Anda di halaman 1dari 62

PENGENALAN PERALATAN

ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP)


KSO PERTAMINA PT SARANA GSS TREMBUL

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Oleh

Sulton Salahudin
NIM. 18010096
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
2023
PENGENALAN PERALATAN
ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP)
KSO PERTAMINA PT SARANA GSS TREMBUL

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Oleh

Sulton Salahudin
NIM. 18010096

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
2023

i
PENGENALAN PERALATAN
ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP)
KSO PERTAMINA PT SARANA GSS TREMBUL

Nama : Sulton Salahudin


NIM : 18010096
Dosen Pembimbing : Desi Kusrini, M.T
Pembingbing Lapangan : Budiono

ABSRTAK

Perusahaan minyak dan gas PT Pertamina EP dan PT Sarana GSS


Trembul telah menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) Area
Operasi Trembul. Penandatanganan perjanjian KSO, dilakukan oleh Presiden
Direktur Pertamina EP, Rony Gunawan, dan Presiden Direktur Sarana GSS
Trembul, Bambang Mulyadi, di kantor Pertamina EP. Lapangan Trembul
diperkirakan memiliki cadangan minyak sebesar 40,1 juta barel. NKPM
sendiri sepanjang 1917-1942 baru mengambil 307 ribu barel. Area terletak di
Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa
Tengah. Area operasi seluas 47,6 kilometer persegi terletak 15 km di sisi
barat Kota Blora. Electrical Submersible Pump (ESP) merupakan salah satu
metode pengangkatan buatan yang banyak dipakai oleh perusahaan minyak
untuk memaksimalkan perolehan minyak. Prinsip kerjanya sentrifugal dimana
rotor melemparkan fluida ke samping dan ditangkap sudut-sudut stator untuk
diarahkan kembali ke bagian tengah yang diterima oleh rotor berikutnya (stage
di atas nya) hingga ke permukaan. Peralatan di atas permukaan ESP terdiri dari
Well head, Junction Box, Switchboard, Transformator. Peralatan di bawah
permukaan adalah Pressure Sensing Instrument(PSI) unit, Electric motor,
Protector, Intake, Pump Unit, Electric Cable, Check Valve, Bleeder Valve,
Centralizer. Pengangkatan fluida dengan Electrical Submersible Pump cukup
efektif pada sumur dengan Indek Produktifitas (PI) yang tinggi. Prinsip kerja
Electric Submersible Pump Motor listrik yang disuplai berputar pada kecepatan
yang konstan, memutar pompa (impeller) melewati poros yang disambungkan
dengan protector. Power disalurkan ke peralatan bawah permukaan melalui
kabel listrik pada tubing, fluida memasuki pompa pada bagian intake dan
dilepas ke tubing ketika pompa sedang beroperasi.

Kata kunci : Artificial Lift, Electrical Submersible Pump, Peralatan Atas


Permukaan, Peralatan Bawah Permukaan.
ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGENALAN PERALATAN
ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP)
KSO PERTAMINA PT SARANA GSS TREMBUL

Periode 1 juni - juli 2023

Oleh

Sulton Salahudin
NIM. 18010096

Disusun untuk memenuhi persyaratan Pelaksanakan Kerja Praktek


Pendidikan Diploma III (D - III)
pada Program Studi Teknik Perminyakan \
Institut Teknologi Petroleum Balongan

Indramayu, 17 Maret 2023

Disahkan oleh

Mengetahui,
Ketua Program Studi Dosen
Pembimbing
Teknik Perminyakan

Winarto, M.T Desi Kusrini, M.T


NIDN. 0420048402 NIDN.0425128702

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Kerja Prakek ini.

Perwujudan proposal ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak

sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini

perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Nahdudin Islami, M.Si selaku ketua yayasan Bina Islami.

2. Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku Direktur Akamigas Balongan, Indramayu.

3. Bapak Winarto, M.T selaku Ketua Prodi Teknik Perminyakan

4. Ibu Desi Kusrini, M.T selaku Dosen Pembimbing 1

5. Kedua orang tua tercinta untuk Doa dan Perjuangannya.

6. Semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan dorongan baik

secara moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat

kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun penulisannya. Kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penulisan selanjutnya

yang lebih baik.

Indramayu, 10 Maret 2023


penulis

Sulton Salahudin
NIM. 18010096
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.....................................................................................................................
ABSTRAK...............................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN
.................................................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
.................................................................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN
.................................................................................................................................
vii
DAFTAR SINGKATAN
.................................................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................2
1.2 Tema Kerja Praktek...................................................................................3
1.3 Tujuan Kerja Praktek.................................................................................4
1.4 Manfaat Kerja Praktek..............................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................7
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN..................................................8
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................9
5.1 Hasil..........................................................................................................9
5.2 Pembahasan...............................................................................................10
BAB VI PENUTUP..................................................................................................11
6.1 Kesimpulan...............................................................................................11
6.2 Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Susunan lengkap peralatan pompa ESP...........................................15

Gambar 5.2 Wellhead...........................................................................................16

Gambar 5.3 Juntion Box.......................................................................................17

Gambar 5.4 Swicthboard......................................................................................17

Gambar 5.5 Transformer......................................................................................18

Gambar 5.6 Protector...........................................................................................22

Gambar 5.7 Pompa Centrifugal Tingkat Banyak (Multiple Stage)........................24

Gambar 5.8 Jenis Cable........................................................................................26

Gambar 5.9 Check valve.......................................................................................26

Gambar 5.10 Bleeder Valve..................................................................................27

Gambar 5.11 Centralizer......................................................................................28


vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data-data Pendukung


Lampiran 2. Surat keterangan KP
Lampiran 3. Fotocopy lembar monitor KP
Lampiran 4. Fotocopy form penilaian bimbingan KP
Lampiran 5. Fotocopy surat keterangan bukti penyerahan laporan
x

DAFTAR SINGKATAN

ESP : Electric Sumbersible Pump

PPC : Progressive Cavity Pump

PSI : Poounds Per Second

FT : Feet

PSI : Pressure Sensing Instruments

o
F : Derajat Fahrenheit

BPD : Bottom Hole pressure


Qo : Laju alir oil

SG : Specific Gravity

SW : Saturasi Water

PSD : Pump Setting Depth

TDH : Total Dynamic Head

BFPH : Hasil produksi fluida perjam

HPU : Hydraulic Pump Unit

SRP : Sucker Rod Pump

GOR : Gas to Oil Ratio


xi
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Pada awal produksi, sebuah sumur biasanya mengalir secara


alami ke permukaan yang disebut natural flow. Berarti bahwa tekanan
di dasar sumur cukup untuk melawan jumlah kehilangan tekanan yang
terjadi disepanjang jalur aliran dari dasar sumur ke separator, ketika
kriteria ini tidak terpenuhi, maka aliran fluida produksi akan berhenti
dan dibutuhkan metode pengangkatan buatan yang biasa disebut
artificial lift. Ada beberapa macam jenis artificial lift diantaranya
ESP, SRP, HPU, PCP, dan gas lift. Pada Pertamina EP asset 4 field
Cepu sumur minyak di produksikan secara natural flow dan Artificial
lift. Metode Artificial lift yang digunakan adalah Electrical
Submersible Pump (ESP), Plunger lift, dan Hydraulic Pumping Unit
(HPU). Namun yang akan di bahas yaitu Electrical Submersible Pump
(ESP) yang terpasang pada sumur "KWG-22T".

Sumur "KWG-22T" merupakan salah satu sumur yang terletak


di Pertamina EP asset 4 Field Cepu. Pada Sumur KWG-22T dipilih
metode Artificial lift dengan jenis Electrical Submersible Pump.
Sebelum menggunakan ESP Sumur KWG-22T menggunakan X-
Mastree, Sumur KWG-22T memiliki suatu permasalahan yaitu
memiliki kadar parafin, Scale yang tinggi sehingga Perusahaan
berinisiatif dengan menggunakan kantung kalgon yang ditempatkan
pada rangkaian paling bawah Electrical Submersible Pump untuk
mengatasi adanya scale.

2.1 TEMA

Tema yang telah diambil dalam kerja praktek ialah tentang Artificial
Lift.
1.2.1 Tujuan Umum

1. Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di


bangku kuliah. Mengenal dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga
dapat memahami dan beradaptasi dengan baik saat terjun ke dunia kerja
nantinya.
2. Menambah daya kreatifitas dan keahlian mahasiswa.

1.2.2 Tujuan Khusus.

1. Mengetahui peralatan Electrical Submersible Pump.


2. Mengetahui prinsip kerja dan kegunaan Electrical Submersible Pump.
3. Mengetahui Jenis pompa, motor, transformer dan protector yang
digunakan pada sumur.
4. Mengetahui Problem Solving pompa ESP.

1.3. Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Mendapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif dalam


bidang yang diminati.
2. Bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dapat memberikan
kontribusi yang positif terhadap perusahaan.
3. Mengenal lebih dekat kondisi lingkungan kerja yang sebenarnya.

1.3.2 Manfaat Bagi ITPB

1. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan institusi tempat kerja


praktek dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara
substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya
manusia yang dibutuhkan dalam dunia industri.
2. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata di
lapangan.
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi tempat Kerja Praktek

1. Dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa untuk membantu kegiatan


operasional.
2. Dapat mengembangkan kemitraan dengan Akamigas Balongan, baik
untuk kegiatan penelitian maupun pengembangan.
3. Perusahaan mendapatkan calon karyawan spesialisasi di
perusahaannya.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Penjelasan Umum Artificial Lift

Artificial lift (pengangkatan buatan) adalah metode untuk mengangkat


hidrokarbon, umumnya minyak bumi, dari dalam sumur ke atas permukaan.
Ini biasanya dikarenakan tekanan reservoirnya tidak cukup kuat untuk
mendorong minyak sampai ke atas ataupun tidak ekonomis jika mengalir
secara alamiah. (Brown,1980:127).

2.2. Penjelasan Umum Pompa ESP

ESP (Electric Submersible Pump) merupakan pompa centrifugal yang


terdiri dari beberapa stages. Setiap stage terdiri dari satu impeller yang
bergerak(rotor) dan satu dif user yang bersifat diam (stator). Ukuran dari
stagemenentukan banyaknya fluida yang dapat dipompakan, sedangkan
jumlahnya akan menentukan total head capacity (daya angkat/dorong) dan
jumlah horse power yang diperlukan. Stage umumnya terbuat dari metal n-
resist atau rytonyang tahan terhadap karat, sedangkan shaft terbuat dari besi k-
monel yang juga tahan karat dan sangat keras (Brown, 1980:55).

Tabel screening criteria artificial lift :

KARAKTERISTIK METODE PRODUKSI ARTIFICIAL LIFT


RESRVOIR

GAS LIFT SUCKER HPU


ROD
CONTINOUS INTERMITTENT PUMP ESP PCP (Piston )

GOR Tinggi > 2000 Rendah < 2000 < 2000 500-2000 500-2000 500-2000
SCF/STB SCF/STB SCF/STB SCF/STB SCF/STB SCF/STB

Max 200
o
F
Temperatur < 350 oF < 350 oF < 350 oF < 250 oF < 350 oF
Produktivitas Sumur >10000 B/D > 10000 B /D < 1000 > 10000 1000- < 10000
B/D B/D 10000 B/D
B/D

Viskositas Bisa mencapai Bisa mencapai < 200 cp < 200 cp > 500 cp > 500 cp
1000 cp 1000 cp

Water Cut Bisa untuk Bisa untuk water Rendah Bisa Rendah Rendah
water cut cut tinggi untuk
tinggi water cut
tinggi

Kedalaman Sumur > 14000 ft > 14000 ft Dangkal max Max ≤ 18000
15000 ft 6550 ft ft

Kandungan Pasir Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah

Bisa untuk Bisa untuk sumur Vertikal / Bisa Bisa Bisa


sumur miring miring tegak untuk untuk untuk
Konstruksi Sumur sumur sumur sumur
miring miring miring

Mekanisme Gas Cap Drive Gas Cap Drive & Water Water Water Water
Pendorong & Solution Solution Gas Drive drive drive drive drive
Gas Drive

( Sumber : Roni Aurindo Napitupulu )

Artificial lift umumnya terdiri dari beberapa macam yang digolongkan


menurut jenis peralatannya.

1. Gas Lift
Gas lift adalah sistem gas lifting, menginjeksikan gas (umumnya gas
alam) ke dalam kolom minyak di dalam sumur sehingga berat minyak
menjadi lebih ringan dan lebih mampu mengalir sampai ke permukaan
seperti gambar dibawah ini:

A B C

Gambar 2.2 Gas Lift Schematic


(Sumber : Fajar Ramadhan, 2017:32)

2. Sucker Rod Pump atau Beam Pump


Sucker Rod Pump menggunakan pompa elektrikal-mekanikal yang
dipasang di permukaan yang umum disebut sucker rod pumping atau juga
beam pump.
Pada gambar dibawah diperlihatkan menggunakan prinsip katup
searah (check valve), pompa ini akan mengangkat fluida formasi ke
permukaan. Karena pergerakannya naik 6 turun seperti mengangguk,
pompa ini terkenal juga dengan julukan pompa angguk. seperti gambar
dibawah ini :
Gambar 2.3 Sucker Rod Pump

(Sumber : Gabor Takacs, 2019:5)

3. Jet Pump
Sistem jet pump, Fluida dipompakan ke dalam sumur bertekanan
Sistem jet pump, Fluida dipompakan ke dalam sumur bertekanan tinggi
lalu disemprotkan lewat nosel ke dalam kolom minyak Melewati lubang
nosel, fluida ini akan bertambah kecepatan dan energi kinetiknya sehingga
mampu mendorong minyak sampai ke permukaan. atau menginjeksikan
power fluida pada kedalaman tertentu dimana ada venturi yang merubah
tekanan menjadi kecepatan sehingga terbentuk teanan lebih rendah dan
membuat minyak masuk ke sumur dari reservoir. peralatan yang harus di
sediakan adalah separator, surface pump dan peraltan dalam sumur (nozle,
difuser dan check valve).
Gambar 2.4 Jet Pump

(Sumber : Kemit Brown, 1977:25)

4. PCP (Progressive Cavity Pump)

Sistem yang memakai progressive cavity pump (sejenis dengan


mud motor). Pompa dipasang di dalam sumur tetapi motor dipasang di
permukaan. Keduanya dihubungkan dengan batang baja yang disebut
sucker seperti yang di tunjukan Adapun komponen dari PCP yg paling
rentan terhadap kerusakan adalah elastomer/stator nya. Elastomer
tersebut sangat dipengaruhi oleh aromatic content dari formation fluid.
Namun kenyataannya, beberapa kali pengalaman, elastomer tersebut
swelling dan kemudian menjepit rotor, sehingga mengakibatkan rotor
stuck (tidak bisa berputar) dan akhirnya terjadi rod parted at the weakest
point di sucker rod string nya. Padahal formation fluid saya sudah di-
sample, ditest dan dicarikan elastomer yang terbaik. Tapi ternyata tetap
fail sehingga loss on production.

PCP juga merupakan pompa yang di letakan di bawah kolom liquid


di dalam sumur. pompa ini bentuknya seperti ulir dan di gerakan oleh rod
yang berputar dimana rod digerakan oleh motor di permukaan.

Berikut well skematik pompa PCP (Courtesy of moyno). Seperti


gambar dibawah ini :

Gambar 2.5 Progressive Cavity Pump

(Sumber : Anggi Zaryus, 2021:15)

5. Plunger Lift

Plunger Lift merupakan meletakan alat plunger di dalam tubing dan


akan mendorong fluida di atasnya karena tekanan dari reservoir.

Gambar 2.6 Plunger Lift


(Sumber : Zhao et al, 2021:15)

6. Otobail

Pompa ini asli buatan anak Indonesia. Pompa ini berupa menimbah
minyak menggunakan kabel kawat yang naik turun secara otomatis
dengan prinsip bailer tetapi beroperasi secara otomatis.

Pengoperasian alat ini masih memerlukan seorang Operator, yang


menjaga jika operasinya menyimpang dari set-up awal (biasanya karena
pengaruh tegangan listrik yang berubah-ubah). Cocok digunakan untuk
sumur tua yang sudah depleted.

Berikut gambar pompa otobail yang diambil dari website sumur


tua, seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2.7 Otobail


(Sumber : Andaru Erdian, 2021:3)
7. Electric Submersible Pump (ESP)
Electric Submersible Pump menggunakan pompa sentrifugal
bertingkat yang digerakan oleh motor listrik dan dipasang jauh di dalam
sumur. Pompa jenis ini dapat dioperasikan pada fluida dengan water cut
yang tinggi, dan sumur yang dalam karena multy stage. Tipe pompa ini
lebih ideal digunakan untuk sumur dengan volume produksi yang tinggi
pada tekanan dasar sumur yang relatif rendah.
Prinsip dasar electric submersible pump adalah mengubah kerja
poros menjadi energi mekanik fluida, sehingga menimbulkan tekanan
rendah pada sisi hisap (intake) dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar
(discharge). Untuk melakukan hal tersebut maka pompa harus
memerlukan gerak mula agar energi mekanik yang diterima diteruskan ke
fluida.
Berikut gambar pompa ESP :

Gambar 2.1 Electric Submersible Pumping System


(Sumber : Dondy Zobitana, 2012:1)
BAB III

METODOLOGI

Dalam melaksanakan kerja praktek, mahasiswa diharapkan mampu


melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai ditempat
tugas akhir menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, atau
melakukan pengamatan terhadap kerja suatu proses untuk dikaji sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki. Untuk mendukung tugas akhir dan kajian yang
akan dilakukan, maka dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :

3.1 Pendahuluan

Dimana data yang di peroleh dari penelitian secara langsung tentang


kegiatan dan pengamatan di tempat kerja praktek. Berdasarkan penelitian
itulah penulis mendapatkan data-data yang akan menjadi sumber data dalam
pembuatan laporan.

