Kelompok 9
Kelompok 9
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab
Yang diampu oleh Ibu Nihayatur Rahmah M.Pd,
Oleh :
KELOMPOK 3 :
AINUR RIZAL
RIFYAL KALAM MAHARDHIKA
ALFINA CAHYA .W
INDAWATI
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan izin-Nya penulis diberikan kemudahan dan kelancaran sehingga dapat
menyelesaikan makalah sebagai tugas akhir yang berjudul “Pelajaran Bab 9
tentang Maf’ul Mutlaq”.
Penulis
i
ف ال ّط ِر ْي ِق
ِ
ُ ا ْل ُم ْف َر َد
ُت ا ْل َج ِد ْي َدة
الحِوا ُر
Saya kembali bersama orang tua saya dari pasar, pada waktu
dzuhur dan panas sekali. Dan saya melihat dari jendela mobil laki-laki
yang lemah. Orang laki-laki itu membawa koper besar di atas kepalanya,
dan dia berjalan pelan sekali.
Mahmud : Apakah kamu melihat laki-laki muslim wahai ayahku ?
Ayah : Iya, dia hampir jatuh karena kecapean.
Mahmud : Laki-laki itu membutuhkan pertolongan, Nabi SAW
bersabda “Allah ada di dalam bantuan hamba-Nya, selama
hamba-hamba tersebut menolong saudaranya.”
Ayah : Benar wahai anakku (maka mobil berhenti menghampiri
laki-laki yang lemah itu).
Mahmud : Wahai kakek saya berharap kakek mau naik mobil
bersama kami dan kami akan mengantar ke tempat yang
kakek inginkan.
Kakek : Terima kasih banyak atas bantuan kalian (jadi saya
mengambil kopernya dan meletakkannya ke dalam mobil).
Mahmud : Kemanakah kakek akan berkunjung ?
1
Kakek : Saya ingin mengunjungi anakku. Dan saya sudah
menunggu bis lama sekali, karena belum datang saya
putuskan untuk pergi berjalan kaki.
القواعدة
Mashdar adalah isim yang dibaca nasab yang dikokohkan untuk a’mil nya
mashdar atau menjelaskan untuk macam nya dan untuk hitungannya. Mashdar
disebut juga maf’ul mutlak. Adapun bagian-bagian maf’ul mutlaq ada 3, yaitu:
س ِح ْفظًا ْ َِحف
ُ ظ
َ ْت الدَّر
2
(Akaltu aklan katsiiron = Saya makan dengan makan yang banyak) ًت أ ْكال ْ
ُ أكل
ًكثيرا
"Barang siapa yang keluar dari ketaatan Sulthon sejengkal saja, kemudian
ia mati,maka seperti kematian jahiliyah".
Pada kalimat di atas terdapat kata ًةu َ ِميتdalam keadaan manshub. Kata
tersebut merupakan maf’ul bih karena berfungsi sebagai penjelas jenis dari
fi’il yang dipakai yakni َ َمات. Pada kondisi ini, maf’ul bih harus diikuti oleh
na’at. Sehingga maf’ul bih yang berfungsi untuk menjelaskan jenis/sifat
fi’il harus diikuti oleh na’at/sifat atau disandarkan ke isim yang lainnya.
ًضرْ بَة
َ ُض َر ْبتُه
َ
Kata ربuu ضdapat mempunyai isim masdar yang lebih dari satu, dan
penggunaannya bermacam-macam, ada yang untuk sebagai penjelas
perbuatan atau untuk menjelaskan bilangan, sehingga untuk dapat
membentuk suatu kalimat yang mempunyai maf’ul mutlaq, maka perlu
adanya pengetahuan tentang bentuk-bentuk isim masdar dari suatu fi’il.
3
Contoh lain yang menjelaskan bilangan :
ُ ضرب
(Dhorodtuhu dhorbatan ) = Saya memukulnya satu kali pukulan) ْت
ًضربة