Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia masih menghadapi kesenjangan dalam akses terhadap pelayanan kesehatan dan
kesulitan dalam mengurangi AKI (Angka Kematian Ibu). Tahun 2015 pada Survei Demografi
dan Kesehatan (SDKI) menunjukkan bahwa AKI di Indonesia mencapai 305 kematian per
100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan, 2016). Data kematian ibu di Provinsi Papua
Barat pada tahun 2017 yakni 218 kasus kematian atau 836 per 100.000 kelahiran hidup dan
pada tahun 2018 yakni 184 kasus kematian atau 848 per 100.000 kelahiran hidup (Profil
Kesehatan Papua Barat tahun 2018). Adapun di Kabupaten Fakfak dalam Profil Kesehatan
Tahun 2020 menjelaskan bahwa, pada tahun 2019 jumlah Kematian Ibu sebesar 2 Kasus atau
13,59 per 10.000 kelahiran hidup dan jumlah Kematian Bayi sebesar 9 Kasus atau 6,1 per
1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Fakfak Tahun 2020).

Angka kematian ibu yang masih tinggi, menggambarkan masih rendahnya pelayanan
kesehatan baik pada ibu hamil maupun ibu bersalin. Data pelayanan persalinan yang
didapatkan pada tahun 2019 yakni sebesar 90,95% persalinan dengan ditolong oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 88,75%. Dengan demikian masih terdapat
sekitar 2,2% persalinan yang ditolong tenaga kesehatan namun tidak dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Secara nasional, indikator kinerja utama telah memenuhi target Renstra
yang sebesar 85%. Akan tetapi, terdapat kesenjangan yang cukup jauh antar provinsi dengan
capaian tertinggi dan terendah yaitu DKI Jakarta 103,83% dan Papua 46,56%(Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2019). Hal ini dapat dilihat dalam profil kesehatan Provinsi Papua
Barat dimana data kunjungan ibu hamil pertama K1 dan K4 pada tahun 2017 dan 2018
mengalami penurunan yaitu K1 66.97%, K4 24,13% pada tahun 2017 dan K1 0,0%, K4
41,5% pada tahun 2018, begitupun persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2017 yakni
48,87% dan pada tahun 2018 yakni 38,3% (Profil Kesehatan Papua Barat Tahun 2018). Data
di Kabupaten Fakfak, persentase cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar atau
K4 yakni pada tahun 2017 : 75,00%, tahun 2018 : 72,66% dan tahun 2019 : 77,7%,
sedangkan persentase cakupan pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar yaitu
dilakukan di faskes dan ditolong nakes yakni tahun 2017 : 68,04%, tahun 2018 : 71,25% dan
tahun 2019 : 72,8%. Data tersebut mengalami penurunan, yaitu pada peresentase pelayanan
kesehatan ibu bersalin jika dibandingkan dengan cakupan 3 tahun terakhir 2014 sebesar
74.24%, 2015 sebesar 84.21% dan 2016 sebesar 87.67% yang mengalami peningkatan, tahun
2017, 2018 dan 2019 justru mengalami penurunan yang drastis sekitar 10%. Hal ini juga
disebabkan karena perubahan perhitungan SPM yaitu Permenkes Nomor 4 tahun 2019 (Profil
Kesehatan Kabupaten Fakfak Tahun 2020). Data lainnya yang mendukung, yakni data
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan difasilitas kesehatan di
Kabuapten Fakfak pada tahun 2020 sebanyak 1.281 persalinan dari jumlah 1.873 ibu yang
melahirkan dengan presentase (69,8%) dimana terdapat 592 atau sekitar (30%) ibu yang
melahirkan atau bersalin tidak ditolong dan dilakukan difasilitas kesehatan. Data tersebut
mencangkup data persalinan di Puskesmas Fakfak Tengah yakni sebanyak 227 persalinan
dari jumlah 280 ibu yang melahirkan dengan peresentase 81,1% dimana terdapat 53 atau
sekitar 19% ibu yang melahirkan atau bersalin tidak ditolong dan dilakukan difasilitas
kesehatan (Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak, 2021).

WHO telah merekomendasikan Rumah Tunggu Kelahiran (MWH) sebagai salah satu
intervensi perbaikan maternitas peduli. Wanita yang tidak memiliki akses ke fasilitas
kesehatan karena kendala yang ditimbulkan oleh jarak, mereka bisa mendapatkan keuntungan
dari tinggal di Rumah Tunggu Kelahiran (MWH) dan lebih dekat dengan fasilitas itu dapat
menangani komplikasi kebidanan darurat (WHO, 1996). Namun fakta di lapangan ibu hamil
maupun masyarakat tidak mau menunggu proses persalinan di rumah tunggu kelahiran,
mereka lebih memilih menunggu di rumah sendiri apabila sudah ada tanda-tanda persalinan
mereka memilih datang langsung ke Puskesmas. Selain itu ada juga ibu hamil yang tidak mau
ke fasilitas kesehatan, lebih memilih memanggil dukun untuk membantu proses persalinan
(Hasby et al., 2018).

Rumah Tunggu Kelahiran di Kabupaten Fakfak sendiri mulai berdiri sejak tahun 2017,
namun hingga saat ini pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran di Kabupaten Fakfak tergolong
sangat rendah. Data tahun 2020 yang didapatkan dari 3 (tiga) Puskesmas yang berada
diwilayah perkotaan Kabupaten Fakfak dimana dari ketiga Puskesmas tersebut memiliki
Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) diwilayah kerja binaannya masing-masing memiliki
peresentase pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) yakni Rumah Tunggu Kelahiran
(RTK) diwilayah kerja binaan Puskesmas Sekban (0,09%), Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)
diwilayah binaan Puskesmas Fakfak Kota (0.07%) dan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)
diwilayah binaan Puskesmas Fakfak Tengah (0,06%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak,
2021). Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di wilayah kerja binaan Puskesmas Fakfak Tengah
yang merupakan Rumah Tunggu Kelahiran dengan pemanfaatan terendah didaerah perkotaan
Kabupaten Fakfak memiliki cangkupan wilayah kerja sebanyak 14 kampung/kelurahan
dengan luas keseluruhan wilayah sebesar 705 km2 dengan jarak waktu tempuh ke fasilitas
pelayanan kesehatan pertama yakni puskesmas Fakfak Tengah paling cepat 5-10 menit (untuk
kampung/kelurahan Kayu Merah, Katemba, Nemiwikarya, dll) serta paling lama 45-60 menit
(untuk kampung/kelurahan Pirma, Pasir Putih, Sakartemen dan Mandopma) (Distrik Fakfak
Tengah dalam Angka, 2019).
Luasnya cangkupan wilayah kerja Puskesmas Fakfak Tengah hingga lamanya jarak
tempuh yang dibutuhkan untuk ke pelayanan kesehatan maka perlu dilakukan penelitian
mengenai faktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan rumah tunggu kelahiran (RTK)
diwilayah kerja binaan Puskesmas Fakfak Tengah guna memenuhi pemanfaatan Rumah
Tunggu Kelahiran (RTK) serta meningkatkan peran Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)
ditengah masyarakat khususnya di wilayah Distrik Fakfak Tengah dalam meningkatkan
derajat kesehatan ibu melalui pelayanan berkualitas yang dapat diaskes oleh semua ibu hamil
disetiap daerah yang secara langsung dapat menurunkan angka kematian ibu serta angka
kematian bayi.

Latar belakang telah sesuai dari sisi rumus piramida terbalik yang dimulai dari informasi
umum kemudian dipersempit hingga berpusat pada masalah atau sebab penelitian ini harus
dilakukan. Namun dari tata penulisan, terdapat kekurangan pada beberapa alinea karena
terlalu panjang, serta adanya kesalahan pada ejaan kata cangkupan, dimana kata yang tepat
dan sesuai KBBI ialah cakupan yang artinya mencakup atau jangkauan.

Anda mungkin juga menyukai