Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERSALINAN KALA III

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

Disusun Oleh:
1. Ajeng Latifa Prasidya (P27824121003)
2. Amalia Ismi Nabila (P27824121005)
3. Anggi Angelinasofa Wibowo (P27824121007)
4. Aryana Eka Dewandria (P27824121010)
5. Asmara Ningtyas Wahyulaksono (P27824121011)
6. Bilqisth Naila El-Haqq (P27824121016)
7. Chinta Elsyifa Oktaviarti (P27824121017)

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Kharisma Kusumaningtyas, SSiT, M.Keb

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Persalinan pada Kala III”. Makalah ini diajukan sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Dalam
kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Astuti Setiyani, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
2. Dwi Wahyu Wulan S., SST., M.Keb selaku Kepala Program Studi D3
Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya
3. Kharisma Kusumaningtyas, SSiT, M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
4. Kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
di masa datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan profesi.

Surabaya, 19 Juli 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………….………. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….………. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………….. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 3


2.1 Pengertian Kala III …………………………………………….. 3
2.2 Perubahan Fisiologis Kala III …………………………………. 3
2.3 Perubahan Psikologis Kala III ………………………………… 4
2.4 Pemeriksaan Kala III …………………………………….……. 4
2.5 Asuhan Kala III ………………………………………….……. 4

BAB III PENUTUP ……………………………………………….……... 10


3.1 Kesimpulan …………………………………………….……… 10
3.2 Saran ……………………………………………………….….. 10

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kala III merupakan salah satu fase atau tahapan persalinan yang
memiliki durasi relatif singkat, namun dapat membahayakan karena adanya
peningkatan risiko perdarahan yang dapat berujung pada kematian ibu
(Medforth, 2015). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 ,
sebagian besar penyebab perdarahan tersebut dapat dicegah melalui
penggunaan uterotonik profilaksis selama kala III persalinan atau yang lebih
dikenal dengan manajemen aktif.
Manajemen aktif merupakan tatalaksana asuhan persalinan kala III
yang meliputi penggunaan uterotonik, penjepitan dan pemotongan tali pusat,
peregangan tali pusat terkendali dan massase uterus setelah plasenta lahir Di
Indonesia, manajemen aktif kala III merupakan bagian dari standar Asuhan
Persalinan Normal (APN) yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
(PMK) Nomor 97 Tahun 2014. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan
di Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid (RSTC) Makassar ditemukan bahwa
manajemen aktif kala III, kateterisasi dan eksplorasi uterus rutin dilakukan
oleh bidan pada semua persalinan normal sebagai bagian asuhan persalinan
kala III. Kateterisasi dan eksplorasi uterus meningkatkan risiko infeksi,
menurut Maryam, 2015 kateterisasi dapat meningkatkan risiko infeksi saluran
kemih pada ibu post partum sekitar 95%. Selain itu, risiko endometritis
postpartum sebesar 1%-3% yang terjadi setelah persalinan normal dapat
meningkat dengan eksplorasi uterus rutinDengan adanya peningkatan risiko
infeksi tersebut, kateterisasi dan eksplorasi uterus dianggap sebagai intervensi
yang tidak bermanfaat dan dapat membahayakan apabila rutin dilakukan pada
semua ibu bersalin.
Menurut filosofi kebidan, persalinan dianggap sebagai suatu proses
yang fisiologis normal, sehingga seorang bidan diharapkan mampu
mempromosikan dan mengadvokasi persalinan normal tanpa intervensi.

4
Disamping itu, intervensi minimal dalam persalinan dapat meningkatkan
kualitas asuhan, hal tersebut dapat dicapai dengan menerapkan midwifery
model yang menggunakan pendekatan holistik yang sesuai dengan filosofi
bidan (Yanti, Claramita and Emilia, 2015).

1.2 Rumusan Makalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:

a. Apa yang dimaksud dengan persalinan kala III?


b. Apa saja perubahan fisiologis yang terjadi pada kala III?
c. Apa saja perubahan psikologis yang terjadi pada kala III?
d. Apa saja asuhan yang diberikan pada saat kala III?
e. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan pada saat kala III?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
Tujuan dari makalah ini untuk menjelaskan pentingnya informasi tentang
kala III persalinan.
b. Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang terjadi saat kala III persalinan
2. Agar masyarakat juga mengetahui pentingnya informasi kala III
persalinan
3. Agar mahasiswa bisa mempelajari dan memahami kala III

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persalinan Kala III


Kala III merupakan tahap ketiga persalinan dari berlangsungnya
sejak bayi lahir hingga plasenta lahir, persalinan kala III dimulai setelah bayi
lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban . Kala III
adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta dimulai dari setelah
bayi lahir dan berakhirnya dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
Seluruh proses tersebut biasanya memakan waktu sekitar 5 –30 menit setelah
bayi lahir.
Pada kala III persalinan, terjadi his pelepasan uri yang
mengakibatkan tekanan fundus meningkat sedangkan terjadi pengecilan
uterus sehingga perlekatan plasenta di dinding uterus sangat kecil lalu
plasenta terlepas dari dinding uterus. Apabila pada kala III persalinan terjadi
kontraksi uterus yang tidak ade kuat atau gagal yang disebut atonia uteri maka
akan menyebabkan terjadinya risiko perdarahan. Dimana jika hal tersebut
tidak ditanganin dengan cepat dan baik makan akan terjadi perdarahan
melebihi batas pasca persalinan yang disebut dengan perdarahan pasca
persalinan.

2.2 Perubahan Fisiologis pada Kala III


Pada kala III, otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume
rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perekatan plasenta akibat pengosongan kavum
uteri dan kontraksi. Karena tempat perekatan plasenta semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tetap maka plasenta akan terlipat, menebal, dan
kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah terlepas, plasenta akan turun
menuju bagian bawah uterus lalu ke dalam vagina. Biasanya plasenta lepas
dalam 6 menit – 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta, disertai dengan pengeluaran
darah.

6
2.3 Perubahan Psikologis Kala III
Pergantian peran dari seorang wanita menjadi seorang ibu pasti
akan mempengaruhi keadaan fisik maupun psikologisnya. berikut perubahan
psikologis yang terjadi pada kala III:
1. Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya.
2. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya; juga merasa sangat lelah
3. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu dijahit
4. Menaruh perhatian terhadap plasenta.
5. Merasa takut tidak dapat memenuhi kebutuhan

2.4 Pemeriksaan Kala III


Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban dan berlangsung tidak lebih dari
30 menit Tahap ini dissebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari
dalam rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri dengan
keluarnya plasenta. Pada tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun
frekuensi dan aktivitas Rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas sponta atau
tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.
Pemantauan yang dapat dilakukan pada kala III antara lain:
1. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua. Jika ada
maka
tunggu sampai bayi kedua lahir
2. Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak rawat bayi
segera

2.5 Asuhan Kala III


Asuhan yang diberikan dapat memanfaatkan manajemen aktif.
Tujuan manajemen aktif kala III (tiga) adalah untuk menghasilkan kontraksi
uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah
perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III (tiga) persalinan jika
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Penatalaksanaan

7
manajemen aktif kala III (tiga) dapat mencegah terjadinya kasus perdarahan
pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta.
a. Keuntungan Manajemen Aktif Kala III
Keuntungan manajemen aktif kala III (tiga) adalah:
1. Persalinan kala tiga lebih singkat.
2. Mengurangi jumlah kehilangan darah.
3. Mengurangi kejadian retensio plasenta.
b. Langkah Manajemen Aktif Kala III
Langkah utama manajemen aktif kala III (tiga) ada tiga langkah yaitu
1. Pemberian suntikan oksitosin.
Pemberian suntikan oksitosin dilakukan dalam 1 menit pertama
setelah bayi lahir. Namun perlu diperhatikan dalam pemberian
suntikan oksitosin adalah memastikan tidak ada bayi lain
(undiagnosed twin) di dalam uterus. Mengapa demikian? Oksitosin
dapat menyebabkan uterus berkontraksi yang dapat menurunkan
pasokan oksigen pada bayi. Suntikan oksitosin dengan dosis 10 unit
diberikan secara intramuskuler (IM) pada sepertiga bagian atas paha
bagian luar (aspektus lateralis). Tujuan pemberian suntikan
oksitosin dapat menyebabkan uterus berkontraksi dengan kuat dan
efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan
mengurangi kehilangan darah. Klem pada tali pusat diletakkan
sekitar 5-10 cm dari vulva dikarenakan dengan memegang tali pusat
lebih dekat ke vulva akan mencegah evulsi tali pusat. Meletakkan
satu tangan di atas simpisis pubis dan tangan yang satu memegang
klem di dekat vulva. Tujuannya agar bisa merasakan uterus
berkontraksi saat plasenta lepas. Segera setelah tanda-tanda
pelepasan plasenta terlihat dan uterus mulai berkontraksi tegangkan
tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain (pada dinding
abdomen) menekan uterus ke arah lumbal dan kepala ibu (dorso-
kranial). Lakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya
inversio uteri. Lahirkan plasenta dengan peregangan yang lembut
mengikuti kurva alamiah panggul (posterior kemudian anterior).

8
Ketika plasenta tampak di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
mengangkat pusat ke atas dan menopang plasenta dengan tangan
lainnya. Putar plasenta secara lembut hingga selaput ketuban terpilin
menjadi satu.
2. Penegangan tali pusat terkendali.
3. Masase fundus uteri
Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fundus uteri dengan
tangan kiri sedangkan tangan kanan memastikan bahwa kotiledon
dan selaput plasenta dalam keadaan lengkap. Periksa sisi maternal
dan fetal. Periksa kembali uterus setelah satu hingga dua menit untuk
memastikan uterus berkontraksi. Evaluasi kontraksi uterus setiap 15
menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama satu jam kedua pasca persalinan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kala III merupakan tahap ketiga persalinan dari berlangsungnya sejak
bayi lahir hingga plasenta lahir
2. Pada kala III, otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume
rongga uterus setelah lahirnya bayi yang menyebabkan plasenta lepas
3. Pergantian peran dari seorang wanita menjadi seorang ibu pasti akan
mempengaruhi keadaan fisik maupun psikologisnya
4. Pemeriksaan kala III dilakukan dengan palpasi uterus dan menilai
apakah bayi yang baru lahir dalam keadaan stabil
5. Langkah utama mnaajemen aktif dalam kala III adalah pemberian
suntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus
uteri.

3.2 Kesimpulan
Mahasiswa kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami
tentang persalinan kala III karena berkaitan dengan profesinya nanti. Dengan
memahaminya tentu akan lebih mudah dalam menerapkannya dalam
kehidupan secara nyata.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fitriana & Nurwiandan. 2018. Asuhan persalinan: konsep persalinan secara


komprehensif dalam asuhan kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan persalinan dan Bayi Baru Lahir. Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Jakarta Selatan.

Masitoh dewi, 2017, perubahan psikologi wanita saat persalinan, Yogyakarta

Rosyati, Heri. 2017. Persalinan. Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai