Oleh
Rivalen Mogigir
NIM 18010034
oleh
Rivalen Mogigir
NIM 18010034
i
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2022
i
EVALUASI ELECTRIC
SUBMERSIBLE PUMP (ESP)
PADA SUMUR X LAPANGAN Y
KSO PERTAMINA PT SARANA GSS TREMBUL
ABSTRAK
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesederhanaan dan tanpa paksaan.
Rivalen Mogigir
NIM. 18010034
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Rivalen Mogigir
Nim 18010034
Mengetahui,
Ketua program Studi
Teknik
Perminyakan
iv
Winarto, M.T
NIDN. 0420048402
KATA PENGANTAR
LAPANGAN “Y”.
sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
1. Bapak Drs. Nahdudin Islami, M.Si selaku ketua yayasan Bina Islami.
kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun penulisannya. Kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penulisan selanjutnya
v
Rivalen Mogigir
DAFTAR ISI
halaman
JUDUL.....................................................................................................................
ABSTRAK..............................................................................................................
LEMBAR ORISINALITAS.................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................1
BAB II TINJAUAN
TEORI ..................................................................................5
vi
2.4 Problem Solving ESP…………………………………………………..11
PENELITIAN ..........................................................29
PERUSAHAAN ..............................................32
vii
BAB V HASIL PERHITUNGAN
DAN PEMBAHASAN
viii
5.2 Perencanaan Desain Ulang Pompa ESP pada sumur X ..........................53
BAB VI
PENUTUP ..............................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Macam – macam Artificial
Lift ...........................................................5
Fasa ........................................................................17
01 .............................................................34
Lapangan ...............................................................................35
Organisasi ...........................................................................36
Directional ...........................................42
viiii
Gambar 5.2 Kurva IPR Pada Sumur
X .................................................................45
DAFTAR TABEl
halaman
Tabel 5.1 Perhitungan Kurva IPR pada Sumur
X .................................................44
Optimum ...............................................................46
X ....................................................49
ixi
Tabel 5.4 Kondisi Pompa ESP Pada Sumur
X .......................................................50
Pompa ...........................................................................53
ESP .........................................59
Ulang .......................................60
ESP .........................60
xi
DAFTAR SINGKATAN
Relationship
PR : Pressure Reservoir
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
apabila tekanan reservoir sudah tidak mampu lagi mendorong fluida dari
terdiri dari impeller dan diffuser. Fluida yang masuk melalui pump intake
menuju impeller pada tingakat berikutnya dan proses tersebut akan terus
1
2
sumur dan sifat fluida yang akan dipompa, serta kelakuan reservoir sumur
ukuran pompa. Hal ini terjadi karena setiap jenis pompa memiliki laju
pompa tersebut.
6819ft, dan memiliki produksi sumur yang sebesar 770 bfpd. Selain itu
dari karakteristik beberapa sumur di area blora ini, artificial lift yang
digunakan yaitu ESP, HPU dan Plunger lift, namun pada sumur X ini
berdasarkan kondisi
dan menentukan proses dan perencanaan design ulang pompa ESP. Apa
1.2 Tema
Tema yang diambil dalam tugas akhir ini adalah artificial lift,
1.3 Tujuan
AN1500
1.4 Manfaat
operasional perusahaan;
TINJAUAN TEORI
yang
yaitu; Gas lift, hydraulic pump, sucker rod pump, cavity pump (PCP), dan
5
6
apakah metode cocok terhadap sumur yang akan di produksikan. Hal ini
1. Karakteristik sumur.
permukaan.
dari sumur minyak. Prinsip kerja ESP adalah dengan memanfaatkan gaya
sampai ke permukaan
power cable yang terikat sepanjang tubing dan ESP Unit, melalui motor
putaran yang akan di teruskan ke protector dan pump melalui shaft yang
dihubungkan dengan coupling. Shaft dari pompa berputar dan pada waktu
yang sama impeller akan ikut berputar untuk mendorong fluida (gaya
gathering station.
kelistrikan adalah,
1. Overload
melebihi atau sama dengan kondisi ini, maka sumur akan secara otomatis
mati.
2. Underload
oleh flow rate yang terlalu rendah, gassy problem, loss flow, mechanical
pada keltronik, jika bacaan keltronik dibawah atau sama dengan kondisi
3. Stall
antara lain :
1. Shaft Patah
besar, hal ini dapat terdeteksi dengan me-setting ampcharts dengan nilai
2. Tubing leaking
10
area. indikasi adanya tubing leaking ini adalah BHP naik dan BHT statis.
antara lain :
1. Scale
kerusakan yang parah pada pompa. Beberapa masalah yang terjadi akibat
jika pompa tetap dipaksa beroperasi dengan kondisi ini akan berakibat
shaftnya patah.