3.2 Pengambilan Data

Data yang dibutuhkan adalah data sumur, data pompa dan data
produksi. Data sumur yang dibutuhkan adalah Mud Perforasi, Oil API,
DFL, Temperature Reservoir dan Water FVF. Data pompa yang
dibutuhkan adalah frekuensi, merk/type dan stages. Data produksi
yang dibutuhkan adalah Qfluida, Qoil, Qgas out , WC, SG dan Presure
Static.

3.3 Pengolahan Data


Sebelum mengoptimalisasi maka perlu dilakukan perhitungan evaluasi
terlebih dahulu yaitu mencari nilai Qintake (laju alir pada intake). Kemudian
dilakukan optimalisasi menghitung Qintake kembali dan Oil Gain.
3.4 Flowchart

Mulai

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Pengenalan Peralatan ESP

Surface Equitment : Surface Equitment :


- Wellhead - PSI unit - Electric Cable
- Junction Box - Electric Motor - Check Valve
- Swictboard - Protector - Blender Valve
- Transformer - Intake - Centralizer
- Pump Unit
Hasil Dan Pembahasan :
1. Pembahasan Peralatan Esp
2. Persyaratan Pemakaian Esp
3. Problem Solving

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart (Diagram Alir)


BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4. 1. Profil KSO PERTAMINA PT Sarana GSS Trembul

Gambar 4.1 (Sumber : PT SARANA GSS TREMBUL, 2022: 2)

Nama Perusahaan : PT. Sarana GSS Trembul


Alamat : GSS Energy Limited jl. Desa Trembul Kecamatan
Ngawen Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

4. 2. Visi dan Misi PT Sarana Gss Trembul

4.2.1 VISI

Mewujudkan Holding BUMD yang unggul dan berkualitas,


sebagaipenggerak pembangunan dalam meningkatkan perekonomian
untuk kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah.

4.2.2 MISI

1. Meletakan kebijakan korporasi yang akuntable, transparan bagi ahli


generasi berikutnya dengan konsistensi komitmen secara sistematik.
2. Berkordinasi dan bersinergi di seluruh potensi organisasi korporasi,
serta menselaraskannya dengan tujuan organisasi dalam mendukung
visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
3. Menumbuhkan budaya berkembang dan profesiaonal dengan komitmen
penuh terhadap hasil yang berkelas dalam mutu dan pencapaian,
sebagai perilaku organisasi.

4.3 Sruktur Organisasi

CEO : Bambang Mulyadi

Direktur Utama : Roy Sidabutar

Status Peruahaan : Perseroan Terbatas (PT)


4.4 Sejarah PT Sarana GSS Trembul
PT. Pertamina EP dan PT Sarana GSS Trembul telah
menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) Area Operasi
Trembul. Penandatanganan perjanjian KSO, dilakukan oleh Presiden
Direktur Pertamina EP, Rony Gunawan, dan Presiden Direktur Sarana
GSS Trembul, Bambang Mulyadi, di kantor Pertamina EP. Pertamina EP
mendapatkan hak ekskiusif melaksanakan operasi minyak dan gas bumi di
Area Operasi Trembul dari BP Migas (sekarang SKK Migas) berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013. Selanjutnya, Pertamina EP
menetapkan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah selaku BUMD milik
Pemerintah Daerah Jawa Tengah sebagai mitra terpilih untuk
melaksanakan operasi minyak dan gas bumi.
Dalam rangka melaksanakan operasi tersebut, PT Sarana
Pembangunan Jawa Tengah melakukan joint venture dengan GSS Energy
Limited dengan membentuk perusahaan patungan bernama PT Sarana
GSS Trembul. Bambang mengatakan pihaknya berkomitmen kepada
Pertamina EP untuk melaksanakan program kerja 3 tahun senilai US$ 7,6
juta. Dana tersebut antara lain digunakan untuk pengeboran 4 sumur dan
kegiatan akuisisi seismik.
Sumur pertama (SGT-01) direncanakan mulai dibor pada Juni 2017
dan mulai berproduksi sebulan kemudian. Area operasi migas Trembul,
terletak di Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora,
Provinsi Jawa Tengah. Area operasi seluas 47,6 kilometer persegi
terletak 15 km di sisi barat Kota Blora. Lapangan Trembul ditemukan oleh
perusahaan Belanda yakni Nederiandsche Koloniale Petroleum Mij
(NKPM) pada 1917. NKPM merupakan anak perusahaan Standard Oil of
New Jersey yang kini dikenal sebagai Exxon. Di Trembul terdapat 24
sumur yang dibor dan dieksploitasi oleh NKPM. Area ini ditutup pada
1942 menyusul invasi Jepang dalam Perang Dunia kedua. Lapangan
Trembul diperkirakan memiliki cadangan minyak sebesar 40,1 juta barel.
NKPM sendiri sepanjang 1917-1942 baru mengambil 307 ribu barel.
Gambar 4.1 Rig Pada Lapangan SGT-01 (Sumber : Doc. Lapangan PT. Sarana
GSS Trembul).

Untuk mengusahakan KSO produksi area Trembul, PT. Sarana


Pembangunan Jawa Tengah bersama dengan GSS Energy Ltd mendirikan
PT. Sarana GSS Trembul (SGT) pada tanggal 28 September 2016.
Selanjutnya, pada tanggal 2 November 2016, SGT menandatangani
perjanjian KSO Area operasi Trembul bersama PT. Pertamina EP.
Perjanjian berlaku selama 15 tahun untuk area Trembul seluas kurang
lebih 47.63 kilometer persegi. Kewajiban SGT dalam kurun waktu 3
tahun pertama yang disebut program Komitmen Pasti 3 tahun, SGT akan
mengebor sebanyak 5 sumur migas dengan total nilai investasi selama
Komitmen Pasti 3 tahun kurang lebih USD 7.858.000.
4. 4. Lokasi PT Sarana GSS Trembul

Gambar 4.2 Lokasi Lapangan

(Sumber : Doc. Lapangan PT Sarana GSS Trembul)

Lokasi Lapangan PT Sarana GSS TREMBUL KSO PERTAMINA :


Alamat:
1) Sumur SGT-01 di Desa Karang Tengah, Kecamatan Ngawen,
Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
2) Sumur SGT-02 di Dukuh Karangmojo, Desa Karang Tengah,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Berada dalam area sekitar 47,6 Km² yang terletak 15 Km di sisi barat
Kota Blora, Jawa Tengah.

4.6 Struktur Organisasi


Gambar 4.3 Struktur Organisasi (Sumber : PT Sarana GSS Trembul)
Didalam kegiatan operasi sehari-hari di lapangan dipimpin oleh
seorang Field Manager yang membawahi beberapa kegiatan operasi yang
dipimpin oleh seorang Ast. Manager, antara lain Ast. Manager Planning &
Engineering, Ast. Manajer WO&WS, Ast. Manajer Production &
Operation, Ast. RAM dan Ast. Manager Layanan Operasi. Dari setiap
bagian operasi ini, masing-masing bagian mempunyai kewajiban,wewenang
dan tanggung jawab atas kelancaran operasi di lapangan yang pada
hasilnya harus dapat menjaga kestabilan produksi yang telah di
rencanakan.Untuk kelancaran semua kegiatan operasi di lapangan, mereka
dibantu oleh tenaga- tenaga potensial yang sangat menguasai dibidang
kerjanya masing-masing. Selain dari pada itu, kegiatan operasi ini ditunjang
oleh kegiatan-kegiatan lainnya seperti Layanan Operasi, Telekomunikasi,
Teknik & Fasilitas, Transportasi, HSE, serta satuan keamanan (security)
yang keberadaan kegiatan-kegiatan ini sangat membantu kelancaran operasi
dilapangan.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Peralatan Pompa ESP


Secara umum peralatan Electrical Submersible Pump (ESP) dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Surface equitment (peralatan di permukaan)


2. Down hole equitment (peralatan di bawah permukaan)

Pada gambar di bawah memperlihatkan secara lengkap peralatan


diatas dan di bawah permukaan Electric Submersible Pump (ESP).

Gambar 5.1 Susunan Lengkap Peralatan Pompa ESP


(Sumber : Kermit, E Brown. Volume 2b, 1980:35)

5.2 Peralatan di Atas Permukaan

5.2.1 Wellhead

Wellhead atau kepala sumur adalah tempat duduk menggantungnya


tubing didalam sumur . Wellhead digunakan untuk instalasi ESP tidak sama
dengan wellhead untuk sumur sembur alam tetapi disesuaikan dengan
keperluan dilengkapi dengan tubing hanger khusus yang mempunyai lubang
untuk cable pack-off atau penetrator. Cable pack-off ini biasanya tahan
sampai tekanan 3000 psi. Tubing hanger dilengkapi juga dengan lubang

untuk hydraulic control line, yaitu saluran cairan hidraulik untuk menekan
subsurface ball valve agar terbuka.

Gambar 5.2. Wellhead


( Sumber : Dokumen Pribadi sumur X-40, 2022)

Gambar diatas memperlihatkan tubing hanger dengan cable pack-


off. Wellhead juga harus dilengkapi dengan “seal” agar tidak bocor pada
lubang untuk kabel dan line. Wellhead di desain untuk tahan terhadap
tekanan 500 psi sampai 3000 psi.

5.2.2 Junction Box


Junction box ditempatkan di antara kepala sumur dan switchboard
untuk alasan keamanan. Gas dapat mengalir keatas melalui kabel dan naik
ke permukaan menuju switchboard, yang bisa menyebabkan terjadinya
kebakaran, karena itu kegunaan dari junction box ini adalah untuk
mengeluarkan gas yang naik keatas tadi. Junction box biasanya 15 ft
(minimum) dari kepala sumur dan normalnya berada diantara 2 sampai 3 ft
di atas permukaan tanah. Fungsi dari junction box antara lain:
a. Sebagai ventilasi terhadap adanya gas yang mungkin bermigrasi
kepermukaan melalui kabel agar terbuang ke atmosfer.
b. Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam sumur dengan kabel
dari swichboard.

Gambar 5.3 Junction Box


( Sumber : Dokumen Pribadi sumur X-40, 2022)

5.2.3 Switchboard

Switchboard adalah panel kontrol kerja di permukaan saat pompa


bekerja yang dilengkapi dengan motor controller, overload dan underload
protection serta alat pencatat (recording instrument) yang bisa bekerja
secara manual ataupun otomatis apabila terjadi penyimpangan.
Switchboard ini dapat digunakan untuk tegangan dari 440 volt sampai 4800
volt. Fungsi dari switchboard adalah sebagai pengendali atau kontrol
peralatan pompa yang ditenggelamkan ke dalam sumur.
Gambar 5.4 Swicthboard
( Sumber : Dokumen Pribadi sumur X-40, 2022)
5.2.4 Transformer

Merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk


menaikan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti) yang
dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik core
maupun coil direndam dengan minyak trafo sebagai pendingin dan isolasi.
Perubahan tegangan akan sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya.

