katolik percaya bahwa babtis dapat menghapuskan dosa dan memberikan keselamatan
melalui penebusan Tuhan Yesus Kristus.
Usia
Usia untuk dapat menerima komuni pertama sebenarnya tidak ditentukan secara pasti.
Bahkan sebelumnya, pada masa awal hierarki gereja Katolik, seorang bayi dibabtis dan
menerima komuni secara bersamaan. Namun, hal itu dianggap tidak pantas, karena seseorang
perlu memahami apa itu sakramen dan maknanya, apalagi sakramen ekaristi menyangkut
Tubuh dan Darah Kristus. Maka, dalam Kitab Hukum Kanonik terdapat ayat yang mengatur
perihal penerima komuni, yaitu menganjurkan untuk memastikan bahwa anak tersebut sudah
memiliki akal budi dan pemahaman. Dalam KHK 913 § 1 dikatakan bahwa syarat agar
seorang anak dapat menerima ekaristi adalah mereka yang telah memiliki pemahaman cukup
dan telah dipersiapkan dengan seksama.

Sehingga mereka dapat memahami peristiwa Kristus dan dapat menikmati ekaristi dengan
iman. Kemudian dalam KHK 913 § 2 juga menjelaskan bahwa seseorang juga dapat
melaksanakan ekaristi apabila mereka berada dalam bahaya maut dan dapat membedakan
Tubuh Kristus dengan makanan biasa, serta dapat menghormati ekaristi. Seperti yang
diajarkan Paulus bahwa seseorang yang akan menerima ekaristi harus memiliki kesadaran
terhadap apa yang akan disambutnya, yaitu Kristus. Namun biasanya, agar tidak ada
kerancuan apakah seseorang layak atau tidak, gereja memberlakukan persyaratan umur
minimal agar seseorang dapat menerima komuni. Selain dalam hal pemahaman, juga terdapat
persyaratan lain yang menyangkut dokumen-dokumen calon peserta komuni untuk
diserahkan ke gereja.

Mengikuti Persiapan Komuni Pertama


Sebelum menyambut komuni kudus untuk pertama kalinya, anak dianjurkan untuk mengikuti
persiapan komuni pertama. Setiap gereja pasti mengadakan pembinaan bagi anak-anak yang
akan menyambut komuni, yang biasanya disebut katekese. Mereka akan belajar menghafal
doa-doa orang Katolik, diperkenalkan dengan devosi Bunda Maria, menghafal sepuluh
perintah Allah, dan lain sebagainya.

Melakukan Sakramen Pengakuan Dosa


Nah, sebelum menyambut komuni pertama, anak harus melakukan sakramen tobat terlebih
dahulu. Hal ini diperlukan supaya anak memahami apa itu dosa dan tahu bagaimana
mengakui dosa di hadapan Allah Tritunggal. Karena selanjutnya, seseorang hanya boleh
melakukan komuni apabila mereka dalam kondisi rahmat. Seseorang yang akan menerima
komuni harus berada dalam keadaan rahmat dan tidak melakukan dosa berat sebelumnya.
Katolik memberlakukan ini sebagai persyaratan yang didasarkan pada ayat Alkitab, yaitu
pada 1 Korintus 11:27, yang intinya adalah apabila seseorang memakan roti dan anggur
dengan cara tidak layak, atau dalam hal ini dalam dosa berat, maka mereka berdosa terhadap
Tubuh dan Darah-Nya.
11. Jelaskanlah pokok-pokok katekese yang perlu diberikan dalam Sakramen Tobat!
Pokok – pokok yang diberikan dalam sakramen tobat :
• Memberikan pemahaman yang memadai tentang arti dan makna sakramen tobat
• Menumbuhkan dan mengembangkan kebiasaan umat untuk secara rutin menerima
sakramen tobat
Selain itu, dalam sakramen tobat ini ada unsur-unsur yang dibahas antara lain:
• Arti Tobat : berbalik dari dosa untuk menuju Allah
• Pengakuan dosa : terjadi dari pihak Allah dan bukan dari pihak yang menyesali dosa
• Perayaan sakramen tobat : mengenai pengakuan pribadi dan utuh
• Absolusi : gambaran akan jawab Tuhan atas permohonan manusia akan pembebasan
dari derita dosa.
• Penitensi : suatu bantuan bagi peniten untuk bertobat secara utuh dan sungguh-
sungguh.
12. Bagaimanakah Kristus hadir dalam perayaan Ekaristi? Jelaskanlah jawaban Anda!
Yesus Kristus sungguh hadir di dalam sakramen ekaristi dengan cara yang berbeda dan unik.
Kristus hadir dengan sungguh-sungguh, nyata, dan substansial dengan Tubuh dan DarahNya,
JiwaNya dan KeilahianNya. Dalam Sakramen Ekaristi ini, hadirlah sakramental yang
diartikan dalam rupa roti dan anggur, Kristus yang seutuhnya, Allah dan Manusia
17. Manakah permasalahan pastoral dan liturgis sehubungan dengan Ekaristi? Jelaskan!
Jawab : kurangnya penghayatan umat, sikap umat yang belum menunjukkan keseriusan
dalam mengikuti ekaristi, masih asyik mengobrol, mainan hp

22. Jelaskanlah secara rinci proses inisiasi kristiani yang berlangsung dalam tiga tahap dan
empat masa. Berilah usulan pembagian ideal waktu biasa dalam proses inisiasi kristiani untuk
mempersiapkan pembaptisan Paskah 2022! Pokok-pokok katekese mana yang perlu diberikan
selama inisiasi kristiani?
PROSES INISIASI DALAM 3 TAHAP DAN 4 MASA
1. Susunan Inisiasi Seluruhnya
Inisiasi Kristiani itu merupakan perkembangan yang berlangsung cukup lama
mengikuti suatu pola yang kurang lebih sama, di mana dapat dibedakan tahap-tahap berikut:

Anda mungkin juga menyukai