Anda di halaman 1dari 15

Rosida Yani : 1.

SPO Mobilisasi (memposisikan pasien pada posisi semi fowler)


2.SPO Eliminasi (pemasangan kateter)
3.SPO Eliminasi (pelepasan kateter)
4.SPO Elimiminasi (Huknah)

A.Fatoni : 1.SPO Medikasi (injeksi intramuscular)


2.SPO Medikasi ( injeksi subcutan )
3.SPO Medikasi (injeksi intracutan )
4.SPO Medikasi ( memberi obat melalui mulut/per Os)

Nur Halima : 1.SPO Cairan (pemasangan cairan intravena)


2.SPO Oksigenasi (terapi oksigen)
3.SPO Oksigenasi (suctioning)
4.SPO Oksigenasi (nebuleizer)

Wahib : 1.SPO Nutrisi (memasang sonde lambung)


2.SPO Rawat Luka (perawatan luka bersih)
3.SPO Rawat Luka (perawatan luka kronik)

Nur Isnaiyah: 1.SPO Pengukuran TTV dan Pemeriksaan fisik (mengukur tekan darah )
2.SPO pengukuran TTV dan Pemeriksaan fisik (menghitung pernafasan)
3.SPO Pengukuran TTV dan Pemeriksaan fisik (menghitung denyut nadi)
4.SPO Pengukuran TTV dan Pemeriksaan fisik (mengukur suhu tubuh)

Miranda : 1.SPO Rawat Luka ( hecting)

Pramita : 1.SPO Rawat Luka (hecting AFF)

Iis : 1.SPO Mencuci Tangan

Inayatul : 1.SPO Medikasi ( meneteskan obat pada mata)


2.SPO Medikasi ( cara mengoleskan salf mata)
3.SPO Medikasi ( meneteskan obat tetes telinga)
JUDUL SPO

Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:


-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  
I. Pengertian:      
 Pemberian terapi cairan melalui intravena perifer adalah pemeberian cairan, elektrolit, nutrisi,
darah atau prodeuk darah atau obat-obatan melali jalur vena.
II. Tujuan:      
1. Memahami tipe dan komposisi cairan kristaloid dan pemberian cairan kristaloid
2. Memahami manajemen pemberian terapi cairan melalui intra vena perifer secara aman
dengan berbasis bukti.
3. Memahami penilaian klinis pencegahan dan pengendalian infeksi secara aman dalam
pemberian terapi cairan melalui intravena perifer.
4. Mampu mencegah dan mengendalikan angka infeksi phlebitis aliran darah primer.
III. Landasan Kebijakan:    
1. Undang-undang republic indanesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Berdasarkan keputusan deriktur Nomor 189/1091/SK/2019 Tentang kebijakan
pelayanan sterilisasi.

IV. Alat dan Bahan Kerja:    


 Sarung tangan bersih
 Torniket
 Kateter intravena sesuai ukuran (bayi/ anak no. 24, dewasa no. 20 atau 22.
Geriatric no. 22 atau no. 24)
 Alcohol swab
JUDUL SPO

Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:


-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  

 Balutan transparan (transparan dressing) atau kasa


 Plester
 Set infus atau injection plug
 Cairan infus, jika perlu
V. Prosedur:      
1. Persiapan pasien
Sebelum Pendekatan ke pasien
 Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (nama lengkap, tanggal
lahir,/ atau nomor rekam medis)
 Periksa catatan medik untuk : alergi, riwayat penyakit, rencana pengobatan
 Periksa ulang program terapi (dokter)
 Perhatikan hasil laboratorium yang terkait.
Pemahaman mengenai terapi IV untuk pasien
 Pengertian terapi intravena
 Tujuan dan langkah-langkah prosedur pemberian terapi cairan intravena
 Berapa lama infus atau iv catheter akan terpasang
 Jumlah dan tipe cairan yang di perlukan
Jelaskan bahwa pasien mungkin merasakan rasa sakit insersi, dan rasa sakit ini akan
berkurang setelah catheter / jarum masuk ke dalam pembuluh darah vena.
Selalu periksa : Pastikan program terapi dari dokter sudah diperiksa
 Benar Pasien
 Benar Obat
 Benar Dosis
 Benar Pemberian
 Benar Waktu
JUDUL SPO

Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:


-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  
 Benar Dokumentasi

2. Persiapan peralatan
 Sarung tangan bersih
 Torniket
 Kateter intravena sesuai ukuran (bayi/ anak no. 24, dewasa no. 20 atau 22.
Geriatric no. 22 atau no. 24)
 Alcohol swab
 Balutan transparan (transparan dressing) atau kasa
 Plester
 Set infus atau injection plug
 Cairan infus, jika perlu
 Pengalas
 Bengkok
3. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
4. Siapkan cairan infus (jika akan diberikan terapi cairan.
 Sambungkan infus dengan wadah cairan
 Pastikan rol klem terkunci dan isi setengah bilik (chamber) infus dengan cairan infus
 Alirkan cairan infus hingga seluruh selang terisi cairan infus
 Pastiakan  tidak ada gelumbung udara di sepanjang selang infus
5. Atur posisi senyaman mungkin
6. Pilih vena yang akan di insersi :
 Vena pada ekstremitas non-dominan, kecuali kontraindikasi (seperti terdapat luka,
fistula, untuk di dialysis, Riwayat mastektomi)
 Vena yang lurus, cukup besar, dapat dipalpasi dan jauh dari persendian
7. Letakkan pengalas dibawah lengan pasien
8. Pasang sarung tangan bersih
9. Dilatasikan  vena dengan memasang torniket 15 – 20 cm di atas vena yang akan diinsersi,
JUDUL SPO

Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:


-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  

dan/atau beberapa metode ini :


 Posisikan area insersi lebih rendah dari jantung

 Kepalkan telapak tangan

 Ketuk-ketuk dengan lembut menggunakan ujung jari

 Masase dari arah distal ke proksimal dibawah vena yang akan diinsersi
10. Bersihkan daerah yang akan diinsersi dengan menggunakan alcohol swab
11. Regangkan kulit dibawah vena yang akan diinsersi dengan menggunakan tangan yang tidak
dominan
12. Insersikan kateter pada vena dengan sudut 10° – 30° dengan tangan dominan
13. Rendahkan sudut insersi saat terlihat darah pada ruang kateter dan Tarik sedikit stilet
VI. Unit14.
Terkait:  
Dorong kateter hingga  
mencapai pangkalnya  
1. IGD
2. Rawat inap

VII. Dokumen Terkait:      


JUDUL SPO

Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:


-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  

VIII
Indikator Keberhasilan:    
.
 

IX. Referensi      
SPO Pemenuhan / Kebutuhan Oksigenasi
Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:
-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  
I. Pengertian:      
 Merupakan prosedur pemenuhan oksigen dengan menggunakan alat bantu.
Pemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara yaitu : kateter nasal, kanua nasal, dan
masker oksigen.
II. Tujuan:      
Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Mencegah terjadi hipoksia
3. Membantu kelancaran metabolism
4. Sebagai tindakan pengobatan
5. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung.
III. Landasan Kebijakan:    

IV. Alat dan Bahan Kerja:    

V. Prosedur:      
Yang perlu diperhatikan pada pemberian Oksigen tergantung:
I. Oksigen aliran rendah adalah
A. KATETER NASAL : Aliran 1- 5 liter / menit ------> O2 dg konsentrasi 24 - 44%
Bahaya: Iritasi hidung, Pengeringan mukosa hidung, Distensi lambung.

B. KANULA NASAL (BINASAL KANUL) :Aliran 1 – 5 liter / menit -----> O2 dg


konsentrasi 24 – 44%
Bahaya: Iritasi hidung, Pengeringan mukosa hidung, nyeri sinus.

C. Face Mask
Aliran 5 – 8 liter / menit -----> O2 dg konsentrasi 40 – 60%
Bahaya: Aspirasi bila muntah, Penumpukan O2, Empisema subcutan, Nekrose bila
terlalu ketat.
SPO Pemenuhan / Kebutuhan Oksigenasi
Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:
-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  

D. Rebreating Mask ( RM )
Aliran 8 – 12 liter / menit ----> O2 dg konsentrasi 60 –80%
Bahaya: Aspirasi jika muntah, Empisema subcutan, Nekrose jika ketat.

E. SUNGKUP MUKA “NON REBREATHING MASK” (NRM ) Aliran 8 -12 liter /


menit---> O2 konsentrasi 90 % Bahaya: Sama dengan RM.

ada penutup katup


Binasal kanul RM NRM

II. Oksigen aliran tinggi adalah


A. SUNGKUP MUKA VENTURI ( VENTURI MASK )
Aliran 4 – 14 liter/ menit ---> O2 dg konsentrasi 30 – 55%
Bahaya: Sama dengan RM

B. SUNGKUP MUKA AEROSOL (AMBUBAG)


Aliran 10 -12 liter/ menit ----> o2 dg Konsentrasi 100%

O2 < 50% O2 > 90%

Prosedur Pemberian Oksigen dengan Kateter nasal


1. Menjelaskan prosedur pada klien
2. Perawat cuci tangan
3. Memasang sarung tangan
4. Mengatur posisi dengan semi fowler
5. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan , biasanya 1 – 6 liter /
menit atau aliran 1- 5 liter /menit,dengan konsentrasi 24 - 44%, Kemudian , observasi
humidifier dengan melihat air bergelembung
( Untuk test kesiapan alat ).
6. Mengatur posisi dengan semi fowler
6. Membersihkan hidung klien dengan lidi kapas
7. Ukur kateter nasal dimulai dari lubang hidung ke telinga dan beri tanda dan buka saluran
udara dari tabung dan beri ujung kanul dengan vaselin / jeli
8. Memasang kanul nasal pada hidung dan lakukan
pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belum
SPO Pemenuhan / Kebutuhan Oksigenasi
Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:
-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  
dengan menekan lidah dengan menggunakan spatel
( akan terlihat posisinya di belakang vulva ).
9. Fiksasi pada daerah hidung
10. Memeriksa kanula tiap 6-8 jam
11. Mengkaji cuping , septum dan mukosa hidung serta
periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam , rute
pemberian dan respon klien.
12. Catat kecepatan aliran oksigen,rute pemberian dan respon klien, buka sarung tangan,
cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
13. Mencatat dalam lembaran catatan perawatan
Prosedur Pemberian Oksigen Kanul nasal:
1. Menjelaskan prosedur pada klien
2. Perawat cuci tangan
3. Memasang sarung tangan
4. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan , biasanya 1 – 6 liter /
menit , aliran 1 – 5 liter / menit dengan konsentrasi Oksigen 24-44 %. Kemudian ,
observasi humidifier dengan melihat air
5. Memasang kanule nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien dan
periksa kanule tiap 6-8 jam
6. Kaji cuping, septum dan mukosa hidung serta periksa
kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam
7. Catat kecepatan aliran oksigen ,rute pemberian dan respon
Klien, buka sarung tangan dan cuci tangan
8. Dokumentasikan dalam status ( catatan Perawatan)
Masker nasal ( Face mace, RM, NRM)
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Mencuci tangan dan pasang sarung tangan
3. Mengatur posisi dengan semi fowler
4. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan sesuai order (lihat
batas maximal pemberian aliran tergantung jenis oksigen) kemudian observasi
humidifier pada tabung air yang menunjukkan adanya gelembung.
5. Menempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung klien dan atur pengikat untuk
kenyamanan klien
6. Periksa kecepatan aliran tiap 6 – 8 jam , catat kecepatan aliran oksigen , rute
SPO Pemenuhan / Kebutuhan Oksigenasi
Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:
-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  

pemberian, dan respon klien


7. Buka sarung tangan dan cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Mencatat dalam lembaran catatan perawatan
VI. Unit Terkait:      
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Care Unit

VII. Dokumen Terkait:      


1. TIM Pengumpul data
2. Tim mutu Klinik dan evaluasi
3. Rekam Medik
4. Rawat inap
5. IGD

VIII. Indikator Keberhasilan:    


 

IX. Referensi      
SPO SUCTION
Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:
-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  
I. Pengertian:      
  Suction Merupakan tindakan pengeluaran sekret ataupun darah dari jalan napas, dimana
sekret akan disedot melalui karet atau polyethylene yang terhubung dengan mesin suction.
Sekret akan tertampung dalam mesin suction, sehingga sekret tersebut dapat digunakan untuk
pemeriksaan labolatorium.
II. Tujuan:      
1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas
2. Melancarkan jalan nafas
III. Landasan Kebijakan:    

IV. Alat dan Bahan Kerja:    


1. 1 Kateter penghisap lendir steril sesuai ukuran.
2. Mesin penghisap.
3. Pinset steril.
4. Sarung tangan steril.
5. Dua kom berisi larutan aquades atau NaCI 0,9% dan larutan desinfektan.
6. Kassa steril.
7. Kertas tissue.

V. Prosedur:      
A. Tahap pra interaksi
1. Menegecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

B. Tahap Orientasi
Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan (lihat SPO informed consent).

C. Tahap Kerja
1. Cuci tangan. P
2. Pasang APD sesuai kebutuhan.
3. Jaga privasi klien.
4. Atur posisi klien.
1. Penghisapan orofaringeal : posisi semi fowler dengan kepala menghadap ke area
perut.
2. Penghisapan nasofaringeal : posisi supine dengan kepala hiperextensi.
SPO SUCTION
Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:
-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  

3. Penghisapan klien tidak sadar : posisi luteral menghadap kearah perut.


5. Gunakan sarung tangan
6. Hubungkan cateter pengisap dengan selang alat pengisap
7. Mesin penghisap di hidupkan.
8. Lakukan pengisapan lendir dengan memasukkan kateter pengisap kedalam kom berisi
aquades atau NaCI 0,9% untuk mempertahankan tingkat kesterilan.
9. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap.
10. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 95 - 110 mmHg untuk anak-anak dan 50 - 95
mmhg untuk bayi.
11. Tarik kateter penghisap tidak lebih dari 10-15 detik dengan gerakan memutarsambil
menutup lubang pangkal chateter suction dengan ibu jari.
12. Bilas kateter dengan menggunakan aquades atau NaCI 0,9%
13. Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya minta klien untuk
bernafas dalam dan batuk. Apabila klien mengalami distres pernafasan, biarkan istirahat
20 - 30 detik sebelum melakukan pengisapan berikutnya.
VI. 14. Seteiah selesai
Unit Terkait:   kaji jumiah, konsistensi,  warna, bau secret dan respon
  klien terhadap
1. IGD
2. Rawat Inap

VII. Dokumen Terkait:      

VIII. Indikator Keberhasilan:    


SPO SUCTION
Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:
-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  
 

IX. Referensi      
SPO Nebulisasi
Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:
-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  
I. Pengertian:      
 Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator

II. Tujuan:      
1. Merelaksasi jalan nafas.
2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret.
3. Menurunkan edema mukosa. Pemberian obat secara langsungpada saluran pernafasan untuk
4. pengobatan penyakit, seperti :bronkospasme akut, produksi sekret yang berlebihan, dan
batukyang disertai dengan sesak nafas
III. Landasan Kebijakan:    

IV. Alat dan Bahan Kerja:    

1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok
4. Sputum pot tertutup berisi larutan desinfektan
5. Tissue
6. Spuit 5 cc
7. Aquades

V. Prosedur:      
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi program pengobatan klien.
b. Mencuci tanganc. 
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam
VI. Unit Terkait:      

VII. Dokumen Terkait:      


SPO Nebulisasi
Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman:
-   - 1 dari 3
Tanggal Tanda Tangan
Tim Penyusun: Tanggal Direvisi:
Diterbitkan: Direktur:
-  
Revisi Ke:  
-  

VIII. Indikator Keberhasilan:    


 

IX. Referensi      

Anda mungkin juga menyukai