Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Ny. L DENGAN RISIKO


JATUH DI WISMA DAHLIA UPT PELAYANAN SOSIAL TRESNA
WERDHA JEMBER
Periode 27 Januari 2020-08 Februari 2020

DISUSUN OLEH:
NUR HALIMAH, S.Kep
19.0103.1020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019/2020
HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny. L Dengan Risiko Jatuh Di


Wisma Dahlia UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jember, Telah Dilaksanakan
Pada Tanggal 28 Februari 2020. Oleh :
Nama : Nur Halimah, S.Kep
NIM : 1901031020

Jember,28 Februari 2020


Mahasiswa

Nur Halimah
1901031020

Pembimbing Akademik

Ns. Sri Wahyuni, S. Kep.,M. Kep. Sp. Kep.Kom


NIDN : 0720097502

PJMK Departemen Gerontik

Ns. Sofia Rhosma Dewi, S. Kep., M. Kep


NIDN : 0724128403

LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN RESIKO JATUH

A. Konsep dasar Kesehatan (Resiko Jatuh)


1. Definisi
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak
faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia
tersebut seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot
ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta
faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung
benda – benda, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang,
dan sebagainya.
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau
saksi mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang
mendadak terbaring/terduduk di lantai / tempat yang lebih rendah
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.

2. Etiologi
Penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan
beberapa faktor, antara lain:
a. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama ( 30 – 50%
kasus jatuh lansia ), Murni kecelakaan misalnya terpeleset,
tersandung. Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan
kelainan – kelainan akibat proses menua misalnya karena mata
kurang awas, benda – benda yang ada di rumah tertabrak, lalu
jatuh, nyeri kepala dan atau vertigo, hipotensi orthostatic,
hipovilemia / curah jantung rendah, disfungsi otonom,
penurunan kembalinya darah vena ke jantung, terlalu lama
berbaring, pengaruh obat-obat hipotensi, hipotensi sesudah
makan
b. Obat – obatan
- Diuretik / antihipertensi
- Antidepresen trisiklik
- Sedativa
- Antipsikotik
- Obat – obat hipoglikemia
- Alkohol
c. Proses penyakit yang spesifik
Penyakit – penyakit akut seperti :
a. Kardiovaskuler :
 Aritmia
 Stenosis aorta
 sinkope sinus carotis
b. Neurologi :
 TIA
 Stroke
 Serangan kejang
 Parkinson
 Kompresi saraf spinal karena spondilosis
 Penyakit serebelum
c. Idiopatik ( tak jelas sebabnya)
d. Sinkope : kehilangan kesadaran secara tiba-tiba
 Drop attack ( serangan roboh )
 Penurunan darah ke otak secara tiba – tiba
 Terbakar matahari
e. Fakto-faktor Lingkungan penyebab Resiko jatuh

Faktor – faktor lingkungan yang sering dihubungan dengan


kecelakaan pada lansia Faktor penyebab jatuh pada lansia
dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu: 
1. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan
dan berbagai penyakit sepertiStroke dan TIA yang
mengakibatkan kelemahan tubuh sesisi , Parkinson yang
mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi yang
menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan .
Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak
meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem
kardiovaskuler akan menyebabkan syncope, syncope lah
yang sering menyebabkan jatuh padalansia.Jatuh dapat juga
disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh
diare, demam, asupan cairan yang kurang atau penggunaan
diuretik yang berlebihan.
2. Ekstrinsik
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah
tua atau tergeletak di bawah,tempat tidur tidak stabil atau
kamar mandi yang rendah dan tempat berpegangan yang
tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar,
licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik,
keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-benda
alas lantai yang licin atau mudah tergeser,lantai licin atau
basah, penerangan yang tidak baik (kurang atau
menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran,
berat, maupun cara penggunaannya.

3. Pathway
Proses Menua

Fase 1 subklinik fase 2 transisi Fase 3 klinik

Usia 25-35 tahun hormon Umur 45 produksi


Usia 35-45 penurunan
testosteron growt hormon hormon sudah berkurang
hormon
hingga akhirnya berhenti

Polusi udar, diet yang


tidak sehat dan stress

Peningakatan radikal

Kerusakan sel-sel DNA


(Sel-sel tubuh)
Sistem dalam tubuh mulai terganggu seperti penglihatan menurun,
rambut beruban, stamina dan energi berkurang.

lansia

Perubahan biologis / fisik Perubahan anatomi dan biokimiawi Skelrosis pada arteri besar
di susunan saraf pusat

Penurunan fungsi organ Berat otak berkurang 10%


Tekanan darah meningkat
Mempengaruhi sel-sel neuron korteks serebri

Penyakit degeneratif pada otak


Penurunan aktivitas Tekanan intrakranial
Gangguan vaskuler dan penyakit lainnya meningkat
Gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas
Penurunan fungsi sendi
pusing
otot

Sel neuron mengalami kerusakan


Risiko jatuh Nyeri kronis
jumlah neuron menurun Kadar neurotransmiter berkurang Penuruan fungsi kognitif ( daya ingat, piker dan belajar)

Kerusakan
memori
4. Pencegahan

Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat menyebabkan
jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita,
pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan
visual, ataupun faktor lingkungan.dibawah ini akan di uraikan beberapa metode
pencegahan jatuh pada orang tua :

1. Latihan fisik

Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan


kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi
kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan
tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.
(1,4,5,6)

2. Managemen obat-obatan

Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik di antara:

1. Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat


2. Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan

3. Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif dan
tranquilisers

4. Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi
klinis kuat

5. Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan

3. Modifikasi lingkungan

Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari
pusing akibat suhu di antara:

1. Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan


tanpa harus berjalan dulu
2. Gunakan karpet antislip di kamar mandi.

3. Perhatikan kualitas penerangan di rumah.

4. Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.

5. Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk
daerah tangga.

6. Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk
melintas.

7. Gunakan lantai yang tidak licin.

8. Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung.

9. Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar mandi.

4. memperbaiki kebiasaan pasien lansia misalnya :

1. Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.


2. Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.

3. Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.

4. Hindari olahraga berlebihan.

5. Alas kaki 

Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:

1. Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar


2. Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga keseimbangan

3. Pakai sepatu yang antislip

6. Alat bantu jalan

Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk
mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya.

1. Penggunaannya  alat bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan,


namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh
untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda., karena itu
penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual.
2. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan
obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan
alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika
hanya 1 ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan
cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang
berat badan. Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah
four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh
frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan.

7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.

8. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.

 9. Memelihara kekuatan tulang

1. Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan densitas


tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua
2. Berhenti merokok

3. Hindari konsumsi alkohol

4. Latihan fisik

5. Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen

6. Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
2. Anamnesis
a. Riwayat kesehatan. Anamnesis memegang peranan penting pada evaluasi klien
osteoporosis. Kadang-kadang keluhan utama mengarahkan ke diagnosa (mis, fraktur
kolum femoris pada osteoporosis). Faktor lain yang diperhatikan adalah usia, jenis
kelamin, ras, status haid, fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lansia, penurunan
tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan kalsium, fosfat,
dan vitamin D, latihan yang teratur dan bersifat weight bearing.
Obat-obatan yang diminum jangka panjang harus diperhatikan seperti kortikosteroid,
hormon tiroid, anti-konvulsan, antasid yang mengandung aluminium, natrium fluorida,
dan etridonat bifosfonat, alkohol, dan merokok merupakan faktor terjadinya osteoporosis.
Penyakit lain yang harus ditanyakan dan berhubungan dengan osteoporosis adalah
penyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin, dan insufisiensi pankreas. Riwayat haid,
usia menarke dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi juga diperhatikan. Riwayat
keluarga dengan osteoporosis juga harus diperhatikan karena ada beberapa penyakit
tulang metabolik yanhg bersifat herediter.
b. Pengkajian psikososial
Gambaran klinis klien osteoporosis adalah wanita menopause dengan keluhan nyeri
punggung yang merupakan faktor predisposisi adanya fraktur multiple karena trauma.
Perawat perlu mengkaji konsep diri klien terutama citra diri, khususnya pada pasien
kifosis berat. Klien mungkin membatasi interaksi sosial karena perubahan yang tampak
atau keterbatasan fisik, tidak mampu duduk di kursi, dan lain-lain. Perubahan seksual
dapat terjadi karena harga diri rendah atau tidak nyaman selama posisi unterkoitus.
Osteoporosis dapat menyebabkan fraktur berulang sehingga perawat perlu mengkaji
perasaan cemas dan takut pada klien.
c. Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu
luang dan rekreasi, berpakaian, makan, mandi, dan toilet. Olahraga dapat membentuk
pribadi yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu, olahraga dapat
mempertahankan fungsi tubuh. Aktivitas tubuh memerlukan interaksi yang kompleks
antara saraf dan muskuloskeletal. Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan
menurunnya gerak persendian adalah agility (kemampuan gerak cepat dan lancar)
menurun, stamina menurun, koordinasi menurun, dan dexterity (kemampuan
memanipulasi keterampilan motorik halus) menurun.
d. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Inspeksi: ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang. Palpasi: Taktil
fremitus seimbang kanan dan kiri. Perkusi: Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi: Pada kasus lanjut usia, biasanya didapatkan suara ronki.
b. B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering terjadi keringat dingin dan pusing.
Adanya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau edema
yang berkaitan dengan efek obat.
c. B3 (Brain)
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien dapat
mengeluh pusing dan gelisah. Kepala dan wajah: Ada sianosis. Mata: Sklera biasanya
tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis. Leher: Biasanya JVP dalam batas normal.
Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan
halus merupakan indikasi adanya satu fraktur atau lebih, fraktur kompresi vertebra.
d. B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan.
e. B5 (Bowel)
Untuk kasus osteoporosis, tidak ada gangguan eliminasi, namun perlu juga dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses.
f. B6 (Bone)
Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis, klien osteoporosis sering
menunjukkan kifosis atau gibbus (dowager’s hump)dan penurunan tinggi badan dan
berat badan. Ada perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality,
dan nyeri spinal. Lokasi fraktur yang sering terjadi adalah antara vertebra torakalis 8
dan lumbalis 3.
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Radiologis
Gejala radiologis yang khas adalah densitas atau massa tulang yang menurun
yang dapat dilihat pada vertebra spinalis. Dinding dekat korpus vertebra biasanya
merupakan lokasi yang paling berat. Penipisan korteks dan hilangnya treabekula
transversal merupakan kelainan yang sering ditemukan. Lemahnya korpus vertebrae
menyebabkan penonjolan yang menggelembung dari nukleus pulposus ke dalam ruang
intervertebral dan menyebabkan deformitas bikonkaf.
b. CT-Scan
CT-Scan dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang mempunyai
nilai penting dalam diagnostik dan terapi follow up. Mineral vertebra di atas 110
mg/cm3 biasanya tidak menimbulkan fraktur vertebra atau penonjolan, sedangkan
mineral vertebra di bawah 65 mg/cm3 ada pada hampir semua klien yang mengalami
fraktur.
c. Pemeriksaan Laboratorium
1. Kadar Ca, P, dan fosfatase alkali tidak menunjukan kelainan yang nyata.
2. Kadar HPT (pada pascamenopause kadar HPT meningkat) dan Ct (terapi estrogen
merangsang pembentukan Ct).
3. Kadar 1,25-(OH)2-D3 dan absorpsi Ca menurun.
4. Ekskresi fosfat dan hidroksipolin terganggu sehingga meningkat kadarnya.

4. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Kerusakan memori berhubungan dengan gangguan neurologi
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
4. Risiko jatuh berhubungan dengan usia > 65 tahun

5. Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pain Management


dengan agen cedera biologis keperawatan selama……x
24 jam klien diharapkan : 1. Observasi tanda non verbal
dari ketidaknyamanan
Pain Control 2. Control factor lingkungan
yang mempengaruhi
- Klien mampu ketidaknyamanan
melaporkan nyerinya 3. Kaji factor yang
- Klien mampu mengakibatkan
mengontrol nyerinya kedidakyamanan
Pain Level 4. Kaji pengetahuan dan
- Tidak ada ekspresi kepercayan terhadap nyeri
wajah dari 5. Kaji penyebab, kualitas,
nyeri/ketidaknyamana lokasi, skala dan waktu/durasi
n nyeri.
- Tidak ada diaphoresis 6. Ajarkan manajemen nyeri non
- Tidak ada kelemahan farmakologi dengan nafas
- Respirasi dalam batas dalam
normal (12-24 7. Kolaborasi dengan dokter
x/menit) pemberian analgesik
- Nadi dalam batas Distraction
normal (60- 1. Dorong individu memilih
100x/menit) teknik distraksi yang ia sukai
seperti music, percakapan
yang menarik, atau humor.
2. Evaluasi dan dokumentasi
respon dari teknik distraksi

Simple massage

1. Pilih area tubuh untuk


dilakukan pemijatan
2. Hindari terlalu banyak
percakapan selama pemijata
kecuali menggunakan teknin
distraksi
3. Dorong klien menarik nafas
dalam dan relaks selama
pemijatan
4. Gunakan minyak saat
pemijatan

2 Kerusakan memori Setelah dilakukan tindakan Reality Orientation


berhubungan dengan keperawatan selama……x 1. Kembangkan lingkungan yang
gangguan neurologi 24 jam klien diharapkan : mendukung hubungan klien-
perawat yang terapeutik.
Cognitive Orientation 2. Pertahankan lingkungan yang
- Klien dapat mengingat menyenangkan dan tenang.
kembali informasi yang 3. Lakukan pengkajian Kognitif
baru saja terjadi. MMSE
- Kelayan mampu 4. Identifikasi tingkat
melakukan ADL’s kemandirian ADL’s klien.
secara mandiri. 5. Orientasikan terhadap waktu
- Kelayan tidak dan orang setiap hari pada
mengalami penurunan klien.
angka MMSE. 6. Ajarkan klien brain gym.

3 Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Excercise Therapy Ambulation


berhubungan dengan nyeri keperawatan selama … x 24
jam pasien diharapakan: 1. Monitor klien manggunakan
alat bantu jalan
Ambulation 2. Berikan posisi yang nyaman
3. Dampingi klien untuk
- Klien mampu berjalan menggunakan kaki secara
dengan baik/efektif perlahan
- Klien mampu berjalan 4. Dampingi klien untuk belajar
walaupun lamban berlatih disamping tempat tidur
- Klien mampu 5. Ajarkan klien bagaiman posisis
melanhkah dengan baik yang baik untuk berpidah
- Klien mampu berjalan tempat
disekeliling ruangan 6. Konsultasi dengan terapis
-
Klien mampu berjalan
dengan jarak yang jauh.
4 Risiko jatuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan Environmental Management:
dengan usia > 65 tahun keperawatan selama … x 24
jam pasien diharapakan tidak 1. Safety: awasi dan gunakan
jatuh lingkungan fisik untuk
meningkatkan keamanan
Falls prevention behavior
Falls Prevention:
- pasien mampu
berdiri, duduk, berjalan 1. Kaji penurunan kognitif dan
tanpa pusing fisik pasien yang mungkin
- Klien mampu dapat meningkatkan resiko
menjelaskan jika terjadi jatuh
serangan dan cara 2. Kaji tingkat gait,
mengantisipasinya keseimbangan dan kelelahan
dengan ambulasi

3. Instruksikan pasien agar


memanggil asisten ketika
melakukan pergerakan

DAFTAR PUSTAKA

Avliya Quratul Marjan, Sri Anna Marliyati. 2013. HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI
PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA
LANSIA DI PANTI WERDHA BOGOR. Volume 1 Tahun 2013. Diakses pada tanggal 28
januari 2020 jam 22:00

Kushariyadi. (2010). Askep pada Klien Lanjut Usia.  Jakarta: Salemba medika.


Marion Johnson, dkk. (2008). Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. Mosby.
Mc. Closkey dan Buleccheck. (2009). Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth Edition.
Mosby.
Price,Sylvia Anderson. (2008). Patofisiologi;Konsep klinis proses-proses penyakti.Jakarta;EGC,2008
Rita Afni, Ahmad Hanafi. 2019. RISIKO OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI UPT PANTI
SOSIAL TRESNA WERDHA KHUSNUL KHOTIMAH PEKAN BARU. Volume 3
Nomor 1 Tahun 2019. Diakses pada tanggal 29 januari 2020 jam 21:30

Wachyu Amelia. 2018. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KONSUMSI SUSU PADA WANITA
PRALANSIA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS DI BATURAJA.
Volume 2 Tahun 2018. Diakses pada tanggal 29 januari 2020 jam 21:45

ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK
TIM KEPERAWATAN GERONTIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2020
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


Jl. Karimata no.49 Telp. (0331) 332240, Fax. (0331) 337857 Kotak Pos 104 Jember
Website : http://www.unmuhjember.ac.id Email :
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
Kantorpusat@unmuhjember.ac.id

Nama wisma : Dahlia Tgl. Pengkajian : 28 – Januari - 2020

1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. L
Umur : Tidak terkaji
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Pernikahan : Cerai
Tingkat Pendidikan : Tidak Sekolah
Alamat Asal : Gumukmas

2. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


a. Keluhan utama : Sakit Punggung
b. Upaya yang dilakukan klien untuk mengatasi keluhan :
Istirahat dan tidur

3. RIWAYAT KESEHAYAN YANG LALU


a. Status kesehatan secara umum :
klien tidak pernah sakit parah, keadaan umum klien baik

b. Penyakit yang dialami pada masa anak – anak


klien mngatakan tidak tahu sakit apa pada saat anak anak

c. Penyakit kronis yang diderita :


pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit yang serius

d. Riwayat MRS, pembedahan :


pasien mengatakan pernah masuk Rumah Sakit karena panas tinggi, pasien dirawat di
rumah sakit selama tiga hari.

e. Riwayat penggunaan obat/jamu :


pasien mengatakan tidak pernah mengonsumsi obat jenis apapun.

f. Alergi :
pasien mengatakan tidak punya alergi makanan ataupun obat.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

g. Riwayat jatuh :
pasien mengatakan pernah jatuh 1x karena terpeleset.

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Penyakit kronis /degeneratif yang diderita oleh keluarga :
pasien mengatakan lupa dengan penyakit yang diderita oleh keluarganya.

5. RIWAYAT SOSIAL
a. Kondisi pasangan :
pasien tidak punya suami, pasien sudah cerai dengan suaminya.

b. Riwayat pekerjaan terdahulu :


pasien mengatakan pernah bekerja sebagai pembantu toko di rumah seorang cina.

c. Hobi dan aktifitas yang disukai :


pasien mengatakan suka memasak. namun sekarang klien hanya mengisi waktunya
dengan isirahat

d. Pola kebiasaan :
klien mengatakan kebiasaan bersih-bersih kamar, menyapu, senam, pola tidur
klien normal tidur siang 1 jam tidur malam 6-8 jam

e. Pengaturan lingkungan tempat tinggal :


klien mengatakan tinggal berdua disatu kamar di wisma ini,lantai wisma
keramik, kamar mandi klien berada di luar kamar, pencahayaan kamar terang,

f. Jejaring sosial:
klien mengatakan kegiatan kelompok senam dan pengajian di musholla.

g. Cakupan asuransi kesehatan : -

6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status kesehatan umum :
keadaan umum: baik
kesadaran : composmentis
GCS: 456
b. Tanda – Tanda Vital :
TD: 140/80 mmHg
N : 84 x/m
RR: 20 x/m
S : 37,0
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

c. Integument :
kulit bersih, ada bekas luka garukan, warna sawo matang.

d. Hematopoetic :
 Tidak ada perdarahan atau memar
 Tidak ada Pembengkakan kelenjar limfe
 Anemia Negatif
 Tida ada Riwayat transfusi darah

e. Kepala :
Rambut bersih,warna putih, kulit kepala bersih, kepala simetris, tidak ada tanda-
tanda trauma kepala.

f. Mata :
mata klien penglihatan agak kabur, alis dan bulu mata (+), anemis (-), sklera putih,

g. Telinga:
telinga bersih, daun telinga bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik.

h. Hidung :
Hidung bersih, penciuman baik, perdarahan (-), inflamasi membran mukosa (-),
polip (-), tidak ada secret.

i. Mulut dan tenggorokan :


 Mulut: warna bibir merah kehitaman, tidak ada lesi, pedarahan pada gusi
(-),gigi bersih, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut.
 Tenggorokan : normal, reflek menelan baik, sekret (-), tonsil (-)

j. Leher :
Leher normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Tidak ada nyeri telan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

k. Pernafasan :
Klien mengatakan tidak punya asma dan tidak pernah mengalami sesak nafas.

I:dada simetris,

P: nyeri tekan (-)

P:sonor

A:vesikuler

l. Punggung :
Cara berjalan klien bungkuk dan pasien mengatakan sakit punggung jika berjalan tegak.
Tulang punggung klien tidak lurus.

m. Cardiovaskuler :
I : dada simetris, tidak ada bekas luka,

P : tidak ada nyeri tekan

P : pekak

A: s1 s2 tunggal

n. Gastrointestinal :
Perut :

I: perut cembung

P: tidak ada nyeri tekan

P: timpani

A: BU (+) 6x/m

Tidak ada Nyeri ulu hati, tidak ada Mual/muntah, tidak ada Benjolan/massa
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

p. Genitalia :
Tidak terkaji, namun klien mengatakan tidak ada kelainan maupun gangguan pada
genetalia.

q. Persarafan :
1. N.Olfaktorius : baik
2. N.Optikus :pandangan agak kabur
3. N.Okulomotorius :baik
4. N.Troklearis :baik
5. N.Trigeminus :baik
6. N.Abdusen :baik
7. N.Facialis :baik
8. N.Vestibulokoklerais :baik
9. N.Glosofaringeus :baik
10. N.Vagus :baik
11. N.Asesorius :baik
12. N.Hipoglosus :baik

r. Muskuloskeletal
Nyeri persendian : (  ) ya ( ) tidak
Kekakuan : ( ) ya (  ) tidak
Pembengkakan sendi : ( ) ya (  ) tidak
Deformitas : (  ) ya ( ) tidak
Spasme : (  ) ya ( ) tidak
Kelemahan otot : ( ) ya (  ) tidak
Masalah cara berjalan : (  ) ya ( ) tidak
Nyeri punggung : (  ) ya ( ) tidak
Prostesa : ( ) ya (  ) tidak
Kekuatan otot : cukup nilai kekuatan otot 4

7. PENGKAJIAN NUTRISI
BB : 45 kg TB : 150 cm BBI: - kg
Screening Skor
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

a. Adakah penurunan intake makanan dalam 3 bulan terakhir akibat penurunan nafsu makan,
masalah pencernaan atau akibat kesulitan menelan atau mengunyah ? 2
0 = penurunan intake makanan yang berat
1 = penurunan intake makanan moderat
2 = tidak ada penurunan intake makanan
b. Penurunan BB selama 3 bulan terakhir
0 = penurunan BB lebih dari 3 kg
1 = tidak tahu 3
2 = penurunan BB 1- 3 kg
3 = tidak ada penurunan BB
c. Mobilitas
0 = tidak dapat turun dari bed, atau hanya duduk di kursi 2
1 = dapat bangkit dari bed/kursi namun tidak dapat berpindah dengan bebas
2 = dapat berpindah dengan bebas
d. Apakah mengalami stress psikologis atau mengidap penyakit dalam 3 bulan terakhir?
0 = ya 2
2 = tidak
e. Masalah psikoneurologis
0 = demensia berat atau depresi 2
1 = demensia ringan
2 = tidak mengalami masalah psikologis
F1. Body mass index
0 = BMI kurang dari 19 2
1 = BMI 19 – 21
2 = BMI 21 – 23
3 = BMI lebih dari 23
Jika BMI tidak dapat dikaji, gantikan pertanyaan pada poin F1dengan poin F2
Jika BMI sudah terkaji, pertanyaan pada poin F2 tidak perlu dikaji
F2. Lingkar lengan atas
0 = LLA kurang dari 31 cm
3 = LLA lebih dari 31 cm
Total 13
Interpretasi : Berisiko malnutrisi
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

8. PENGKAJIAN FUNGSI KESEIMBANGAN


TUG = 14 detik
Interpretasi : berisiko tinggi jatuh

9. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL


a. ADL
No. Aktifitas Bantuan Mandiri Skor
1 Makan/minum 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur/sebaliknya 5 – 10 15 15
3 Kebersihan diri :cuci muka, menyisir, dll 0 15 15
4 Keluar/masuk kamar mandi 5 10 10
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan (jalan datar) 10 15 15
7 Naik turun tangga 5 10 10
8 Berpakaian/bersepatu 5 10 10
9 Mengontrol defekasi 5 10 10
10 Mengontrol berkemih 5 10 10
Jumlah 110
Interpretasi : pasien mandiri
b. IADL
A. Kemampuan Menggunakan Telefon 0
1. Mengoperasikan telefon dengan inisiatif, mencari dan menekan nomor telefon 1
2. Menlfon beberapa kontak yang dikenal 1
3. Menjawab telefon namun tidak bisa mencari kontak 1
4. Tidak dapat menggunakan telefon 0
B. Berbelanja 1
1. Mengurus barang belanjaan sendiri 1
2. Berbelanja beberapa barang kebutuhan sendiri 1
3. Perlu ditemani saat berbelanja 1
4. Tidak bisa berbelanja 0
C. Menyiapkan makanan 1
1. Merencanakan, menyiapkan dan memasak makanan sendiri 1
2. Bisa memasak makanan hanya jika bahan masakan sudah tersedia 1
3. Bisa menghangatkan makanan namun tidak bisa lagi memasak 1
4. Tidak dapat menyiapkan dan menyuap makanan 0
D. Membersihkan rumah 2
1. Mampu mengatur rumah dengan bantuan asisten rumah tangga 1
2. Melakukan aktifitas ringan seperti membersihkan debu dan menata tempat 1
tidur
3. Melakukan pekerjaan ringan namun kurang bersih 1
4. Perlu bantuan untuk semua pekerjaan rumah 0
E. Mencuci pakaian 1
1. Mampu mencuci semua jenis pakaian sendiri 1
2. Hanya mampu mencuci pakaian yang ringan 1
3. Tidak mampu mencuci pakaian 0
F. Transportasi 1
1. Bisa bepergian sendiri baik dengan transportasi umum ataupun kendaraan 1
Pribadi
2. Bisa bepergian dengan taksi, namun tidak bisa bepergian dengan moda 1
transportasi lain
3. Bisa bepergian dengan kendaraan umum dan ditemani 1
4. Bisa bepergian dengan taksi dan ditemani 0
5. Tidak bisa bepergian 0
G. Medikasi 2
1. Bisa mengatur jadual minum obat dengan dosis yang pas 1
2. Bisa minum obat jika obat sudah disiapkan dengan dosis yang terpisah 1
3. Tidak bisa menyiapkan obat yag akan diminum 0
H. Manajemen keuangan 1
1. Bisa mengatur keuangan dengan mandiri 1
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

2. Mampu mengatur konsumsi barang namun butuh bantuan dalam mengatur 1


rekening
3. Tidak dapat mnegatur keuangan 0
Skor 3

10. PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF


a. MMSE

NO. TES NILAI NILAI


MAX
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa? 5
2 Kita berada di mana? (negara), (provinsi), (kota), (rumah sakit), 5 0
(lantai/kamar)
REGISTRASI 0
3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin) tiap benda 1 detik, 3
pasien disuruh
mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
3
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban benar. Hentikan 5
setelah 5
jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata “DUNIA” (nilai
diberikan pada huruf
yang benar sebelum kesalaahn; misalnya “aiund”=3
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Klien diminta mengingat kembali nama benda di atas 3
0
BAHASA
6 Klien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, 2
buku)
7 Klien diminta mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila” 1
8 Klien diminta melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan tangan 3
Anda, lipatlah
menjadi dua bagian dan letakkan di lantai”
9 Klien disuruh membaca dan melakukan perintah “Pejamkan mata 1
Anda”
10 Klien disuruh menulis dengan spontan 1
11 Klien diminta menggambarkan bentuk di bawah ini 1 3

0
TOTAL 30 13
Interprestasi : gangguan kognitif berat
b. SPSMQ
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Benar Salah Nomo Pertanyaa


r n
 1 Tanggal berapa hari ini?
 2 Hari apa sekarang?
 3 Apa nama tempat ini?
 4 Di mana alamat Anda?
 5 Kapan Anda lahir?
 6 Berapa umur Anda?
 7 Siapa presiden Indonesia sekarang?
 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
 9 Siapa nama ibu Anda?
 10 Angka 20 dikurangi 3=? Dan seterusnya dikurangi 3
3 7 Jumlah

Interprestasi : Kerusakan intelektual sedang


FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

11. PENGKAJIAN STATUS DEPRESI


Screening :
a. Dalam sebulan terakhir apakah Anda merasa sedih, putus asa dan tertekan ? (ya/tidak)
b. Dalam sebulan terakhir, apakah Anda mengalami penurunan minat dalam beraktifitas ?
(ya/tidak)

Jika terdapat jawaban ya, lanjutkan pada kuisioner berikut


1. Apakah Anda puas dengan hidup Anda? Ya Tidak (1)
2. Apakah Anda mengalami penurunan minat dan aktifitas? Ya (1) Tidak
3. Apakah Anda merasa hidup Anda kosong? Ya (1) Tidak
4. Apakah terkadang Anda merasa bosan? Ya (1) Tidak
5. Apakah Anda memiliki harapan untuk masa mendatang? Ya Tidak (1)
6. Apakah Anda terganggu dengan pikiran yang selalu menghantui Anda? Ya (1) Tidak
7. Apakah Anda selalu bersemangat? Ya Tidak (1)
8. Apakah Anda takut sesuatu yang buruk akan menimpa Anda? Ya (1) Tidak
9. Apakah Anda selalu bahagia? Ya Tidak (1)
10. Apakah kadang Anda merasa putus asa ? Ya (1) Tidak
11. Apakah kadang Anda merasa resah dan gelisah? Ya (1) Tidak
12. Apakah Anda lebih memilih tinggal di rumah daripada keluar dan beraktifitas? Ya (1) Tidak
13. Apakah Anda sering mengkhawatirkan masa depan? Ya (1) Tidak
14. Apakah Anda merasa sering bermasalah dengan memori ? Ya (1) Tidak
15. Apakah Anda merasa hidup Anda terberkati? Ya Tidak (1)
16. Apakah Anda menrasa sangat sedih ? Ya (1) Tidak
17. Apakah Anda merasa tidak berharga? Ya (1) Tidak
18. Apakah Anda mengkhawatirkan masa lalu ? Ya (1) Tidak
19. Apakah Anda merasa hidup ini sangat menarik ? Ya Tidak (1)
20. Apakah Anda sulit memulai suatu pekerjaan baru? Ya (1) Tidak
21. Apakah Anda merasa sangat berenergi? Ya Tidak (1)
22. Apakah Anda merasa situasi Anda saat ini tidak memiliki harapan? Ya (1) Tidak
23. APakah Anda merasa orang lain lebih baik dari Anda? Ya (1) Tidak
24. Apakah Anda merasa kecewa dengan berbagai hal kecil? Ya (1) Tidak
25. Apakah Anda sering merasa ingin menangis? Ya (1) Tidak
26. Apakah Anda merasa sulit berkonsentrasi? Ya (1 ) Tidak
27. Apakah Anda menikmati saat bangun di pagi hari? Ya Tidak (1)
28. Apakah Anda lebih suka menghindari acara sosial? Ya (1) Tidak
29. Apakah Anda kesulitas dalam mengambil keputusan Ya (1) Tidak
30. Apakah pikiran Anda selalu jernih ? Ya Tidak (1)
Skor total 21 9
Interpretasi :………………………………………………………………………………………

12. PENGKAJIAN SPIRITUAL


a. Agama yang dianut : Islam
b. Aktifitas ibadah yang : Sholat berjamaah dan mengikuti pengajian
dilakukan

c. Hambatan dalam beribadah : klien mengatakan karena sudah tua ingat akan dekat
dengan kematian

d. Yang dirasakan saat tidak : klien mengatakan jika tidak menunaikan ibadah terasa
dapat menunaikan ibadah berdosa dapat menunaikan ibadah

e. Makna dan tujuan hidup : klien mengatakan tjuan hidup melakukan ibadah
kepada sang pencipta.

f. Persepsi tentang kematian : klien mengatakan kematian hanya membawa amal dan
ibdah selama di dunia,klien mengatakan hal yang
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

dipersiapkan menanti kematian


FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

13. PENGKAJIAN SOSIAL


Uraian Skor
1 ADAPTATION 1
Saya puas dapat kembali pada keluarga (teman – teman) saya untuk membantu saya saat
saya mengalamikesulitan
2 PARTNERSHIP 1
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya dalam membicarakan sesuatu atau
mengungkapkan masalah pada saya
3 GROWTH 1
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya menerima dan mendukung saya
untuk melakukan aktifitas/arah baru
4 AFFECTION 1
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya dalam mengekspresikan perasaan
dan berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih, atau mencintai
5 RESOLVE 1
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya dan saya dalam menluangkan
waktu bersama
Skor total 5
Interpretasi : Disfungsi sedang
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

ANALISA DATA
TANGG DATA PROBLEM ETIOLOGI
AL

28-januari-
2020 DS: pasien mengatakan kadang-kadang Nyeri Kronis Usia > 50
nyeri punggung, pasien nyeri tahun
dirasakan kurang lebih 5 tahun yang
lalu.
DO :
- skala nyeri 3
- TD : 140/80 mmHg
- Nadi : 84 x/m
- Suhu : 37,0
- RR : 20 x/m
- Wajah pasien tampak menyeringai
saat disuruh berdiri tegak
P: pasien mengatakan nyerinya bertambah
jika berdiri dan berjalan dengan posisi
tegak

Q: Nyerinya seperti di tusuk-tusuk

R: Punggung belakang

S: skala nyeri 3

28-januari- T: pasien mengatakan nyerinya hilang


2020
timbul
Kelemahan
Kerusakan fisik dan
memori proses menua
DS :

- Klien mengatakan LUPA atau TIDAK


TAHU saat di beri pertanyaan
DO :

- Klien tampak bingung saat di beri


pertanyaan
- Pada pertanyaan MMSE nomer 1,2,4,11
klien mendapatkan (skor 0), pada nomer
7,9,10 klien mendapatkan (skor 1), pada
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

nomer 6 klien mendapatkan (skor 2), pada


nomer 3,5,8 klien mendapatkan (skor 3)
- MMSE 13 (gangguan kognitif berat)
- Pada pertanyaan SPSMQ klien
menjawab SALAH pada pertanyaan no
1,2,5,6,7,8,,10 dan menjawab BENAR pada
nomer 349 Risiko Jatuh Gangguan
28-januari- Nilai SPMSQ salah 7 (kerusakan intelektual Visus
2020
berat)

DS :

Klien mengatakan pandangan agak kabur,


mengalami kesulitan berjalan dan pernah
jatuh 1 kali     

DO :

- Klien kesulitan dalam berjalan


- Berjalan bungkuk
- Kekuatan otot 4
- Pandangan mata klien kabur
- TUG 14 detik
- Lantai wisma keramik
- Edema (-)
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
28-januari- Nur
2020 Nyeri kronis berhubungan dengan Usia > 50 tahun Halimah

Kerusakan memori yang berhubungan dengan kelemahan fisik


28-januari-
2020 dan proses menua

28-januari-
2020
Risiko jatuh yang berhubungan dengan Gangguan visus
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Rencana intervensi Rasionalisasi
Keperawatan

1. TUJUAN: Setelah 1. Manejemen nyeri 1. Hubungan saling


Nyeri kronis dilakukan percaya antara
berhubungan 1. Bina hubungan saling perawat dengan
dengan Usia tindakan
percaya antara perawat klien akan membuat
> 50 tahun keperawatan dengan klien klien lebih tenang
diharapkan klien 2. Kaji TTV dan nyaman dalam
mampu 3. Menganjurkan tirah berbincang dengan
baring saat sakit perawat
beradaptasi
punggung. 2. Pengawasan yang
terhadap nyeri. 4. Lakukan massase pada intensif membantu
daerah punggung. perawat dalam
KH: 5. Ciptakan lingkungan menentukan
nyaman dan tenang. tindakan selanjutnya
1. Klien 6. Ajarkan teknik relaksasi 3. Mengurangi rasa
mengatakan dan distraksi. nyeri/sakit kepala.
bahwa 7. Bantu pasien 4. Untuk melancarkan
nyeri/sakit mengidentifikasi peredaran darah dan
punggung tingkat nyeri yang melemaskan otot
berkurang/hi logis leher.
lang 2. Monitoring 5. Supaya klien dapat
1. Observasi tingkat beristirahat dan
2. Ekspresi memulihkan tenaga
nyeri
wajah klien 2. Observasi ttv 6. Untuk mengurangi
rilek. 3. Observasi ekpresi rasa nyeri.
3. TTV normal wajah klien
4. Observasi istierahat 7. Menghilangkan
4. Gelisah (-) dan tidur klien
nyeri dan
5. Wajah mencegah
meringis (-)
3. Berikan HE pada pasien
kesalahan posisi
6. Klien dapat untuk
mnegontrol menghindari/meminima tulang atau
nyeri lkan aktivitas yang
dapat meningkatkan tegangan jaringan
7. Wajah rilek sakit kepala/nyeri. yang cedera.
4. Kolaborasi pemberian
obat analgesik 2. Monitoring
1. menetahui tingkat
nyeri klien
2. Mengetahui
kondisi pasien
3. Mengetahui
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

tingkat nyeri
4. mengetahui durasi
istirahat klien
3. Informasi yang tepat
dapat membantu klien
dalam menghindari
rtasa nyeri kepalanya
4. Pengobatan yang
tepat dapat
mempercepat
penyembuhan

2. Kerusakan TUJUAN: Setelah 1. Manejemen 1. Manajemen


memori yang dilakukan
1. Rangsang ingatan klien 1.Merangsang ingatan klien
berhubunga tindakan
dengan cara mengajak klien dapat membantuotak
n dengan keperawatan menceritakan tentang bekerja kembali dalam
kelemahan diharapkan klien kehidupan masa lalunya mengingat hal-hal yang
fisik dan dapat 2. Diskusikan dengan pasien sebelumnya lupa dan tidak
tentang masalah inga tahu
proses meningkatkan
tanya 2. Mendiskusikan masalah
menua kemampuan 3. Rangsang ingatan klien ingatan antara perawat
daya memberikan informasi dank lien dapat
ingat/memori terkait menentukan terapi yang
bulan,tahun,hari,dan baik digunakan untuk klien
KH: tempat saat ini 3. Memberikan rangsangan
4. Berikan pertanyaan- berupa pengetahuan
 cepat pertanyaaan pada pasien terhadap klien dapat
mengingat yang mendekati masa lalu mempercepat proses
informasi 5. Ajari klien untuk mengingat perbaikan memori pada
hari tanggal ,bulan, tahun klien
dengan cepat
4. Mempermudah pasien
 mengingat 2. Monitoring untuk mengingat masa
informasi 1. Observasi informasi lalu
yang barru di terkait tempat, bulan, 5. Membantu pasien dalam
tahun,hari mengingat
sampaikan
2. Obs. nilai SPMSQ dan
 mengenal 3. Obs. Nilai MMSE 2. monitoring
tempat, hari, 4. Obs. Tingkat ingatan 1. menetahui tingkat
bulan, dan klien Nilai SPMSQ
tahun saat ini 2. MMSE dapat
dijadikan salah satu
 nilai SMPSQ : tolak ukur
0-3 dan keberhasilan perawat
MMSE 24-30 dalam melakukan
intervensinya
3. Mengetahui sejauh
mana klien ingat
dengan masa lalunya
4. Menghetahui
perkembangan
ingatan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

3. Risiko jatuh TUJUAN: Setelah 1. Manejemen 1. Manejemen


yang dilakukan 1. Observasi TUG klien 1. Mengetahui
berhubunga tindakan kesimbangan klien
n dengan keperawatan di 2. Ajarkan klien cara untuk
menggerakan badan agar 2. Dengan lebih
gangguan harapkan klien
tidak lemah lagi. sering bergerak badan
visual terhindar dari klien menjadi lebih
risiko jatuh 3. Latih klien untuk lebih
bertenaga.
sering menggerakan
KH: kakinya. 3. Agar tidak terjadi
kekakuan pada sendi –
 Klien tidak 4. Ciptakan lingkungan
sendi kaki.
lagi merasa dengan pencahayaan yang
lemah terang 4. Pencahayaan yang
baik membantu dalam
5. Jaga lantai tetap kering
 Klien lebih melihat situasi
berhati – hati 6. Berikan tongkat atau
5. Mencegah
ketika pengan bila di perlukan
terjadinya jatuh pada
berjalan.
7. Lakukan modifikasi pasien
 Klien lingkungan untuk
6. Lantai kering
terhindar mencegah terjadinya jatuh
mengurangi terjadinya
dari cedera.
2. Monitoring jatuh
 TUG dalam
1. Obs. Tug 7. Mencegah
scor normal
terjadinya jatuh
2. Monitoring ttv
2. Monitoring
3. Obs. Lingkungan
1. Mengetahui
4. Obs. Kekuatan otot perkembangan
5. Obs. Visus keseimbangan klien

6. Obs kekuatan sendi 2. Mengetahui kondisi


pasien
7. Obs. Aktivitas dan
istirahat pasien 3. Mengetahui bahaya
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

pada pasien

3. berikan HE pada klien 4. Mengetahui seberapa


tentang pentingnya kuat otot pasien
mengurangi atau 5. Mengetahui fungsi
mencegah terjadinya risiko penglihatan pasien
jatuh. 6. Mengetahui fungsi
sendi
7. Mengetahui durasi
istirahat pasien
3. Informasi yang tepat
membanru klien
mengerti dan
berhati hati saat
berjalan.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PLEMENTASI
TANGGAL DX. KEP TINDAKAN PARAF
28-01-2020 1 1. Melakukan bina hubungan saling percaya Nur
antara perawat dengan klien Halimah
R/klien menerima kehadiran perawat
123 2. memoniroting TTV
R/ TD : 140/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR:20 x/menit
1 S : 37,0 C
3. Menganjurkan tirah baring saat nyeri punggung
R/ klien mrngikuti apa yang disarankan oleh
1 perawat
4. melakukan massase pada daerah punggung.
1 R/ klien terasa rileks
2 5. Menciptakan lingkungan nyaman dan tenang.
R/lingkungan bersih
1 6. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
R/klien mengikuti apa yang diajarkan oleh
perawat.
2 7. Memberikan HE pada pasien untuk
menghindari/meminimalkan aktivitas yang
dapat meningkatkan sakit punggung.
R/klien mengikuti apa yang perawat sarankan
3 8. Mengobservasi informasi terkait tempat, bulan,
tahun,hari seta nilai SPMSQ dan MMSE
R/ MMSE 13 (gangguan kognitif berat)
Nilai SPMSQ salah 9 (kerusakan intelektual berat
2
9. Merangsang ingatan klien dengan cara
mengajak klien menceritakan tentang
kehidupan masa lalunya
2 R/klien menceritakan jaman waktu bekerja di
toko
3 10. Mendiskusikan dengan pasien tentang masalah
ingatanya
R/klien hanya ingat masalah kehidupannya
123
11. Merangsang ingatan klien memberikan
informasi terkait bulan,tahun,hari,dan tempat
saat ini
3 R/klien menjawab tidak tahu

12. Mengobservasi keseimbangan klien


R/TUG 14 detik
3
13. Menciptakan lingkungan dengan
pencahayaan yang terang
R/ lampu di wisma 20 watt
3
14. Mengajarkan klien cara untuk menggerakan
3
badan agar tidak lemah lagi.
R/perawat mengajakan gerakan gerakan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

melatih sendi sendi

15. Melatih klien untuk lebih sering


menggerakan kakinya.
29-januari-2020
123 R/klien mengikuti apa saja gerakan yang
latih oleh perawat

16. Menjaga lantai tetap kering


1
R/lantai disapu, lantai kamar mandi di pel.
1
17. Berikan HE pada klien tentang mengurangi
2 risiko jatuh.
R/klien mendengarkan apa yang di
bicarakan oleh perawat
2

2. memoniroting TTV
2
R/ TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR:20 x/menit
2
S : 36,4 C
4. melakukan massase pada daerah punggung.
R/ klien terasa rileks
3
6. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
R/klien mengikuti apa yang diajarkan oleh
perawat.
2 8. Mengobservasi informasi terkait tempat, bulan,
tahun,hari seta nilai SPMSQ dan MMSE
R/ MMSE 13 (gangguan kognitif berat)
Nilai SPMSQ salah 9 (kerusakan intelektual berat
3 9. Merangsang ingatan klien dengan cara
mengajak klien menceritakan tentang
kehidupan masa lalunya
R/klien menceritakan waktu pertama masuk
3 PSTW
10. Mendiskusikan dengan pasien tentang masalah
ingatanya
R/klien hanya ingat masalah kehidupannya
11. Merangsang ingatan klien memberikan
30-januari-2020 123 informasi terkait bulan,tahun,hari,dan tempat
saat ini
R/klien menjawab tidak tahu

12. Mengobservasi keseimbangan klien


R/TUG 14 detik

13. Mengajarkan klien cara untuk menggerakan


badan agar tidak lemah lagi.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

R/perawat mengajakan gerakan gerakan


melatih sendi sendi

14. Melatih klien untuk lebih sering


menggerakan kakinya.
R/klien mengikuti apa saja gerakan yang
latih oleh perawat

15. Menjaga lantai tetap kering


R/lantai disapu, lantai kamar mandi di pel.

31-januari-2020

2. memoniroting TTV
R/ TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR:20 x/menit
S : 36,8 C
3. melakukan massase pada punggung.
R/ klien terasa rileks

4. mengobservasi lingkungan pasien


R/ li ngkungan aman dan lantai kering
6. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
R/klien mengikuti apa yang diajarkan oleh
perawat.
8. Mengobservasi informasi terkait tempat, bulan,
tahun,hari seta nilai SPMSQ dan MMSE
R/ MMSE 15 (gangguan kognitif berat)
Nilai SPMSQ salah 9 (kerusakan intelektual berat
9. Merangsang ingatan klien dengan cara
mengajak klien menceritakan tentang
kehidupan masa lalunya
R/klien menceritakan jaman waktu perang
10. Mendiskusikan dengan pasien tentang masalah
ingatanya
R/klien hanya ingat masalah kehidupannya
11. Merangsang ingatan klien memberikan
informasi terkait bulan,tahun,hari,dan tempat
saat ini
R/klien menjawab tidak tahu

1. Melakukan pertanyaan yang mendekati


masa lalu pasien
R/klien tetap tidak ingat dengan masa2 lalu
2. memoniroting TTV
R/ TD : 140/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR:20 x/menit
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

S : 37,0 C
3. Menganjurkan tirah baring saat nyeri punggung
01-januari-2020 R/ klien mrngikuti apa yang disarankan oleh
perawat
4. melakukan massase pada daerah punggung.
R/ klien terasa rileks
5. Menciptakan lingkungan nyaman dan tenang.
R/lingkungan bersih
6. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
R/klien mengikuti apa yang diajarkan oleh
perawat.
7. Memberikan HE pada pasien untuk
menghindari/meminimalkan aktivitas yang
dapat meningkatkan sakit punggung.
R/klien mengikuti apa yang perawat sarankan
8. Mengobservasi informasi terkait tempat, bulan,
tahun,hari seta nilai SPMSQ dan MMSE
R/ MMSE 13 (gangguan kognitif berat)
Nilai SPMSQ salah 9 (kerusakan intelektual berat
9. Merangsang ingatan klien dengan cara
mengajak klien menceritakan tentang
kehidupan masa lalunya
R/klien menceritakan jaman waktu bekerja di
toko
10. Mendiskusikan dengan pasien tentang masalah
ingatanya
R/klien hanya ingat masalah kehidupannya
11. Merangsang ingatan klien memberikan
informasi terkait bulan,tahun,hari,dan tempat
saat ini
R/klien menjawab tidak tahu

12. Mengobservasi keseimbangan klien


02-januari-2020
R/TUG 14 detik

18. Menciptakan lingkungan dengan


pencahayaan yang terang
R/ lampu di wisma 20 watt

19. Mengajarkan klien cara untuk menggerakan


badan agar tidak lemah lagi.

3. memoniroting TTV
R/ TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR:20 x/menit
S : 36,4 C
5. melakukan massase pada daerah punggung.
R/ klien terasa rileks
7. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

R/klien mengikuti apa yang diajarkan oleh


perawat.

8. Merangsang ingatan klien dengan cara


mengajak klien menceritakan tentang
kehidupan masa lalunya
R/klien menceritakan waktu pertama masuk
PSTW
9. Mendiskusikan dengan pasien tentang masalah
ingatanya
R/klien hanya ingat masalah kehidupannya
10. Merangsang ingatan klien memberikan
informasi terkait bulan,tahun,hari,dan tempat
saat ini
R/klien menjawab tidak tahu

11. Mengajarkan klien cara untuk menggerakan


badan agar tidak lemah lagi.
R/perawat mengajakan gerakan gerakan
melatih sendi sendi

12. Melatih klien untuk lebih sering


menggerakan kakinya.
R/klien mengikuti apa saja gerakan yang
latih oleh perawat

13. Menjaga lantai tetap kering


R/lantai disapu, lantai kamar mandi di pel.

3. memoniroting TTV
R/ TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR:20 x/menit
S : 36,8 C
5. melakukan massase pada punggung.
R/ klien terasa rileks

6. mengobservasi lingkungan pasien


R/ li ngkungan aman dan lantai kering
7. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
R/klien mengikuti apa yang diajarkan oleh
perawat.
12. Merangsang ingatan klien dengan cara
mengajak klien menceritakan tentang
kehidupan masa lalunya
R/klien menceritakan jaman waktu perang
13. Mendiskusikan dengan pasien tentang masalah
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

ingatanya
R/klien hanya ingat masalah kehidupannya
14. Merangsang ingatan klien memberikan
informasi terkait bulan,tahun,hari,dan tempat
saat ini
R/klien menjawab tidak tahu
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

EVALUASI

TANGGAL DX. KEP EVALUASI PARAF


S: Klien mengatakan sakit kepalanya sudah Nur Halimah
28-januari-2020 1
berkurang

O: Tanda – tanda Vital

TD : 140/90 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 37,0 ‘C

 Wajah meringis (-)


 Gelisah (-)

2  Klien belum dapat mengontrol nyeri


A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan LUPA atau TIDAK TAHU


saat di beri pertanyaan

O:

 Tidak cepat mengingat informasi dengan


cepat
 Tidak mengingat informasi yang barru di
3 sampaikan
 Tidak mengenal tempat, hari, bulan, dan
tahun saat ini
 nilai SMPSQ :7 dan MMSE 13
.

A: Masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

S: Klien mengatakan kadang merasa lemah


apabila keletihan.

O:

 Klien tidak lagi merasa lemah


 Klien lebih berhati – hati ketika berjalan.
 Klien terhindar dari cedera.
 TUG 14 detik ( risiko jatuh)
A: masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

29-januari-2020 1 S: Klien mengatakan sakit punggung sudah


berkurang

O: Tanda – tanda Vital

TD : 120/100 mmHg

N : 84 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 37,0 ‘C

Wajah meringis (-)


Gelisah (-)

2 Klien mengatakan belum bisa mengontrol


nyeri
A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan LUPA atau TIDAK TAHU


saat di beri pertanyaan

O:

Tidak cepat mengingat informasi dengan


cepat
Tidak mengingat informasi yang barru di
3 sampaikan
mengenal tempat, hari, bulan(-), dan tahun (-)
nilai SMPSQ :7 dan MMSE 15
.

A: Masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan kadang merasa lemah


apabila keletihan.

O:

 Klien tidak lagi merasa lemah


FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

 Klien lebih berhati – hati ketika berjalan.


 Klien terhindar dari cedera.
 TUG 13 detik ( fungsi keseimbangan
normal)
A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

30-januari-2020
S: Klien mengatakan sakit punggung.

O: Tanda – tanda Vital

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,4 ‘C

 Wajah meringis (-)


 Gelisah (-)
 Klien bisa mengontrol nyeri dengan
teknik relaksasi tarik nafas dalam
A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

- S: Klien mengatakan LUPA atau TIDAK TAHU


saat di beri pertanyaan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

O:

 Tidak cepat mengingat informasi dengan


cepat
 Tidak mengingat informasi yang baru di
sampaikan
 Tidak mengenal tempat, hari, bulan, dan
tahun saat ini
 nilai SMPSQ :0-3 dan MMSE 24-30

A: Masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan kadang merasa lemah


apabila keletihan.

O:

 Klien tidak lagi merasa lemah


31-januari-2020
 Klien lebih berhati – hati ketika berjalan.
 Klien terhindar dari cedera.
 TUG 13 detik ( fungsi keseimbangan
normal)
A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

S: Klien mengatakan sakit punggung.

O: Tanda – tanda Vital

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,4 ‘C

 Wajah meringis (-)


 Gelisah (-)
 Klien bisa mengontrol nyeri dengan
teknik relaksasi tarik nafas dalam
A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

- S: Klien mengatakan LUPA atau TIDAK TAHU


01-02-2020 saat di beri pertanyaan
O:

 Tidak cepat mengingat informasi dengan


cepat
 Tidak mengingat informasi yang baru di
sampaikan
 Tidak mengenal tempat, hari, bulan, dan
tahun saat ini
 nilai SMPSQ :0-3 dan MMSE 24-30

A: Masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan kadang merasa lemah


apabila keletihan.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

O:

 Klien tidak lagi merasa lemah


 Klien lebih berhati – hati ketika berjalan.
 Klien terhindar dari cedera.
 TUG 13 detik ( fungsi keseimbangan
normal)
A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

S: Klien mengatakan sakit punggung.

02-02-2020 O: Tanda – tanda Vital

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,4 ‘C

 Wajah meringis (-)


 Gelisah (-)
 Klien bisa mengontrol nyeri dengan
teknik relaksasi tarik nafas dalam
A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

- S: Klien mengatakan LUPA atau TIDAK TAHU


saat di beri pertanyaan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

O:

 Tidak cepat mengingat informasi dengan


cepat
 Tidak mengingat informasi yang baru di
sampaikan
 Tidak mengenal tempat, hari, bulan, dan
tahun saat ini
 nilai SMPSQ :0-3 dan MMSE 24-30

A: Masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan kadang merasa lemah


apabila keletihan.

O:

 Klien tidak lagi merasa lemah


 Klien lebih berhati – hati ketika berjalan.
 Klien terhindar dari cedera.
 TUG 13 detik ( fungsi keseimbangan
normal)
A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentika

S: Klien mengatakan sakit punggung.

O: Tanda – tanda Vital

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,4 ‘C

 Wajah meringis (-)


FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

 Gelisah (-)
 Klien bisa mengontrol nyeri dengan
teknik relaksasi tarik nafas dalam
A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

- S: Klien mengatakan LUPA atau TIDAK TAHU


saat di beri pertanyaan
O:

 Tidak cepat mengingat informasi dengan


cepat
 Tidak mengingat informasi yang baru di
sampaikan
 Tidak mengenal tempat, hari, bulan, dan
tahun saat ini
 nilai SMPSQ :0-3 dan MMSE 24-30

A: Masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan kadang merasa lemah


apabila keletihan.

O:

 Klien tidak lagi merasa lemah


 Klien lebih berhati – hati ketika berjalan.
 Klien terhindar dari cedera.
 TUG 13 detik ( fungsi keseimbangan
normal)
A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PANDUAN PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK

Nama wisma : diisi sesuai wisma tempat klien tinggal. Diisi hanya Jika
pengkajian dilakukan di rumah perawatan/panti jompo
Tanggal pengkajian : Tuliskan tanggal saat pertemuan pertama untuk pengkajian
dilakukan
1. IDENTITAS KLIEN
Nama klien : Tuliskan hanya inisial
Usia : Tuliskan usia klien. Sesuaikan dengan data base klien jika perlu
Jenis kelamin : Sudah jelas
Suku : Sudah jelas
Agama : Sudah jelas
Status pernikahan : Sudah jelas
Tingkat pendidikan : Sudah jelas
Alamat asal : Tuliskan alamat terakhir klien tinggal (sebelum berada di
rumah perawatan). Sesuaikan dengan data base klien jika perlu
2. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Keluhan utama : Tuliskan keluhan fisik maupun mental yang dirasakan klien
saat ini. Atau keluhan yang menyebabkan kiln datang mencari
pertolongan. Tuliskan juga durasi munculnya keluhan, faktor
predisposisi dan presipitasi yang dimiliki klien.
Upaya yang dilakukan : Tuliskan semua upaya klien untuk mengatasi keluhan. Dapat
untuk mengatasi keluhan berupa (1) tidak melakukan apa – apa, (2) klien meminum
jamu/obat tradisional, (3) klien meminum obat bebas, (3)
klien berobat ke tenaga kesehatan; (4) klien berobat ke
pengobatan komplementer seperti akupuntur, bekam, massase,
(5) klien
berobat ke pengobatan alternatif
3. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Status kesehatan secara : Tuliskan persepsi klien atas kesehatan fisik dan mentalnya.
umum
Penyakit yang dialami saat : Tuliskan penyakit yang dialami klien saat anak – anak, jika
anak - anak klien masih ingat.
Penyakit kronis yang : Tuliskan pernyakit kronis yang diderita klien dalam setahun
diderita terakhir dan upaya klien dalam mengatasi atau mencegah
penyakit untuk kambuh.
Riwayat pembedahan, : Tuliskan kapan klien MRS terakhir kalinya, penyebab MRS
MRS dan durasi MRS. Jika klien pernah mengalami pembedahan,
tuliskan kapan pembedahan dilakukan dan penyebabnya.
Riwayat pengobatan/jamu : Jika klien memiliki kebiasaan mengkonsumsi jamu; tuliskan
jenis jamu yang diminum (serbuk atau rebus), frekuensi
minum jamu, sejak kapan minum jamu, efek yang dirasakan
setelah minum jamu.
Jika klien memiliki kebiasaan minum obat; tuliskan jenis obat
(obat bebas atau obat keras), merk dagang obat, sejak kapan
mengkonsumsi obat, efek yang dirasakan setelah minum obat,
kebiasaan mengganti obat, kebiasaan minum jamu dan obat
secara bersamaan.
Alergi : Tuliskan riwayat alergi klien baik berupa makanan, obat, atau
zat lain
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Riwayat jatuh : Tuliskan riwayat jatuh yang pernah dialami klien, kapan
terjadinya, efek jatuh yang ditimbulkan, upaya yang telah
dilakukan untuk mengurangi efek jatuh, dan gejala sisa saat ini
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Penyakit kronis yang : Tuliskan penyakit kronis/degeneratif yang diderita oleh orang
diderita oleh keluarga tua/ saudara kandung klien.
5. RIWAYAT SOSIAL
Kondisi pasangan : Jika pasangan masih hidup, tuliskan kondisi kesehatan
pasangan klien saat ini.
Jika pasangan klien sudah meninggal. Tanyakan kapan
pasangan klien meninggal dan penyebab meninggal.
Riwayat pekerjaan : Tuliskan pekerjaan terakhir yang dilakukan klien sebelum
terdahulu pensiun, atau jika masih bekerja tuliskan jenis pekerjaan klien
dan pendapatan yang diperoleh.
Hobi/aktifitas yang : Tuliskan hobi/aktifitas yang disukai klien, yang dilakukan
disukai untuk mengisi waktu luang.
Pola kebiasaan : Tuliskan kebiasan klien yang meliputi tidur (durasi, kualitas,
dan gangguan tidur yang mungkin dialami klien), olahraga
(jenis olahraga, frekuensi latihan), kebiasaan rekreasi,
konsumsi alcohol, atau rokok.
Pengaturan lingkungan : Jelaskan dengan siapa klien tinggal (sendiri, pasangan, anak,
tempat tinggal cucu), pengambilan keputusan di tempat tinggal klien, posisi
kamar tidur dan kamar mandi klien, dan pencahayaan
Jejaring sosial : Tuliskan akitifitas sosial yang dilakukan oleh klien, kelompok
khusus yang diikuti klien, kehadiran klien dalam kegiatan
kelompok, dan dukungan kelompok terhadap kehidupan klien.
Cakupan asuransi : Tuliskan asuransi kesehatan yang dimiliki oleh klien
kesehatan (askes/BPJS/ swasta)
6. PEMERIKSAAN FISIK
Status kesehatan umum : Tuliskan kondisi penampilan umum klien, status kesadaran,
tanda – tanda ketidaknyamanan dan mimic wajah
Tanda – tanda vital : Tuliskan hasil pengukuran tekanan darah, nadi, RR dan suhu
klien
Integument : Kaji tekstur, kelembaban dan suhu akral klien. Kaji adanya
erupsi, scar, massa, nevi, teleangiektasis, dan abnormalitas
pada rambut dan kuku
Hematopoetik : Kaji kondisi KGB (ukuran, konsistensi, dan mobilitas KGB di
area oksipital, cervical, post auricular, sub mandibular, supra
clavicular, epithroclear, axilla, dan inguinal). Kaji adanya
perdarahan abnormal.
Kepala : Kaji ukuran dan kesimetrisan kepala, tanda – tanda trauma, kaji
kondisi sinus, massa dan kondisi kulit kepala
Mata : Kaji kondisi alis dan bulu mata. Kaji adanya inflamasi pada
konjungtiva, anemia dan sklera ikterik. Kaji pergerakan bola
mata, dan visus. Tajam penglihatan dapat diuji dengan
meminta
klien membaca koran pada jarak baca.
Telinga : Kaji kondisi daun telinga, kanal auditori, membrane timpani
dan fungsi pendengaran.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Hidung : Kaji adanya deformitas dan deviasi septum, obstruksi,


inflamasi membrane mukosa, polip, perdarahan dan discharge
lainnya.
Mulut dan tenggorokan : Kaji warna bibir, pigmentasi dan adanya lesi. Kebersihan gigi
dan halitosis. Warna, perdarahan dan inflamasi pada gusi serta
kondisi palatum. Lepas gigi palsu saat melakukan
pemeriksaan. Kaji mukosa tenggorokan, eksudat dan lesi;
ukuran, kesimetrisan dan eksudat tonsil, dan adanya discharge
post
nasal.
Leher : Kaji ROM pada sendi leher; nyeri; posisi trakea; ukuran,
kesimetrisan dan konsistensi tiroid; dan palpasi nadi karotis.
Pernafasan : Kaji bentuk dada, kesimetrisan ekskursi, scar, retraksi; kaji
adanya nyeri tekan; lakukan perkusi dan auskultasi suara nafas.
Punggung : Kaji adanya scoliosis, kifosis dan lordosis
Cardiovaskuler : Kaji pergerakan precordial, impuls apical, nadi apical, dan
bunyi jantung,
Gastrointestinal Kaji bentuk abdomen; kaji bising usus, kaji kondisi hepar, dan
nyeri tekan
Genitalia : Pada klien perempuan kaji genitalia eksterna; gunakan
speculum untuk mengkaji kondisi mukosa vagin dan cervix;
lakukan palpasi bimanual untuk mengkaji uterus dan adanya
massa.
Pada klien laki – laki kaji adanya hernia inguinalis; dan massa
dan nyeri pada area scrotal dan inguinal.
Persarafan : Kaji status mental; nervus cranialis; reflek fisiologis; tes
rhomberg dan gaya berjalan.
Musculoskeletal : Kaji ROM pada setiap ekstremitas; kaji deformitas, edema,
sianosis, clubbing; dan kaji kekuatan otot.
7. PENGKAJIAN NUTRISI
Antopometri : Lakukan pengukuran TB, BB, dan BMI
Mini Nutritional
: Isi form sesuai jawaban klien berdasarkan apa yang dirasakan
Asessment klien dalam 3 bulan terakhir. Beri penilaian sesuai skoring
pada masing – masing item dan lakukan penjumlahan seluruh
skor untuk diinterpretasikan sebagai berikut :
12 – 14 : status nutrisi
normal 8 – 11 : beresiko
malnutrisi
0 – 7 : malnutrisi
8. PENGKAJIAN FUNGSI KESEIMBANGAN
Timed Up and Go Test : Sediakan kursi tanpa sandaran tangan dan lintasan lurus
sepanjang 3 meter. Saat aba – aba “yak” minta lansia untuk
bangkit dari kursi, berjalan lurus hingga ujung lintasan
sepanjang 3 meter, kembali lagi dan duduk di kursi.
Penghitungan waktu dimulai saat lansia bangkit dari kursi
hingga kembali duduk. Saat melakukan tes, lansia
diperbolehkan menggunakan alat bantu jalan. Interpretasi
TUG meliputi :
0 – 13 detik = fungsi keseimbangan normal
14 - 24 detik = beresiko tinggi jatuh
25 – 30 detik = diperkirakan membutuhkan bantuan dalam
mobilisasi dan melakukan ADL
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

9. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL


ADL : Lakukan observasi untuk mengukur kemampuan kien
melakukan self care. Berikan skor sesuai kemampuan klien.
Jumlahkan skor dan interpretasikan. Interpretasi :
0 – 20 : ketergantungan total
21 -61 : ketergantungan penuh
62 – 90 : ketergantungan moderat
91 -99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
IADL : Lakukan pengkajian hanya jika lansia tinggal di komunitas.
Tanyakan pada klien tentang kemampuan fungsionalnya.
Lingkari skor/pernyataan yang mendekati kemampuan
fungsional klien. Jumlahkan seluruh skor.
10. PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF
MMSE : Berikan pertanyaan pada klien sesuai form dan beri nilai
sesuai jawaban benar yang diberikan oleh klien. Jumlahkan
hasilnya dan interpretasikan.
Interpretasi :
24-30 = normal
18-23 = gangguan kognitif sedang
0-17 = gangguan kognitif berat
SPMSQ : Ajukan pertanyaaan pada klien dan tandai setiap jawaban
yang benar dan salah. Jumlahkan seluruh jawaban salah dan
benar. Interpretasi :
Salah 0 – 3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : kerusakan intelektual
ringan
Salah 6 – 8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9 – 10 : kerusakan intelektual berat
11. PENGKAJIAN FUNGSI PSIKOLOGIS
Lakukan pertanyaan skrining. Jika kedua pertanyaan dijawab tidak, lanjutkan pada pengkajian
fungsi spiritual.
Jika salah satu jawaban dijawab ya, lanjutkan pemeriksaan menggunakan Geriatric Depression
Scale (GDS). Ajukan pertanyaan pada lansia. Lingkari jawaban yang sesuai. Angka 1 dalam
kurung menunjukkan skor jawaban. Jumlahkan seluruh poin dan interpretasikan.
Interpretasi :
0 – 9 : normal
10 – 19 : depresi ringan
20 – 30 : depresi berat
12. PENGKAJIAN FUNGSI SPIRITUAL
Agama yang dianut : Tuliskan agama yang dianut klien sesuai keyakinannya
Aktifitas ibadah : Tuliskan jenis ibadah yang dialakukan klien sesuai agama yang
dianut serta keteraturannya.
Hambatan beribadah : Tuliskan alasan klien tidak dapat melakukan ibadah
Perasaan saat tidak dapat : Kaji apa yang dirasakan klien saat tidak melaksanakan ibadah,
beribadah kaji penyebab klien berpikir demikian, dan kaji apa yang
dilakukan klien untuk mengatasi perasaan tersebut
Tujuan dan makna hidup : Kaji tujuan dan makna hidup klien jika ada
Persepsi tentang kematian : Kaji apa yang dipikirkan klien tentang kematian. Apa yang
telah dilakukan klien untuk mempersiapkan kematian dan apa
keinginan klien saat meninggal dunia.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

13. PENGKAJIAN FUNGSI SOSIAL

Ajukan pertanyaan pada klien dan berikan skor sesuai jawaban klien. Skor yang
diberikan meliputi :
Skor 2 : selalu
Skor 1 :
kadang –
kadang
Skor 0 :
hamper
tidak
pernah
Jumlahkan seluruh skor dan interpretasikan dengan kriteria berikut :
<3

:
disfung
si berat
4–6:
disfung
si
sedang
>6 : fungsi normal

Anda mungkin juga menyukai