Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN

PELAKSANAAN SURVEY MAWAS DIRI


(SMD)

DINAS KESEHATAN KAB. MURUNG RAYA

UPT PUSKESMAS PURUK CAHU


SEBERANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tersususnnya
Pedoman Pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD) di UPT PUSKESMAS PURUK CAHU
SEBERANG yang merupakan bagian dari pedoman Pelaksanaan Program Puskesmas.

Puskesmas adalah ujung tombak Dinas Kesehatan Kabupaten dalam penyelenggaraan


pelayanan kesehatan. Puskesmas merupakan barisan terdepan yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat sebagai pengguna pelayanan kesehatan.Untuk
keberhasilan pelayanan yang diberikan maka diperlukan suatu perencanaan yang
optimal guna mewujudkan manajemen Puskesmas yang baik.Puskesmas wajib
memperhatikan bagaimana pelaksanaan survey untuk mendapatkan identifikasi
permasalahan dimasyarakat untuk perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan
permasalahan masyarakat, namun tetap memperhatikan segala aspek kebijakan yang
belaku serta kemampuan Puskesmas itu sendiri.

Akhir kata, kami menyadari bahwa pedoman yang kami susun ini belum sempurna,
untuk itu saran dan masukan untuk penyempurnaan kedepan sangat diharapkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I................................................................................................................................

PENDAHULUAN.............................................................................................................

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................
B. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PURUK CAHU SEBERANG.......................

BAB II MEKANISME PELAKSANAAN SURVEY MAWAS DIRI.....................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan yang tersebut didalam Permenkes no 75 tahun 2014


bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.

Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak


pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas


bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang a) memiliki prilaku sehat yang
meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat, b) mampu
menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, c) hidup dalam lingkungan sehat, d)
memiliki derajat kesehatan yang optimal baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas


perencanaan dan penganggaran. Namun hingga saat ini proses penyusunan
perencanaan dan penganggaran belum sepenuhnya dapat terlaksana sesuai
harapan. Permasalahan yang sering dihadapi oleh para perencana setiap tahun
diantaranya adalah sulitnya sinkronisasi dan koordinasi antar unit serta waktu
perencanaan yang terkesan singkat dan tergesa-gesa.

Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk


meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari


Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan.

Yang termasuk dalam upaya kesehatan Esesnsial adalah promosi


kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak keluarga berencana,
perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
serta pengobatan.Sedangkan upaya kesehatan pengembangan adalah upaya
kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya


kesehatan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan
Puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah,
pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka


Puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen
Puskesmas terdiri dari perencanaan yang sesuai dengan hasil survey mawas diri
untuk mendapatkan identifikasi permasalahan dimasyarakat untuk perencanaan
yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan masyarakat.

B. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PURUK CAHU SEBERANG


Secara geografis Kecamatan Murung sendiri terletak di 0,52-0,80 Lintang

Selatan dan 114,23-114,72 Bujur Timur dan memiliki luas wilayah ± 730 Km² atau

3,08 % dari luas Kabupaten Murung Raya. Adapun batas-batas wilayah

Kecamatan Murung adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Laung Tuhup

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Permata Intan

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanah Siang

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara

UPT Puskesmas Puruk Cahu Seberang merupakan sarana pelayanan

kesehatan tingkat pertama non-rawat inap yang terletak di Kelurahan Puruk Cahu

Seberang Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya. Puskesmas ini adalah

pemekaran dari UPT Puskesmas Puruk Cahu Kota yang diresmikan pada bulan

Februari 2012 oleh Bupati Murung Raya saat itu, Dr. Willy M.Yoseph, MM. Luas

wilayah kerja UPT Puskesmas Puruk Cahu Seberang adalah ± 175 Km² yang

terbagi dalam 6 (enam) desa (gambar 2.1.1) yang masing-masing terdapat

Puskesmas Pembantu (Pustu), yaitu : Pustu Puruk Cahu Seberang, Pustu Muara

Sumpoi, Pustu Danau Usung, Pustu Bahitom,Pustu Trans Bahitom dan Pustu
Sempango yang diserahkan pada bulan Februari 2015 oleh Dinas Sosial Tenaga

Kerja dan Transmigrasi.

Gambar 1.1 Wilayah kerja UPT Puskesmas Puruk Cahu Seberang

PETA WILAYAH KERJA


DESA
MUARA SUMPOI PUSKESMAS PURUK CAHU Seberang
DESA
MUARA BUMBAN

KELURAHAN
KELURAHAN PURUK CAHU KECAMATAN
BERIWIT LAUNG TUHUP

DESA
DESA DANAU USUNG
JUKING PAJANG

WILAYAH KERJA
KECAMATAN PUSKESMAS PURUK
TANAH SIANG
CAHU SEBERANG

DESA
BAHITOM

DESA
MUARA JAAN
DESA
MUARA UNTU
KECAMATAN
TEWEH TENGAH
WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MANGKAHUI

Tipologi tanahnya sebagian besar adalah perbukitan, namun daerah sekitar

Sungai Barito sebagian kecil merupakan dataran yang relatif rata. Transportasi

antarwilayah di wilayah kerja UPT Puskesmas Puruk Cahu Seberang dihubungkan

dengan jalur darat dan mudah terjangkau, meskipun dapat juga dilakukan dengan

jalur air/sungai menggunakan kelotok. Jalan utama di desa-desa sebagian besar

sudah cor semen dan beraspal walaupun sebagian juga masih terdapat jalan

tanah.

Jumlah penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Puruk Cahu

Seberang adalah ± 6.849 jiwa (tahun 2014) dengan suku sebagian besar adalah

suku Dayak setelah itu suku Banjar dan suku Jawa. Bahasa pengantar dalam
pergaulan sehari-hari adalah bahasa Dayak, Banjar dan Jawa. Sedangkan agama

dan kepercayaan masyarakat sekitar 80 % menganut agama Islam, 15 % agama

Kristen, sekitar 5 % Kaharingan. Mata pencaharian penduduk adalah

berkebun/berladang, nelayan, berdagang dan PNS-TNI-Polri.

A. Visi dan Misi

Visi UPT Puskesmas Puruk Cahu Seberang yaitu Terwujudnya Masyarakat

Sehat dan Mandiri untuk Mendukung Murung Raya Sehat. Sedangkan Misi UPT

Puskesmas Puruk Cahu Seberang adalah :

1. Memberikan pelayanan kesehatan dengan Prima, Bermutu, Aman, Adil dan

Memuaskan.

2. Mengembangkan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan.

3. Meningkatkan kualitas manajemen Pelayanan kesehatan.

4. Mendorong kemandirian masyarakat Untuk membangun keluarga sehat.

Untuk Mewujudkan Visi dan Misi UPT Puskesmas Puruk Cahu Seberang,

diperlukan upaya peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan, dimana

sumber daya manusia yang ada di wilayah Kerja UPT Puskesmas harus memadai

jumlahnya. Berikut distribusi pegawai di UPT Puskesmas Puruk Cahu Seberang

tahun 2021

Tabel 2.1 Distribusi pegawai di wilayah kerja UPT Puskesmas Puruk Cahu
Seberang tahun 2021
NO JENIS TENAGA JUMLAH

1. DOKTER UMUM 2

B. 2. DOKTER GIGI 1 NILAI –

NILAI
3. BIDAN 44

4. PERAWAT 31

5. PERAWAT GIGI 2

6. GIZI 1

7. SANITARIAN 1

8. APOTEKER 3

ASISTEN APOTEKER 2

9. PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN 3

10 ADMINISTRASI 3

11 REKAM MEDIK 1

12 CLEANING SERVICE 2

13 SUPIR 1

TOTAL 83

ORGANISASI

Dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan masyarakat, UPT

Puskesmas Puruk Cahu Seberang juga memiliki nilai-nilai instansi yaitu “PRIMA”

yang diambil dari salah satu strategi utama dalam misi Puskesmas berupa

“memberikan pelayanan prima”. Akronim PRIMA sendiri memiliki penjabaran

sebagai berikut:

1. Profesional

Mempunyai kompetensi dan kemampuan untuk memberikan pelayanan

kesehatan yang terbaik.

2. Ramah

Mengutamakan bersikap sopan dan santun kepada pasien dan rekan

kerja.
3. Inovatif

Mengembangkan ide-ide kreatif dalam peningkatan pelayanan

kesehatan.

4. Mengutamakan Pasien

Berorientasi pada kepentingan, kebutuhan dan kepuasan serta

berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.

5. Akuntabel

Pelayanan yang diberikan sesuai dengan pedoman dan standar

pelayanan yang ditetapkan sehingga dapat diukur dan dipertanggung jawab.

.
BAB II

MEKANISME
PELAKSANAAN SURVEY MAWAS DIRI
A. PENGERTIAN

Survei Mawas Diri  adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan


pengkajian masalah kesehatan masyarakat   yang dilakukan oleh kader
dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala
Desa/Kelurahan dan petugas kesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di
Desa).

B. Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)


a) Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan,
lingkungan  dan perilaku masyarakat.
b) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku yang paling menonjol di masyarakat.
c) Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung
upaya mengatasi masalah kesehatan.
d) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka
masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat di Desa Siaga.

C. Pentingnya pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)


a. Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena
mereka sendiri yang melakukan pengumpulan fakta & data,
b. Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya
sendiri,
c. Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa
d. Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
pemecahan masalah yang dihadapi

D. Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)


Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di
desa/kelurahan atau menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 302
rumah) yang dapat menggambarkan kondisi masalah kesehatan,
lingkungan dan perilaku pada umumnya di desa/kelurahan.

E. Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD)


a. Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara pengumpulan data
(menyusun daftar pertanyaan sederhana), cara pengamatan, cara
pengolahan/analisa data sederhana & cara penyajian
b. Tokoh masyarakat di desa

F. Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)


a. Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang
ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :
 Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan
dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah
kesehatan.
 Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
 Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan
cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.
b. Pelaksana SMD
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan
bidan di desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
c. Pengolahan Data        
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
mengolah data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan
bidan di desa, sehingga dapat diperoleh perumusan masalah
kesehatan untuk selanjutnya merumuskan prioritas masalah
kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang
bersangkutan.

G. Adapun tekhnik pelaksanakan Survei Mawas Diri (SMD) 


Pengamatan langsung dengan cara :
 Observasi partisipatif  : Melakukan koordinasi dengan pengurus RW siaga
tentang rencana survei mawas diri terkait dengan tujuan, metode dan
strategi pelaksanaannya.
 Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan ( Transection walk) :
 Wawancara dengan kunjungan rumah , Bersama kader dasar wisma
melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya jawab,
pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan
anggotanya.

 Wawancara mendalam ( DKT/FGD) secara kelompok


H. Langkah – langkah Survei Mawas Diri (SMD)
a)      Persiapan
         Menyusun daftar pertanyaan :
a. Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di
Puskesmas & Desa (data sekunder)
b. Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
c. Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak
bersifat mempengaruhi responden
d. Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan
menjaring
e. Menampung juga harapan masyarakat
        Menyusun lembar observasi (pengamatan)
Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan
sekitarnya.
        Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah
& jumlah KK
b)      Pelaksanaan:
         Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden
         Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan
c)      Tindak lanjut
         Meninjau kembali pelaksanaan SMD,
         Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah
dikumpulkan
         Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD

d)     Pengolahan data
Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:
a. Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.
b. Prioritas masalah
c. Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam
pemecahan masalah

I. Cara penyajian data Survei Mawas Diri (SMD)


Ada 3 cara penyajian data yaitu :
a) Secara Tekstular (mempergunakan kalimat)
Adalah Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.
b) Secara Tabular (menggunakan tabel)
Merupakan Penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang
disusun menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar.
Dalam tabel, disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut
besarnya angka, historis, atau menurut kelas-kelas yang lazim.
c) Secara Grafikal ( menggunakan grafik)
Adalah gambar – gambar yang menunjukkan secara visual data
berupa angka atau simbol – simbol yang biasanya dibuat
berdasarkan dari data tabel yng telah dibuat.

BAB III
PENUTUP

Pedoman Survey Mawas Diri (SMD) ini disusun dengan harapan


dapat digunakan sebagai salah satu pegangan serta acuan dalam
melaksanakan survey didesa secara optimal berdasarkan besarnya
masalah yang dihadapi dan kemampuan sumber daya yang ada, dengan
tetap mengembangkan dan membina peran serta masyarakay dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Puruk Cahu Seberang.

REFERENSI
Buku Paket Pelatihan kader kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam
rangka pengembangan Desa Siaga Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat Departemen Kesehatan RI tahun 2009

Anda mungkin juga menyukai