SIMULASI PENGENDALIAN KICK PADA
PADA SUMUR W
MENGGUNAKAN DRILLER’S METHOD
METHOD DI PPSDM
MIGAS CEPU
Oleh :
NIM : 15412029 / 2B
Diploma : 2 (Dua)
NIM : 15412029 / 2B
Program Studi : Teknik Produksi Minyak dan Gas
Diploma : 2 (Dua)
Menyetujui,
NIP. 197680172008011001
197680172008011001
Mengetahui,
NIP. 196405141993031002
196405141993031002
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 15412029
Pembimbing Lapangan
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Kertas
“ SIMULASI PENGENDALIAN KICK PADA
Kerja Wajib dengan judul
SUMUR W MENGGUNAKAN DRILLER’S ME
ME THOD
THOD DI PPSDM MIGAS
CEPU” yang dilaksanakan di PPSDM Migas Cepu dengan baik.
Penyusunan Kertas Kerja Wajib ini diajukan sebagai syarat kelulusan
program Diploma II pada Program Studi Teknik Produksi Minyak dan Gas STEM
Akamigas Cepu.
Kertas Kerja Wajib ini dapat diselesaikan juga berkat dorongan, saran, serta
bantuan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusny
setulus-t ulusnyaa kepada :
1. Bapak Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M. Sc., Selaku Direktur STEM Akamigas
2. Bapak Ir. Bambang Yudho Suranta, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Produksi Minyak dan Gas
3. Bapak Agus Alexandri, S.T, M.T. sebagai Dosen
Dose n Pembimbing
4. Bapak Sri Parwana sebagai pembimbing praktek
5. Bapak dan Ibu dosen Program
Pro gram Studi Teknik Produksi Minyak dan Gas
6. Seluruh pekerja dan karyawan di PPSDM Migas Cepu
7. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril.
moril.
8. Teman-teman seperjuangan STEM Akamigas khusunya kelas produksi II
tahun akademik 2016/2017
i
INTISARI
Driller’s
Driller’s Method merupakan salah satu metode well control dengan sirkulasi
yang dilakukan sebanyak 2 kali.
kali. Sirkulasi pertama bertujuan untuk
untuk mengeluarkan
influx yang ada pada lubang sumur dengan cara memompakan lumpur lama.
Sirkulasi kedua bertujuan untuk mengganti lumpur lama dengan lumpur yang baru
dengan berat lumpur yang lebih besar.
Di PPSDM Migas Cepu terdapat Drilling
terdapat Drilling & Work
Work Over Computer Simulator
yang digunakan untuk mensimulasikan operasi-operasi pada kegiatan pemboran
maupun workover seperti kejadian sebenarnya di lokasi rig. Dengan simulator
tersebut dapat disimulasikan cara mematikan sumur dengan metode driller’s
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGA
PENGANTAR NTAR ...............................................................................
.............................................................. ................. i
INTISARI
INTISARI ..................................................................................................
........................................................... ....................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................
................................................................ ............................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
................................................................ ................. v
DAFTAR LAMPIRA
LAMPIRAN N ..............................................................................
............................................................. ................. vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Bela
Belakang
kang ................................................................
.........................................................................
......... 1
1.2 Maks
Maksud
ud dan tujuan ............................................................
...................................................................
....... 2
1.3 Batasa
Batasan
n Masal
Masalah
ah ......................................................................
............................................................... ....... 2
1.4 Sis
Sistemati
tematika
ka Penulis
Penulisan
an ............................................................... 2
iii
4.4 Kill Sheet .....
...........
............
............
............
............
...........
...........
............
............
............
............
...........
...........
...... 56
V. PENUTUP
5.1 Kesim
Kesimpulan
pulan ..............................................................................
............................................................. ................. 57
DAFTAR
LAMPI PUSTAKA
LAMPIRAN
RAN ...............................................................
................................................................................
................................................................ .................
..............................................................................................
.............................. 58
59
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.5 Leak
3.5 Leak off test ...................................
..................................................................
......................................................
....................... 24
3.6 Grafik Leak
Grafik Leak off test .................................
..............................................................................
............................................. 25
4.5 Drilling
4.5 Drilling Console ................................................................................... 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Blank
1. Blank Kill Sheet 1 Form .......................................................................... 58
2. Blank
2. Blank Kill Sheet 1 Form .......................................................................... 59
vi
I. PENDAHULUAN
Kegiatan pemboran migas memiliki resiko yang sangat tinggi dengan biaya
bia ya yang
sangat besar serta membutuhkan peralatan - peralatan pengontrolan sumur yang efektif
Kick harus dikenali dan di waspadai oleh semua pihak yang terlibat dalam
operasi. Pengetahuan tentang penyebab kick , tanda-tanda yang akan muncul dan
di lakukan.
Ada banyak cara untuk menanggulangi proses terjadinya blowout . Salah satu
mencegah terjadinya kick dengam mengontrol tekanan pada casing dan drill pipe.
Kegiatan tersebut harus di lakukan dengan standard operating prosedur yang sudah
berlaku. Sehingga kick dapat di kendalikan dengan baik. atas dasar pernyataan –
pernyataan di atas penulis mengangkat judul “Kertas Kerja Wajib” yaitu “Simulasi
Pengendalian Kick
Pengendalian Kick pada
pada Sumur W Menggunakan “ Driller’s Method di
di PPSDM Migas
Cepu”.
Cepu”.
hal pencegahan KICK
pencegahan KICK dan BLOWOUT
dan BLOWOUT di
di PPSDM Migas Cepu.
3. Mengaplikasikan teori yang telah didapat pada saat diperkuliahan di PPSDM
Migas Cepu.
4. Memberikan tambahan ilmu bagi pembaca masalah pengeboran dalam hal
pencegahan kick
pencegahan kick dan
dan blowout di
di PPSDM Migas Cepu.
dan pengendaliannya dengan teori Driller’s method dan perhitungan yang ada pada
surface BOP
B OP Vertical Well Kill Sheet (API Field Units) di
Units) di lab. simulator pengeboran
I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan penulisan,
II. ORIENTASI UMUM
Bab ini berisi tentang sejarah singkat PPSDM, letak geografis, struktur
Bab ini berisi tentang teori mengenai dasar dasar tekanan dalan Well Contol ,
definisi Kick,
definisi Kick, teknik Well Control, dan data perhitungan kill sheet untuk Driller’s
Driller’s
Method.
Bab ini berisi tentang peralatan simulasi Well Control, line up peralatan
up peralatan Well
V. PENUTUP
daerah dan salah satunya yang sudah lama adalah lapangan minyak di daerah Cepu,
C epu,
pada tahun
t ahun 1886. Cepu merupakan suatu
suat u daerah yang terletak di perbatasan
perbatasa n Jawa
Bumi, telah mengalami pergantian nama sejak ditemukan minyak di Cepu sampai
sekarang. Pada awal berdirinya sekitar abad XIX tempat ini diberi nama DPM
( Dordtsche
Dordtsche Petroleum Maarschappij).
Maarschappij).
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas). Selain diterangkan
Zaman ini telah ditemukan rembesan minyak didaerah pulau Jawa yaitu
Sumatera. Eksplorasi minyak bumi di Indonesia di mulai pada tahun 1870 oleh
seorang Insinyur dari Belanda bernama P. Vandijk, di daerah Purwodadi Semarang
kecil di tepi Bengawan Solo, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang
0.1 untuk tiap peti (37,5 liter minyak tanah dari hasil pengilangan). Penemuan
sumur minyak bumi bermula di desa Ledok oleh Mr. Adrian Stoop.
Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit dari Ngawi menuju
minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893. Daerah tersebut kemudian dikenal
dengan nama Kilang Cepu. Selanjutnya, berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret
Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur yaitu keinginan Jepang untuk
menguasai daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak, untuk keperluan perang
instalasi penting, terutama Kilang minyak yang ditujukan untuk menghambat laju
tukang-tukang bor sumur tawanan perang dan tenaga rakyat Indonesia yang
berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan, serta tenaga kasar diambil
diambil dari
masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa dan pada saat itu Jepang
pernah melakukan
melakukan pengeboran
pengeboran baru
baru di lapangan minyak
minyak Kawengan, Ledok,
Ledok, Nglobo
Nglobo
dan Semanggi.
3. Periode Zaman Kemerdekaan ( Tahun 1945 )
lapangan Ledok, Nglobo dan Semanggi yang pada saat itu dikenal sebagai Cepu
Barat berpindah tangan kepada ASM (Administrasi Sumber Minyak) yang dikuasa
dikuasaii
(Perusahaan Minyak dan Gas Nasional) dan pemurnian minyak di lapangan minyak
Ledok dan Nglobo dihentikan. Pada tahun
t ahun 1962, Kilang Cepu dan lapangan minyak
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.
Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Jakarta. Kemudian pada tanggal 07
Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (Akamigas) Cepu
Angkatan I (Pertama).
Minyak dan Gas Bumi Lembaga Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB LEMIGAS)
dan berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 15 Maret 1984 pasal 107, LEMIGAS
LEMIGAS
ASSET 4 Cepu, sehingga Kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude oil milik
Menteri pertambang
perta mbangan
an dan Energi No.1092 tanggal 05 November 1984.
Tahun 2001 PPT Migas Cepu diubah menjadi Pusdiklat Migas (Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi) Cepu sesuai SK Menteri ESDM
(Energi dan Sumber Daya Mineral) nomor 150 Tahun 2001 dan telah diubah
Peraturan Menteri ESDM nomor 0030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005. Kemudian
kementrian energi dan sumber daya mineral, Pusdiklat Migas Cepu berubah nama
menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi
(PPSDM) Cepu.
Provinsi Jawa Tengah dengan areal sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan
pelat ihan
Kota Cepu dilewati oleh jalur kereta api yang Surabaya – Jakarta
Jakarta dan jalan
untuk bepergian
3. Letaknya yang berbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur
Gambar 2.1. Peta lokasi PPSDM Migas Cepu
Struktur organisasi yang ada di PPSDM Migas Cepu terdiri dari pimpinan
bagian dan kepala bidang yang bertugas memimpin unit-unit di PPSDM Migas
Cepu.
Kepala bagian dan kepala bidang membawahi sub. bagian dan sub. bidang
dari unit-unit yang terkait. Di setiap unit terdapat pengawas unit dan pengelola unit
10
yang dipimpin oleh sub bagian masing-masing unit. Selain itu, dalam kegiatan
atau bawahan yang handal dalam setiap masing-masing bidang yang dijalankan.
bumi”
bumi”
2. Fungsi :
bumi;
11
(OPITO
OPITO))
Unit (SKPP)
Unit (SKPI)
12
b. Jejaring Kerjasama.
Kerjasama.
tersebut adalah untuk saling memberikan bantuan dalam hal-hal tertentu yang
ConocoPhillips Indonesia
Star Energy
Chevron
Pertamina
Medco E&P
PHE - ONWJ
Vico Indonesia
Hess (Indonesia-Pangkah)
13
CNOOC
Premier Oil
BP Berau
Salamander Energy
JOB Simenggaris
Eni Indonesia.
2. Program Kerjasama International
Training for
for Petronas Employee (Negara Malaysia)
Malaysia)
Phiillipines, Thailand)
Myanmar
Diklat Pemboran –
Pemboran – Energy
Energy Quest Malaysia
Total Professeur
Professeur Associes (TPA)
(TPA) Perancis
14
Perwira Perminyakan
Bintara Perminyakan
UNISBA Bandung
15
dibicarakan. Tekanan adalah suatu gaya yang bekerja pada luas bidang tertentu.
F
P=
A
Dimana :
P : Tekanan, psi
Makin kecil luas bidang kontak, maka tekanan akan menjadi lebih besar.
Lihat gambar 3.1 Tekanan yang dirasakan bidang datar adalah berat benda dibagi
dengan luas bidang kontak yang berwarna merah.
formasi, tekanan gesekan dan tekanan mekanis. Bila batas tekanan tertentu terlewati
terlewat i
16
kerugian.
Ph = 0.05
0.052
2 x Bj TVD
Bj x TVD
Dimana:
didalam pori-pori batuan formasi. Tekanan ini juga dapat dipengaruhi oleh berat
harus dapat ditahan oleh tekanan hidrostatik lumpur, agar tidak terjadi well kick .
TVD
Pf = Gf x TVD
Dimana :
17
Gradien tekanan dari fluida formasi umumnya antara 0,433 psi/ft sampai
lebih besar daripada tekanan hidrostatis (gradien tekanan) fluida formasi. Tekanan
fluida dalam pori bertambah umumnya lebih besar dari 0,465 psi/ft yang disebut
tekanan abnormal. Hal ini disebabkan karena kompaksi batuan oleh sedimen yang
ada diatasnya sedemikian rupa sehingga air yang keluar dari lempeng tidak
langsung dapat menghilang dan tetap berada dalam batuan semula. Sumber
formasi bertekanan tinggi di bawahnya, aktivitas tektonik (ada intrusi granit atau
garam). Selain itu, sumber penyebab tekanan abnormal dapat terjadi sebagai akibat
daerah yang lebih porous dan permeabel. Apabila cairan di dalam batuan fluida
tidak dapat mengalir (misalnya karena tersekat oleh batuan yang tidak permeabel),
maka fluida akan lebih terkompaksi dan mempunyai tekanan yang tinggi (lebih
18
Formasi yang bertekanan lebih kecil dari 0,433 psi/ft disebut dengan tekanan
telah berkurang dan sisa-sisa tersingkap dalam permukaan. Fluida di dalam pori
19
Formasi
Dalam operasi pemboran, agar tidak terjadi kick , tekanan hidrostatik lumpur
harus lebih besar dari tekanan formasi. Untuk menentukan tekanan hidrostatis
lumpur yang digunakan dalam operasi pemboran, tekanan formasi harus diketahui
sehingga untuk menentukan tekanan hidrostatik lumpur yang akan digunakan dapat
Gf
Bj = ob
0.052
Dimana :
BJ : Berat jenis lumpur yang digunakan, ppg
Ob : Over balance,
balance, harganya bekisar antara 0.1 sampai 0.3 ppg
Ph = Pf Ob
Dimana :
Ob : Over balance,
balance, (50 –
(50 – 100
100 psi)
20
Tekanan overburden
overburden adalah besarnya tekanan yang diakibatkan oleh berat
kedalaman.
Pob
Gob
D
21
(li. i)
i 1
Gob .0,433
Dn
Dimana :
Dn : Kedalaman (ft)
berikut :
0.433
Gob ( w. \ Dwt b. Db)
Dwt
D
Dimana :
D : Kedalaman (ft)
dari berat jenis air. Jika besarnya gradien tekanan air adalah 0,433 psi/ft maka
22
formasi retak atau pecah (rusak) secara permanen. Besarnya gradien tekanan rekah
kekuatan batuan.
suatu formasi menerima tekanan yang lebih besar dari tekanan rekahnya, formasi
akan rekah, dan lumpur akan masuk ke dalam rekahan yang terjadi.
Tekanan rekah formasi dapat diketahui dengan melakukan leak off test.
test.
rekah formasi dengan memberikan tekanan secara terus menerus pada titik terlemah
formasi. Leak
formasi. Leak off test juga
juga biasa disebut dengan formation
dengan formation integrity test (FIT). Leak
(FIT). Leak
integrity test biasanya dilakukan pada pemboran pengembangan (70 -80 % dari
setelah menembus
menembus formasi
formasi baru beberapa feet
beberapa feet dibawah
dibawah casing shoe (titik
shoe (titik terlemah
casing shoe
shoe,, dengan cara memompakan lumpur secara bertahap, dan kemudian
23
dalam formasi.
d. Pompakan lumpur dengan volume yang kecil (biasanya 1/4 sampai ½ bbl/min
bbl/min))
ke dalam lubang. Pada saat lumpur dipompakan kedalam sumur yang ditutup,
titik tersebut, lumpur yang dipompakan akan mulai masuk kedalam formasi dan
24
Maximum Allowable
Allowable Surface Pressure (MASP)
Dimana :
25
merupakan berat
berat jenis lumpur maksimum
maksimum yang
yang dapat ditahan oleh formasi.
formasi.
EMW= + BJ
.
Dimana:
BJ : Berat jenis lumpur yang digunakan saat leak off test , ppg
Kick adalah
adalah masuknya isi formasi (gas, minyak, dan air asin) kedalam lubang
bor. Kick dapat
dapat menyebabkan lamanya proses produksi, bahaya yang terjadi dari
sebaliknya kick tidak
tidak dapat dikendalikan dengan benar dan tepat waktu maka akan
dikontrol. Kick bisa
dikontrol. Kick bisa terjadi kapan saja, kita harus dapat mengenali, mengidentifikasi
Untuk mengidentifikasi
mengidentifikasi kick ada beberapa tahapan, kita harus tau apa saja
sebab-sebab sumur itu mengalir dengan normal. Jika kita dapat mengasumsikan
26
yaitu aliran. Jika ada aliran tetapi pompa tidak menyala, ini adalah satu tanda kick .
terjadi disaat :
3. Menurunkan rangkaian pemboran
1. Drilling break
Indikasi ini paling cepat diketahui oleh driller , akan tetapi tidak setiap drilling
break menandakan
menandakan terjadi kick. Drilling break terjadi juga saat :
- Bit menembus formasi yang lunak.
tersebut akan cepat terbongkar disaat bit menggeruknya. Dengan demikian lubang
cepat terbuat dan bit cepat memberi lapisan formasi yang dibawahnya.
2. Cutting besar-besar
besar-besar
tanpa digilas oleh bit, cutting terangkat ke atas dan dibawa oleh lumpur ke
permukaan sehingga
sehingga ukuran cutting
ukuran cutting akan
akan besar-besar, bila cutting yang
yang tersaring di
shale shaker besar-
besar- besar berarti bit menembus formasi yang bertekanan tinggi.
27
Akan tetapi bila cutting besar-besar bentuknya pipih dan bersudut tajam
bukanlah berasal
berasal dari formasi bertekanan
bertekanan tinggi
tinggi,, cutting yang
yang demikian berasal dari
3. Mud Gain
Mud gain maksudnya
gain maksudnya bertambahnya volume lumpur dalam tangki. Tambahan
volume tersebut berasal dari fluida formasi masuk kedalam lubang mendorong
lumpur ke permukaan dan masuk kedalam tangki, dengan kata lain permukaan
lumpur di dalam tangki naik berarti sumur mengalami kick , sebaiknya di tangki
lumpur dipasang pit level indicator dan di beri alarm. Bila terjadi kenaikan
permukaan lumpur di dalam tangki, alarm akan berbunyi, bila terjadi mud gain
gain
dari formasi.
dalam tangki sedangkan lumpur yang digunkan adalah water base mud , tentu
6. Flow Rate Naik
Rate Naik
Flow rate naik
rate naik maksudnya rate aliran lumpur yang kembali dari dalam lubang
pada flow
pada flow line bertambah.
line bertambah. Sedangkan rate pompa tidak dinaikkan, ini berarti telah
28
terjadi kick karena
karena tambahan rate aliran lumpur, ini karena adanya dorongan dari
yang diberi alarm. Alarm akan berbunyi bila ada kenaikkan rate aliran lumpur dari
dalam lubang.
formasi telah masuk kedalam lubang sumur, dengan kata lain telah terjadi kick.
kick.
Akan tetapi penurunan tekan pompa bukan selalu disebabkan karena terjadi kick
Stroke pompa
Stroke pompa lumpur akan naik bila tekanan hidrostatik lumpur di annulus
turun karena lumpur yang berasa di annulus terkontaminasi oleh fluida formasi,
berarti fluida formasi telah masuk kedalam lubang sumur, dengan kata lain terjadi
kick.
kick.
Berat jenis lumpur di annulus akan turun bila bercampur dengan fluida
formasi, bila harga berat jenis lumpur yang keluar dari dalam lubang lebih kecil
dari pengukuran sebelumnya, berarti fluida formasi telah masuk kedalam lubang
29
Kadar garam dalam lumpur naik sedangkan tidak ada penambahan garam ke
lumpur yang keluar dari dalam lubang temperaturnya bertambah besar patut
1. Setelah mencabut rangkaian pemboran dengan panjang tertentu, harus mengisi
lubang dengan lumpur supaya tinggi kolom lumpur tidak berkurang. Bila
volume lumpur yang dimasukkan ke dalam lubang lebih sedikit dari volume
seharusnya lumpur di dalam lubang diam. Bila ada aliran ke atas dari dasar
1. Di waktu menurunkan rangkaian ke dalam lubang, lumpur akan keluar dari
dalam lubang, volume lumpur yang keluar dari dalam lubang seharusnya sama
dengan atau lebih besar dari volume yang seharusnya, berarti telah
t elah terjadi kick.
2. Ada aliran dari bawah waktu menurunkan rangkaian pemboran,pompa lumpur
dimatikan seharusnya lumpur didalam lubang diam, bila ada aliran keatas dari
30
3.4 Teknik we
well
ll control
control
dari dalam sumur ke permukaan yang tidak terkendali. Hal ini diawali dengan
masuknya fluida fomasi kedalam lubang bor yang disebutkan dengan Well Kick dan
dan
tidak dapat dikendalikan dengan baik. Dalam keadaan normal lubang bor akan
selalu penuh dengan lumpur yang memberikan tekanan hidrostatis kepada formasi.
Tekanan hidrostatis berfungsi untuk menahan tekanan formasi, agar fluida formasi
tidak masuk kedalam lubang bor. Fluida formasi yang masuk ke dalam lubang
well control dengan bantual fluida pengeboran agar tekanan BHP (bottom hole
pressure) tetap, yaitu dengan cara mensirkulasikan fluida pengeboran aau yang
pressure)
circulating terdapat
terdapat 3 cara yaitu :
1. Driller s method
Driller’
’
31
Driller s
Driller’
’ method
Drillers method merupakan
merupakan salah satu metode well control dengan
dengan sirkulasi,
sirkulasi yang terjadi pada metode ini ada 2 kali sirkulasi dengan prinsip menjaga
BHP (bottom
(bottom hole pressure)
pressure) konstan.
sumur dengan menggunakan cairan formasi atau yang sering kita sebut dengan
selanjutnya dilakukan sirkulasi yang kedua dengan tujuan mengganti lumpur lama
dari sirkulasi pertama diganti dengan lumpur yang baru dengan berat lumpur yang
lebih besar.
s
Driller’
Driller’ method sirkulasi
sirkulasi 1:
konstan.
