Anda di halaman 1dari 8

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Hakikat Fitrah Manusia dan Implikasinya dalam Pendidikan


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah
Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. H. Hasan Basri, M.Ag

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Hilda Herliani (1162020083)
Irna Maulida (1162020097)
M. Rahmat Walid M (1162020119)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada kepada Nabi akhir zaman
yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini telah kami susun dengan segala keterbatasannya. Untuk itu,
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam menyelesaikan tugas ini. Terisitimewa kepada seluruh
anggota kelompok 4 atas kerjasamanya dalam mengerjakan makalah ini dan
kepada dosen pengampu mata kuliah ini yaitu FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
yang telah memberikan pengarahan mengenai makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi tematik susunan kalimat, maupun konteks isi pesannya.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima segala kritik dan
saran dari pembaca sekalian untuk perbaikan selanjutnya mengenai makalah ini.
Sekian dan terima kasih.

Bandung, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Al-Qur’an, manusia berulang kali diangkat derajatnya, dan
berulang kali juga direndahkan. Manusia dihargai sebagai khalifah dan
makhluk yang mampu menaklukan alam (taskhir). Namun, posisi ini bisa
merosot ke tingkat “yang paling rendah dari segala yang rendah” (asfala
safilin).
Gambaran menyangkut keberadaan manusia itu menandakan bahwa
makhluk yang namanya manusia itu unik, makhluk yang serba dimensi, ada
di antarapredisposisi negative dan positif. Penciptaan manusia sebagai
mahluk yang tertinggi sesuai dengan maksud dan tujuan terciptanya manusia,
yaitu untuk menjadi khalifah.
Dalam memahami manusia tentu harus dipedomani dengan pandangan
islam sebagai tolak ukur yang mendasar untuk mengetahui sesungguhnya apa
hakikat manusia. Dalam pandangan Islam manusia tercipta dari dua unsur
yaitu unsur materi dan non materi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manusia
secara hakikatnya yang ditinjau dari kualitas dan kuantitas dalam
pandangan pendidikan islam merupakan gabungan dua unsur yang terdiri dari
unsur jasmani dan unsur rohani.
Adapun salah satu kemampuan yang dimiliki manusia yakni
kemampuan menalar. Kemampuan menalar inilah yang menyebabkan
manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia
kekuasaan-kekuasaan-Nya. Secara simbolik manusia memakan buah
pengetahuan lewat Adam dan Hawa, dan setelah itu manusia harus

hidup berbekal pengetahuan. Dia mengetahui mana yang baik dan


mana yang tidak untuk dirinya. Jadi, manusia adalah salah satunya
makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara bersungguh-
sungguh.1

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari hakikat fitrah manusia ?
2. Bagaimana implikasinya dalam pendidikan Islam?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hakikat dari fitrah manusia.
2. Untuk mengetahui implikasi pendidikan dari fitrah manusia.

1
 Ismail Taufiq, Sadjak Ladang Djagung ( Jakarta : Budaja Djaja, 1973), hlm. 54.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
BAB III
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai