Anda di halaman 1dari 6

PELAJARAN BAB 9 ( MAF’UL MUTLAQ )

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab
Yang diampu oleh Ibu Nihayatur Rahmah M.Pd,
Oleh :
KELOMPOK 3 :
AINUR RIZAL
RIFYAL KALAM MAHARDHIKA
ALFINA CAHYA .W
INDAWATI

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI MADURA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan izin-Nya penulis diberikan kemudahan dan kelancaran sehingga dapat
menyelesaikan makalah sebagai tugas akhir yang berjudul “Pelajaran Bab 9
tentang Maf’ul Mutlaq”.

Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan


makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Nihayatur Rahmah, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah


memberikan dorongan dan masukan kepada penulis untuk membuat karya
tulis ilmiah.
2. Teman, sahabat dan semua pihak yang selalu mendukung, memotivasi,
dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembacanya sebagai


tambahan ilmu pengetahuan. Namun demikian, penulis sangat menyadari bahwa
dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
menerima setiap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

Pamekasan, 10 Oktober 2019

Penulis

i
‫ف ال ّط ِر ْي ِق‬
ِ

ُ ‫ا ْل ُم ْف َر َد‬
ُ‫ت ا ْل َج ِد ْي َدة‬

 ‫َعاعِ ًدا‬ : kembali


 ُّ‫ْال َحر‬ : panas
 ‫ب ُْط ٌء‬ : Pelan
 ‫َح ِق ْي َب ٌة‬ : Koper
 ُ‫اَل َّت َعب‬ : Capek/Payah
 ‫ْال َعج ُْو ُز‬ : Lemah
 ‫ط‬ ُ ُ‫َس َيسْ ق‬ : Hampir jatuh
 ‫ف‬ َ ‫َأ ْو َق‬ : Berhenti

‫الحِوا ُر‬
Saya kembali bersama orang tua saya dari pasar, pada waktu
dzuhur dan panas sekali. Dan saya melihat dari jendela mobil laki-laki
yang lemah. Orang laki-laki itu membawa koper besar di atas kepalanya,
dan dia berjalan pelan sekali.
Mahmud : Apakah kamu melihat laki-laki muslim wahai ayahku ?
Ayah : Iya, dia hampir jatuh karena kecapean.
Mahmud : Laki-laki itu membutuhkan pertolongan, Nabi SAW
bersabda “Allah ada di dalam bantuan hamba-Nya, selama
hamba-hamba tersebut menolong saudaranya.”
Ayah : Benar wahai anakku (maka mobil berhenti menghampiri
laki-laki yang lemah itu).
Mahmud : Wahai kakek saya berharap kakek mau naik mobil
bersama kami dan kami akan mengantar ke tempat yang
kakek inginkan.
Kakek : Terima kasih banyak atas bantuan kalian (jadi saya
mengambil kopernya dan meletakkannya ke dalam mobil).
Mahmud : Kemanakah kakek akan berkunjung ?

1
Kakek : Saya ingin mengunjungi anakku. Dan saya sudah
menunggu bis lama sekali, karena belum datang saya
putuskan untuk pergi berjalan kaki.

Kami terlebih dahulu menuju ke tempat yang diinginkan laki-laki


itu, dan ketika mobil berhenti di depan rumah anaknya, saya membuka
pintu mobil untuknya dan saya bawakan kopernya kemudian diletakkan di
depan rumah anaknya.

‫القواعدة‬

ْ ‫الم ْفعُو ُل ْال ُم‬


ُ َ ‫طل‬
‫ق‬

Mashdar adalah isim yang dibaca nasab yang dikokohkan untuk a’mil nya
mashdar atau menjelaskan untuk macam nya dan untuk hitungannya. Mashdar
disebut juga maf’ul mutlak. Adapun bagian-bagian maf’ul mutlaq ada 3, yaitu:

1. Sebagai penegas perbuatan

‫س ِح ْفظًا‬ ْ ِ‫َحف‬
ُ ‫ظ‬
َ ْ‫ت الدَّر‬

“ Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sebenar-benarnya hafal”

Kata ‫ ِح ْفظًا‬merupakan isim manshub dengan fathah karena isim mufrod,


sebagai maf'ul mutlaq. Kata tersebut berfungsi untuk menegaskan
perbuatan. Jika dilihat dari bentuk katanya, maf’ul mutlaq merupakan isim
yang berasal dari lafad fi’ilnya, dalam ilmu shorof dinamakan isim masdar.
Sehingga untuk membuat maf’ul bih suatu fi’il, dengan cara mengubah
fi’il tersebut menjadi isim masdar.

Contoh lain yang menunjukkan penegas perbuatan :

(Saya menghapal pelajaran dengan sesungguhnya) ً ‫س ِح ْفظا‬ ْ ِ‫َحف‬


ُ ‫ظ‬
َ ْ‫ت الدَّر‬

(Dhorobtu dhorban syadiidan = Saya memukulnya dengan pukulan keras)


ً‫ْت ضربا ً شديدا‬
ُ ‫ضرب‬

2
(Akaltu aklan katsiiron = Saya makan dengan makan yang banyak) ً‫ت أ ْكال‬ ْ
ُ ‫أكل‬
ً‫كثيرا‬

2. Untuk menjelaskan jenis/sifat

ً‫َم ْن خَ َر َج ِم ْن الس ُّْلطَا ِن ِش ْبرًا َماتَ ِميتَةً َجا ِهلِيَّة‬

"Barang siapa yang keluar dari ketaatan Sulthon sejengkal saja, kemudian
ia mati,maka seperti kematian jahiliyah".

Pada kalimat di atas terdapat kata ً‫ة‬u َ‫ ِميت‬dalam keadaan manshub. Kata
tersebut merupakan maf’ul bih karena berfungsi sebagai penjelas jenis dari
fi’il yang dipakai yakni َ‫ َمات‬. Pada kondisi ini, maf’ul bih harus diikuti oleh
na’at. Sehingga maf’ul bih yang berfungsi untuk menjelaskan jenis/sifat
fi’il harus diikuti oleh na’at/sifat atau disandarkan ke isim yang lainnya.

Contoh lain : ( Saya duduk laksana duduknya para ulama) =

‫ْت ِج ْل َسةَ ال ُعلَم‬


ُ ‫َجلَس‬

3. Untuk menjelaskan bilangan

ً‫ضرْ بَة‬
َ ُ‫ض َر ْبتُه‬
َ

“ Aku memukulnya dengan satu kali pukulan “

Kata ً‫ضرْ بَة‬


َ merupakan isim manshub dengan fathah, karena isim mufrod,
sebagai maf'ul mutlaq. Pada kalimat ini, maf’ul mutlaq berfungsi sebagai
penjelas bilangan dari perbuatan. Jika kita belajar ilmu shorof, kita akan
temukan bentuk isim masdar yang lebih dari satu, seperti halnya pada
contoh di atas.

Kata ‫رب‬uu‫ ض‬dapat mempunyai isim masdar yang lebih dari satu, dan
penggunaannya bermacam-macam, ada yang untuk sebagai penjelas
perbuatan atau untuk menjelaskan bilangan, sehingga untuk dapat
membentuk suatu kalimat yang mempunyai maf’ul mutlaq, maka perlu
adanya pengetahuan tentang bentuk-bentuk isim masdar dari suatu fi’il.
3
Contoh lain yang menjelaskan bilangan :

(Saya memukul anjing sebanyak tiga kali) = ‫ت‬


ٍ ‫ض َربَا‬
َ ‫ث‬ َ ‫ْت ال َك ْل‬
َ َ‫ب ثَال‬ ُ ‫ض َرب‬
َ

ُ ‫ضرب‬
(Dhorodtuhu dhorbatan ) = Saya memukulnya satu kali pukulan) ‫ْت‬
ً‫ضربة‬

(Akaltu aklatan= Saya makan satu kali suap) = ً‫ت أكلَة‬ ْ


ُ ‫أكل‬

Anda mungkin juga menyukai