2. Kepasiran
biasanya berupa fine grain yang lebih halus dibandingkan pasir biasa,
3. Gassy
4. Gas lock
11
Adanya akumulasi gas yang ada pada bagian atas production casing
sehingga menekan liquid yang akan masuk ke pump intake. hal ini dapat
terdeteksi pada ampschart dan juga adanya kenaikan tekanan pada tubing
head.
Hal ini dapat dilakukan untuk mengurangi masalah kepasiran dan scale
3. Scale removal
5. Short circuit
Melakukan pengecekan pada control atau kabel yang mana bagian yang
rusak, melakukan function test, mencek kondisi kabel, jika baik dapat di
start ulang.
6. Auxelary
yang tidak bekerja, lakukan function test, jika semua baik-baik saja
oleh frekuensi dari power suply. Variable speed drive ini mampu
Biasanya frequency umum unit pompa adalah 60 Hz, dengan alat ini
menit dan setelah itu dengan frequency yang sama pompa dirunning
in forward-jog in forward.
a. well testing
b. gassy well
d. sandy well
static fluid level ( SFL atau saat pompa tidak sedangan di operasikan)
dan working fluid level (WFL atau saat pompa sedang di operasikan).
SFL adalah level fluida yang ada didalam sumur pada saat sumur tidak
WFL adalah level fluida pada saat sumur sedang di produksikan. Suatu
umur dikatakan masih support untuk ukuran pomp ajika WFL sumur
tersebut sekita 300- 400ft diatas pump setting depth. Istilah support
perbandingan laju produksi yang dihasilkan oleh suatu sumur pada suatu
harga tekanan aliran dasar sumur tertentu dengan perbedaan tekanan dasar
sumur pada keadaan statis (Ps) dan tekanan dasa sumur pada saat terjadi
…………………………................Persamaan 2.1
Keterangan :
mengetahui hubungan antara laju alir fluida dengan tekanan alir dasar
sumur (FBHP). Dengan IPR, kita dapat menghitung dengan pasti tekanan
alir dasar sumur (FBHP) yang dibutuhkan untuk mencapai laju alir yang
diinginkan.
Keterangan:
Kurva IPR yang digunakan untuk satu fasa akan membentuk suatu
garis linier dengan harga PI yang konstan untuk setiap harga pwf. Hal
ini terjadi apabila tekanan reservoir (Pr) lebih besar dari tekanan
gelembung minya (Pb). Aliran fluida pada tekanan reservoir lebih besar
maka variabelnya adalah laju produksi (q) dan tekanan aliran dasar
Qt = PI x ( Pr-Pwf)…………………………………Persamaan 2.3
Keterangan :
alir dasar sumur dibawah tekanan buble point pressure (Pb) minyak, yang
semula larut akan terbebaskan dan menjadikan fluida menjadi dua fasa
Persamaan IPR dua fasa ini telah dikembangkan oleh Vogel yang dapat
pressure.
Kurva IPR diatas tekanam (pb) akan dihasilkan bentuk garis lurus,
berikut :
…………………......................………… (2.4)
Keterangan :
Pr = Tekanan Reservoir,psi
sebagai berikut:
…………………………….(2.5)
19
persamaan:
………………(2.6)
Kondisi Pr > Pb
dan Pwf test > Pb
menggunakan Persamaan :
qb = PI (Pr-Pb) .....................................................(2.7)
persamaan:
persamaan :
20
Persamaan 2.6.
6. Plot q vs Pwf
berikut:
……........(2.10)
2.8.
Metode Standing,
Kermit E Brown (1967)
………………………..(2.11)
mana:
Flow Efficiency )
Hubungan antara Pwf dan Pwf ' dengan flow efficiency juga
FE = ………… ……………………….(2.13)
metode tiga fasa yang lebih sederhana dari metode tiga fasa yang sudah
ada. Secara empiris Wiggins menyatakan bentuk dasar kurva
Untuk minyak :
Untuk air :
Dimana: Qo :
……………………………..(2.19)
head).
sebagai berikut:
= 𝑆𝐺𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑥 0.433…………......................................(2.21)
Keterangan :
persamaan :
Keterangan:
persamaan :
Keterangan :
langkahlangkah berikut:
Keterangan :
Hd = Dynamic Head, ft
Keterangan
Keterangan :
Keterangan :
TDH = Hd + Ft + Pd…………………………………(2.28)
Keterangan :
Hd = Dynamic Head, ft
Keterangan :
Pada menentuan ini, dilihat melalui grafik IPR dengan menarik garis
dari nilai Q optimum pada nilai pwf yang berada pada table kurva IPR
teresebut.
Keterangan :
Keterangan :
Head/stages
Keterangan :
Qteoritis = Q pompa x (
Keterangan :
29
Stages = head/stages :
Keterangan :
Fo = Frekuensi Optimum, Hz
Fp = Frekuensi Pompa, Hz
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai ditempat
tugas akhir menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, atau
melakukan pengamatan terhadap kerja suatu proses untuk dikaji sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki. Untuk mendukung kerja praktek dan kajian yang
akan dilakukan, maka dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :
3.1 Pendahuluan
Data yang di butuhkan adalah data sumur, data pompa, serta data
interval perforasi.
Data produksi yang dibutuhkan yaitu Oil API, Qoil, Spesific Gravity, Water
Cut. Sedangkan data pompa yang dibutuhkan adalah Pump Setting Depth,
30
31
MULAI
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN
SELESAI
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
(Sumber :Internet)
Tengah.
33
34
Trembul
A. VISI
sebagai :
B. MISI
sistematik.
Tengah.
Trembul
untuk melaksanakan program kerja 3 tahun senilai US$ 7,6 juta. Dana
akuisisi seismik.
NKPM. Area ini ditutup pada 1942 menyusul invasi Jepang dalam
PERTAMINA :
dipimpin oleh seorang Ast. Manager, antara lain Ast. Manajer Planning
Operation, Ast. RAM dan Ast. Manajer Layanan Operasi. Dari setiap
1. Formasi Lidah
terbuka, zona batial pada bagian bawah dan berkembang ke arah atas
meter.
4. Formasi Wonocolo
oleh napal, napal lempungan, dan napal pasiran dan kalkarenit yang
tersebar dengan arah timur – barat dan meinipis ke arah timur dan
utara.
5. Formasi Tuban
41
6. Formasi Kujung
Madura.
7. Formasi Tawun
kapasitas pompa yang sedang digunakan, dengan tujuan meningkatkan efisiensi pompa
agar diperoleh laju produksi optimum yang sesuai dengan produktivitas formasinya.
Data ini meliputi data reservoir dan data konstruksi dari sumur X, sebagai
berikut:
A. Data Reservoir
B. Data Produksi
Water cut : 94 %
44
45
(Sumber: Doc. Lapangan KSO Pertamina PT. Sarana GSS Trembul 2021)
45
sebagai berikut.
635,1
=
(1500 − 1225,3)
= 23,1 𝐵𝑃𝐷/𝑃𝑆𝐼
b. Menghitung Q Max
�
𝑄𝑚𝑎𝑥 = � 𝑃𝑤𝑓 2
𝑃𝑤𝑓
1 − 0.2 ( 𝑃𝑟 ) − 0,8 ( 𝑃𝑟 )
635,1
= 1225,3 1225,3 2
1−0,2( 1500 )−0,8 ( 1500 )
= 2097,35 𝐵𝐹𝑃𝐷
46
c. Menghitung Q
Q=QMAX ×1−0,2 ( ) (
Pwf
Pr
−0,8
Pwf 2
Pr2 )
Q=2097,35× 1−0,2 ( 586
1500 ) (
−0,8
5862
15002 )
= 1677,40 𝑏𝑓𝑝𝑑
tekanan alir dasar sumur (Pwf) maka akan semakin kecil laju alir
sumur adalah
1. Penentuan Qoptimum
Sumur Qaktual, bfpd Qmax, bfpd % Qopt Qopt, bfpd Pwf, Psi
= 1,04136
= 0,433 x 1,04136
= 0,4613 Psig/ft
= 1092 Psi
49
1,85 635,11,85
100 34,3
= 0,2083 × ( ×( )
) 3,54,86
120
0,07 𝑓𝑡
=
1000
5928,47
= 0,07 ×
1000
= 0,1836𝑓𝑡
𝑃𝑡
c. Ht (Tubing Head) = × 2,31
𝑆𝐺𝑓
29,8
= × 2,31
1,04092
= 66,10
𝑃𝑆𝐷×𝑔𝑟𝑎𝑑𝑓+𝑃𝐼𝑃
d. Hd(vertical lift) =
𝑔𝑟𝑎𝑑0
(2461×0,461)+(1092,06)
= 0,409
= 2439,32 𝑓𝑡
= 2507,25 𝑓𝑡
50
19
31
0.29
bahwa terjadi downthurst, yaitu laju produksi actual berada diluar ROR
Dilihat dari hal tersebut maka pompa bekerja pada kondisi dimana
kurang dari rate yang diinginkan, maka apabila pompa tersebut tetap
52
laju optimum perlu dilakuakn pergantian pompa baru karena berada di luar
Tabel 5.9
40,3
10,5
0,28
AN1500 bisa di lihat pada Gambar 5.5 Dari gambar di atas, dapat
a. Head/stage = 10,5 ft
b. HP/stage = 0,28 hp
c. EP % = 40,3 %
55
bahwa pompa yang dipilih dapat menghisap fluida dari dalam sumur
1. Penentuan DFL
DFL 𝑃𝑊𝐹
= 𝐷𝑚𝑖𝑑 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜 − ( 𝐺𝐹 )
586
= 2589 − ( )
0,461
= 1318,7
PSD Min 𝑃𝐶
= 𝐷𝐹𝐿 + (
)
𝐺𝐹 21,3
)
= 1318,7 + (
0,461
= 1339,57
PSD Max 𝑓𝑡
𝑃𝐶
= 𝐷𝑚𝑖𝑑 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜 − ( )
𝐺𝐹
21,3
= 2589 − ( )
0,461
= 2542,82 𝑓𝑡
PSD Optimum = 𝑃𝑆𝐷 𝑀𝑖𝑛 < 𝑃𝑆𝐷 𝑂𝑝𝑡 < 𝑃𝑆𝐷 𝑀𝑎𝑥
= 1318,7 + 500
= 1818,7 𝑓𝑡
= 500 Psig
500,692
= 0,461
= 1085,34 𝑓𝑡
= 1818,7 𝑓𝑡 − 1085,34 𝑓𝑡
= 733,397 𝑓𝑡
1,85
2,083×(100) ×( 𝑄𝑡 1,85
)
3. Friction Loss =( 𝑐 34,3 )
(3,54,8655)
= 4,470⁄1000 𝑓𝑡
𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐿𝑜𝑠𝑠×𝑃𝑆𝐷
4. Tubing Friction Loss (Hf) =
1000
4,470 × 1818,7
=
1000
= 8,130𝑓𝑡
𝑃𝑡𝑢𝑏𝑖𝑛𝑔×2,31
5. Tubing Head (Ht) =
𝑠𝑔𝑓
29,8 × 2,31
=
1,04092
= 66,13 𝑓𝑡
= 807,63 𝑓𝑡
882,63
=
10,5
= 76,91 𝑠𝑡𝑎𝑔𝑒𝑠
5.3 Pembahasan
parameter pompa terpasang dan optimasi pada sumur “X” dilihat pada
Tabel 5.12
Frekuensi (Hz) 60 60
Hp 0,29 0,28
Head/Stage 19 10,5
Pada sumur “X” terpasang pompa REDA A2700N, 120 stage, 0,29
evaluasi ESP terpasang pada sumur “X”, dapat diketahui bahwa laju
operating pompa A2700N 60Hz (1800-3400). Dilihat dari hal tersebut maka
dengan tipe A2700N 60Hz dengan kapasitas laju alir fluida produksi antara
1800- 3400 bfpd dibawah dari rate capacity pompa, maka apabila pompa
diatas diperoleh tekanan dasar sumur 586 Psi dengan Pump Intake Pressure
(PIP) sebesar 500 psi. sedangkan untuk total dynamic head (TDH) yang
optimum untuk pompa dapat beroprasi dengan baik sebesar 807,63 ft dengan
sebesar 1677,40 bfpd dengan kenaikan laju alir sebesar 1042 bfpd terhadap
laju alir actual sehingga dapat dilihat dari grafik pump performance curve
untuk tipe pompa AN1500. Dimana laju produksi optimum dapat ditarik ke
60
atas untuk dipotong dengan curve pump efficiency lalu didapatkan nilai
164 ft 30"
13" 375
DFL 1318 ft
MOTOR
7"
TVD
3045,8ft
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
A2700N memiliki hasil PSD 2461 ft, TDH 2507,25 ft, Jumlah stage
120 stage, Hp 0.29, head/stage 19 ft, dan untuk hasil desain ulang ESP
yaitu PSD 1818,2 ft, TDH 807,63 ft, jumlah stage 76,91 stage, Hp 0,28,
head/stage 10,5
terhadap Q optimum
61
62
6.2 Saran
2. Agar lebih giat lagi belajar, karena tidak ada orang sukses di