Biasanya tegangan input transformer diberikan tinggi agar didapat


ampere yang rendah pada jalur transmisi, sehingga tidak dibutuhkan kabel
(penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan diturunkan
dengan menggunakan step-down transformer sampai dengan tegangan yang
dibutuhkan oleh motor.

Gambar 5.5 Transformer


(Sumber : Dokumen Pribadi sumur X-40, 2022)

5.3 Peralatan di Bawah Permukaan

Peralatan di bawah permukaan dari electrical submersible pump


terdiri atas pressure sensing instruments, electric motor, protector, intake,
pump unit dan electric cable serta alat penunjang lainnya.
5.3.1 PSI Unit (Pressure Sensing Instruments)

PSI atau Pressure Sensing Instrument adalah suatu alat yang


mencatat tekanan dan temperatur di dalam sumur. Secara umum PSI Unit
mempunyai 2 komponen pokok, yaitu:

1. PSI Down Hole Unit, Dipasang dibawah Motor Type Upper atau
Center Tandem, karena alat ini dihubungkan pada Type dari Electric
Motor yang seolah-olah merupakan bagian dari Motor tersebut.
2. PSI Surface Readout, Merupakan bagian dari sistem yang mengontrol
kerja Down Hole Unit serta menampakkan (display) informasi yang
diambil dari Down Hole Unit.

5.3.2 Electric Motor

Jenis motor electrical submersible pump adalah motor listrik


induksi dua kutub tiga fasa yang diisi dengan minyak pelumas khusus yang
mempunyai tahanan listrik (dielectric strength) tinggi. Dipasang paling
bawah dari rangkaian, dan motor tersebut digerakkan oleh arus listrik yang
dikirim melalui kabel dari permukaan. Motor berfungsi untuk menggerakan
pompa dengan mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Fungsi
dari minyak tersebut adalah :

a. Sebagai pelumas.
b. Sebagai tahanan (isolasi).
c. Sebagai media penghantar panas motor yang ditimbulkan oleh
perputaran rotor ketika motor tersebut sedang bekerja.

Jadi minyak tersebut harus mempunyai spesifikasi tertentu yang


biasanya sudah ditentukan oleh pabrik, yaitu berwarna jernih, tidak
mengandung bahan kimia, dielectric strength tinggi, lubricant dan tahan
panas. Minyak yang diisikan akan mengisi semua celah-celah yang ada
dalam motor, yaitu antara rotor dan stator..

Motor berfungsi sebagai tenaga penggerak pompa (prime mover),


yang mempunyai 2 (dua) bagian pokok, yaitu :
a. Rotor (gulungan kabel halus yang berputar).
b. Stator (gulungan kabel halus yang stasioner dan menempel pada badan
motor).

Stator menginduksi aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga


putaran pada rotor, dengan berputarnya rotor maka poros (shaft) yang
berada ditengahnya akan ikut berputar, sehingga poros yang saling
berhubungan akan ikut berputar pula (poros pompa, intake, dan protector).

5.3.3 Protector

Protector (Reda) sering juga disebut dengan Seal Section


(Centrilift) atau Equalizer (ODI). Secara prinsip protector mempunyai 4
(empat) fungsi utama, yaitu :
a. Untuk melindungi tekanan dalam motor dan tekanan di annulus.
b. Menyekat masuknya fluida sumur kedalam motor.
c. Tempat duduknya thrust bearing (yang mempunyai bantalan axial dari
jenis marine type) untuk merendam gaya axial yang ditimbulkan oleh
pompa.
d. Memberikan ruang untuk pengembangan dan penyusutan minyak motor
sebagai akibat dari perubahan temperature dari motor pada saat bekerja
dan saat dimatikan.

Secara umum protector mempunyai 2 (dua) macam tipe, yaitu :


a. Positive Seal atau Modular Type Protector.
b. Labyrinth Type Protector.
Untuk sumur-sumur miring dengan temperatur > 300°F
disarankan menggunakan protector dari jenis positive seal atau modular

type protector.

Gambar 5.6 Protector


(Sumber : Baker Hughes, 2012:17)
5.3.4 Intake
Intake dipasang dibawah pompa dengan cara menyambungkan
sumbunya (shaft) memakai coupling. Intake merupakan saluran masuknya
fluida dari dasar sumur ke pompa menuju permukaan. Untuk jenis-jenis
tertentu, intake ada yang dipasang menjadi satu dengan housing pompa
(intregrated), tetapi ada juga yang berdiri sendiri.

Ada beberapa jenis intake yang sering dipakai, yaitu Standard


Intake, dipakai untuk sumur dengan GOR rendah. Jumlah gas yang masuk
pada intake harus kurang dari 10% sampai dengan 15% dari total volume
fluida. Intake mempunyai lubang untuk masuknya fluida ke pompa, dan
dibagian luar dipasang selubung (screen) yang gunanya untuk menyaring
partikel masuk ke intake sebelum masuk kedalam pompa.

Rotary Gas Separator dapat memisahkan gas sampai dengan 90%,


dan biasanya dipasang untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi. Gas
Separator jenis ini tidak direkomendasi untuk dipasang pada sumur-sumur
yang abrasive. Static Gas Separator atau sering disebut reverse gas
separator, yang dipakai untuk memisahkan gas hingga 20% dari fluidanya.
5.3.5 Pump Unit

Unit pompa merupakan Multistages Centrifugal Pump, yang terdiri


dari impeller, diffuser, shaft (tangkai) dan housing (rumah pompa). Di
dalam housing pompa terdapat sejumlah stage, dimana tiap stage terdiri dari
satu impeller dan satu diffuser. Jumlah stage yang dipasang pada setiap
pompa akan dikorelasi langsung dengan Head Capacity dari pompa
tersebut. Dalam pemasangannya bisa menggunakan lebih dari satu (tandem)
tergantung dari Head Capacity yang dibutuhkan untuk menaikkan fluida
dari lubang sumur ke permukaan. Impeller merupakan bagian yang
bergerak, sedangkan diffuser adalah bagian yang diam. Seluruh stage
disusun secara vertikal, dimana masing-masing stage dipasang tegak lurus
pada poros pompa yang berputar pada housing.

Prinsip kerja pompa ini adalah fluida yang masuk kedalam pompa
melalui intake akan diterima oleh stage paling bawah dari pompa, impeller
akan mendorongnya masuk, sebagai akibat proses centrifugal maka fluida
tersebut akan terlempar keluar dan diterima oleh diffuser.

Oleh diffuser, tenaga kinetis (velocity) fluida akan diubah menjadi


tenaga potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya. Pada proses
tersebut fluida memiliki energi yang semakin besar dibandingkan pada saat
masuknya. Kejadian tersebut terjadi terus-menerus sehingga tekanan head
pompa berbanding linier dengan jumlah stages, artinya semakin banyak
stage yang dipasangkan, maka semakin besar kemampuan pompa untuk
mengangkat fluida.
Gambar 5.7 Pompa centrifugal tingkat banyak (multiple stage)
(Sumber : Hasan, 2017:8)

5.3.6 Electric Cable

Kabel yang dipakai adalah jenis tiga konduktor. Fungsi utama dari
kabel tersebut adalah sebagai media penghantar arus listrik dari switchboard
sampai ke motor di dalam sumur. Kabel harus tahan terhadap tegangan
tinggi, temperatur, tekanan migrasi gas dan tahan terhadap resapan cairan
dari sumur. Untuk itu maka kabel harus mempunyai isolasi dan sarung
yang baik. Bagian dari kabel biasanya terdiri dari Konduktor (conductor),
Isolasi (insulation), Sarung (sheath) dan Jaket (jacket).

Ada dua jenis kabel yang biasa dipakai yaitu : round dan flat cable.
Pada jenis round cable di bagian luar sarungnya dibungkus lagi dengan
karet (rubber jacket). Biasanya kabel jenis round ini memiliki ketahanan
yang lebih lama daripada jenis flat cable, tetapi memerlukan ruang
penempatan yang lebih besar.

Secara umum ada dua jenis kabel yang biasa dipakai di lapangan, yaitu :

a. Untuk low temperature, disarankan untuk pemasangan pada sumur-


sumur dengan maximum 200°F.
b. Pada high temperature, kabel disarankan untuk pemasangan pada sumur-
sumur dengan temperatur yang cukup tinggi sampai mencapai mencapai
400°F. Untuk sumur bersuhu tinggi (lebih 250°F) perlu dipasang epoxy
untuk melindungi kabel, O-ring dan seal.
Gambar 5.8 Jenis Cable
( Sumber : Baker Hughes, 2012:20)

5.3.7 Check Valve

Gambar 5.9 Check Valve


( Sumber : Nur Sahid, 2021:1)

Check valve biasanya dipasang pada tubing (2 – 3 joint) di atas


pompa. Bertujuan untuk menjaga fluida tetap berada di atas pompa. Jika
check valve tidak dipasang maka kebocoran fluida dari tubing (kehilangan
fluida) akan melalui pompa yang dapat menyebabkan aliran balik dari fluida
yang naik ke atas, sebab aliran balik (back flow) tersebut membuat putaran
impeller berbalik arah, dan dapat menyebabkan motor terbakar atau rusak.
Jadi umumnya check valve digunakan agar tubing tetap terisi penuh dengan
fluida sewaktu pompa mati dan mencegah supaya fluida tidak turun ke
bawah.

5.3.8 Bleeder Valve


Gambar 5.10 Bleeder Valve
(Sumber : Kermit Brown, 1980:8)

Bleeder valve dipasang satu joint di atas check valve, mempunyai


fungsi mencegah minyak keluar pada saat tubing dicabut. Fluida akan
keluar melalui bleeder valve.

5.3.9 Centralizer

Gambar 5.11 Centralizer


(Sumber : Kermit Brown, 1980:10)
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak bergeser
atau selalu ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga
kerusakan kabel karena gesekan dapat dicegah.

5.4 Persyaratan Pemakaian Electric Submergible Pump

1. ESP dapat dipakai untuk laju produksi 300 sampai 60000 BPD.
2. Dapat dipakai untuk fluida viskositas tinggi.
3. Dapat dipakai untuk sumur-sumur air atau sumur injeksi air pada
proyek waterflood. Untuk sumur injeksi, arah impeller harus dibalikkan.
4. Untuk sumur kepasiran, ESP dapat dipakai sampai derajat kepasiran
tertentu, yaitu dengan menggunakan impeller atau diffuser khusus yang
terbuat dari Ni-Resist.
5. Untuk sumur korosif perlu dipasang “Ressistant Coning Hausing”
khusus, sumbu as pompa dari bahan K-monel. Apabila terdapat H2S
gunakan kabel Al atau kabel biasa dengan ditutup monel.
6. ESP menghasilkan panas sehingga dapat menurunkan viskositas fluida
produksi; hal mana akan membantu sumur dengan masalah parafin.
7. Untuk sumur bersuhu tinggi (lebih 250°F) perlu dipasang Epoxy untuk
melindungi kabel, O-ring, dan seal (gasket).
8. Untuk sumur miring atau tidak lurus (crooked well) perlu dipasang
centralizer agar kabel tidak terkelupas.
5.5 Problem Solving ESP

1. Masalah Kepasiran yang ikut terproduksi, untuk perbaikanya mendesain

ulang pompa esp.

2. Masalah Scale yang dapat menyumbat laju alir produksi, untuk

menanggulainya perlu mendesain ulang ukuran pompa esp agar produksi

yang diharapkan dapat terproduksi.

3. Masalah electric karana O-Meg, perlu pengujian phase to phase dan

phase to ground
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari pembahasan Laporan Kerja Praktek ini, penulis dapat menarik


beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Peralatan Surface ESP Yaitu, Wellhead berfungsi untuk mengontrol


aliran sumur ke permukaan, Junction Box berfungsi lepaskan gas yang

ikut dalam sumur, Switchboard berfungsi untuk mengontrol peralatan

pompa yang ada di dalam sumur. Peralatan Sub-surface ESP Yaitu ada
Centralizer yang berfungsi menyekap mud cake, PSI unit berfungsi
mencatat tekanan dan temperatur sumur, Electric Motor berfungsi untuk
menggerakan pompa, Protector berfungsi untuk melindungi tekanan
dalam motor dan tekanan di annulus, Intake berfungsi masuknya fluida
dari dasar sumur, Pump Unit berfungsi untuk mengangkat fluida,
Electric Cable berfungsi sebagai penghantar arus listrik, Check Valve

berfungsi untuk menjaga fluida, Bleeder Valve berfungsi mencegah


minyak keluar, dan Centralizer berfungsi menjaga pompa agar tidak
bergeser.
2. Prinsip kerja Electric Submersible Pump Motor listrik yang disuplai
berputar pada kecepatan yang konstan, memutar pompa (impeller)
melewati poros yang disambungkan dengan protector. Power disalurkan
ke peralatan bawah permukaan melalui kabel listrik pada tubing, fluida
memasuki pompa pada bagian intake dan dilepas ke tubing ketika pompa
sedang beroperasi.

3. Jenis Pompa yang digunakan adalah pompa Reda, Electric Motor


berfungsi sebagai tenaga penggerak bagi unit pompa (prime mover).
Transformer berfungsi sebagai pengubah tegangan dari primary voltage
menjadi voltage yang disesuikan dengan kebutuhan motor yang
digunakan. Protector di pasang diantara intake dan motor listrik yang
mempunyai fungsi mengimbangi tekanan.

4. Untuk menanggulangi sumur yang mengalami masalah kepasiran dan


scale salah satu caranya dengan melakukan desain ulang pompa, yaitu
merize ulang ukuran pompa. Seperti pada penelitian ini ukuran pompa
awal adalah dengan jenis pompa GN200/129stg/120HP terlalu besar
sehingga pasir dan scale dapat ikut terproduksi, setelah di lakukan
perhitungan di dapatkan rekomendasi pompa dengan ukuran yang sesuai
dengan jenis pompa DN1300/218stg/80HP. Untuk menghindari
kerusakan yang sama pada unit pompa, dengan kerusakan yang
disebabkan ukuran pompa yang terlalu besar maka diperlukan
perhitungan yang tepat, penggunaan data produksi yang akurat, serta
pemilihan peralatan yang tepat akan menentukan umur prosuksi dari
sumur-sumur yang mengalami kegagalan.

6.2 Saran

6.2.1 Saran untuk mahasiswa

1. Diharapkan mahasiswa mengetauhi sebelum melaksanakan kerja


praktek.
2. Diharapkan untuk tepat waktu dalam melaksanakan kerja praktek.
3. Lebih menjaga sikap dan perilaku selama melakukan kerja praktek.

6.2.2 Saran untuk ITPB

1. Sistem perlu ditingkatkan lagi menjadi baik.


2. Sarana dan prasarana harus lebih berkualitas lagi dari sebelumnya.
3. Harus lebih banyak pegawai yang direkrut lagi agar pengawasan
terhadap kampus lebih terjaga.

6.2.3 Saran untuk Perusahaan

1. Dapat memaklumi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa


kerja praktek
2. Dapat menjalin kerjasama yang baik dengan mahasiswa yang
melaksanakan kerja praktek
3. Diharapkan dapat membantu mahasiswa yang mendapatkan informasi
materi maupun data yang diperlukan selama kerja praktek.
DAFTAR PUSTAKA

Brown Kermit,Beggs, H, The Technology Of Artificial Lift Methods_ Volume 1,

United States of America, 1977.

Teknik Produksi Peralatan Produksi Atas dan Bawah Permukaan, semester 4 hal

41-61 , 2013.

Fitriani, Perencanaan Pengangkatan Buatan dengan Sistim Pemompaan

Berdasarkan Data Karakteristik Reservoir jurusan teknik perminyakan fakultas teknik


Universitas Islam Riau.

Brown, E., Kermit, “The Technology of Artificial Lift Method”, Volume I, II dan
IV Division of PennWell Publishing Co., Tulsa, Oklahoma, 1984.

Mohammad Aries Affandi., “Evaluasi dan Perencanaan Ulang Pompa Benam

Listrik Untuk Sumur-Sumur Dengan GLR Tinggi Di Lapangan Atti dan South Zelda
Repsol YPF-MAXUS SES ‘’, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas
Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, 2001.

Anas Puji Santoso., “Teknik Produksi I”, Diktat Kuliah, Jurusan Teknik

Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, 1998.

Maulana, R. (2015). Evaluasi , Optimasi , Dan Ke ekonomian Electric

Submersible Pump (ESP) Untuk Sumur Ra Dan Dr Di Lapangan Z Pertamina. Jurusan


Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian Dan Energi, UniversitasTrisakti
Email, 468–471.

Jayanti, P. D., Sudibyo, R., & Sulustiyanto, D. (2015). EVALUASI DAN


OPTIMASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP ( ESP ) PADA SUMUR-
SUMUR DI LAPANGAN X. 376–386.

Anda mungkin juga menyukai