Anda di halaman 1dari 9

PAPARAN PEMBUKA

“PENINGKATAN KAPASITAS
PEMERINTAH DAERAH MELALUI
PEMBELAJARAN HORIZONTAL DI
PROVINSI DKI JAKARTA”
4 Agustus 2022

Deputi Sarana dan Prasarana


Kementerian PPN/Bappenas
FENOMENA URBANISASI DAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN LAYAK DI PERKOTAAN

Alih fungsi lahan sawah yang tinggi salah satunya


Tidak tersedianya hunian sewa yang layak dan
diakibatkan untuk pengembangan perumahan.
terjangkau membuat masyarakat tinggal di Mengakibatkan timbulnya bencana krisis pangan ke depan
permukiman kumuh

Urgensi Transformasi Penyediaan Hunian Vertikal

Sumber: Kementan,2020
POTENSI MEMBANGUN COMPACT CITY DI DKI JAKARTA
Jika suatu kota seperti DKI Jakarta dibangun dengan KLB yang tinggi maka:

Hanya dibutuhkan 1/8 luas Jakarta jika Hanya dibutuhkan 1/12 luas Jakarta jika
seluruh kota dibangun dengan KLB 8 seluruh kota dibangun dengan KLB 15
seperti Singapura seperti Hong Kong

• Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi memiliki KLB hunian yang


rendah, sehingga didominasi oleh bangunan rendah/landed. Sebaliknya,
daerah dengan kepadatan penduduk rendah didominasi bangunan tinggi.
• Area terlihat sangat padat, tidak bisa menampung kebutuhan rumah baru
Sumber: Van Den Ouden, M., The Vertical Villlage Jakarta Impian (A Dream for Jakarta
Tahun 2016 dikutip dari Paparan RUJAK Center of Urban Studies, 2020 2
TANTANGAN KEDEPAN : OPTIMALISASI RUANG BUKAN HANYA
PEMANFAATAN LAHAN KOSONG

Jakarta:
Padat horizontal dan longgar vertikal
● Kepadatan di Jakarta dapat diamati dari kondisi pemanfaatan
kepadatan bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

● Pemanfaatan intensitas bangunan di Jakarta saat ini masih jauh


dari ketentuan yang ditetapkan dalam RDTR (terdapat defisit 3
juta Ha)

● 89% wilayah di Provinsi Jakarta direncanakan hanya memiliki KLB


0-2 saja

Key Takeaways
Saat ini pembangunan di Indonesia terutama di Perkotaan
harus lebih fokus pada vertikalisasi untuk optimalisasi lahan
dan penyediaan hunian yang terpadu dengan pusat kegiatan
dan sistem transportasi

sumber: RUJAK RCUS Januari 20 21


POTRET KEBUTUHAN HUNIAN LAYAK DAN TERJANGKAU DI METROPOLITAN

Hunian Milik dan Sewa di Metropolitan Tahun 2022


Key Takeaways
90.00% 81.98%
76.57%
80.00% 72.48% ➢ Hunian milik masih menjadi pilihan bagi sebagian
Persentase Kepemilikan Rumah

67.50% 68.00%
70.00%
60.77% besar rumah tangga di Metropolitan
60.00%
48.48% 50.34% ➢ Kebutuhan hunian sewa cukup besar di DKI Jakarta
50.00%
40.00%
38.74% dan Mebidangro
26.87% 26.69%
30.00% 22.79% ➢ Harga hunian di perkotaan semakin tidak terjangkau.
17.69%
20.00% 14.07% Contoh: dalam Kajian Afordabilitas Hunian di DKI
10.00% Jakarta dikutip bahwa Jakarta ditempatkan sebagai
0.00% negara dengan harga property residensial paling tidak
Mebidangro Mamminasata Bandung Raya Gerbangkertosusilo Kedungsepur Jabodetabek DKI Jakarta
terjangkau di ASEAN (Komnas HAM, 2018)
Sumber: Susenas Diolah Bappenas, 2022 Milik Sendiri Sewa

Indikator Kelayakan Hunian


120.00%
Persentase Kelayakan

100.00%
80.00% Key Takeaways
60.00%
40.00% ➢ Persentase akses rumah tangga terhadap rumah layak
20.00%
huni tertinggi berada pada Provinsi D.I.Y dan untuk
0.00%
Gerbangkerto Kawasan Metro di Mebidangro.
Mebidangro Mamminasata Bandung Raya Kedungsepur Jabodetabek DKI Jakarta
susilo
➢ Ketidaklayakan hunian disebabkan oleh ketahanan
Ketahanan Bangunan 93.42% 89.10% 85.08% 84.08% 75.52% 62.12% 44.86%
bangunan (dengan jenis atap, lantai dan dinding
Luas Lantai Per kapita 94.89% 92.98% 86.70% 91.72% 97.75% 91.25% 83.67%
Air Minum
sebagai proksi). Namun, khusus untuk Bandung Raya
98.48% 96.33% 97.34% 95.19% 92.42% 96.80% 99.86%
Sanitasi 94.19% 93.64% 64.35% 88.30% 90.62% 85.36% 95.17%
disebabkan oleh tidak adanya akses sanitasi.
Rumah Layak Huni 83.43% 76.47% 51.50% 67.93% 65.46% 49.82% 40.00% Sumber: Susenas Diolah Bappenas, 2022 4
Arah Kebijakan Bidang Perumahan dalam RPJMN 2020-2024

Arah Kebijakan: Meningkatkan akses masyarakat secara bertahap terhadap


perumahan dan permukiman layak, aman dan terjangkau untuk
TARGET 2024
mewujudkan kota yang inklusif dan layak huni
Rumah tangga yang menempati hunian
layak dan terjangkau (%)
1. Pemantapan sistem pembiayaan primer dan sekunder perumahan, termasuk optimalisasi
pemanfaatan sumber pembiayaan jangka panjang (Taspen, BPJS);
2. Reformasi subsidi perumahan yang lebih efisien dan tepat sasaran; Baseline 2020 Target 2024
Demand 3. Perluasan fasilitas pembiayaan perumahan terutama bagi masyarakat
berpenghasilan tidak tetap dan membangun rumahnya secara swadaya;
4. Pengembangan layanan Badan Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk memperluas
akses pembiayaan perumahan.
1. Peningkatan penyediaan perumahan yang sesuai dengan tata ruang dan terpadu 59,54 70
dengan layanan infrastruktur dasar permukiman, termasuk sistem transportasi
publik;
2. Pengembangan sistem perumahan publik berbasis rumah susun di perkotaan;
Supply 3. Peremajaan kota secara inklusif dan konsolidasi tanah dalam rangka mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh;
4. Pemanfaatan tanah milik negara/BUMN untuk mendukung penyediaan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah; Rasio KPR terhadap PDB (%)
5. Pengembangan peran dunia usaha termasuk BUMN/BUMD dalam penyediaan perumahan
(Perumnas, SMF, BTN). Baseline 2019
1. Penguatan implementasi standar keandalan dan tertib bangunan, kemudahan perizinan dan
administrasi pertanahan; 2,9
Enabling 2. Peningkatan kapasitas pemerintah/pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam Target 2024
Env. penyediaan perumahan;
3. Peningkatan kolaborasi antara pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha;
4
4. Pengembangan sistem insentif dan disinsentif dalam penyediaan perumahan
5. Pengembangan badan layanan umum perumahan nasional dan daerah
ALTERNATIF PENYEDIAAN HUNIAN VERTIKAL DKI JAKARTA

Penggunaan berbagai sumber Penugasan BUMD dan pelaksanaan Penyediaan hunian vertikal dalam
pembiayaan APBN,APBD, hunian inovasi pembiayaan Program DP Nol rangka penataan kawasan kumuh
berimbang tapak vertikal, dan Rupiah dengan pendekatan peremajaan
kewajiban pengembang
Contoh: Rusun Rawa Bebek Contoh: Apartemen Samawa Pondok Kelapa Contoh: Kampung Susun Akuarium

6
MENDORONG PEMBELAJARAN HORIZONTAL
Serial pembelajaran horizontal atau horizontal learning dilaksanakan dalam rangka menyediakan referensi inisiatif pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman

Lokasi Lokasi
Lokasi Lokasi Kota Palembang, Kota Kabupaten Pemalang
Kabupaten Cilacap, Kota Kabupaten Kendal, Kota Prabumulih, Provinsi Provinsi Jawa Tengah
Magelang, Kabupaten Surakarta – Provinsi Jawa Sumatera Selatan
Brebes, Kabupaten Jepara – Tengah Topik Pembelajaran
Provinsi Jawa Tengah Topik Pembelajaran Pengentasan Permukiman
Topik Pembelajaran • Perumahan skala besar Kumuh Terpadu melalui
Topik Pembelajaran Program DAK Integrasi • Green Construction DAK Integrasi (Pola
Program Pembangunan Tahun 2021 Housing Peremajaan dan Relokasi)
Baru Backlog • Perumahan BSPS
Petugas Kebersihan

01 02 03 04

Topik Pembelajaran
Lokasi 1. Pengembangan hunian milik dan sewa secara vertikal di perkotaan
Provinsi DKI Jakarta 2. peremajaan kawasan permukiman

05

01
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai