Anda di halaman 1dari 23

RANCANGAN AKSI

PERUBAHAN

20
23

OPTIMALISASI KINERJA
FUNGSIONAL PERENCANA
DI LINGKUNGAN BAPPEDALITBANG KOTA DUMAI

DISUSUN OLEH :
AGUSTIAN, SE, M.SI
NDH 3

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRASI ANGKATAN II BADAN


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk serta rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Rencana Aksi Perubahan yang berjudul : “Optimalisasi Kinerja Fungsional
Perencana di Lingkungan Bappedalitbang Kota Dumai” yang merupakan salah
satu syarat penyelesaian Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan II
Tahun 2023.

Penyusunan Laporan Rencana Aksi Perubahan ini penulis sadari tidak akan
berhasil tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jumsadi Damanik, SH, M.Hum, selaku coach pada Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Angkatan II Tahun 2023 di BPSDM Provinsi
Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. BUDHI HASNUL, M.Si selaku Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Dumai.
3. Para Widyaiswara Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan II Tahun
2023 di BPSDM Provinsi Sumatera Utara atas ilmu dan didikannya selama
proses pelaksanaan pelatihan.
4. Tim efektif proyek rencana aksi perubahan “Optimalisasi Kinerja Fungsional
Perencana di Lingkungan Bappedalitbang Kota Dumai”.
5. Bapak dan Ibu Penyelenggara Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Angkatan II Tahun 2023.
6. Rekan-rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan II
Tahun 2023.

Akhir kata Penulis menyadari bahwa dalam Penulisan Laporan Rencana


Aksi Perubahan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
yang konstruktif sangat diharapkan sehingga Penulis dapat meningkatkan
keterampilan guna menuju kepada Kepemimpinan Perubahan.

DUMAI, MEI 2023


PESERTA PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
ANGKATAN II TAHUN 2023

AGUSTIAN, SE, M.SI


NIP.196908052000031005
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II RANCANGAN AKSI PERUBAHAN


A. Analisis Permasalahan Organisasi
1. Identifikasi dan Analisa Masalah
2. Kondisi Ideal yang Diharapkan
3. erobosan/Inovasi
B. Tahapa Perubahan (Milestone)
C. Sumber Daya (Peta, Pemanfaatan )
D. Manajemen Resiko
E. Strategi Pengembangan Potensi Diri
F. Pemetaan Sikap Perilaku
Kepemimpinan dan Strategi
Pengembangan Potensi Diri
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tahapan
Perubahan/
Tabel 2.1 Milestone 13
dan
Kegiatan

Manajemen
Tabel 2.2 16
Resiko

Strategi
Pengemban
Tabel 2.3 gan Potensi 18
Dalam Aksi
Perubahan

Pemetaan
Sikap
Perilaku
Kepemimpin
Tabel 2.4 an da 19
Strategi
Pengemban
gan Potensi
Diri
DAFTAR
GAMBAR

Bagan Susunan
Organisasi Badan
Perencanaan
Gambar 1.1 Pembangunan 5
Daerah, Penelitian
dan Pengembangan
Kota Dumai

Keputusan Wali Kota


Dumai Nomor 922
Tahun 2021 tentang
Gambar 1.2 Lokasi Lingkungan 4
dan Permukiman
Kumuh Perkotaan di
Kota Dumai

Keputusan Wali Kota


Dumai Nomor 663
Tahun 2021 tentang
Gambar 1.3 Lokasi Lingkungan 5
dan Permukiman
Kumuh Perkotaan di
Kota Dumai

Gambar 1.4 Skema Latar Belakang 7

Gambar 1.5 Cascading Misi III 9

Fishbone Diagram
untuk Identifikasi dan
Gambar 2.1 10
Analisis
Permasalahan

Alur Pikir Pemecahan


Gambar 2.2 12
Masalah

Milestone Proyek
Gambar 2.3 13
Perubahan

Gambar 2.4 Peta Stakeholder 16


Upaya untuk melakukan reformasi birokrasi di
pemerintahan Indonesia sudah dimulai sejak tahun
2010 dengan diterbitkannya Peraturan Presiden nomor
81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025, kemudian dilanjutkan dengan disahkannya
Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN). Sehingga banyak disebut bahwa UU
nomor 5 tahun 2014 menjadi tonggak sejarah
reformasi birokrasi Indonesia, mengingat UU ASN
mengusung prinsip-prinsip New Public Management
(NPM) yang dynamic governance (berbasis
pengembangan Human Capital). UU ASN tersebut
sebenarnya sudah tidak mengenal terminology
“Eselonisasi” lagi akan tetapi sudah berbasis kelas
jabatan. Penggolongan jabatan bagi PNS diubah
menjadi jabatan administrasi, jabatan fungsional, dan
jabatan pimpinan tinggi. Sementara itu di luar PNS
terdapat Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). UU ASN memberikan paradigma yang baru
bahwa jabatan Eselon III dan Eselon IV yang selama ini
dikenal dan dijuluki pejabat dengan kewenangan
tertentu sudah berubah menjadi pelayan publik serta
petugas administrasi pemerintahan dan
pembangunan.

Percepatan reformasi birokrasi ini juga menjadi


perhatian utama dari bapak Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo pada saat pelantikan beliau
tahun 2019 lalu. Dalam pidatonya beliau
menyampaikan pada 5 (lima) tahun masa
pemerintahannya kedepan (2019-2024) akan
melaksanakan penyederhaan birokrasi secara besar-
besaran. Level jabatan eselonering selama ini yang
terdiri dari eselon I-V hanya akan tinggal 2 level saja
yaitu eselon I dan II, sedangkan III-V akan diganti
dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian.

PENDAHULUAN

LATAR
BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 48 Tahun 2022 tentang Kedudukan Susunan Organisasi
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan
Pengembangan Kota Dumai adapun tugas pokok dan fungsi dari Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Penelitian dan Pengembangan Kota Dumai adalah sebagai berikut:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan melaksanakan tugas


membantu Wali Kota untuk melaksanakan fungsi penunjang Urusan pemerintahan bidang
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan yang ditugaskan kepada daerah.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi:
perumusan perencanaan pembangunan daerah meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) atau perencanaan tahunan;
pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah
melalui pendekatan teknokratik, politik, bottom up top down dan partisipatif;
pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan sinergis perencanaan pembangunan daerah dengan
perencanaan nasional, perencanaan provinsi, daerah lainnya serta perangkat daerah/unit kerja
lainnya :

1. pelaksanaan koordinasi, bimbingan dan pengendalian penyusunan Rencana Strategis, Rencana


FUNGSI ORGANISASI

Kerja, kinerja perangkat daerah;


2. pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi, bimbingan dan pengendalian perencanaan serta pelaporan
TUGAS POKOK DAN

pembangunan daerah;
3. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perencanaan pembangunan
daerah;
4. pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan Badan;
5. pelaksanaan koordinasi dan evaluasi rencana tata ruang wilayah dan dokumen perencanaan
pembangunan daerah lainnya;
6. penyusunan rencana secara makro kawasan strategis, Kawasan khusus, kawasan pertumbuhan,
kawasan kumuh dan sejenisnya dalam perencanaan pembangunan daerah;
7. perumusan penelitian, riset, kajian dan kerjasama pengembangan perencanaan pembangunan
daerah;
8. pengembangan dan penerapan teknologi informasi dalam penyusunan perencanaan, monitoring
dan evaluasi serta penyebaran informasi pembangunan daerah;
9. penyusunan profil, penyebaran informasi dan publikasi perencanaan pembangunan daerah;
10. penyusunan Rencana induk (master plan), rencana aksi serta dokumen perencanaan
pembangunan daerah lainnya;
11. penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi program/kegiatan dan
penganggaran Badan;
12. pelaksanaan, bimbingan, pengendalian monitoring dan evaluasi kesekretariatan meliputi urusan
tata usaha, kepegawaian, perencanaan, keuangan dan aset; dan
13. penyiapan fungsi lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup fungsinya.

Dilihat dari susunan organisasi seperti yang tersaji pada Gambar.1 turun 1 (satu) tingkat dari Kepala
Badan, terdapat Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris dan membawahi 1 (satu) subbagian dan
kelompok jabatan fungsional, dibawahnya terdapat 5 (lima) bidang yang dipimpin oleh 1 (satu) orang
Kepala Bidang, masing-masingnya membawahi kelompok jabatan fungsional, dan Kelompok Jabatan
Fungsional. Adapun susunan organisasi BAPPEDALITBANG terdiri atas:

a. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;


b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan
2. Kelompok Jabatan Fungsional.
c. Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, terdiri dari:
Kelompok Jabatan Fungsional.
d. Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, terdiri dari:
Kelompok Jabatan Fungsional.
e. Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, terdiri dari:
Kelompok Jabatan Fungsional.
f. Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan terdiri dari :
Kelompok Jabatan Fungsional.
g. Bidang Penelitian dan Pengembangan terdiri dari :
Kelompok Jabatan Fungsional.
TUJUAN
Adapun tujuan dari Rencana Aksi Perubahan
ini secara umum adalah untuk mencapai
peningkatan kinerja dari para fungsional
perencana di Kota Dumai khusunya para
fungsional perencana yang bertugas di Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan
Pengembangan. Adapun tujuan secara khusus dari
Rencana Aksi Perubahan ini adalah sebagai berikut

1. Tahapan jangka pendek : tersedianya panduan dan pedoman bagi


para fungsional perencana di Bappedalitbang Kota Dumai tentang
tugas dan fungsinya secara jelas dan terinci serta pedoman dari
target kinerja yang harus dicapainya dan cara pengukuran kinerja
masing-masing individu.
2. Tahapan jangka menengah : peningkatan kinerja dari para
fungsional perencana di Bappedalitbang Kota Dumai yang akan
membantu tercapainya tujuan Bappedalitbang serta tercapainya
target indikator kinerja utama dari Bappedalitbang.
3. Tahapan jangka Panjang : tersedianya sarana dan media konsultasi
bagi seluruh fungsional perencana yang ada di Kota Dumai dalam
pelaksanaan tugasnya serta pedoman bagi seluruh pejabat
berwenang dalam melakukan pengukuran kinerja fungsional
perencana yang akan mampu mewujudkan tujuan jangka menegah
dan jangka pangjang Pemerintah Kota Dumai.
MANFAAT
Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya
aksi perubahan ini adalah sebagai berikut:

Terwujudnya optimalisasi kinerja para fungsional perencana yang ada di


Kota Dumai sehingga akan memaksimalkan kinerja dari seluruh
1 perangkat daerah di Kota Dumai melalui hasil perencaan pembangunan
yang lebih berkualitas dan tepat sasaran.

Dengan adanya perencanaan yang berkualitas dan tepat sasaran


maka hasil dan mafaat dari pelaksanaan pembangunan di Kota 2
Dumai akan lebih dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Kota
Dumai.
RANCANGAN AKSI
PERUBAHAN

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN


1.Identifikasi dan Analisa Masalah
Dalam melakukan identifikasi dan analisis masalah digunakan methode
fishbone diagram (diagram tulang ikan). Berdasarkan pada kondisi yang ada
pada saat ini sesuai dengan penjelasan pada latar belakang di atas dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan yang ada pada saat ini di
Bappedalitbang Kota Dumai yang berhubungan dengan kinerja fungsional
perencana, sebagai berikut:

Peraturan Walikota Dumai Nomor 48 Tahun 2022 tentang Kedudukan


Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kota
Dumai tidak mengatur tentang tugas dan fungsi dari masing-masing
fungsional perencana yang ada di Bappedalitbang Kota Dumai secara
jelas dan lebih rinci;
Belum adanya pembagian tugas yang jelas dan lebih spesifik dari
masing-masing pejabat yang menjadi atasan langsung para pejabat
fungsional perencana;
Mengingat tidak adanya pedoman yang jelas dan rinci serta memiliki
legalitas tentang tugas dan fungsi dari masing-masing fungsional
perencana tersebut, sehingga mereka tidak mempunyai gambaran yang
pasti tentang indikator kinerja serta target yang harus mereka capai.
Dengan tidak adanya pedoman yang jelas terhadap indikator kinerja dan
target yang harus dicapai maka para fungsional perencana tidak dapat
memaksimalkan potensi yang mereka miliki dalam menunjang tugas dan
fungsi Bappedalitbang serta serta kesulitan dalam penyusunan dan
penhukuran penilaian kinerja mereka masing-masing. Hal ini juga
menyulitkan atasan langsung dari para fungsional perencana tersebut
dalam melakukan penilaian dan pengukuran kinerja.
Kondisi tersebut diatas, jika tidak dilakukan upaya perbaikan makan akan
mempengaruhi dari capaian kinerja Bappedalitbang Kota Dumai secara
keseluruhan, dan akan sangat berpengaruh kepada kinerja Pemerintah
Kota Dumai.
DIAGRAM FISHBONE
FISHBONE
DIAGRAM
Kondisi Ideal Yang Diharapkan
Kondisi yang diharapkan adalah meningkatnya kinerja dari fungsional perencana
yang ada di Bappedalitbang Kota Dumai dan fungsional perencana di seluruh
perangkat daerah di Kota Dumai dengan tahapan sebagai berikut:

Jangka pendek; adanya pedoman yan jelas bagi setiap fungsional perencana apa
yang menjadi tugas dan fungsinya serta indikator kinerja apa yang harus dicapai;
Jangka menengah; tersedianya indikator penilaian kinerja yang terukur dan jelas
bagi masing-masing fungsional perencana dan atasan langsungnya;
Jangka panjang; Kinerja yang optimal dari seluruh fungsional perencana yang ada
di Kota Dumai.
TEROBOSAN

TEROBOSAN/INOVASI
Untuk mencapai kondisi ideal yang diharapkan tersebut maka
dirumuskan beberapa terobosan/inovasi sebagai berikut:

· Jangka pendek
Membentuk tim kerja yang terdiri dari beberapa fungsional perencana dan
ASN lainnya dalam mengerjakan beberapa tugas utama unit kerja;
Menyusun Indikator Kinerja Individu secara komprehensif yang dituangkan
dalam bentuk SK Kepala Bappedalitbang Kota Dumai;
Menyusun SOP untuk setiap pekerjaan yang harus dikerjakan oleh masing-
masing tim kerja tersebut.

· Jangka menengah
tersedianya indikator penilaian kinerja yang terukur dan jelas bagi masing-
masing fungsional perencana dan atasan langsungnya;

· Jangka panjang
Kinerja yang optimal dari seluruh fungsional perencana yang ada di Kota
Dumai.
TAHAPAN PERUBAHAN/MILESTONE
Tahapan Perubahan/Milestones menggambarkan target yang ingin dicapai dalam
periode waktu tertentu. Adapun milestones proyek perubahan dibagi menjadi tiga
sesuai dengan sasaran proyek perubahan yaitu:

milestone jangka pendek, dengan perkiraan waktu pelaksanaan selama ±2 bulan


jangka menengah, dengan perkiraan waktu pelaksanaan selama 6 bulan – 1 tahun d
jangka panjang yang masing-masing memiliki periode waktu pelaksanaan
selama 1 – 2 tahun.

