Anda di halaman 1dari 6

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Tanaman

Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) menurut Rahardjo, (2012) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionita

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Astridae

Ordo : Rubiaceace

Genus : Coffea

Spesies : Coffea robusta

Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini tumbuh

tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 m. Tanaman ini

memiliki beberapa jenis cabang : cabang reproduksi, cabang primer, cabang

sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air (Najiyati dan

Danarti, 1997).

Meskipun kopi adalah tanaman tahunan, tetapi memiliki perakaran yang dangkal.

Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah.

Oleh sebab itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau yang

5
6

panjang bila di daerah perakarannya tidak diberi mulsa (Najiyati dan Danarti,

1997).

Daun tanaman kopi berbentuk bulat telur dengan ujung tegak meruncing. Daun

tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting – rantingnya (Najiyati dan

Danarti, 1997).

Tanaman kopi mulai berbunga setelah berumur ±2 tahun. Mula-mula bunga keluar

dari ketiak daun yang terletak pada batang reproduksi. Jumlah kuncup pada setiap

ketiak daun terbatas. Pada setiap ketiak daun menghasilkan 8 – 18 kuntum, setiap

buku menghasilkan 16 – 36 kuntum bunga. Waktu yang dibutuhkan untuk bunga

hingga jadi buah matang 6 – 11 bulan. Penyerbukan kopi ada 2 jenis yaitu

penyerbukan sendiri dan penyerbukan menyilang (Najiyati dan Danarti, 1997).

2.2. Syarat Tumbuh

2.2.1. Iklim

Iklim yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kopi adalah tinggi tempat : 800 –

2000 m dpl, suhu : 15º C – 25 ºC, curah hujan : 1.750 – 3000 mm/thn, lamanya

bulan kering 3 bulan.

2.2.2. Tanah

Syarat tanah yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kopi adalah : letaknya

terisolir dari pertanaman kopi varietas lain ± 100 meter, lahan bebas hama dan

penyakit, mudah melakukan pengawasan, pH tanah : 5,5 – 6,5, top soil : minimal

2 %, strukrur tanah : subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.

6
7

2.2.3. Curah Hujan dan Lahan

Curah hujan yang sesuai untuk kopi sebaiknya adalah 1500 – 2500 mm per tahun,

dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 derajat celcius

dengan lahan kelas S1 atau S2 (Puslitkoka, 2006).

a. Organ Vegetatif Kopi

Kopi merupakan tanaman tahunan yang memiliki 3 organ vegetatif yaitu akar,

batang, dan daun. Sistem perakaran pada kopi yaitu sistem perakaran tunggang

yang tidak mudah rebah. Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90%

dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0-30 cm.

Tanaman kopi mempunyai sifat dimorfisme dalam pertumbuhan vegetatifnya,

yaitu pertumbuhan tegak (ortotropik) dan pertumbuhan ke samping (plagiotropik)

dengan percabangan yang banyak. Batang kopi merupakan tumbuhan berkayu,

tumbuh tegak ke atas, dan berwarna putih keabu-abuan. Pada batang, terdapat 2

macam tunas yaitu tunas seri (tunas reproduksi) yang selalu tumbuh searah

dengan tempat tumbuh asalnya dan tunas legitim yang hanya dapat tumbuh sekali

dengan arah tumbuh yang membentuk sudut nyata dengan tempat aslinya.

b. Organ Generatif Kopi

Organ generatif kopi terdiri atas 3 bagian yaitu bunga, buah, dan biji. Bunga pada

kopi robusta memiliki ciri yaitu berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan

berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau. Apabila bunga sudah

dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan

7
8

penyerbukan kemudian akan terbentuk buah. Waktu yang diperlukan sejak

terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang ± 8-11 bulan, tergantung dari

jenis dan faktor lingkungannya.

Buah tanaman kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3

bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan

kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras.

Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji tetapi ada juga buah yang tidak

menghasilkan biji atau hanya menghasilkan satu butir biji. Biji kopi terdiri atas

kulit biji dan lembaga. Secara morfologi, biji kopi berbentuk bulat telur,

bertekstur keras, dan berwarna putih kotor.

2.3. Karakteristik Buah Kopi Lanang

2.3.1. Arabika

Kopi jenis arabika sangat baik ditanam didaerah yang berketinggian 1.000-2.100

meter di atas permukaan laut. Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi, cita rasa

yang dihasilkan oleh biji kopi akan semakin baik. Karena itu, perkebunan kopi

arabika hanya terdapat dibeberapa daerah tertentu (didaerah yang memiliki

ketinggian di atas 1.000 meter).

Berikut beberapa karakteristik dan sifat-sifat biji kopi arabika secara umum :

a. Daun kecil, agak tebal, halus dan mengkilat panjang daun 12 sampai 15 cm,

dan lebar 6 cm.

b. Rendemennya lebih kecil dari jenis kopi lainnya (18-20%).

8
9

c. Bentuknya agak memanjang.

d. Bidang cembungnya tidak terlalu tinggi.

e. Ujung biji lebih mengkilap, tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat

retak atau pecah.

f. Celah tengah (center cut) dibagian datar (perut) tidak lurus memanjang ke

bawah, tetapi berlekuk.

g. Untuk biji yang sudah di panggang (roasting) celah tengah terlihat putih.

h. Untuk biji yang sudah diolah, kulit ari kadang-kadang masih menempel di

celah atau parit biji kopi. (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2002).

II.3.2 Robusta

Tanaman kopi jenis robusta memiliki adaptasi yang lebih baik dibandingkan

dengan kopi jenis arabika. Area perkebunan kopi jenis robusta di Indonesia relatif

luas. Pasalnya, kopi jenis robusta dapat tumbuh di ketinggian yang lebih rendah

dibandingkan dengan lokasi perkebunan arabika.

Berikut ini karakteristik fisik biji kopi robusta :

a. Rendemen kopi robusta relatif lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen

kopi arabika (20-22%).

b. Biji kopi agak bulat.

c. Lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis robusta.

d. Garis tengah (parit) dari atas kebawah hampir rata.

e. Untuk biji yang sudah diolah, tidak terdapat kulit ari dilekukan atau bagian

parit. (Direktorat Jenderal Perkebunan 2002).

9
10

2.4. Kopi Lanang

Kopi lanang di Indonesia merupakan kopi yang memiliki satu biji. Proses

pembentukan berasal dari bakal buah yang memiliki dua bakal biji, namun salah

satu bakal biji/integument gagal berkembang, sementara itu, satu bakal

biji/integument yang lain berkembang baik dan menempati seluruh rongga bakal

buah. Produksi kopi lanang di Indonesia pada umumnya berasal dari buah kopi

arabika atau robusta. Produksi jenis kopi ini hanya berkisar 2-5% dari total

produksi buah kopi secara keseluruhan. Dipercaya jenis kopi lanang memiliki

kadar kafein lebih tinggi daripada biji kopi normal.

10

Anda mungkin juga menyukai