Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU

IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU MANAJEMEN ASN


Angkatan/Kelompok : 1/1
Nama : Ns. Rafina Ariyani, S.Kep
NDH : 1.1_03
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Instansi : RSUD Kabupaten Bintan
1. IDENTIFIKASI ISU TERKAIT MANAGEMEN ASN DI RSUD BINTAN
Manajemn ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN ynag profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari iintervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme. Pada manajemen ASN berisi konsep dan kebijakan manajemeen ASN, dan
bagaimana kebijakan tersebut diimplementasikan di instansi pemerintah, dan termasuk di
dalamnya adalah hal-hal apa yang harus diperhatikan agar manajemen ASN dapat mencapai
tujuannya yaitu untuk menciptakan profesionalisme ASN.
Berdasarkan pengamatan, ada 3 (tiga) isu terkait manajemen ASN di instansi RSUD bintan, antara
lain:
A. Sumber daya manusia yang masih kurang. Jumlah tenaga dokter, dokter spesialis, dan
perawat yang belum memadai.
B. Sarana dan prasarana yang belum memadai.
C. Kurangnya kebiasan cuci tangan oleh petugas medis dalam memberikan pelayanan di RSUD
Bintan.
2. DESKRIPSI ISU TERKAIT MANAGEMEN ASN DI RSUD BINTAN
A. Kurangnya Tenaga Kesehatan yang Bertugas di RSUD Bintan
Dalam memperbaiki pelayanan kesehatan yang berfokus pada kepuasan pasien selama
penanganan, dibutuhkan tenaga kesehatan yang berkemampuan tinggi yang dapat saling
bekoordinasi, dukungan pegawai rumah sakit, serta dukungan infrastruktur. Manusia menjadi
salah satu sumber daya yang penting di RS yang mampu mengaplikasikan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian terhadap berbagai tugas manajemen sumber
daya manusia (SDM).
B. Sarana Dan Parasarana Yang Belum Memadai
RSUD Bintan merupakan rumah sakit umum di Kab. Bintan, ini menjadikan RSUD Bintan
menjadi sumber rujukan dari seluruh puskesmas yang ada di Bintan. Oleh karena itu RSUD
Bintan seyogyanya harus memiliki sarana dan prasarana yang lengkap demi memberikan
pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat, sehingga berdampak bagi kesembuhan
masyarakat yang berobat di RSUD bintan.
C. Kurangnya Kebiasan Cuci Tangan oleh Petugas Medis dalam Memberikan Pelayanan di
RSUD
Bintan.
Hand hygiene adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan air
mengalir dengan sabun antiseptik (hand wash) jika tangan terlihat kotor (lamanya 40-60 detik)
dan menggunakan handdrub berbasis alkohol dengan klorheksidin jika tangan terlihat kotor
(lamnayan 20-30 detik). Tujuannya yaitu: menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan
mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
Kebiasaan mencuci tangan pada kalangan medis sangat penting untuk mencegah health
careassociated
infection (HAI). WHO mendefinisikan HAI sebagai infeksi yang diperoleh pasien yang
dirawat atas indikasi penyakit noninfeksi yang terjadi 48 jam setelah pasien masuk ke rumah
sakit, 3 hari setelah pasien pulang dari rumah sakit, atau 30 hari pasca menjalani operasi. Faktor
utama terjadinya HAI adalah kontak langsung petugas kesehatan yang terpapar kuman dengan
pasien. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa angka kepatuhan cuci tangan di kalangan
tenaga medis sangat rendah, yakni hanya mencapai 39%. Di Indonesia sendiri, terdapat
berbagai data mengenai angka kepatuhan cuci tangan yang rendah pada tenaga medis,
khususnya dokter dan perawat yang kontak langsung dengan pasien di lima momen penting
saat mencuci tangan.
NO ISU AKTUAL DATA & FAKTA DAMPAK JIKA ISU TIDAK DISELESAIKAN PIHAK
YANG TERDAMPAK
1 Kurangnya tenaga
kesehatan yang
bertugas di RSUD
Bintan
Jumlah tenaga kesehatan
di RSUD Bintan untuk
saat ini berjumlah 207
orang baik itu PNS
maupun NON PNS.
- Tidak maksimalnya mutu pelayanan yang
diberikan, terjadi antrian panjang disetiap
bagian pelayanan
- Banyaknya keluhan yang muncul akibat
pelayanan yang tidak sesuai harapan
masyarakat
- Menurunnya nilai areditasi RS
PNS dan Masyarakat
2 Sarana dan prasarana
yang belum memadai
Terbatas jumlah ruangan
rawat inap, kurang
lengkapnya fasilitas
radiologi dan
laboratorium serta
tindakan operasi yang
belum bisa dilakukan
secara komprehensif.
- Terbatasnya akses masyarakat Bintan
untuk berobat sehingga harus dirujuk ke RS
yang lebih memadai.
- Kualitas pelayanan kesehatan tidak sesuai
dengan harapan, keinginan dan kebutuhan
masyarakat Bintan.
PNS dan Masyarakat
3 Kurangnya kebiasan
cuci tangan oleh
petugas medis dalam
memberikan pelayanan
di RSUD Bintan.
Seringnya petugas medis
tidak melakukan cuci
tangan terutama
sebelum melakukan
tindakan dalam
memberikan pelayanan.
- Meningkatnya angka kejadian infeksi
nosokomial di RS.
- Mudah berpindahnya penyakit menular
antara petugas medis dengan pasien
ataupun sebaliknya.
PNS dan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai