Anda di halaman 1dari 32

Aktivitas

Pertemuan ke-1
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

• Guru menyapa peserta • Guru menyampaikan • Guru membuat


didik. tujuan pembelajaran. sumpulan tentang

• Guru mengajak peserta • Guru menyampaikan pelajaran yang


didik untuk berdo’a materi, menyajikan disampaikan.

sebelum memulai cerita fabel. • Guru memberi tugas

pelajaran. • Guru berdiskusi dengan kepada peserta didik

• Guru mengecek peserta didik untuk menandai alur


kehadiran peserta mengidentifikasi dan kebahasaan pada
didik. informasi yang ada di teks fabel.

• Guru menstimulasi dalam teks: tokoh, latar, • Guru menutup

peserta didik terkait alur, amanat pelajaran.

pelajaran yang lalu • Peserta bersama guru

dikaitkan dengan menganalisis struktur

materi yang akan trks fabel yang dibaca


disampaikan tentang • Guru menyampaikan
informasi yang ada di materi tentang
dalam teks: tokoh, latar, kebahasaan teks fabel.
alur, amanat, dan • Peserta didik
struktur teks. mengerjakan LK

menganalisis struktur
dan kebahasaan teks
fabel dengan
bimbingan guru.
• Tiap-tiap kelompok
menyampaikan hasil

kerja kelompoknya.

• Guru memberi umpan


balik terkait materi
yang

disampaikan

5
Lembar Kerja

LK
Pertemuan ke-1
Lembar Kerja

Kelompok:

Anggota:

1. Bacalah teks fabel berikut!

Cerita Fabel Seekor Rubah dan Bangau

Pada suatu hari ada seekor rubah tengah jalan-jalan di sekitar hutan. Ia kemudian berpikir
bahwa hari ini cuaca cerah dan ia bisa pergi memancing. Kemudian ia pun mempersiapkan alat
untuk memancing dan segera bergegas menuju telaga yang ada di tengah hutan.

Saat tiba di telaga, ia mendapati ada burung bangau di sana sedang berenang. Ia pun
menyapa sembari mengeluarkan pancingnya.

“Hai Bangau, apa yang sedang kau lakukan?”

Rubah pun membayangkan bahwa ia akan memperoleh ikan yang banyak untuk makan
malamnya.

Bangau pun menjawab.

19
“Aku sedang berenang sambil menikmati air telaga yang sejuk membasahi buluku,” jawab
bangau sembari mengepakkan sayapnya.

Rubah pun mulai memancing dan tak lapa kemudian pancingnya bergetar. Ia pun bergegas
menarik pancingnya dan menyaksikan seekor ikan di sana. Dengan penuh suka cita ia berkata.

“Asyik aku akan pesta besar nanti malam. Bangau, apakah kamu mau makan malam di
tempatku?” Tanya rubah sambil membereskan alat memancingnya.

Bangau pun mengiyakan ajakan rubah dan tepat di waktu makan malam, bangau datang ke
rumah rubah.

Tok…tok…tok!

Sembari membuka pintu rumahnya, rubah berkata, “Silahkan masuk!”

Mereka pun duduk di meja makan yang sudah tertata rapi. Bangau merasa amat lapar karena
aroma masakan yang mengundang selera.

“Baunya sangat harum, tentu saja rasanya enak.”

Lalu makanan dihidangkan. Tubah memasak sup ikan dan meletakkannya di mangkuk kecil.
Menyaksikan hal tersebut, bangau sedih karena paruhnya yang panjang tentu saja ia tidak bisa
memakan sup di mangkuk kecil tersebut.

Kemudian, sang bangau hanya metatap dan berdiam. Melihat hal itu, rubah bertanya.
“Bangau kenapa kamu tidak makan? Kamu tidak suka?”

“Paruhku panjang sehingga tidak bisa dipakai untuk memakan sup di mangkuk kecil
tersebut” Jawab bangau.

Rubah pun berkata, “Maafkan aku Bangau, yang kupunya hanya mangkuk kecil, tapi kamu
tidak perlu bersedih karena aku sudah menemukan jalan keluar.”

Akhirnya, rubah pun mengambil sebuah rantang dan mengisinya dengan sup sampai penuh. “Ini
bawalah rantangnya pulang dan kamu bisa menikmati makan malam di rumahmu,” ujar rubah.

Kemudian, bangau pun menjawab, “Terima kasih Rubah, kamu baik sekali. Besok giliran aku yang
akan mengundangmu makan malam di rumah.”

(sumber: https://thegorbalsla.com/cerita-fabel/)

2. Diskusikan alur cerita yang ada dalam teks fabel di atas, kemudian urutkan kejadian yang
dialami oleh tokoh pada tabel berikut!

Awalnya/Pada suatu hari ...

20
Tiba-tiba ...

Lalu ...

Selanjutnya ...

Kemudian ...

Akhirnya ...

3. Mana ceria di atas yang merupakan bagian-bagian ...


No. Struktur Kalimat

1. Orientasi

2. Komplikasi-Klimaks

3. Resolusi

4. Koda

21
Lembar Kerja

LK
Pertemuan ke-1
Lembar Kerja

Kelompok:

Anggota:

1. Bacalah teks fabel berikut!

Cerita Fabel Seekor Rubah dan Bangau

Pada suatu hari ada seekor rubah tengah jalan-jalan di sekitar hutan. Ia kemudian berpikir
bahwa hari ini cuaca cerah dan ia bisa pergi memancing. Kemudian ia pun mempersiapkan alat
untuk memancing dan segera bergegas menuju telaga yang ada di tengah hutan.

Saat tiba di telaga, ia mendapati ada burung bangau di sana sedang berenang. Ia pun
menyapa sembari mengeluarkan pancingnya.

“Hai Bangau, apa yang sedang kau lakukan?”

Rubah pun membayangkan bahwa ia akan memperoleh ikan yang banyak untuk makan
malamnya.

Bangau pun menjawab.

19
“Aku sedang berenang sambil menikmati air telaga yang sejuk membasahi buluku,” jawab
bangau sembari mengepakkan sayapnya.

Rubah pun mulai memancing dan tak lapa kemudian pancingnya bergetar. Ia pun bergegas
menarik pancingnya dan menyaksikan seekor ikan di sana. Dengan penuh suka cita ia berkata.

“Asyik aku akan pesta besar nanti malam. Bangau, apakah kamu mau makan malam di
tempatku?” Tanya rubah sambil membereskan alat memancingnya.
Bangau pun mengiyakan ajakan rubah dan tepat di waktu makan malam, bangau datang ke
rumah rubah.

Tok…tok…tok!

Sembari membuka pintu rumahnya, rubah berkata, “Silahkan masuk!”

Mereka pun duduk di meja makan yang sudah tertata rapi. Bangau merasa amat lapar karena
aroma masakan yang mengundang selera.

“Baunya sangat harum, tentu saja rasanya enak.”

Lalu makanan dihidangkan. Tubah memasak sup ikan dan meletakkannya di mangkuk kecil.
Menyaksikan hal tersebut, bangau sedih karena paruhnya yang panjang tentu saja ia tidak bisa
memakan sup di mangkuk kecil tersebut.

Kemudian, sang bangau hanya metatap dan berdiam. Melihat hal itu, rubah bertanya.
“Bangau kenapa kamu tidak makan? Kamu tidak suka?”

“Paruhku panjang sehingga tidak bisa dipakai untuk memakan sup di mangkuk kecil
tersebut” Jawab bangau.

Rubah pun berkata, “Maafkan aku Bangau, yang kupunya hanya mangkuk kecil, tapi kamu
tidak perlu bersedih karena aku sudah menemukan jalan keluar.”

Akhirnya, rubah pun mengambil sebuah rantang dan mengisinya dengan sup sampai penuh. “Ini
bawalah rantangnya pulang dan kamu bisa menikmati makan malam di rumahmu,” ujar rubah.

Kemudian, bangau pun menjawab, “Terima kasih Rubah, kamu baik sekali. Besok giliran aku yang
akan mengundangmu makan malam di rumah.”

(sumber: https://thegorbalsla.com/cerita-fabel/)

2. Diskusikan alur cerita yang ada dalam teks fabel di atas, kemudian urutkan kejadian yang
dialami oleh tokoh pada tabel berikut!

Awalnya/Pada suatu hari ...

20

Tiba-tiba ...
Lalu ...

Selanjutnya ...

Kemudian ...

Akhirnya ...

3. Mana ceria di atas yang merupakan bagian-bagian ...


No. Struktur Kalimat

1. Orientasi

2. Komplikasi-Klimaks

3. Resolusi

4. Koda

21

Aktivitas
Pertemuan ke-2

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup


• Guru menyapa peserta • Guru menyampaikan • Guru membuat
didik. tujuan pembelajaran. sumpulan tentang

• Guru mengajak peserta • Guru mengulas materi pelajaran yang


didik untuk berdo’a pertemuan disampaikan.

sebelum memulai sebelumnya • Guru merefleksi

pelajaran. tentang struktur, dan kegiatan

• Guru mengecek kebahasaan teks fabel. pembelajaran.

kehadiran peserta • Guru menyampaikan • Guru memberikan tugas


didik. umpan balik tentang kepada peserta didik

• Guru mengulas kembali sruktur dan kebahasaan agar membaca cerita


ingatan peserta didik teks fabel. fabel dari berbagai

tentang cerita teks: • Peserta didik diajak sumber kemudian

tokoh, latar, alur, bermain bola kertas. dianalisis struktur

amanat, struktur fabel Peserta didik yang teksnya.

pada pertemuan kebagian menangkap • Guru menutup

sebelumnya dengan bola harus melanjutkan pelajaran.

beberapa pertanyaa cerita dari cerita yang


dikaitkan dengan dibuat sebelumnya oleh
materi yang akan temannya. Peserta didik
disampaikan. secara tidak sadar
sudah menyusun cerita
fabel secara lisan.
• Guru mengganti cerita
fabel dengan cerita

lainnya dengan tema,


tokoh, latar, dan alur
yang berbeda.

• Peserta didik berdiskusi


dengan guru untuk

menanggapi cerita yang


sudah dibuat secara
klasikal.
• Peserta didik dibagi
kelompok terdiri atas

empat sampi lima orang

6
• Peserta didik
mengerjakan LK
dengan

kelompoknya.

• Peserta didik
mempresentasikan

hasil diskusi kelompok.


• Peserta didik memajang
hasil kerja kelompok
di

dinding kelas.

• Guru menanggapi,
menilai hasil kerja

kelompok.
• Guru memberi
penghargaan kepada

kelompok terbaik.

7
LK
Pertemuan ke-2
LEMBAR KERJA

Kelompok:

Anggota:

Menyusun sebuah teks fabel berdasarkan potongan gambar!

1. Susunlah urutan gambar yang benar menurut kelompokmu!

123

456

Urutan yang benar


menurut kelompokmu
adalah: ......................

22
2. Sususnlah rangkaian cerita berdasarkan urutan gambar yang sudah disusun
kelompokmu!
3. Presentasikan di depan kelas
4. Tempel hasilnya di dinding!
5. Amanat apa yng terkandung dalam cerita itu?

23
Aktivitas
Pertemuan ke-3
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

• Guru menyapa peserta • Guru menyampaikan • Guru membuat


didik. tujuan pembelajaran. sumpulan tentang

• Guru mengajak peserta • Guru mengulas materi pelajaran yang


didik untuk berdo’a pertemuan disampaikan.

sebelum memulai sebelumnya. • Guru merefleksi

pelajaran. • Peserta didik dibagi kegiatan

• Guru mengecek kelompok sebanyak pembelajaran.

kehadiran peserta lima orang. • Guru memberikan tugas


didik. • Tiap kelompok diberi kepada peserta didik

• Guru menstimulasi LK. agar membaca cerita


peserta didik dengan • Peserta didik fabel dari berbagai

beberapa pertanyaan mengerjakan LK sumber kemudian

materi pada pertemuan dalam dianalisis struktur

sebelumnya dikaitkan kelompoknya. teksnya.

dengan materi yang • Guru mengamati kerja • Guru menutup

akan disampaikan pada speserta didik dalam pelajaran.

pertemuan ini. kelompok.


• Setiap kelompok
mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya


di depan kelas.
• Hasil kerja peserta didik
dipajang di dinding

kelas.

• Guru berdiskusi dengan


peserta didik untuk

menanggapi hasil kerja


tiap kelompok.
• Guru dan peserta didik
kelompok lain

mengapresiasi hasil
kerja tiap-tiap
kelompok.

8
• Guru memberi umpan
balik terkait materi
yang

disampaikan.

• Peserta didik
mengerjakan asesmen.

9
LK
Pertemuan ke-3
LEMBAR KERJA

Kelompok:

Anggota:

Rancanglah sebuah cerita fabel!

Tokoh Nama Watak

Latar Tempat Latar waktu Latar suasana

Rangkai urutan ceritanya!

Awalnya ...

Kemudian ...
Tak disangka ....

24
Tiba-tiba ...

Akhirnya ....

25
LK
Pertemuan ke-3
LEMBAR KERJA

Kelompok:

Anggota:

Rancanglah sebuah cerita fabel!

Tokoh Nama Watak

Latar Tempat Latar waktu Latar suasana

Rangkai urutan ceritanya!

Awalnya ...

Kemudian ...

Tak disangka ....

24
Tiba-tiba ...

Akhirnya ....

25
Aktivitas
Pertemuan ke-4
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup
• Guru menyapa peserta • Guru menyampaikan • Guru membuat
didik. tujuan pembelajaran. sumpulan tentang

• Guru mengajak peserta • Guru mengulas materi pelajaran yang


didik untuk berdo’a pertemuan disampaikan.

sebelum memulai sebelumnya. • Guru merefleksi

pelajaran. • Guru bertanya jawab kegiatan

• Guru mengecek dengan peserta didik pembelajaran.

kehadiran peserta tentang menyusun teks. • Guru memberikan tugas


didik. • Guru memberi umpan kepada peserta didik

• Guru menstimulasi balik terkait materi agar mencona menulis


peserta didik dengan yang cerita fabel dan

pertanyaan tentang disampaikan. menguploadnya ke

cerita teks yang dibaca • Peserta didik internet baik melalui

di rumah atau pada mengerjakan asesmen. link yang ditentukan,

pertemuan sebelumnya blog, atau media sosial

dikaitkan dengan lainnya.

materi yang akan • Guru menutup

disampaikan. pelajaran.

10
Materi/Bahan Bacaan untuk Guru

Pengertian

Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku
menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Kadang kala fabel
memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut cerita moral karena
mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel semuanya
binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat berbicara seperti
manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian rupa melalui tokoh binatang
tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-sifat jelek
manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh binatang, pengarang ingin mempengaruhi
pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)

Ciri-Ciri Fabel

Adapun ciri-ciri fabel sebagai berikut:

1. Tokoh utama binatang.


2. Alur ceritanya sederhana.
3. Cerita singkat dan bergerak cepat.
4. Karakter tokoh tidak diuraikan secara terperinci.
5. Gaya penceritaan secara lisan.
6. Pesan atau tema kadang-kadang dituliskan dalam cerita.
7. Pendahuluan sangat singkat dan langsung.

Struktur Teks Cerita Fabel

6. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca tentang
gambaran umum isi fabel.

7. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.

8. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.


9. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.

10. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita. 11. Koda
adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda pada
ceritanya) atau penyelesaian masalah.

Contoh Struktur Fabel

Kupu-Kupu Berhati Mulia

Orientasi

29
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagi
karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa
binatang-binatang yang berada di taman itu.

Komplikasi

Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon, sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek
yang tidak bisa pergi ke mana-mana.

“Hei, Kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo
jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan sang
semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya
ialah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut. Pada
suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu, karena hujan di mana-mana terdapat genangan
lumpur.

Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang
semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta
bantuan.

“Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong... tolong…!!”

Resolusi

Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas, kemudian kupu-kupu menjulurkan
sebuah ranting ke arah semut.

“Semut, peganglah erat-erat rating itu!! nanti aku akan mengangkat ranting itu”.

Lalu sang semut memegang erat ranting itu.

Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian
sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.
Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, kupu-kupu
berkata kepada semut.

“Aku adalah kepomponng yang pernah diejek,” kata si kupu-kupu.

Ternyata kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.

30
Koda

Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk
ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

Jenis Jenis Fabel

Dilihat dari waktu kemunculannya fabel dapat dikategorikan kedalam fabel klasik dan fabel modern
yaitu:

Fabel Klasik
Fabel klasik merupakan cerita yang telah ada sejak zaman dahulu, tetapi tidak ketahui persis waktu
munculnya, yang diwariskan secara turun-temurun lewat sarana lisan.

Ciri-ciri fabel klasik sebagai berikut:

1. Cerita sangat pendek.


2. Tema sederhana.
3. Kental dengan petuah/moral.
4. Sifat hewani masih melekat.

(Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/)

Contoh Fabel

Buaya yang Serakah

Di pinggir sungai, terdapat seekor buaya yang sedang kelaparan. Sudah tiga hari Buaya itu
belum makan dan perutnya terasa keroncongan. Hari ini, ia harus mendapat mangsa karena kalau
tidak, ia bisa mati kelaparan. Buaya itu segera masuk ke dalam sungai dan berenang perlahan-lahan
untuk mencari mangsa.

Tak lama kemudian, Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang di sungai. Bebek
sadar kalau dia sedang diawasi oleh Buaya. Bebek segera berenang ke tepi sungai. Melihat

31
mangsanya akan kabur, Buaya segera mengejar dan akhirnya Bebek pun tertangkap.

“Ampun Buaya, tolong jangan mangsa aku, dagingku sedikit. Kenapa kamu tidak memangsa
kambing saja di dalam hutan,” ucap Bebek seraya menangis ketakutan.

“Baik, sekarang kau antar aku ke tempat persembunyian kambing itu,” perintah Buaya
dengan menunjukkan taring yang sangat tajam.

Tidak jauh dari situ, terdapat lapangan hijau tempat kambing mencari makan. Benar saja, di
sana ada banyak kambing yang sedang lahap memakan rumput.

“Pergi sana, aku mau memangsa kambing saja,” kata Buaya.

Bebek yang merasa senang, kemudian berlari dengan kecepatan penuh.

Setelah mengintai beberapa lama, akhirnya Buaya mendapatkan satu ekor anak kambing
yang siap untuk dimangsa.

“Tolong, jangan makan aku, dagingku tidak banyak, aku masih kecil, kenapa kamu tidak
makan gajah saja yang dagingnya lebih banyak, aku bisa mengantarkan kamu ke sana,” usul
Kambing.

“Baik, segera antarkan aku ke sana!”

Anak kambing itu mengajak Buaya ke tepi danau yang luas. Di sana, ada anak gajah yang
besar. Buaya langsung mengejar dan menggigit kaki anak gajah itu. Ternyata, kulit gajah itu sangat
tebal sehingga Buaya tidak bisa melukainya.

Anak gajah itu berteriak meminta tolong kepada ibunya. Buaya terus berusaha menjatuhkan
anak gajah itu, tapi tidak berhasil. Mendengar teriakan anaknya, sekumpulan gajah mendatangi dan
menginjak Buaya sampai tidak bisa bernafas. Buaya itu tidak bisa melawan karena ukuran ibu gajah
itu sangat besar, ditambah dia juga lemas karena belum makan. Buaya itu kehabisan tenaga dan
mati.

(sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah
kebahasaan-teks-fabel-2569/)

32
Materi/Bahan Bacaan untuk Peserta Didik
Pengertian

Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku
menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Kadang kala fabel
memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut cerita moral
karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel
semuanya binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat
berbicara seperti manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian rupa melalui
tokoh binatang tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-
sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh binatang, pengarang ingin
mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)

Struktur Teks Cerita Fabel

1. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.

2. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik


cerita. 3. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.

4. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita. 5. Koda
adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda pada
ceritanya) atau penyelesaian masalah.

Contoh Struktur Fabel

Berikut ini beberapa contoh fabel dan strukturnya:

Contoh Fabel 1

Singa dan Beruang

Orientasi

Suatu hari singa mengajak beruang untuk berburu bersama. Beruang setuju karena ia juga sedang
lapar. Mereka segera menuju padang rumput karena di sana banyak mangsa.

Tiba di padang rumput, singa dan beruang bersembunyi di antara semak-semak. Masing-masing
mengincar mangsa yang akan mereka kejar.

26
Komplikasi

Setelah mengamati mangsa yang ada, singa dan beruang keluar dari tempat persembunyian secara
bersamaan. Mereka mulai mengejar mangsa. Tanpa disadari, mereka mengejar mangsa yang sama,
seekor anak rusa.

Dengan mudah, anak rusa itu bisa tertangkap. Singa dan beruang langsung bertengkar
memperebutkan anak rusa itu.

“Ini Mangsaku. Aku menangkapnya dengan gigitanku yang kuat,” kata singa.

Beruang tidak mau kalah, “Tidak, ini rusaku. Aku juga menangkapnya.”

Mereka terus memperebutkan anak rusa itu. Saat hari sudah sore, singa dan beruang akhirnya
berhenti berebut. Mereka lelah dan hanya duduk tanpa bisa menggerakan badan.

Rupanya, dari tadi serigala mengamati pertengkaran mereka. Mengetahui kalau saat ini singa dan
beruang sudah lelah.

“Ah, ini kesempatanku untuk merebut anak rusa itu,” pikir serigala.

Serigala segera berlari dan merebut anak rusa. “Terima kasih ya. Kalian baik sekali memberiku anak
rusa yang lezat ini,” kata serigala sambil tersenyum.

Resolusi

Dengan sisa tenaga, singa dan beruang berusaha merebut kembali mangsa mereka. Namun, mereka
sudah telalu lelah. Akhirnya, anak rusa itu dibawa kabur serigala.

Koda

“Semua salah kita. Kalau saja kita mau berbagi, pasti kita sama-sama kenyang sekarang,” kata
mereka dengan wajah yang terlihat menyesal.

Kaidah Kebahasaan Cerita Fabel

Adapun kaidah atau unsur kebahasaan fabel diantaranya yaitu:

Kata Kerja

Teks fabel memiliki dua kata kerja yakni:

• Kata Kerja Transitif yaitu kata kerja yang memiliki objek.

Contohnya: Ibu memakan sayur

• Kata Kerja Intransitif yaitu kata kerja yang tidak memiliki objek.

27
Contohnya: Beni sedang bersiul

Kata Sandang Si dan Sang

Contohnya:

• Sang kancil berkeliling taman sambil menyapa teman-temannya.

• Si siput hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

Kata Keterangan Tempat dan Waktu

Contohnya:

• Pada suatu hari, semut berjalan di taman.

Penggunaan Kata Hubung

Kata hubung yang sering digunakan dalam teks cerita fabel diantaranya: lalu, kemudian, dan
akhirnya.

Contohnya:

• Akhirnya, sang semut meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya.

(sumber: https://www.pelajaran.co.id/2019/26/pengertian-fabel.html)

28
Materi/Bahan Bacaan untuk Peserta Didik
Pengertian

Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku
menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Kadang kala fabel
memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut cerita moral
karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel
semuanya binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat
berbicara seperti manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian rupa melalui
tokoh binatang tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-
sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh binatang, pengarang ingin
mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)

Struktur Teks Cerita Fabel

1. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.

2. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik


cerita. 3. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.

4. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita. 5. Koda
adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda pada
ceritanya) atau penyelesaian masalah.

Contoh Struktur Fabel

Berikut ini beberapa contoh fabel dan strukturnya:

Contoh Fabel 1

Singa dan Beruang

Orientasi

Suatu hari singa mengajak beruang untuk berburu bersama. Beruang setuju karena ia juga sedang
lapar. Mereka segera menuju padang rumput karena di sana banyak mangsa.

Tiba di padang rumput, singa dan beruang bersembunyi di antara semak-semak. Masing-masing
mengincar mangsa yang akan mereka kejar.

26
Komplikasi

Setelah mengamati mangsa yang ada, singa dan beruang keluar dari tempat persembunyian secara
bersamaan. Mereka mulai mengejar mangsa. Tanpa disadari, mereka mengejar mangsa yang sama,
seekor anak rusa.

Dengan mudah, anak rusa itu bisa tertangkap. Singa dan beruang langsung bertengkar
memperebutkan anak rusa itu.

“Ini Mangsaku. Aku menangkapnya dengan gigitanku yang kuat,” kata singa.

Beruang tidak mau kalah, “Tidak, ini rusaku. Aku juga menangkapnya.”

Mereka terus memperebutkan anak rusa itu. Saat hari sudah sore, singa dan beruang akhirnya
berhenti berebut. Mereka lelah dan hanya duduk tanpa bisa menggerakan badan.

Rupanya, dari tadi serigala mengamati pertengkaran mereka. Mengetahui kalau saat ini singa dan
beruang sudah lelah.

“Ah, ini kesempatanku untuk merebut anak rusa itu,” pikir serigala.

Serigala segera berlari dan merebut anak rusa. “Terima kasih ya. Kalian baik sekali memberiku anak
rusa yang lezat ini,” kata serigala sambil tersenyum.

Resolusi

Dengan sisa tenaga, singa dan beruang berusaha merebut kembali mangsa mereka. Namun, mereka
sudah telalu lelah. Akhirnya, anak rusa itu dibawa kabur serigala.

Koda

“Semua salah kita. Kalau saja kita mau berbagi, pasti kita sama-sama kenyang sekarang,” kata
mereka dengan wajah yang terlihat menyesal.

Kaidah Kebahasaan Cerita Fabel

Adapun kaidah atau unsur kebahasaan fabel diantaranya yaitu:

Kata Kerja

Teks fabel memiliki dua kata kerja yakni:

• Kata Kerja Transitif yaitu kata kerja yang memiliki objek.

Contohnya: Ibu memakan sayur

• Kata Kerja Intransitif yaitu kata kerja yang tidak memiliki objek.

27
Contohnya: Beni sedang bersiul

Kata Sandang Si dan Sang

Contohnya:

• Sang kancil berkeliling taman sambil menyapa teman-temannya.

• Si siput hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

Kata Keterangan Tempat dan Waktu

Contohnya:

• Pada suatu hari, semut berjalan di taman.

Penggunaan Kata Hubung

Kata hubung yang sering digunakan dalam teks cerita fabel diantaranya: lalu, kemudian, dan
akhirnya.

Contohnya:

• Akhirnya, sang semut meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya.

(sumber: https://www.pelajaran.co.id/2019/26/pengertian-fabel.html)

28
Aktivitas
Pertemuan ke-4
Soal

Kerjakan soal-soal di bawah ini!

1. Susunlah teks fabel yang diacak di bawah ini hingga menjadi teks yang utuh dengan
susunan yang benar sesuai strukturnya!

Cerita Fabel Kuda yang Memakai Kulit Harimau

Saat berada di perjalanan menuju hutan yang lebat, tidak senjaga ia bertemu dengan semacam kulit
harimau. Kemudian ia mendekatinya dan benar saja, itu adalah kulit harimau yang mungkin saja
ditinggal oleh para pemburu hewan. Akhirnya, kuda tersebut mencoba memasang kulit harimau
pada tubuhnya dan ternyata sangat pas.

Kemudian, di benaknya pun terlintas untuk menakuti hewan-hewan di hutan yang ia jumpai
kemudian di bergegas untuk sembunyi. Akhirnya ia pun berhasil menemukan semak-semak dengan
memakai kulit harimau. Di sana ia bersembunyi sambil menunggu hewan di hutan melewatinya.

Terdapat seekor kuda yang tengah berjalan dari suatu ladang gandum menuju suatu hutan yang
cukup lebat. Ia sudah sangat puas memakan gandum yang terdapat di ladang. Dan dia merasa
sangat gembira karena tidak ada petani yang menjaga ladang gandumnya.

Tidak lama setelah itu, ada beberapa domba gunung yang berjalan menuju arahnya. Lalu kuda siap
untuk melompat. Akhirnya, sang kuda pun meloncat ke arah domba dan secara serentak domba
tersebut berlarian kesana kemari karena ketakutan. Kuda tersebut akhirnya tertawa dan puas
karena berhasil menakuti domba-domba tersebut.

Kemudian, di benaknya pun terlintas untuk menakuti hewan-hewan di hutan yang ia jumpai
kemudian di bergegas untuk sembunyi. Akhirnya ia pun berhasil menemukan semak-semak dengan
memakai kulit harimau. Di sana ia bersembunyi sambil menunggu hewan di hutan melewatinya.

Kemudian, kuda kembali ke persembunyiannya di semak-semak untuk menunggu datangnya


hewan lain yang melewatinya. Akhirnya datanglah seekor tapir yang berjalan dengan lambat.
Kemudian sang kuda melompat ke arah tapir. Tapir pun berlari dengan sekencang-kencangnya
karena takut dengan kuda yang mengenakan kulit harimau tersebut.

12
Akhirnya kucing pun tertawa terbahak-bahak dan berkata, “JIka aku melihat engkau menggunakan
kulit harimau, tentu saja aku akan merasa ketakutan. Namun aumanmu adalah suara kuda”.

Menyaksikan hal itu, akhirnya kuda memiliki inisiatif untuk mengagetkan sang kucing dari belakang.
Saat sudah amat dekat dengan kucing, kuda tersebut mengaum layaknya seekor harimau. Namun,
ia baru menyadari bahwa ia tidak mengeluarkan auman harimau akan tetapi auman kuda.
Mendengar hal tersebut kucing pun menoleh ke arah belakang dan melihat kura berpakaian
harimau dan mengeluarkan suara kuda.

Sesudah itu, kuda kembali bersembunyi untuk menakuti hewan lainnya. Kali ini kuda tersebut
menunggu cukup lama. Akhirnya, datanglah seekor kucing hutan yang sedang lari dengan
membawa tikus di mulitnya. Namun, kucing tersebut tidak melewati semak-semak melainkan asik
memakan tikus yang ia mangsa di dekat pohon besar.

2. Buatlan sebuah teks fabel berdasarkan urutan kejadian!

Pada suatu hari ....

Tiba-tiba ....

Kemudian ....

Lalu ....

Selanjutnya ...

Akhirnya ....

13
Kriteria Penilaian

• Penilaian proses: berupa catatan/deskripsi kerja saat diskusi kelompok.


• Penilaian Akhir: Skor nilai 10-100

Rubrik Penilaian
No Hal yang dinilai Nilai maksimal Perolehan nilai

Jika peserta didik dapat menyususn


teks dengan sususnan yang benar
sesuai struktur teks maka nilainya
maksimal

Rumusan Nilai:
Jumlah perolehan skor x 100 = Nilai

100

15
Refleksi Guru

• Apakah kegiatan belajar berhasil?


• Berapa persen peserta didik mencapai tujuan?

• Apa yang menurut Anda berhasil?


• Kesulitan apa yang dialami guru dan peserta didik?

• Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar? •


Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?
16
Refleksi Peserta Didik

- Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?


- Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
- Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini? - Jika kamu diminta
untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu berikan pada usaha yang telah
kamu lakukan?

- Bagian mana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?


17

Anda mungkin juga menyukai