Jangka Panjang
(1 Tahun – 2 Tahun)

1. Membuat Pojok
Konsultasi terkait
Optimalisasi Kinerja
Pejabat Fungsional
Perencana
Jangka Menengah
(6 Bulan – 1 Tahun)

1. Melakukan evaluasi dan


penilaian kinerja
berdasarkan Indikator
Kinerja Individu yang
telah di-SK-kan
terhadap setiap pejabat Jangka Pendek
fungsional
(2 Bulan)
2. Melakukan evaluasi dan
penyempurnaan
terhadap solusi jangka
1. Membentuk tim kerja yang
pendek yang telah
terdiri dari beberapa
dilaksanakan
pejabat fungsional dan
ASN dalam mengerjakan
beberapa tugas utama
unit Kerja
2. Menyusun Indikator Kinerja
Individu secara
komprehensif dan
tuangkan dalam bentuk SK
Kepala OPD
3. Menyusun SOP untuk
setiap pekerjaan yang
harus dikerjakan oleh
masing-masing team
diatas.
TAHAPAN PERUBAHAN/MILESTONE
SUMBER DAYA
(PETA DAN PEMANFAATAN)
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai analisis stakeholder dan
pembentukan tim (pembagian tugas dan tanggungjawab) dalam penyusunan
dan pelaksanaan Proyek Perubahan.

1. Analisis Stakeholder
Stakeholders atau para pemangku kepentingan yang terkait dengan proyek
perubahan ini terdiri dari:
Stakeholders internal; yang terdiri dari Kepala Bappedalitbang dan Seluruh
Kabid di Lingkungan Bappedalitbang Kota Dumai, Kasubbag TU atau pejabat
yang bertugas menyusun penilaian dan analisis kinerja kepegawaian dan
seluruh Fungsional Perencana di lingkungan Bappedalitbang Kota Dumai.

Stakeholders eksternal; yang terdiri dari Wali Kota Dumai, Sekretaris Daerah
Kota Dumai, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Dumai,
seluruh Kepala OPD Kota Dumai, seluruh Kasubbag TU atau pejabat yang
bertugas menyusun penilaian dan analisis kinerja kepegawaian di seluruh
OPD Kota Dumai, dan seluruh Fungsional Perencana di Kota Dumai.

Stakeholders diidentifikasi sesuai dengan minat/kepentingan (Interest) dan


pengaruh/kekuatan (Power) dan dikelompokkan menjadi 4 yaitu Promotor,
Defenders, Latents, dan Apathetics.

Promotor adalah pihak yang memiliki minat/kepentingan tinggi dan


pengaruh tinggi. Dalam kelompok ini dimasukkan Wali Kota Dumai;
Sekretaris Daerah Kota Dumai; dan internal Bappedalitbang Kota Dumai;
Defenders adalah pihak yang memiliki minat/kepentingan tinggi namun
dengan pengaruh/kekuatan yang rendah. Dalam kelompok ini dimasukkan
Asisten II; Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah Kota Dumai; dan Bagian
Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Dumai.
Latents merupakan pihak yang memiliki pengaruh/kekuatan tinggi, namun
minat/kepentingan mereka rendah. Dalam kelompok ini dimasukkan
Perusahaan, Lembaga Keuangan, Camat se Kota Dumai; Lurah se Kota
Dumai; RT dan LPMK.
Apathetics merupakan pihak yang memiliki minat/kepentingan dan
pengaruh/kekuatan rendah. Dalam kelompok ini dimasukkan masyarakat.

PROMOTOR
LATEN Tinggi •Walikota
• Kepala Bagian Organisasi Keopentingan
Sekretariat Daerah Kota Dumai •Sekretaris Daerah
•Internal Bappedalitbang

Rendah Keopentingan Tinggi Keopentingan

APHETETIS DEFENDER
• Kasubbag TU atau pejabat yang •Seluruh Kepala OPD dan
bertugas menyusun penilaian dan Rendah Pejabat Fungsional di
analisis kinerja kepegawaian di Keopentingan Lingkungan Pemerintah Kota
Lingkungan Pemerintah Kota Dumai Dumai
JARINGAN
KERJA
MANAJEMEN
RESIKO
Herman Darmawi (2006) menyatakan, manajemen risiko adalah suatu usaha untuk
mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan,
dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi.

Dalam penerapan rencana aksi perubahan dibutuhkan identifikasi risiko-risiko yang


mungkin terjadi dan menggupayakan pengendalian resiko tersebut agar memperoleh
efektifitas dan efisiensi. Untuk itu berikut adalah potensi risiko yang mungkin terjadi dalam
penerapan rencana aksi perubahan ini.