- Setelahnya kecepatan pompa mencapai kill rate speed , catat dan beri tanda
kecepatan pompa (SPR-0) dijaga (CP) konstan. Setelah pompa hampir berhenti,
32
Driller’s method sirkulasi
sirkulasi 2:
- Hitung berar lumpur yang diperlukan (KMW), dan siapkan lumpur berat.
- Pompakan lumpur berat. Jalankan pompa dan naikan kecepatan pompa sampai
- Tandai dan jaga agar DPP konstan, sampai lumpur berat keluar dari lubang bor
(BTS)
- Baca tekanan DPP dan CP, bila sumur sudah mati seharusnya DPP=CP=0
Metode ini sama halnya dengan drilling method tetapi hanya dilakukan
dengan sekali sirkulasi, yaitu langsung memasukan lumpur berat dengan tujuan
mengeluarkan cairan formasi yang terdapat di dasar sumur dan tetap menjaga BHP
Concurrent Method
Concurrent method disebut
disebut dengan circulate and weight atau slow weight up
method. Setelah sumur di tutup, jalankan pompa sampai dengan kill rate speed
33
sehingga tekanan hidrostatis akan naik secara bertahap. Sama dengan metode
casing naik. Tekanan casing akan mencapai harga maksimum disaat puncak influx
Apabila berat jenis lumpur seluruhnya seudah mencapai KMW dan semua lubang
3.4.2 Non-circulating
circulating tetapi
tetapi jika circulating mengeluarkan
mengeluarkan influx
influx tetapi
tetapi jika non-circulating
hanya mengeluarkan lumpur yang lama dengan mengganti lumpur yang baru.
Volumetric
Metode volumetric
volumetric merupakan cara untuk mengontrol ekspansi gas selama
bermigrasi. Metode
Meto de ini bisa dinulai dari
dar i sumur
su mur ditutup setelah terjadi
t erjadi kick sampai
sampai
metode sirkulasi dapat dilaksanakan dan dapat digunakan untuk mendorong gas
kick ke
ke permukaan tanpa melakukan pemompaan. Dengan metode tekanan dasar
metode untuk mengontrol tekanan dasar lubang dan tekanan permukaan sampai
34
terjadinya tambahan
ta mbahan influx dalam lubang, dapat mendorong gas dengan fluida untuk
Pengaruh migrasi gas ke atas telah dibicarakan sebelumnya dalam teori kick.
Yang perlukan adalah bahwa migrasi gas dapat menyebabkan kenaikan tekanan di
permukaan, dalam
dalam lubang dan seluruhnya sumur
sumur dimana dapat pecah,
pecah, hilang lumur
lumur
volumentric method , dan digunakan setelah gas mencapai well head . Metode ini
juga digunakan apabila lubang perforasi atau bagian dalam rangkaian buntu, atau
bit nozzle tersumbat, sirkulasi tidak mungkin
mungkin dilaksanakan, atau tekanan sumur
Pada lubricricate dan bleed method , lumpur dipompakan ke dalam sumur dan
dipompakan ke dalam sumur. Lumpur harus diukur dengan hati-hati. Dari jumlah
kolom lumpur dalam sumur dapat dihitung. Bila panjang kolom lumpur diketahui,
35
pertambahkan tekanan hidrostatis yang terjadi setara dengan volume lumpur yang
Bullheading
Teknik ini dipakai untuk mematikan sumur pada pekerjaan ulang (workover)
(workover)
- Tekanan bursting pada casing dan tubing harus diketahui dan tidak melebihi
limitasinya
- Permeabilitas reservoir rendah
rendah
Perhitungan K i ll S
3.5 Perhitungan She
hee
et
Perhitungan Kill
Perhitungan Kill Sheet untuk Driller’s Method :
Driller’s
- Pump
Pump Displacement = 0,000243 x Lstroke x IDliner 2 x Efficency
Efficency
- Initial
Initial MAASP = (max allowable mud weight – current
current mud weight)
- Volume Data = Length x capacity
capacity
= Length x
19,4
- Total Well
Well System Volume = Drill String Volume
Volume + Total Annulus Volume
Volume
- Pump
Pump Stroke = Volume : Pump
: Pump Displacement
36
- Kill
Kill Mud Weight (KMW) = Current Mud Weight +
,
- Inital
Inital Ciculating Pressure = Dynamic Pressure Loss + SIDPP
SIDPP
workover seperti
seperti kejadian sebenarnya di lokasi rig. Drilling CS simulator sangat
kerugian berupa biaya, kerusakan lingkungan atau bahkan kehilangan nyawa dari
38
pengendalian kick pada
pada sumur W adalah Super Portable Drilling & Well Control
Simulator dengan
dengan standart peralatan yang digunakan sebagai berikut :
- Driller Console
- Drawwork Console
- Remote Choke
Choke Console
22SP)
- Notebook Computer
- Instruc
Instruction
tion Software
Software
- Software Calibration
panel, yaitu :
39
1. Panel 1
Rotary torque adalah alat ini mengetahui torsi akibat putaran rangkaian
b. RPM
RPM singkatan
singkatan dari rotation per minute. Alat yang menunjukkan kecepatan
putaran bit . Untuk memberikan berapa kecepatan putaran bit adalah dengan
c. Standpipe pressure
pressure
Standpipe adalah pipa tegak yang dipasang pada salah satu kaki menara yang
40
Weight indicator adalah alat untuk membaca beban pada pahat dan berat
e. Brake
Brake adalah alat yang berupa tangkai, untuk menurunkan bit ke dasar
(WOB).
Line control adalah saluran yang akan dilalui lumpur dari pompa menuju
dan pompa 2 . Pompa 2 adalah sebagai cadangan apabila terjadi kerusakan pada
pompa 1.
2. Panel 2
41
lumpur di alam tangki. Perubahan volume lumpur di dalam tangki dinyatakan juga
dengan perubahan permukaan lumpur ( mud level). Peralatan ini dipasang di tangki
kecepatan lumpur
lumpur yang kembali dari dalam lubang.
lubang. Pertambahan flow rate dan
mengalami kick . Peralatan ini dipasang di flow line atau di back return line, dan
dihubungkan
dihubungkan ke driller console.
c. Choke Manifold
Choke manifold adalah
adalah kumpulan saluran-saluran pipa dan valve-valve
va lve-valve untuk
mengatur aliran fluida dari dalam sumur melalui choke line. Saluran dilengkapi
dengan valve. Valve dengan lampu merah adalah untuk kondisi tertutup, dan valve
pemompaan lumpur.
e. Mud Weight
Weight Indicator
lumpur.
42
3. Panel 3
Gambar 4.3 Peralatan pada Panel 3
- Accumulator
Accumulator pressure
pressure
r press
Accumulator
Accumulato ure adalah tekanan accumulator . Accumulat
pressure or adalah
Accumulator
peralatan BOP stack .
- Manifold readback .
Manifold readback
read back adalah
Manifold read adalah tekanan di choke manifold.
43
- Annular
Annular readback
readback
readback adalah
adalah manometer untuk membaca tekanan di annulus.
Annular readback
Kelompok BOP Stack
BOP stack adalah
adalah peralatan-peralatan untuk menutup sumur bila terjadi well
kick , sehingga mencegah terjadi semburan secara vertikal, dan membelokkan aliran
1. Annular preventer
preventer
4. Drilling spool
spool
44
Satuannya adalah stroke (stk). Dari angka yang ditunjukkan oleh stroke counter
dapat diperkirakan posisi lumpur yang dipompakan. Alat ini dilengkapi dengan
nol.
Manometer tekanan
t ekanan drill pipe adalah manometer yang menunjukkan tekanan
dalam drill pipe di permukaan. Tekanan ini sangat menentukan dalam operasi
mematikan kick .
Satuannya adalah psi. Alat ini sangat diperlukan sekali dalam menangani well kick .
choke.
45
Pengatur speed adalah
adalah tombol untuk mengatur kecepatan buka tutup choke
line.
h. Air Pressure
ke posisi off .
46
- Tekan lampu hijau untuk membuka line dan lampu merah untuk menutup line,
4.2.2 Set BOP Stack
blind ram ke kiri unruk membuka atau kanan untuk menutup. Lihat gambar
BOP console.
47
indicator
- Tekan tombol kebawah untuk mengurangi angka dan tombol ke atas unuk
menaikan atau menambah MW
- Putar tombol 3 (low level) ke kiri secara perlahan sampai lampu mati
- Posisikan k embali
embali tombol 1 ke kanan sampai posisi jarum ke “0”
“0”
48
- Arahkan handle choke ke posisi buka hingga terbaca ¼ pada super choke
Untuk melakuakan slow pum rate di lakukan pada pompa 1 dan pompa
po mpa 2.
Untuk pompa 1
- Tutup pompa 2
atau ¼ dari kecepataan pompa saat mengebor, misal jika untuk mengebor pakai
- Turunkan SPM ke 0
Untuk pompa 2
- Matikan pompa 1
atau ¼ dari kecepataan pompa saat mengebor, misalnya jika untuk mengebor
- Turunkan SPM ke 0
49
- Catat flow rate
rate
4.2.9 Drilling
- Jika kick maka
maka lakukan prosedur menutup sumur SOP:
- Soft Shut In
Matikan pompa
50
Cek aliran
Buka HCR
Tutup annular
- Hard Shut In
Matikan pompa
Cek aliran
Tutup anular
sumur yang dibutuhkan untuk dimasukkan kedalam input data pada drilling
- Drill Pipe
Pipe Data:
OD 5,0”
= 5,0”
ID 4,276”
= 4,276”
Length = 3660 ft
51
- Drill Collar
Collar Data:
Data:
OD 6,25”
= 6,25”
ID 2,78”
= 2,78”
Length = 250 ft
- Casing Data :
OD 9,625”
= 9,625”
ID = 8.92”
8.92”
Length = 3100 ft
- Open Hole Data :
OD = 8.5”
8.5”
ID = 8.5”
8.5”
Length = 810 ft
- Pump Displacement = 0.000243 x Lstroke x IDliner 2 x Efficiency
= 0.0997272 bbls/stroke
- SPR ( pump
pump 1&2) = 60 SPM, 400 psi
Mud Weight
Weight at Test
Test = 9,1 ppg
3704
= 9,1 +
3100 0.052
= 32,08 ppg
52
0.052 (32,08 – 9,1)
= (32,08 –
9,1) x 3100 x 0.052
= 3704 psi
= 65,15 bbls
= 1,88 bbls
String Volume
Drill String = Volume Drill Pipe + Volume Drill Collars
Volume DC – Open
Open Hole = 250 x (0,00097 x (OH 2 – OD
OD2dc))
= 8 bbls
Open Hole
Volume DP – Open (0,00 097 x (DH2 – OD
= 560 x (0,00097 OD2dp))
= 25,76 bbls
Open Hole
= 33,76 bbls
53
Casing
Volume DP – Casing = 3100 x (0,00097 x (ID2casing –
OD2dp))
OD
= 164,3 bbls
= 202,66 bbls
Volume
= 271,47 bbls
= 339 stroke
= 1648 stroke
= 2033 stroke
System
= 2723 stroke
54
= 11,2 min
= 5,7 min
= 27,4 min
= 33,8 min
System
= 45,3 min
- Kill Mud Weight (KMW) = Current Mud Weight +
+
0.052
580
= 9,1 +
3910 0.051
= 12 ppg
= 400 + 580
= 980 psi
12
= x 400
9.1
= 527 psi
55
Dari data di atas maka akan langsung di masukan ke dalam kill sheet dan
dan
akan di buat grafiknya. Pada grafik yang menunjukan sirkulasi pertama SICP
tidak boleh melebihi BHP. Jika pada sirkulasi pertama SICP melebihi BHP maka
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Chart Title
1200
1000
800
600
400
200
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
DPP SICP
56
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Work Over CS Simulator tipe Super Portable Drilling dan Well Control
Simulator .
Line Up yaitu
Up yaitu line up Standing Pipe Manifold ,
, Set BOP Stack,
BOP Stack, set Weight, Set
3. Saat terjadi kick
terjadi kick di
di dapatkan data SIDP : 580 Psi dan SICP : 590 Psi.
4. Data yang di dapatkan dari perhitungan kill sheet untuk driller s method adalah
adalah
Max AMW , Initial MAASP, Volume data, Total Well System Volume, Pump
Stroke, Kill Mud Weight, Inital Ciculating Pressure, dan Final Circulation
Pressure.
Pressure.
57
DAFTAR PUSTAKA
2. Grace, R. D, 1994, Blowout & Well Control Hand Book , Texas : Gulf Publishing
Company.
4. Well control school, 2002, Guide To Blowout Prevention , Honduras : International
Lampiran 1
Blank K i ll S
She
hee
et 1 F orm
59
Lampiran 2
B la
lank
nk K i ll She
Shee
et 2 F or m
60
Lampiran 3
C om
omp
plet
lete
ed K i ll S
Shee
heett 1 F
Form
orm
61
Lampiran 4
C om
omp
plet
lete
ed K i ll S
Shee
heett 2 F
Form
orm
62