Anda di halaman 1dari 5

PENGOBATAN BIANG KERINGAT DENGAN VIRGIN COCONUT OIL

(VCO) PADA BAYI DI BPM NURLAILAH, S. Tr. Keb

Disusun oleh :
Fadhilah Maimunah Nashirah
400.18.018

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG (IkesT MP)

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara beriklim tropis, karena letaknya dilewati
oleh garis khatulistiwa. Hal ini yang menyebabkan Indonesia mendapatkan
intensitas matahari yang tinggi. Sinar matahari merupakan komponen yang
sangat penting dalam kehidupan. Sinar matahari yang mencapai permukaan
bumi terdiri dari 3 macam komponen: cahaya, sinar ultra violet (UV), dan
sinar infra merah. Sinar ultra violet memiliki energi yang cukup tinggi
sehingga mempengaruhi tubuh manusia terutama pada kulit yang dapat
menyebabkan biang keringat (Pratama, 2012).
Penyakit miliariasis dan infeksi umumnya dapat menyerang bayi dan
anak yang baru lahir. Kulit bayi memang bisa dikatakan sangatlah sensitif,
beberapa kendala yang memang dihadapi ada timbulnya miliariasis atau
biang keringat di bagian kulit bayi dimana rentan timbulnya di beberapa
bagian seperti pada punggung bayi, bagian kulit leher bayi yang terkadang
menimbulkan iritasi akibat dampak keringat yang kurang kita perhatikan
sehingga kerap kali bayi merasakan gatal. Salah satu penyakit kulit pada
bayi adalah miliaria (biang keringat). Biang keringat dapat dijumpai pada
bayi yang kemungkinan disebabkan oleh sel – sel pada bayi yang belum
sempurna sehingga terjadi sumbatan pada kelenjar kulit yang
mengakibatkan retensi keringat. Kulit pada neonatus (bayi < 1 bulan) dan
bayi (< 1 bulan) merupakan bagian yang mengalami proses pematangan
yang cepat, baik struktur anatomi, bio kimia dan fisiologik setelah tahap
pembentukan in utero. (http://www.sitiaisahonline.com).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization,
2008) melaporkan tiap tahun terdapat 80% penderita biang keringat
(miliaria), diantaranya 65% terjadi pada bayi.
Penelitian di Indonesia terdapat 282 kasus (22,79%) dari 8919 kasus
balita menderita penyakit kulit biang keringat. Biang keringat menempati
urutan ke-7 dari 10 penyakit kulit bayi dan balita. Insiden penyakit kulit
biang keringat ini akan meningkat sampai 50% pada iklim panas dan
lembab. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI) terdapat 15% yang menderita penyakit kulit
biang keringat yang berobat ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak (Setyawati,
2013).
Penyebab biang keringat antara lain karena udara yang panas dan
lembab, sinar ultraviolet (UV), atau karena pengaruh pakaian yang tidak
menyerap keringat. Penyebab lain adalah tersumbatnya pori-pori kelenjar
keringat oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan edema akibat
keringat yang tidak keluar dan diabsorbsi oleh stratum korneum. Pori-pori
sejati pada bayi berfungsi sebagai sistem kerja kelenjar keringat yang
fungsinya belum sempurna sehingga bila bayi kepanasan akan
menimbulkan biang keringat. Keringat bayi yang keluar terkumpul dibawah
kulit, kemudian akan muncul bintik-bintik merah dan akan menimbulkan
rasa gatal, terutama di daerah paha dan bagian tubuh yang tertutup (Azis,
2014).
Biang keringat dapat diobati dengan krim minyak kelapa Virgin
Coconut Oil (VCO). Berdasarkan Evangelista etc. (2010), minyak kelapa
(VCO) dapat menyembuhkan >75% (berdasarkan Scoring) dari 59 sampel
atopic dermatitis. Selain itu, berdasarkan presentasi penilaian kelembaban
kulit Transepidermal Water Loss (TEWL) didapatkan hasil penyembuhan
yang signifikan dan kapasitas kulit menjadi lebih meningkat dengan tingkat
kenyamanan tidur menjadi meningkat. Kesimpulannya adalah minyak
kelapa (VCO) mampu digunakan sebagai krim anti inflamasi untuk
mengatasi masalah kronis maupun akut pada kulit. Keuntungan lain
dijelaskan bahwa VCO mampu mengurangi radikal bebas karena kandungan
asam ferulic dan asam p-coumaric yang dapat digunakan sebagai
antioksidan. Penggunaan VCO sebagai skin barrier disini juga didapatkan
hasil mampu membunuh berbagai mikroba sehingga dapat digunakan
sebagai antibakteri (Suhartiningsih, 2015).
Studi pendahuluan pada 28 Oktober 2020 di BPM Nurlailah, S. Tr.
Keb terdapat dari 20 bayi yang diperiksa 5 bayi diantaranya yang
mengalami biang keringat. Hasil komunikasi dengan ibu bayi, 3 orang
mengatakan karena cuaca panas sehingga bayi sering berkeringat, 2 orang
lainnya lupa mengeringkan badan bayi setelah mandi sehingga terjadi biang
keringat. Penanganan yang biasa dilakukan oleh ibu bayi, 3 orang ibu
mengatakan menaburkan bedak tabur setelah bayi mandi, dan 2 orang
mengatakan langsung membawa ke bidan jika bayinya mengalami biang
keringat dan diberikan baby care salep. Berdasarkan studi pendahuluan
diatas maka penulis tertarik untuk menerapkan VCO untuk mengobati biang
keringat pada bayi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah
“Bagaimana hasil dari pengobatan biang keringat dengan virgin coconut oil
(vco) pada bayi di BPM nurlailah, S. Tr. Keb ?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan pada bayi dengan masalah biang keringat
menggunakan krim minyak kelapa (VCO).
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui kondisi biang keringat pada bayi sebelum penerapan
VCO di BPM Nurlailah, S. Tr. Keb.
b.Mengetahui waktu dan proses penyembuhan biang keringat
menggunakan krim minyak kelapa (VCO).
c. Mengetahui pengaruh dan kefektivitasan penerapan VCO terhadap
kondisi biang keringat pada bayi di BPM Nurlailah, S. Tr. Keb.

1.4 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi pelayanan kebidanan Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan masukan untuk penanganan biang keringat secara
non farmakologi.
b. Bagi Institusi Pendidikan Laporan ini dapat dijadikan sebagai
tambahan pustaka bagi IkesT Muhammadiyah Palembang
khususnya program studi DIII Kebidanan dalam memberikan
penerapan VCO untuk mengobati biang keringat pada bayi.
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu Bayi
Menambah pengetahuan ibu tentang penanganan biang keringat
menggunakan bahan sederhana yaitu VCO.
b. Bagi Bidan
Menjadi metode alternatif untuk pengobatan non farmakologi pada
bayi yang mengalami biang keringat.
1.5.3 Bagi Penulis
Dapat meningkatkan wawasan dan memperoleh ilmu, serta
ketrampilan dan pengalaman secara langsung tentang penanganan
dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini, khususnya dalam
asuhan kebidanan pada bayi yang mengalami biang keringat.

1.5 Kesimpulan
1. Bentuk kasih sayang dan cinta dari seorang ibu
dengan memberikan interaksi berupapelukan,
sentuhan dan ciuman pada bayinya.
2. Terbentuknya ikatan atau bounding attachment
antara bayi dan ibu sehingga bayi merasakan bahwa
ada orang yang menyayangi dan bersedia
menjaganya.
3. Terciptanya penguatan kekebalan tubuh,
pembangunan kepribadian bayi yang unik, dan meningkatnya
kecerdasan bayi, dari interaksi ibu terhadap bayinya.

Anda mungkin juga menyukai