Resiko Strategi
Kurangnya ketertarikan dari internal Meyakinkan lingkungan internal
Bappedalitbang dan pimpinan Bappedalitbang akan pentingnya
(Seluruh Kabid dan Fungsional usaha optimalisasi kinerja pejabat
Perencana di Lingkungan fungsional perencana ini baik di
Bappedalitbang Kota Dumai) lingkungan Bappedalitbang maupun
terhadap usaha optimalisasi kinerja di lingkungan Pemerintah Kota
pejabat fungsional perencana Dumai

Mengikutkan para pejabat


Masih minimnya kemampunan fungsional perencana di
SDM internal Bappedalitang lingkungan Bappedalitang
dalam melakukan analisa dalam pelatihan-pelatihan
indikator kinerja pejabat
terkait analisa indikator
fungsional perencana
kinerja

Berkoordinasi dengan
pimpinan dan bagian
Ketersediaan anggaran
perencanaan dalam
untuk setiap tahapan
penganggaran untuk
kegiatan
setiap tahapan kegiatan
yang membutuhkan biaya

Kurangnya dukungan dan Meyakinkan pimpinan akan


pentingnya usaha optimalisasi
pimpinan (Kepala
kinerja pejabat fungsional
Bappedalitbang Kota
perencana ini baik di lingkungan
Dumai) terhadap usaha Bappedalitbang maupun di
optimalisasi kinerja pejabat lingkungan Pemerintah Kota
fungsional perencana Dumai
STRATEGI
PENGEMBANGAN
POTENSI DIRI
Dalam melakukan aksi perubahan diperlukan pemetaan
terhadap pihak yang terdampak dalam pelaksanaan aksi
perubahan. Hasil pemetaan terhadap pihak yang terdampak
dalam aksi perubahan membutuhkan perubahan kompetensi
untuk mendukung suksesnya aksi perubahan yang akan dilakukan
seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
PEMETAAN SIKAP PERILAKU
KEPEMIMPINAN DAN
STRATEGI PENGEMBANGAN
POTENSI DIRI
Bahwa pemetaan sikap perilaku kepemimpinan dan rencana
strategi pengembangan potensi diri akan dilaksanakan oleh
peserta pada jangka pendek implementasi aksi perubahan
sebagaimana pada tabel berikut ini
REKAP NILAI AKHIR
SIKAP PERILAKU PESERTA
KETERKAITAN AKSI PERUBAHAN DENGAN
REFORMASI BIROKRASI TEMATIK

Pada tahun 2022, sesuai arahan Presiden Joko Widodo,


terjadi perubahan arah Reformasi Birokrasi (RB) . dengan
adanya penerapan RB berdampak yang mencakup 4 (empat)
tema Nasional yaitu birokrasi untuk pengentasan kemiskinan,
peningkatan investasi, digitalisasi administrasi pemerintahan,
serta program aktual prioritas Presiden dan Wakil Presiden.
Memberikan pelayanan publik yang prima merupakan tujuan
setiap pemerintah daerah. Pemerintah daerah saat ini
berlomba-lomba menerapkan dan memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi untuk membantu mewujudkannya.
Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup aktivitas
yang saling berkaitan yaitu pengolahan data, pengelolaan
informasi serta penerapan konektifitas internet kedalam tata
kelola pemerintah diharapkan mampu mengatasiberbagai
macam persoalan melalui peningkatan efisiensi, inovasi,
produktifitas, perluasan jangkauan dan penghematan biaya.
Penerapan teknologi informasi dalam peningkatan pelayanan
publik juga memberikan peluang yang sangat besar bagi
pengembangan daerah. Dimana daerah dapat menggunakan
teknologi informasi untuk mempermudah proses pelayanan,
memperkenalkan potensi daerah serta meningkatkan interaksi
dengan masyarakat. oleh karena itu sistem KOPI AREN ini
merupakan salah satu bentuk penerapan RB yang berdampak
yaitu penerapan digitalisasi administrasi pemerintahan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai