Anda di halaman 1dari 91

1

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN KAMPUS UNIVERSITAS


HALUOLEO SEBAGAI KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN DAN
EKOWISATA DI KOTA KENDARI

SKRIPSI

OLEH

SUMARLIN
D1B5 04 029

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Kehutanan Pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDAR I
2010
2

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Strategi Pengembangan Hutan Kampus Universitas Haluoleo


Sebagai Kawasan Hutan Pendidikan dan Ekowisata di Kota
Kendari

Nama : Sumarlin

Stambuk : D1B5 04 029

Jurusan : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Safril Kasim, SP., MES Zulkarnain, S.Hut., M.Si.


NIP. 19700302 199412 1 001 NIP. 19781025 200501 1 001

Mengetahui:

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan Kehutanan

Ir. La Taane Laola, MP. La Ode Alimuddin, SP., M.Si.


NIP. 19490815 198303 1 002 NIP. 19701231 200012 1 001
3

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR


HASIL KARYA SENDIRI, DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN. APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU
DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA
BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.

Kendari, Oktober 2010

SUMARLIN
D1B5 04 029
4

ABSTRAK
Sumarlin (D1B5 04 029). “Strategi Pengembangan Hutan Kampus UHO
Sebagai Kawasan Hutan Pendidikan dan Ekowisata di Kota Kendari” (Dibimbing
oleh Safril Kasim sebagai pembimbing pertama dan Zulkarnain sebagai
pembimbing kedua).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2010 di hutan Kampus
Bumi Tri Dharma Universitas Haluoleo Kendari, Kecamatan Kambu, Kota Kendari,
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hutan UHO dan
merumuskan strategi pengembangan hutan kampus sebagai kawasan hutan
pendidikan dan ekowisata di Kota Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui
observasi dan pengumpulan data sekunder. Penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif dan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 98 jenis tumbuhan berhabitus
pohon dan semak/non kayu, sedangkan jenis-jenis fauna yang ditemukan dikawasan
hutan kampus UHO yang teridentifikasi sebanyak 48 jenis hewan yaitu; 3 jenis
repttilia, 2 jenis amphibi, 15 jenis insekta, 5 jenis mamalia dan 16 jenis aves, serta
potensi biofisik lainnya berupa 4 buah sungai yang berada di dalam maupun sekitar
lokasi hutan kampus Universitas Haluoleo.
Dari hasil penelitian ini diketahui beberapa permasalahan dalam upaya
pengembangan dan pengelolaan hutan Kampus UHO disebabkan karena kurangnya
kepedulian dan rasa memiliki terhadap hutan kampus UHO, sarana dan prasarana
yang belum memadai, kurangnya koordinasi antara pihak UHO dan Pemerintah Kota
Kendari, serta serta minimnya pendanaan.
Penelitian ini merumuskan beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam
pengembangan hutan kampus UHO yaitu: meningkatkan ketersediaan sarana dan
prasarana dengan mendorong dan memberikan kesempatan kepada semua pihak
untuk melakukan kegiatan ekonomi produktif berupa jasa wisata dalam bentuk
akomodasi, souvenir, dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup,
mendorong dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa kehutanan UHO dan
pihak-pihak yang berkepentingan untuk berinvestasi dalam pengembangan hutan
Kampus UHO, memaksimalkan dukungan Pemkot Kendari dan Birokrasi UHO
dalam melakukan pembangunan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan
pendidikan, penelitian dan rekreasi. Menjaga kebersihan kawasan hutan serta
meningkatkan upaya promosi dan kerjasama dengan berbagai pihak.

Kata kunci: Hutan Pendidikan, Ekowisata, Strategi.


5

ABSTRAC

Sumarlin ( D1B5 04 029) " Expansion Strategy of UHO Forest as Area Studi
Forest and Ecotourism in Kendari " ( Guided by Safril Kasim SP,MES., as
counsellor I and Zulkarnain S.Hut.,Msi. as counsellor II).
This research executed in April-Juni 2010 in Campus Bumi Tri Dharma
Haluoleo Univercity Kendari, District Kambu, Kendari City, Provinsi Sulawesi
Tenggara.
This research to know condition of forest UHO and formulates expansion
strategy of campus forest as education forest area and ecotourism in Kendari City.
Date collecting is through observation and secondary data collecting. This research
applies descriptive analysis and analysis SWOT.
Result of research of that there are 98 plant species tree and non wood. While
animal types found area campus forest UHO identified 48 animal species that is 3
species Repttilia, 2 Amphibious species, 15 Insect species, 5 Mammal species and 16
species Aves, and other condition of nature potency is 4 of river residing in in and
also around location of campus forest Haluoleo Univercity..
From result of this research also is known some problem of expansion efforts
and management of forest in UHO is caused by lack of caring and sense of belonging
to campus forest UHO, adequate has not facilities and basic facilities, lack of
coordination between the side of UHO and the Goverment of Town Kendari, and and
it’s the minim financing.
This research formulates some applicable strategies in expansion of forest in
UHO that is: Increases availibility of facilities and basic facilities by pushing and
gives opportunity to all party sides to do productive economic activity in the form of
tourism service in the form of accomodation, souvenir, and other business of which
can increase life prosperity, Pushs and gives opportunity to forestry student UHO and
interested parties to invest in expansion of forest in UHO, Maximizes support from
City Goverment Kendari and UHO bureaucracy in doing development of facilities
and basic facilities which can support education activity, research and recreation.
Forest keep area cleaning and increases promotion effort and cooperation with
various party.
6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Maret 1983 di Buton,

Sulawesi Tenggara. Penulis adalah anak ke tiga dari lima

bersaudara, putra dari pasangan Drs. Udin Amara dan Alm. Alya

Rahim, Amd.

Pada Tahun 1996 penulis lulus SD Negeri 2 Batulo, Tahun 1999 lulus SLTP

Negeri 2 Lasalimu, Tahun 2002 lulus SMU Negeri 1 Bau-Bau. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan studi di Universitas Muhamadiah Malang, karena sesuatu dan

lain hal pada tahun 2003 penulis pindah di PIKSI Ganesha Bandung, namun ternyata

Allah SWT berkehendak lain, penulis harus kembali mengikuti SPMB (Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru) di Universitas Haluoleo Kendari pada tahun 2004 dan

lulus di Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan.

Selama menempuh pendidikan di UHO, penulis aktif dibeberapa kegiatan

kemahasiswaan diantaranya: Ketua Panitia Bina Korps Rimbawan I tahun 2005,

Sekretaris Bidang Perencanaan HMI Komisariat FKIP periode 2004-2006, Forum

Pemuda Buton (FPB) Ketua Bidang Kerjasama dan Publikasi 2005-2007, Pengurus

PMII Cabang Kendari periode 2005-2006 dan sejak tahun 2007 - sekarang penulis

melakukan kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya menunjang kebutuhan hidup.


7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat

dan Ridho-Nya jualah pembuatan karya ilmiah dengan judul “Strategi

Pengembangan Hutan Kampus UHO sebagai Kawasan Hutan Pendidikan dan

Ekowisata di Kota Kendari” dalam bentuk “skripsi” ini dapat terselesaikan dengan

segala keterbatasannya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman

Rianse, M.Si selaku Rektor Universitas Haluoleo, Bapak Ir. H. Taane La Ola, MP

selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo, Bapak La Ode Alimuddin,

SP., M.Si. selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo

serta seluruh Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo yang

telah mendidik dan membantu penulis selama masa perkuliahan.

Ucapan terima kasih penulis dan penghargaan yang tak terhingga kepada

Bapak Safril Kasim, S.P., MES selaku Pembimbing I dan Bapak Zulkarnain, S.Hut.,

M.Si. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam

membimbing dan memotivasi penulis mulai dari pembuatan/penyusunan/penulisan

proposal penelitian hingga skripsi ini.

Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan

kepada Ayahnda Drs. Udin Amara dan Ibunda Alm.Alya Rahim, Amd., Bapak dan

Ibu mertua pasangan Kasim dan Soleha yang telah mengantarkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, serta saudara-saudara sekandungku yang penulis cintai

kakanda Herman, S.Pd.,M.Si., dan Marlina Aliuddin SE., adik-adikku tersayang


8

Yansur Aliudin dan Abdul Razak Aliudin, kakak iparku Rustam Abidin, A.Pi, Maria

Al-Maida, S.Si., Iskandar Kasim,. S.Pd., M.Si., Neti Nuriatin, S.Pd., dan adik-adik

iparku Firman Kasim, S.H., dan Irfan Kasim, yang telah memberikan semangat dan

dorongan selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Haluoleo.

Terkhusus penulis menyampaikan rasa terimah kasih kepada isteri tercinta

Ratnawati Kasim, S.Pd. dan anak tersayang Amelsa Putri Aurelya yang selalu

memberikan dorongan dan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini yang

keberadaannya membuat kehidupan penulis menjadi lebih nyaman. Semoga dengan

selesainya penyusunan skripsi ini akan memberikan titik terang untuk menata masa

depan yang lebih baik.

Kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik secara moril maupun

material antara lain keluarga Ir. Agusalim, M.Si., keluarga Herianto, SE., keluarga

Yusriadi, S.Sos, keluarga besar PT. Ade Group Kendari, keluarga besar PT. Agung

Transport Kendari, Saudara Albasri,S.Hut., Wiwin S.Hut., Teman terbaikku Yusran

Aziz dan Hendra serta teman-teman asrama Ari Wardani, Dian Ilhikmah, Jeinuddin,

Anti Mozart, Nining, Seltina Tanditasik, Rusmita, Yusliati, Yusniati, Laode Gugurin

Bolu, Hasmita, Sukmawati, Neni dan Jusway, terima kasih atas dukungannya dan

buat Nurnawati, terma kasih atas pinjaman printernya.

Teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu, penulis

haturkan terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini serta rekan-rekan Jurusan Kehutanan 04, (Istiqamah,

Harlin Hamsale, Ld.Alwi, Zamrad, Rahmaniar, Nurwahida, Wd.Asmita, Asniat,


9

Arwin, Yusria Basri, Harsina, ), Manajemen Hutan’05 (Muh.Safar, Ld. Boli,

Hamidin, Nima Zainal, Warman, Indra Wahid, Zainal Bin Agus) , Manajemen Hutan

’06 (Adri Syawal, Apriansyah, Ramadhan, Ayu Widiastuti), Manajemen Hutan ’07,

‘08, ‘09 dan ’10.

Terakhir kepada seluruh informan penelitian penulis serta semua pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah banyak berpartisipasi demi

kelancaran penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam pembuatan/penyusunan/penulisan skripsi

ini disamping keterbatasan waktu, sedikitnya referensi yang kami padukan, dan juga

lebih banyak hanya berdasarkan wawasan kami tentang pendekatan ini, sehinga terasa

sekali masih banyak kekurangan-kekurangan khususnya tata cara penulisan, baik

dalam bentuk penyajian maupun keterbatasan literatur yang ada. Oleh karena itu

sangat diharapkan saran/kritik positif dari semua pihak yang terkait untuk perbaikan

dan penyempurnaan selanjutnya.

Akhir kalam, semoga kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

baik lingkup pendidikan pada khususnya, maupun pada kalangan masyarakat,

lembaga lingkungan, swasta, dan pemerintahan pada umumnya, Amien…

Kendari, September 2010

Penulis
10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERNYATAAN iii
HALAMAN ABSTRAK iv
RIWAYAT HIDUP vi
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hutan dan Kehutanan 5


B. Perencanaan Hutan dan Tata Guna Lahan 6
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengembangan Hutan 16
D. Pengembangan Hutan Pendidikan 20
E. Konsep Dasar Pengembangan Hutan Kampus 22
F. SWOT 24
G. Kerangka Pikir 25

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat 27


B. Jenis dan Sumber Data 27
C. Populasi dan Penentuan Sampel 28
D. Variable yang Diteliti 28
E. Teknik Pengumpulan Data 29
11

F. Teknik Analisis Data 30


G. Konsep Operasional 31

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Fisik Lokasi Penelitian 34


B. Penggunaan Lahan 35
C. Geologi 35
D. Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar Kawasan 36

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Poteensi Kawasan 39
B. Faktor Penunjang Pengembangan Ekowisata 49
C. Kebijakan pemerintah dalam Pengelolaan Ekowisata 52
D. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan Hutan Kampus 53
E. Strategi Pengembangan Hutan Kampus UHO 56
F. Strategi dan Program Pengembangan Hutan Kampus UHO Kedepan 62

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 71
B. Saran 72

DAFTAR PUSTAKA xiv


12

DAFTAR TABEL

Table 4.1. Jenis Geologi dan Luasnya di Lahan UHO 35

Table 4.2. Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga dan Rata-Rata tiap Keluarga 36

Tabel 4.3. Sarana Kesehatan Kecamatan Kambu 37

Table 4.4. Keadaan Penduduk Menurut Agama 37

Tabel 4.5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 38

Table 5.1. Identifikasi Tumbuhan Hutan Kampus UHO 39

Tabel 5.2. Identifikasi Reptilia Hutan Kampus UHO 43

Tabel 5.3. Identifikasi Jenis Amphibi Hutan Kampus UHO 43

Tabel 5.4. Identifikasi Jenis Insekta Hutan Kampus UHO 43

Tabel 5.5. Identifikasi Jenis Mamalia Hutan Kampus UHO 44

Tabel 5.6. Identifikasi Jenis Aves Hutan Kampus UHO 44

Table 5.7. Tingkat Kelerengan dan Bentuk Wilayah di Lahan UHO 45

Table 5.8. Jenis Tanah dan Luasnya di Lahan UHO 45

Table 5.9. Aliran Sungai Hutan Kampus UHO 48

Tabel 5.10. Tabel 5.10. Infrastruktur kawasan hutan kampus UHO 52

ANALISIS SWOT 60
13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Foto Citra Lokasi Penelitian 34

Gambar 5.1. Peta Jalan Setapak Hutan Kampus UHO 47

Gambar 5.2. Peta Aliran Sungai Hutan Kampus 49


14

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan Indonesia salah satu yang terluas di dunia. Itu sebabnya Indonesia

disebut sebagai “paru-paru dunia” yang dikenal memiliki hutan tropis yang cukup

luas dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan bahkan tertinggi

kedua di dunia setelah Brazillia. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh

Badan Planologi Kehutanan RI tahun 2000 bahwa luas hutan Indonesia adalah

120,3 juta hektar atau 3,1% dari luas hutan dunia (Suhendang, 2002). Salah satu

kesulitan pengelolaan hutan saat ini adalah mengenai luas wilayah hutan yang

sebenarnya dimiliki oleh negara kita masih menjadi perdebatan.

Sejalan dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan

konstitusional yang mewajibkan agar bumi, air, dan kekayaan alam yang

terkandung didalamnya dikusai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besar kemakmuran rakyat, maka penyelenggaraan kehutanan senantiasa

mengandung jiwa dan semangat kerakyatan, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kendari No 10 Tahun 2008

tentang perlindungan dan pengelolaan kawasan hutan, hutan kota dan ruang

terbuka hijau dalam wilayah kota Kendari menetapkan hutan kampus Universitas

Haluoleo sebagai salah satu hutan kota di Kota Kendari dengan luas 20 ha. Hal ini

dikarenakan hutan kampus UHO cukup representatif untuk memenuhi kebutuhan

ruang terbuka hijau.


15

Keberadaan hutan Kampus UHO tidak saja menciptakan keseimbangan

ekosistem dan manfaat lingkungan, tetapi juga dapat menghadirkan nuansa

estetika, kebutuhan ekowisata perkotaan, dan sebagai kawasan riset dan

pendidikan dalam memajukan UHO pada umumnya dan khususnya Jurusan

Kehutanan. Luas kampus baru UHO 250 Ha, dengan luas kawasan hutan 58,96

Ha dengan berbagai macam potensi memadai untuk di jadikan sebagai salah satu

hutan pendidikan dan ekowisata di kota kendari dengan berbagai macam cara pola

pengembangan.

Hutan kampus UHO sebagai salah satu aset sangat potensial bagi

kelestarian dan kenyamanan kampus kita, baik dari segi pengetahuan, keindahan

dan lingkungan hidup. Beberapa titik kawasan hutan kampus UHO sudah terlihat

adanya degradasi dan tidak berfungsinya hutan sesuai dengan fungsi hutan

sesungguhnya. Hutan tidak dikelola dan berkembang secara alami sehingga

kawasan hutan kampus UHO tidak difungsikan sebagai sarana belajar dan lain

sebagainya.

Kegiatan pengembangan hutan ini tidak perlu merusak sistem dan hutan

yang ada, asalkan mengikuti kriteria penataan yang rasional, yaitu dengan

memperhatikan segi-segi fungsi hutan dengan mengembangkan prinsip penataan

hutan secara lestari dan prinsip konservasi jalur hijau dalam keindahan dan

kenyamanan Kampus UHO.

Syarat-syarat suksesnya pengembangan hutan kampus UHO yaitu

meliputi seluruh kegiatan pengembangan secara komprehensif meliputi menata,


16

memelihara dan memanfaatkan. Untuk terlaksananya pengelolaan yang

komprehensif perlu penguatan kelembagaan kemitraan antara Mahasiswa,

Birokrasi Universitas Haluoleo dan Pemerintah, sehingga penguatan sistem

pengelolaan dan sistem pengembangan dapat menentukan keberhasilan. Dengan

gambaran tersebut maka perlu dilakukan Studi Pengembangan Hutan Kampus

Universitas Haluoleo sebagai Kawasan Hutan Pendidikan dan Ekowisata di Kota

Kendari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, permasalahan pokok yang

diteliti dalam studi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi hutan Kampus Universitas Haluoleo yang dapat dijadikan

sebagai hutan pendidikan dan ekowisata di Kota Kendari.

2. Bagaimana strategi pengembangan hutan kampus sehingga dapat dijadikan

sebagai hutan pendidikan dan ekowisata di Kota Kendari.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi hutan Kampus UHO sehingga dapat dijadikan

sebagai salah satu kawasan hutan pendidikan dan ekowisata di Kota Kendari.

2. Untuk membuat strategi pengembangan hutan kampus sehingga dapat

dijadikan sebagai kawasan hutan pendidikan dan ekowisata di Kota Kendari.


17

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumbangan pengetahuan dalam upaya pengelolaan hutan secara

lestari di Kampus Bumi Tridharma Universitas Haluoleo Kendari.

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak yang berwenang khususnya Pemerintah

Kota Kendari dan pihak UHO dalam menyusun kebijakan mengenai

pengelolaan hutan secara lestari dengan mempertimbangkan kondisi hutan

yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan hutan pendidikan dan

ekowisata di Kota Kendari.

3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya yang relevan dengan

judul penelitian ini.


18

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hutan dan Kehutanan

Menurut Pasal 1 UU Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, hutan

adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam

hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang

satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan hutan adalah wilayah

tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan

keberadaannya sebagai hutan tetap. Ekowisata alam merupakan kawasan

pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi. Taman Hutan

Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk koleksi tumbuhan dan satwa yang

alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan untuk

kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,

pariwisata, dan rekreasi.

Hutan adalah suatu asosiasi tumbuhan dimana pohon-pohon atau

tumbuhan berkayu lainnya secara predominan menempati wilayah yang luas dan

keadaannya cukup rapat sedemikian sehingga mampu menciptakan iklim yang

berbeda dengan diluarnya. Untuk itu, hutan memiliki banyak manfaat yang

dimiliki baik itu bersifat positif maupun negatif. Hutan merupakan salah satu

sumber kekayaan alam yang mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup

manusia dan mahluk hidup lainnya yang perlu dijaga dan dipelihara dengan

sebaik-baiknya sehingga tetap memberi manfaat bagi kelestarian lingkungan


19

masyarakat secara menyeluruh. Hutan juga merupakan suatu asosiasi tumbuhan

dimana pohon-pohon atau tumbuhan berkayu lainnya secara predominan

menempati wilayah yang luas dan keadaannya cukup rapat sehingga mampu

menciptakan iklim yang berbeda dengan diluarnya (Soetrisno, 2000).

Pasal 1 Undang-Undang Kehutanan, Kehutanan adalah sistem pengurusan

yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang

diselenggarakan secara terpadu.

B. Perencanaan Hutan dan Tata Guna Lahan

Selama ini, kebijakan pengelolaan sumberdaya alam dikontrol kuat oleh

negara yang pengelolaanya selalu didelegasikan kepada pengusaha besar, jarang

kepada masyarakat kecil. Pemerintah sepertinya kurang percaya bahwa rakyat

mampu mengelola sumberdaya alam yang ada di lingkungannya (Sallatang

dalam Golar, 2002). Manfaat pengembangan hutan yaitu mahasiswa dapat

berpartisisapi secara nyata dan sebagai pelaku utama dalam meningkatkat

kesejahteraannya dan mewujudkan kelestarian hutan dan lingkungannya.

Keberadaan hutan akan diprioritaskan sebagai sumber plasme nutfah dan

fungsi hidroorologis, dalam pengelolaannya terdapat beberapa komponen yakni

stratifikasi yang merupakan diagram profil menggambarkan lapisan (strata)

pohon, tiang, sapihan, semai, perdu dan herba sebagai kerangka penyusun dalam

pengembangannya sebagai hutan pendidikan dan ekowisata.


20

Pengembangan hutan dilakukan dengan membentuk satuan-satuan unit

kelestarian hutan yang selanjutnya dikelompokkan ke dalam unit pengembangan

dan unit pengelolaan. Dalam suatu unit pengembangan dilakukan penyusunan

dan penetapan rencana pengelolaan hutan yang meliputi kegiatan-kegiatan

penanaman, pelestarian dan pemeliharaan yang didahului oleh sosialisasi

program, pembentukan kelompok pengelola hutan serta inventori secara

partisipatif, namun secara umum dapat dimaknai sebagai hak pemangkuan dan

penguasaan terhadap lahan dan sumberdaya alam yang dikandungnya. Ada juga

beberapa pendapat yang memaknai sebagai “land ownership” yang diartikan

sebagai kepemilikan terhadap lahan atau kepemilikan atas hak atau kepentingan

atas lahan (Djajono, 2006).

Dalam studi pengembangan hutan yang dikemukakan Hendra Agustian

(2006), yang diartikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi hutan

yang mencakup kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian hutan sebagai, wujud

perbuatan hukumnya berupa kebijakan (policy making) serta sistem tata kelola

hutan yang bertanggung jawab.

Untuk mengelola lahan-lahan hutan diperlukan tiga tingkatan kegiatan:

1). Menetapkan luas kawasan hutan dan fungsi hutan,

2). Menunjuk unit pengelolaan pemasangan batas luar dan pengukuhan,

3). Membuat unit pengelolaan tata penuh.


21

Secara hukum aspek legal kawasan hutan sudah kuat ditampung dalam

peraturan perundangan kehutanan yang saat ini berlaku, mulai dari Undang-

Undang sampai dengan peraturan perundangan di bawahnya. Sehingga pada

dasarnya eksistensi kawasan hutan sudah diakui secara Nasional. Namun

demikian sampai saat ini keberadaan kawasan hutan selalu terusik oleh dinamika

pembangunan secara keseluruhan. Salah satu aspek yang perlu dicermati adalah

persoalan-persoalan kelestarian dan pengembangan kawasan hutan.

Dengan lebih memahami persoalan kelestarian dan pengembangan

kawasan hutan, diharapkan penyiapan perencanaan untuk menuju kepada

mantapnya aspek legal kawasan hutan akan dicapai. Disamping itu pemahaman

ini juga dapat lebih mendukung para pengambil kebijakan khususnya dalam

memutuskan segala sesuatu yang terkait dengan keberadaan kawasan hutan.

Menurut Arief (1984), fungsi atau manfaat hutan sekarang ini sudah

semakin luas, yaitu sebagai berikut :

1. Hutan lindung, yang menjaga kelestarian tanah dan tata air wilayah.

2. Suaka alam yang melestarikan kehidupan tumbuhan dan hewan langka

sekaligus untuk pengembangan ilmu, kepentingan kebudayaan, estetika, dan

juga rekreasi.

3. Hutan produksi, yang menghasilkan kayu dan non kayu seperti hasil industri

kayu yang disamak serta obat-obatan.

Selama ini manusia memandang hutan sebagai tempat produksi pohon

dan kayu yang secara ekonomi bermanfaat. Tapi kita tidak menyadari bahwa
22

fungsi ekologi hutan tidak kalah pentingnya. Secara ekonomi, hutan

menghasilkan berbagai komoditas baik barang dan jasa yang bernilai ekonomi

tinggi baik secara tangible dan/atau intangible.

Secara ekologi, hutan 1) dijadikan sebagai tempat konservasi sumberdaya

alam (tanah, air, keanekaragaman spesies tumbuhan dan hewan,dan lain-lain), 2)

konservasi energi dan daur ulang baik yang terjadi dari dalam maupun dari luar

dan 3) memperkecil resiko eksistensial, seperti terjadinya banjir, tanah longsor,

erosi, dan lain-lain (Husna Faad, 2007).

Pada dasarnya hutan berisikan lebih dari sekedar kayu bulat untuk kayu

lapis atau perabot rumah yang diekspor. Hutan juga memuat hasil luar kayu

seperti buah-buahan, bahan serat, tumbuhan obat dan plasma nutfah untuk

berbagai kebutuhan hidup. Hutan juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk

mendapatkan pengetahuan dan tempat rekreasi bahkan hutan juga sebagai

sumber inspirasi bagi para pencinta hutan dan para seniman. Hutan adalah

penadah hujan pencegah banjir di musim hujan dan penyimpan air di musim

kemarau. Hutan adalah pula penyerap asap pencemar karbon dan pelepas udara

bersih. Itulah sifat khas hutan yang lain: serbaguna. Hutan juga bermanfaat

secara ekologis dengan ekosistemnya yang beragam sebagai tempat hunian

hewan dan tumbuhan, serta manfaat sosial budaya yang telah dimanfaatkan

manusia sejak keberadaannya. Hutan memang diolah namun di bawah ambang

batas kemampuan pembaharuan diri hutan sebagai sumber alam yang bisa
23

diperbaharui. Hal ini sejalan dengan yang digariskan dalam Undang-Undang

Dasar 1945, khususnya pada pasal 33 ayat 3.

Menurut Nazaruddin (1998), Ketika bumi semakin tandus, kehijauan pun

semakin dibutuhkan. Ketika kota menjadi belantara beton, pepohonan pun

menjadi kerinduan. Antara manusia dengan lingkunganya mendambakan

keserasian kehidupan alami yang sangat dibutuhkan.

Nasution (1999), mengemukakan prinsip kelestarian hutan dicirikan oleh

3 (tiga) fungsi pokok yang berkaitan dan tidak dapat terpisahkan antara satu

dengan lainnya yaitu :

1. Fungsi ekologis, sebagai suatu sistem penyangga kehidupan antara lain

merupakan pengaturan tata air, menjaga kesuburan tanah, mencegah erosi,

menjaga keseimbangan iklim mikro, penghasil udara bersih, menjaga siklus

makanan serta sebagai tempat pengawetan keanekaragaman hayati dan

ekosistem.

2. Fungsi ekonomis, sebagai sumber yang menghasilkan barang dan jasa baik

yang terukur seperti hasil hutan berupa kayu (tangible) dan non kayu

(intangible) maupun yang tidak terukur.

3. Fungsi sosial, sebagai suatu sumber penghidupan dan lapangan kerja serta

kesempatan berusaha bagi sebagian masyarakat terutama yang hidup didalam

dan sekitar hutan.

Pengembangan kawasan hutan tidak hanya yang digalakkan oleh oleh

instansi maupun pihak yang bergerak dibidang lingkungan, tetapi kebijakan dan
24

strategi pengelolaannya telah diatur oleh payung hukum telah menaunginya

diantaranya pada :

a) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378 Tahun 1987 tentang

Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota,

b) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan

Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan.

c) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

Lindung,

d) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnya,

e) Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31 Tahun 1991 tentang

Penghijauan dan Penanaman Pohon di Sepanjang Jalan di Seluruh Indonesia,

f) Gerakan Nasional Penanaman Sejuta Pohon,

g) Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang,

h) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup, dan

i) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Berbagai fungsi dan peranan dalam pengembangan hutan diantaranya :

1. Sarana untuk mencerminkan estetika kota dan identitas daerah

2. Sarana pendidikan, penelitian dan penyuluhan

3. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interkasi sosial

4. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan


25

5. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah

6. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua

7. Memperbaiki iklim mikro dengan mengendalikan pencemaran dan kerusakan

tanah, air dan udara

8. Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan dan pengendali tata air.

Dapat diperhatikan bahwa pada umumnya, pengembangan hutan dalam

suatu kota di Indonesia dapat berbentuk kawasan lindung, kawasan pertamanan

kota, kawasan hutan kota, kawasan rekreasi kota, kawasan kegiatan olah raga,

kawasan tempat pemakaman, kawasan pertanian, kawasan jalur hijau dan

kawasan pekarangan. Kesemua kawasan dimaksud harus terus dikembangkan

oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) demi terwujudnya kota hijau (green city)

karena PEMDA merupakan institusi yang bertanggung jawab dalam penyediaan

dan penetapan fungsi hutan kota.

Kondisi hutan kota yang memprihatinkan akan membatasi ruang gerak

masyarakat dan mengurangi kemampuan lingkungan mereduksi pencemar. Hal

ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan kejiwaan bagi anak-anak,

remaja, orangtua dan bahkan manula karena mereka tidak mempunyai ruang

gerak yang memadai. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan proses perencanaan

pembangunan kota yang berwawasan lingkungan di seluruh wilayah perkotaan di

Indonesia. Di Kota Kendari konsep pembentukan hutan kota belum cukup

memadai sebagai jantung kota, sekaligus ibukota propinsi Sulawesi Tenggara.


26

Berdasarkan UU Instruksi Mendagri N0 14 tahun 1988, setiap wilayah perlu

menjaga wilayahnya untuk hutan kota sebesar 30 %.

Menurut Walhi (2004) Perlahan permasalahan lingkungan di kota

Kendari yang kedepannya akan menyebabkan peningkatan pencemaran gas emisi

carbon baik dari aktifitas transportasi maupun industri, serta pengalihan fungsi

lahan untuk daerah pemukiman dan bangunan-bangunan lainnya menuntut

pembukaan ruang-ruang terbuka hijau lebih banyak lagi. Karena pada dasarnya,

hutan kota merupakan unsur kota yang terpenting dalam menyejukkan kota.

Masalah tidak akan pernah habis-habisnya, itulah yang kemudian menjadi

tantangan sekaligus tanggung jawab kita bersama untuk menciptakan hutan

kampus yang nyaman, bersih, sehat dan indah, dengan hutan kota bukanlah hal

yang tidak mungkin, jika pemerintah dan semua elemen masyarakat memiliki

kesadaran dan berperan aktif saling untuk saling bekerjasama.

Pengembangan taman hutan memiliki sumbangan yang besar bagi

pelestarian fungsi konservasi, pendidikan dan penelitian, kebudayaan serta

pariwisata. Pengembangan hutan sebagai suatu kawasan pelestarian alam

diharapkan dapat menjamin keberlangsungan pemeliharaan kawasan,

meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan kawasan

hutan, serta mengikutsertakan masyarakat di dalam menjaga kelestarian kawasan

lindung. Studi terhadap perilaku pengunjung, dampak penggunaan kawasan

konservasi, dan tingkat kepuasan pengunjung sangat diperlukan, untuk

mendukung pengunjung dalam menemukan pengalaman alam yang menarik,


27

menyenangkan dan mendidik sebagai upaya pencapaian tujuan dan fungsi,

sekaligus meminimumkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari kegiatan

pariwisata di suatu kawasan hutan, (Adrianto, 2008)

Penyimpangan di dalam pemanfaatan hutan seperti penyelewengan fungsi

telah menimbulkan citra yang buruk, menurunkan daya tarik kawasan, serta

mengancam fungsi konservasi. Untuk mengatasi hal tersebut dipikirkan perlunya

suatu arahan pengembangan kawasan melalui pendekatan pertimbangan

karakteristik permintaan pengunjung serta evaluasi tujuan dan fungsi yang telah

ditetapkan bagi suatu kawasan hutan pendidikan dan ekowisata. Karakteristik

permintaan pengunjung meliputi karakteristik demografis dan psikografis,

kepuasan terhadap kualitas pengalaman, serta preferensi pengunjung terhadap

kegiatan, fasilitas dan pelayanan. Arahan pengembangan yang dirumuskan

merupakan suatu usaha dalam penyelarasan antara peningkatan kualitas

pengalaman yang didapatkan oleh pengunjung serta pencapaian tujuan dari

fungsi hutan pendidikan, ekologi dan pariwisata. Karakteristik permintaan

pengunjung diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada pengunjung,

sementara evaluasi tujuan dan fungsi dilakukan melalui studi kepustakaan serta

membandingkan kondisi ideal dengan karakteristik permintaan pengunjung di

kawasan hutan pendidikan dan ekowisata perkotaan, (Hendra Agustian, 2007).

Studi karakteristik permintaan memperlihatkan adanya perbedaan tingkat

kepuasan pengalaman dan preferensi pengunjung yang signifikan berdasarkan

karakteristik demografis usia dan tingkat pendapatan. Secara keseluruhan dapat


28

disimpulkan bahwa pengunjung belum memanfaatkan kawasan sesuai dengan

tujuan dan fungsi kawasan hutan serta belum menyadari perbedaan bentuk

rekreasi umum dengan rekreasi taman hutan. Hal ini menimbulkan berbagai

permasalahan kawasan seperti permasalahan lingkungan, kurangnya dukungan

pemerintah dan keterbatasan dana. Permasalahan yang ada menunjukkan belum

tercapainya tujuan dan fungsi yang diemban oleh hutan. Arahan pengembangan

yang dapat diberikan adalah prinsip pengembangan kawasan yang berkelanjutan

dengan didasarkan pada aspek konservasi alam, penggalian kekayaan flora/fauna

dan keindahan alam, serta aspek sejarah dan budaya. Arahan pengembangan

yang diberikan bertujuan untuk tidak hanya memenuhi keinginan dan kebutuhan

pengunjung yang sesuai dengan karakteristik taman hutan, terlebih lagi bertujuan

untuk meningkatkan kualitas pengalaman yang didapatkan. Hal tersebut dapat

dicapai dengan mengembangkan kegiatan rekreasi dan pembinaan cinta alam

yang tidak terpisah dengan fungsi lainnya melalui perwujudan rekreasi edukatif.

Kegiatan rekreasi edukatif diusahakan dengan memasukkan unsur-unsur

pelestarian alam, sejarah dan budaya dalam kegiatan rekreasi guna memberikan

nilai tambah bagi kualitas pengalaman pengunjung di dalam kegiatan rekreasi di

kawasan hutan.
29

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengembangan Hutan

Yang perlu ditekankan dalam pengelolaan hutan, perlu di pimpin seorang

manajer tangguh yang bertanggung jawab melakukan pemonitoran luas hutan

dan kondisi tegakan tiap petak, memikirkan, menangani dan bertanggung jawab

terhadeap areal hutan yang ada di dalam kawasan Hutan Kampus Universitas

Haluoleo.

a) Kondisi Topografi

Faktor bentuk wilayah (topografi) menentukan tentang kecapatan

lajunya air permukaan yang mampu mengangkat partikel-partikel tanah. Besar

kecilnya laju pengikisan (erosi) sebagai efek negatif topologi miring

ditentukan oleh nilai indeks erosivitas hujan dan faktor erodibilitas tanah

(kepekaan tanah terhadap erosi atau mudah tidaknya tanah itu tererosi).

Disamping itu, ditentukan pula oleh faktor tanaman penutup tanah yang

memiliki sifat melindungi tanah dari timpaan keras butir-butir curah hujan

kepermukaannya, sehingga dapat memperbaiki susunan tanah dengan bantuan

akar-akarnya yang menyebar. Sedang faktor kegiatan manusia selain dapat

mempercepat terjadinya erosi karena perlakuan-perlakuannya yang negatif,

dapat pula memegang peranan yang penting dalam usaha pencegahan erosi

karena perlakuan-perlakuannya yang positif (Sutedjo dan Kartasapoetra,

1991).
30

Topografi berperan dalam menentukan kecepatan dan volume lintasan

permukaan (run off). Dua unsur topografi yang berpengaruh terhadap erosi

adalah panjang lereng dan kemiringan lereng. Sedangkan unsur lain yang

mungkin yang berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan arah lereng

sehingga penutup tanah yang baik seperti rumput yang tebal dan hutan yang

lebat dapat menghilangkan pengaruh topografi terhadap erosi. Tanaman yang

menutup permukaan tanah secara rapat tidak saja memperlambat lintasan,

tetapi juga menghambat pengangkutan partikel tanah (Arsyad, 1983 dalam

Hanurung, 1985).

b) Kondisi Iklim

Bagi kegiatan kehutanan, iklim adalah suatu unsur yang sama sekali

tidak dapat dipengaruhi artinya dengan jalan bagaimanapun tidak dapat

diubah sekehendak hati manusia. Namun demikian dengan adanya ilmu

pengetahuan yang luas dan mendalam tentang hal iklim, kita dapat

mempergunakan kemungkinan-kemungkinan setempat sebaik mungkin

dengan menyesuaikan sistem yang ada (Jumin, 1989).

Dalam penyesuaian sistem tersebut, iklim merupakan hasil dari faktor

temperatur udara, cahaya matahari, air dan udara. Sumber temperatur udara

adalah matahari yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari yaitu bulan Maret

sampai Oktober matahari matahari berada disebelah utara khatulistiwa.

Sedangkan dalam bulan Oktober-Maret matahari berada di sebelah selatan


31

khatulistiwa. Temperatur udara mempengaruhi proses kimia dalam kehidupan

tumbuh-tumbuhan. Selain temperatur udara, air juga penting untuk proses

kehidupan pohon sebagai pembentuk persenyawaan organik dan bahan pelarut

zat makanan. Air bersumber dari curah hujan dan kelembaban udara. Cahaya

matahari sebagai salah satu unsur pembentuk iklim, juga berperan sangat

penting untuk kehidupan pohon. Kayu terbentuk dari adanya proses

fotosintesis, yaitu mengubah CO2 dari udara dengan air menjadi karbohidrat.

Proses tersebut terjadi karena bantuan klorofil dan cahaya matahari.

Karbohidrat tersebut yang nantinya melalui proses asimilasi menjadi kayu.

Demikian pula udara, sebagai unsur iklim mengandung zat asam arang untuk

fotosintesis, dan mengandung zat asam untuk pernapasan pohon (Indrianto

1998).

Beberapa unsur iklim yang mempengeruhi proses pengembangan

kegiatan kehutanan, yaitu:

a. Curah hujan efektif, adalah bagian dari curah hujan yang betul-betul masuk

kedalam tanah dan tinggal didaerah pekarangan, serta dapat diserap

tanaman.

b. Suhu, adalah tingkat perkembangan tanaman ditentukan oleh tingkat suhu

tertentu dibawah 0°C pertumbuhan tanaman akan terhenti, biji-bijian tidak

berkecambah, suhu minimum bagi tanaman berbeda. Suatu periode

tanaman menghendaki derajat minimal tersendiri, suhu optimal bagi

tanaman sangat berpengaruh pada tingkat tumbuh tanaman. Diatas suhu


32

maksimum tanaman tidak akan tumbuh lagi apalagi berproduksi. Ada

tanaman yang menghendaki suhu optimalnya 25 ada pula yang kurang dan

yang lebih dari maksimum meskipun diberi irigasi/pengairan tanaman tidak

akan tumbuh .

c. Sinar matahari, pengaruh teriknya matahari terhadap tanaman berbeda, ada

tanaman yang tumbuh lebih baik pada tempat yang terbuka, sebaliknya ada

tanaman yang tumbuh lebih baik pada tempat yang teduh atau memakai

peneduh pada tanaman yang masih muda, kebutuhannya terhadap sinar

matahari yang lemah dibutuhkan tanaman muda untuk pertumbuhan alat-

alat cadangan seperti umbi dan akar. Pengaruh lama panjang sinar

matahari terhadap tanaman disebut fotoperiodisme. Makin besar energi

matahari yang tertangkap perhektar, makin besar produksi pertanian yang

dapat diperoleh bila air, unsur hara, tenaga kerja dan sebagainya cukup

tersedia.

d. Angin, merupakan unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat

mengatur penguapan/temperatur, membantu penyerbukan membawa uap

air sehingga udara yang panas menjadi sejuk, membawa gas-gas yang

sangat dibutuhkan oleh tanaman seperti tanaman bisa terbakar,

penyerbukan karenax angin umumnya biji-bijian tidak bisa murni, dapat

menyebarluaskan bibit-bibit rumput liar sehingga serangga tertentu dan

angin yang kencang dapat merebahkan tanaman.


33

D. Pengembangan Hutan Pendidikan

Pengembangan hutan dilakukan dengan membentuk satuan-satuan unit

kelestarian hutan yang selanjutnya dikelompokkan ke dalam unit pengembangan

dan unit pengelolaan. Dalam suatu unit pengembangan dilakukan penyusunan

dan penetapan rencana pengelolaan hutan yang meliputi kegiatan-kegiatan

penanaman, pelestarian dan pemeliharaan yang didahului oleh sosialisasi

program, pembentukan kelompok pengelola hutan serta inventori secara

partisipatif, namun secara umum dapat dimaknai sebagai hak pemangkuan dan

penguasaan terhadap lahan dan sumberdaya alam yang dikandungnya. Ada juga

beberapa pendapat yang memaknai sebagai “land ownership” yang diartikan

sebagai kepemilikan terhadap lahan atau kepemilikan atas hak atau kepentingan

atas lahan (Djajono, 2006).

Pengembangan kawasan hutan tidak hanya yang digalakkan oleh oleh

instansi maupun pihak yang bergerak dibidang lingkungan, tetapi kebijakan dan

strategi pengelolaannya telah diatur oleh payung hukum telah menaunginya

diantaranya pada :

1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378 Tahun 1987 tentang

Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota,

2. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan

Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan.

3. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

Lindung,
34

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam

Hayati dan Ekosistemnya,

5. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31 Tahun 1991 tentang

Penghijauan dan Penanaman Pohon di Sepanjang Jalan di Seluruh Indonesia,

6. Gerakan Nasional Penanaman Sejuta Pohon,

7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang,

8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup, dan

9. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Fungsi dan peranan dalam pengembangan hutan diantaranya :

1. Sarana untuk mencerminkan estetika kota dan identitas daerah

2. Sarana pendidikan, penelitian dan penyuluhan

3. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interkasi sosial

4. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan

5. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah

6. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula

7. Memperbaiki iklim mikro dengan mengendalikan pencemaran dan kerusakan

tanah, air dan udara

8. Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan dan pengendali tata air.


35

E. Konsep Dasar Pengembangan Hutan Kampus

W. Schindele dan M. Lux (2001) mengemukakan bahwa perencanaan tata

ruang tapak kampus didasarkan kepada tujuan untuk:

1. Menciptakan kampus yang dapat mengakomodasi secara optimal aktivitas

civitas akademika dalam menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi.

2. Menciptakan kampus sebagai lingkungan kegiatan yang sehat, indah dan

ramah lingkungan.

3. Menciptakan kampus sebagai kawasan yang mempertinggi kualitas fungsional

dan visual kawasan sekitarnya.

4. Menciptakan kampus sebagai lingkungan terbangun yang sekaligus berfungsi

sebagai media pembelajaran tentang keutuhan interaksi antara manusia dan

lingkungan.

Konsep-konsep dalam perencanaan tata ruang tapak didasarkan kepada aspek-

aspek :

a. Fungsional

Secara fungsional, rencana tata ruang tapak akan mengacu kepada tercapainya citra

kawasan (place) oleh adanya bentuk yang khas (figure ground) yang secara

visual saling berhubungan (linkage). Dengan demikian, kawasan akan dapat

mengakomodasi dengan baik fungsi dan aktivitas yang ada. Dari aspek tata

guna lahan, diadopsi konsep Transit Oriented Development (TOD), dimana

tata guna lahan terikat sangat erat dengan moda transportasi (transit station).
36

Konsep TOD ini diterapkan untuk menciptakan ruang-ruang yang humanis,

yaitu ruang yang nyaman, aman dan menyenangkan dalam skala manusia dan

pejalan kaki, sehingga ruang yang tercipta hidup oleh aktivitas yang intens

sekaligus terkontrol. Konsep ini antara lain diterjemahkan melalui

pedestrianisasi kampus, di mana pejalan kaki mendapat porsi yang lebih

utama. Untuk kenyamanannya, selain jalur sirkulasi yang nyaman, jarak antar

unit fungsi juga disusun dalam jaral tempuh maksimum 10 menit pejalan kaki

atau tidak lebih dari 300 meter.

b. Ekologis

Secara ekologis, analisis didasarkan kepada masalah dan potensi yang terdapat

di lingkungan tapak dengan penyelesaian desain yang memperhatikan

konservasi dan mengutamakan sistem alamiah. Perencanaan bangunan

dan lingkungan yang ramah lingkungan turut menciptakan citra

kawasan, dengan area hijau yang dominan, perlakuan tanah yang

memungkinkan penyerapan air, penataan wajah bangunan yang menyatu

dengan tapak sistem bangunan alamiah.

c. Estetika

Pertimbangan lain yang menjadi dasar analisis adalah estetika ruang luar,

menyangkut view dan orientasi bangunan maupun orientasi manusia yang

berkualitas; proporsi, skala, keseimbangan dan kesatuan dalam komposisi


37

massa dan ruang; organisasi elemen-elemen public art (seperti sulputure, air

mancur, dan sebagainya) tekstur dan warna. Dalam hal ini public ammenity

setiap zona dan sub zona dirancang secara tematik, yang selain memberikan

estetika visual juga menjadi penanda tempat (marker sequence) yang

memberikan orientasi bagi manusia pengguna, terutama untuk membedakan

satu tempat dengan tempat lainnya.

F. SWOT

Analisis SWOT singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan

Thearts, yang merupakan identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan

ancaman. Kekuatan/Strengths merupakan modal dasar yang dimiliki yang

menjadi suatu faktor utama dalam pengembangan hutan pendidikan dan

ekowisata, sedangkan Weaknesses/Kelemahan adalah tantangan yang dihadapi

dalam pengembangan hutan pendidikan dan ekowisata. Peluang/Opportunities

yaitu segala potensi alam yang sifatnya permanen menjadi faktor pendukung bagi

pengembangan hutan pendidikan dan ekowisata, sedangkan Thearts/Ancaman

merupakan ketidakpastian yang dihadapi dalam pengembangan hutan pendidikan

dan ekowisata (Arikunto, 1993).


38

G. Kerangkia Pikir

Hutan kampus UHO merupakan suatu kawasan yang perlu

dikembangkan sebagai kawasan hutan pendidikan dan ekowisata yang ditinjau

dari 3 aspek, yaitu aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, dimana dalam

pengembangan dan pemanfaatan hutan kampus secara maksimal dan profesional

akan dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT yang bertujuan untuk

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam prospek

pengembangan hutan kampus UHO kedepan.


39

Lebih jelasnya rangkaian penelitian ini dapat dilihat pada bagan kerangka

pikir berikut :

BAGAN KERANGKA PIKIR

HUTAN KAMPUS
UNIVERSITAS HALUOLEO

Pengembangan Hutan
Kampus UHO

Potensi Alam Faktor Pendukung Permasalahan

Transportasi dan aksebilitas, Adanya gangguan flora-fauna dan


Akomodasi wisata, biofisik, pemanfaatan kawasan
Flora, Fauna, Topografi, dan yang tidak sesuai, penataan
Ekohidrologi Ketersediaan infrastruktur kawasan yang belum dilakukan
dan sarana prasarana dengan baik dan minimnya
wisata,kebijakan pemerintah pendanaan

Analisis SWOT

Strategi Pengembanganhutan
Pendidikan dan Ekowisata
40

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2010 di Hutan

Kampus Bumi Tri Dharma Universitas Haluoleo Kendari.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi atau

lembaga-lembaga terkait yang relevan dengan penelitian ini. Selain itu, data

sekunder juga bisa diperoleh melalui studi literatur dan bahan–bahan bacaan

lainnya yang juga relevan dengan tujuan penelitian.

Jenis data sekunder yang diperlukan antara lain :

a) Keadaan geografis, iklim dan potensi kawasan hutan UHO

b) Peta UHO sebagai darah penelitian

2. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui perlakuan dan

pengamatan fisik hutan kampus UHO yang meliputi kondisi lingkungan dan

Infrastruktur kampus UHO sedangkan melalui wawancara meliputi data

karakteristik/identitas responden, presepsi responden berupa potensi (flora,

fauna, bentang alam), faktor pendukung, permasalahan dan presepsi

pemerintah setempat dalam hal ini birokrasi UHO sebagai pihak pengelola.
41

C. Populasi dan Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kawasan hutan kampus

Universitas Haluoleo.

2. Penentuan Sampel
Penentuan sampel dilakukan secara porposive sampling, karena

kawasan hutan kampus yang dipilih sebagai sampel penelitian bervegetasi

rapat yang meliputi unit-unit luasan hutan kampus UHO yang terpilih menjadi

contoh berdasarkan data sekunder yang berasal dari instansi terkaitdan

masyarakat sekitar hutan kampus yang mengetahui potensi dimaksud serta

studi pustaka, kemudian dilakukan pengamatan langsung terhadap potensi

alam dengan mengamati kondisi fisik hutan berdasarkan kategori keunikan

yaitu kategori yang didasarkan atas sifat kelangkaan atau memiliki daya tarik

yang khas yang melekat pada suatu obyek dan keaslian merupakan suatu

kategori nilai yang memadukan sifat alamiah, eksotik dan ekologi/lingkungan.

D. Variabel yang Diteliti

Variabel yang diteliti meliputi :

1. Potensi hutan kampus UHO dengan idekator penelitian potensi hutan kampus

yang mencakup flora dan fauna serta potensi biofisik lainnya (topografi dan

hidrologi).
42

2. Faktor pendukung pengembangan hutan kampus UHO dengan indikator

penelitian, transportasi dan aksebilitas, akomodasi wisata, ketersediaan

infrastruktur dan sarana prasarana wisata dan kebijakan pemerintah.

3. Permasalahan pengembangan hutan kampus UHO berupa adanya gangguan

terhadap flora-fauna dan biofisik, pemanfaatan dan penataan kawasan yang

belum dilakukan dengan baik serta minimnya pendanaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Metode penelitian lapangan, yaitu pengumpulan data melalui penelitian

lapangan dilakukan dengan cara :

a. Metode Observasi (pengamatan Langsung, yaitu data diperoleh dengan

menggunakan tehnik perlakuan dan pengamatan langsung dilapangan

terhadap objek yang diteliti.

b. Dokumentasi yaitu pengambilan gambar dengan menggunakan

handycam/kamera photo.

c. Wawancara (Interview) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tanya jawab antara peneliti dan responden. Yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah instansi terkait yang mengetahui

potensi hutan kampus Universutas Haluoleo.

2. Metode penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu suatu metode yang

dilakukan dengan mempelajari berbagai teori yang mendukung dengan judul


43

penelitian ini serta berbagai informasi aktual baik yang bersumber dari

literatur maupun dari berbagai bentuk bahan publikasi lainnya yang relevan

dengan permasalahan yang dikaji untuk mendapatkan kejelasan konsep dalam

upaya penyusunan landasan teori yang sangat berguna dalam pembahasan

selanjutnya. Literatur-literatur tersebut dapat berupa buku, laporan, artikel

koran atau majalah dan lain-lain, serta data tentang keadaan geografis dan

demografis lokasi penelitian, klasifikasi pohon berdasarkan bentuk, ukuran,

sarana dan prasarana yang dimiliki dan sebagainya.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan dan menjelaskan hasil yang diperoleh. Data yang diperoleh dari

hasil pengamatan, wawancara,dan pengukuran lapangan serta studi pustaka

dengan menggunakan uji statistik yang kemudian dianalisis secara deskriptif,

artinya data yang telah ada ditabulasi dalam hal ini disusun secara teratur

kemudian diolah dalam bentuk tabel ataupun gambaran dari tabel dari potensi

faktor pendukung dan permasalahan yang diperoleh, akan dianalisis

menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan

Thearts) berfungsi untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi dimaksud. dengan analisis ini dapat memaksimalkan

kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman dimana akan
44

diimplementasikan serta menghasilkan panduan strategi dan acuan dalam

pengembangan hutan kampus UHO.

Secara matriks, SWOT disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Matriks Analisis SWOT

G. Konsep Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari kesalahan penafsiran maka perlu

dikemukakan beberapa konsep sebagai berikut:

1. Strategi dalam penelitian ini adalah rencana yang disatukan menyeluruh dan

terpadu secara terus- menerus berdasarkan sudut pandang tentang apa yang

diharapkan dan menyajikan keunggulan dan tantangan lingkungan untuk

memastikan bahwa tujuan utama dapat di capai.

2. Pengembangan dalam penelitian ini adalah upaya terpadu untuk melestarikan

fungsi hutan yang mencakup kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,

pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian

hutan sebagai sistem tata kelola hutan yang bertanggung jawab.


45

3. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber

daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

4. Hutan pendidikan dalam penelitian ini merupakan tempat penyelenggaraan

kegiatan (praktek mahasiswa, tempat penelitiandan lain-lain) yang

berhubungan dengan ekosistem hutan.

5. Ekowisata adalah suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang

bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan

budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan,

sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat.

Sementara ditinjau dari segi pengelolaanya, ekowisata dapat didifinisikan

sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-

tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam

dan secara ekonomi berkelanjutan yang mendukung upaya-upaya pelestarian

lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatnkan kesejahtraan masyarakat

setempat.

6. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Thearts) adalah

identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi.

Analisis ini dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan

kelemahan dan ancaman.

7. Kekuatan (Strengths) modal dasar yang dimiliki yang menjadi suatu faktor

utama dalam pengembangan hutan pendidikan dan ekowisata


46

8. Kelemahan (Weaknesses) adalah tantangan yang dihadapi dalam

pengembangan hutan pendidikan dan ekowisata.

9. Peluang (Opportunities) adalah segala potensi alam yang sifatnya permanen

menjadi faktor pendukung bagi pengmbangan hutan hutan pendidikan dan

ekowisata.

10. Ancaman (Thearts) adalah ketidakpastian yang dihadapi dalam

pengembangan hutan pendidikan dan ekowisata.

11. Luas kampus UHO + 250 Ha dengan luas kawasan hutan 58,96 Ha.
47

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Fisik Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di hutan kampus UHO Kecamatan Kambu Kota

Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara dengan luas 58,96 Ha. Kecamatan Kambu

terdiri dari 4 Kelurahan yaitu; Kelurahan Kambu, Kelurahan Mokoau, Kelurahan

Padaleu dan Kelurahan Lalolara. Secara geografis wilayah penelitian berada pada

222o30’ – 222o37’ BT dan 05o00’ – 04o08’ LS dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kali Wanggu Kecamatan Kadia

b. Sebelah Tumur berbatasan dengan Kecamatan Poasia

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Baruga

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kali Wanggu Kecamatan Wua-Wua

Gambar 4.1. Foto Citra Lokasi Penelitian

Sumber: Peta RBI (1992) diolah 2010


48

B. Penggunaan Lahan

Berdasarkan hasil observasi lapangan tahun 2010 di lokasi penelitian

terdapat tujuh macam penggunaan lahan yaitu 1) Bangunan (Gedung

Perkuliahan, Kantor, Mesjid, Lapangan, Perumahan, Perpustakaan, Taman,

Kolam dan lain-lain), 2) Kebun percobaan, 3) Sawah, 4) Alang-Alang, 5) Semak

Belukar, 6) Hutan rawa dan 7) Hutan sekunder.

C. Geologi

Berdasarkan peta geologi dan potensi bahan galian Sulawesi Tenggara

skala 1: 500.000 tahun 1996 dan hasil survei lapang 2010 di lahan UHO terbentuk

dari formasi geologi Alangga, jenis bahan induk tersebut antara lain yaitu

Aluvium, Pasir Kuarsit dan Skits. Informasi mengenai penyebaran geologi dan

luasnya di lahan UHO Kota Kendari selengkapnya disajikan pada Tabel 4.1

sebagai berikut :

Tabel 4.1. Jenis geologi dan luasannya di Lahan UHO


No. Jenis Geologi Luas (Ha) Luas (%)
1. Aluvium 41,67 17,77
2. Pasir Kuarsit 147,45 62,87
3. Skits 45,42 19,36
Jumlah 234,54 100,00
Sumber : Peta geologi (1996) dan hasil survei lapang (2010)
49

D. Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar Kawasan

Jumlah penduduk Kecamatan Kambu tahun 2010 adalah 20.205 jiwa yang

terdiri dari; Laki-laki sebanyak 9.993 jiwa dan Perempuan sebanyak 10.212 jiwa.

Umur penduduk suatu daerah ditentukan oleh perkembangan tingkat kelahiran,

tingkat kematian, dan imigrasi. Keadaan penduduk di Kecamatan Kambu

menunjukan bahwa 80% atau sebanyak 16.160 jiwa termasuk usia produktif dan

20% atau sebanyak 4041 jiwa termasuk usia non produktif.

Untuk mengetahui lebih jelas jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga

dan rata-rata tiap keluarga dapat di lihat pada Tabel 4.2 berikut:

Table 4.2. Jumlah Penduduk, Jumlah Kepala Keluarga dan Rata-Rata Tiap
Keluarga
Jumlah Kepala Rata-rata jiwa
No. Kelurahan Keluarga tiap keluarga
Penduduk
1 2 5 6 7
1. Kambu 6.583 1.965 3,35
2. Mokoau 1.983 410 4,84
3. Padaleu 2.763 731 3,78
4. Lalolara 8.876 1.502 5,91
Total 20.205 4.608 4,38
Sumber : Kantor Kecamatan Kambu (data 2009) diolah tahun 2010

Sarana kesehatan di Kecamatan Kambu terdiri dari puskesmas sebanyak 1

buah, posyandu sebanyak 13 buah, apotek sebanyak 3 buah, puskesmas pembantu

sebanyak 1 buah, Praktek Dokter sebanyak 3 buah. Sedangkan praktek bidan dan

alternatif pilihan, dapat melakukan di Rumah Sakit/Puskesmas/Dokter praktek


50

sekitar dan di Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara.Lebih jelasnya

dapat di lihat pada Tabel 5.4 berikut:

Tabel 4.3. Sarana Kesehatan Kecamatan Kambu

No. Kelurahan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Kambu - 4 1 - 1 - - -
2. Mokoau 1 1 1 1 - 1 - -
3. Padaleu - 2 - 1 - 3 - -
4. Lalolara - 6 1 - - - - -
Jumlah 1 13 3 2 1 4 - -
Sumber : Kantor Kecamatan Kambu (data 2009) diolah tahun 2010

Keadaan penduduk menurut agama dan kepercayaan terdapat 5 agama

yang tersebar di seluruh Kecamatan Kambu yaitu: Islam, Protestan, Katolik,

Hindu dan Budha. Lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 4.4. berikut:

Tabel 4.4. Keadan Penduduk Menurut Agama

Agama
No. Kelurahan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Kambu 6.409 82 49 25 17 6582
2. Mokoau 1.932 25 16 8 5 1986
3. Padaleu 2.690 34 20 10 7 2761
4. Lalolara 8.643 110 66 33 24 8876
Jumlah 19.674 251 151 76 53 20205
Presentase 97.37 1.24 0,75 0,38 0,26 100 %
Total 20.205
Sumber : Kantor Kecamatan Kambu (data 2009) diolah tahun 2010

Penduduk Kecamatan Kambu pada tahun 2010 berdasarkan mata

pencaharian terdiri dari Petani, Wiraswasta, Karyawan Swasta, PNS/TNI/POLRI,


51

Buruh, Pensiunan dan Usaha tidak tetap. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

4.5 berikut:

Tabel 4.5. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 10
1. Kambu 33 - 492 - - 602 - - 62 1.189
2. Mokoau 65 - 59 107 - 394 - - - 625
3. Padaleu 352 - 1.080 - - 3.529 198 105 - 5.156
4. Lalolara 87 - 305 354 - 475 129 105 - 1.455
Jumlah 537 - 1.936 461 - 5000 327 210 62 8425
Sumber : Kantor Kecamatan Kambu (data 2009) diolah tahun 2010
52

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Kawasan

1. Flora

Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan di kawasan hutan kampus UHO

yang teridentifikasi sebanyak 98 jenis tumbuhan berhabitus pohon dan

tumbuhan semak/non kayu yang disajikan pada Tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1. Identifikasi Tumbuhan Hutan Kampus UHO

No. Nama Lokal Nama Ilmiah (Latin) Familia


(1) (2) (3) (4)
1. Oloho Spondias
2. Dao Dracontomelon dao
3. Jambu mete Anacardium
occidentale L Anacardiaceae
4. Taipahada Mangifera sp
Apocynaceae
5. Tirotasi Alstonia macrophylla
6. Palem Palem sp. Arecaceae
7. Spatodea Spatodea Bignoniaceae
campanulata
8. Kapuk Ceiba petandra L. Bombacaceae
9. Loluna Cordia oblique Willd Boraginaceae
10. Bale angina Alpitonia incana
Casuarinaceae
11. Cemara Casuarina junghuana
12. Nyamplung Calophyllum Clusiaceae
inophyllum
13. Ketapang Terminalia catapa L Combretaceae
14. Dengi Dilenia sp. Dilleniaceae
15. Manggis hutan I Diospyros malabarica
16. Manggis Hutan II Garcinia sp
17. Gito-gito Diospyros
pilosanthera blanco Ebenaceae
18. Walahopa Aporosa
Euphorbiaceae
19. Holea Cleistanthus laevis
53

Hook.f
20. Ubi hutan Manihot utilicima
21. Manu-manu Mallotus paniculatus
Muell Arg.
22. Akasia Acasia mangium
23. Johar Cassia siamea
24. Ki hujan Samea saman Fabaceae
25. Angsana Pterocarpus indicus
26. Gamal Glicidia maculate
27. Eha Castanopsis Buruana
Fagaceae
28. Pololi Quercus celebica Miq
29. Wulu Garcinia celebica L
30. Sisio Cratoxilon formosum Guttiferae
31. Taisui Garcinia fom. Guttif
Wata-wata oleo Pittospermum
32. montieulum
Lauraceae
Pondo Lithocarpus
33. glutinosus
Puta Barringtonia
34. racemosa
Lecythidaceae
35. Wewu/putat Planchonia valida BL
36. Kasulate Baringtonia sp.
Lera Fagraea racamosa Logaraceae
37. jack
38. Bungur Legerstromia speciosa Lythraceae
39. Batu-batu Elmerrilia Magnoliaceae
40. Waru Hibiscus tilliaceus Malvaceae
41. Mahoni Swietenia mahagoni Meliaceae
42. Wilalo Albizzia lebbeck Benth Mimosaceae
43. Beringin Ficus benjamina
Pulai Alstonia scholaris Moraceae
44. R.Br.
Kayu besi Metrosederos
45. petiolata
46. Ruruhi Zysigium
Myrtaceae
Jambu-jambuan Eugenia malaccensis
47. Burm. F.
48. Ampupu Eucaliptus sp.
49. Pandan I Pandanus sp. Pandanaceae
50. Pandan II Crytocarya -
54

Undolia/Kayu Rosaceae
Pygeum sp
51. bunga
52. Longkida I Garcinia fom. Guttif
Jabon Anthocephallus
53. cadamba Miq Rubiaceae
Kopi-kopi Plectronia glabra Bret
54. H
55. Hokio Acronychia trifoliota
56. Kayu riri Evodia celebica Hats
Rutaceae
Sioh Evodia speciosa
57. Reich. F
58. Matoa Pometia pinata Sapindaceae
Bekoro Palaqium obtusifolium
59. Burck.
60. Nyatoh Pouteria firma baehmi Sapotaceae
61. Kumowatu -
62. Tanjung Mimusops elengi
63. Kolimama Sterculia
Bayur Pterospermum Sterculiaceae
64. celebicum Miq
65. Kulipapo/Biti Vitex cafasus
66. Jati putih Gmelina arborea
Verbenaceae
Jati Tectona grandis Linn.
67. F.
68. Alang-alang Imperata cilyndrical -
69. Borubi Querqus abendanoi -
Bolongita Tetrameles nudiflora -
70. R.B.r.
71. Gersen hutan Pipita fagifola -
72. Jambu-jambu Zysigium -
Kayu cina I Podocarpus blumii -
73. Endl.Bl
Kayu Cina II Podocarpus -
74. neriifolius
75. Kayu besi Metrosideros petiolata -
Eoonymus javanicus -
76 Kopi-kopi BL.
77. Nogoai Cleistantus sumatrana -
78. Nagoai Cleistanthus matranus -
79. Longkida Nauclea orientalis -
55

80. Libonu Avarrnos Carensita -


81. Lowari Timonius, sp
82. Lantana camara Carbera Manghas -
Fagraea racamosa -
83. Lera jack
84. Mangga Hutan Mangivera, sp -
85. Owunu Owunu -
86. Palem hutan Palem sp. -
87. Pelesingi Pelesingi -
88. Pete cina Sesbania bloribondus -
89. Ruruhi Zysigium sublagauca -
90. Rodu Melastoma sp -
91. Ungu-ungu Ungu-ungu -
Podocarpus blumii
92. Tandangolu Endl.Bl
93. Tasea Litosa, sp -
94. Toho Artocarpus elesticus -
Pittospermum -
95. Wata-wata oleo montieulum
96. Wewu/putat Planchonia valida BL. -
97. Wosili Vitex covassus -
98. Bambu Bambusa, sp
Sumber: Data Sekunder Indra Gandi, 2009

2. Fauna

Jenis-jenis fauna yang ditemukan dikawasan hutan kampus UHO yang

teridentifikasi sebanyak 48 jenis hewan yaitu; 3 Jenis Repttilia, 2 Jenis

Amphibi, 15 Jenis Insekta, 5 Jenis mamalia dan 16 Jenis Aves. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2. Identifikasi Reptilia Hutan Kampus UHO

No. Nama Lokal Nama Ilmiah (Latin)


(1) (2) (3)
1. Biawak VaranusSalvator
56

2. Ular Piton Reticulary


3. Kadal Dusia,Sp
Sumber: Data Sekunder Mapala Tropos, 2006

Tabel 5.3. Identifikasi Jenis Amphibi Hutan Kampus UHO


No. NamaLokal NamaIlmiah (Latin)
(1) (2) (3)
1. Katak Bufo Celebensis
2. Kura-kura
Sumber: Data Sekunder Mapala Tropis, 2006

Tabel 5.4. Identifikasi Jenis Insekta Hutan Kampus UHO


No. NamaLokal NamaIlmiah (Latin)
(1) (2) (3)
1. Capung
2. Kupu-Kupu
3. Belalang
4. Kumbang
5. Jangkrik
6. Laba-laba
7. Lipang
8. Kepik
9. Ngengat
10. Lebah
11. Semut
12. Kaki seribu
13. Walang sangit
14. Luwing
15. Jangkrik
Sumber: Sumber: Data Sekunder Mapala Tropis, 2006
57

Tabel 5.5. Identifikasi Jenis Mamalia Hutan Kampus UHO


No. Nama Lokal Nama Ilmiah (Latin)
(1) (2) (3)
1. Kelelawar Bunnerescens
2. BabiHutan Hpposideros,sp

3. Musang Macrogalidia Muschenbroeki


4. Kuskus Phalanger Celebinsis
5. Tupai Callosciurus, sp
Sumber: Sumber: Data Sekunder Mapala Tropis, 2006

Tabel 5.6. Identifikasi Jenis Aves Hutan Kampus UHO


No. Nama Lokal Nama Ilmiah (Latin)
(1) (2) (3)
1. Nuri Coraciastemminckii
2. Puyuh Batu Cotumixchirensis
3. Tuwur Eudinamismelanorhynch
4. Burung Cabai Benalu Dicaemum hirundinaceum
5. Elang Bondol Flaliatus Indus
6. Cekakak Halcyon chloris
7. Malia Malia grata stresemanni
8. Burung Pelatuk Mullericipusfulfus
9. Julang Rhititero scassidix
10. Kipasan Rhipidura superflua
11. Elang Sulawesi Spizaetus lanceolatus
12. PunaiPengantin Treron griscicauda
13. Burung Hantu
14. Tekukur
15. Burung Cui-Cui
16. Tomali
Sumber: Data Sekunder Mapala Tropis, 2006
58

Tabel 5.7. Identifikasi Hewan Air

No. Nama Lokal Nama Ilmiah (Latin)


(1) (2) (3)
1. Ikan Gabus
2. Ikan Mujair
3. Belut
4. Kepiting
5. Udang
6. Siput
7. Laba-laba air
Sumber: Data Sekunder Mapala Tropis, 2006

3. Biofisik

a. Topografi

1) Bentang Alam

Berdasarkan hasil survei lapangan tahun 2010, bentuk wilayah

dan tingkat kelerengan hutan kampus UHO adalah berbukit,

bergelombang, agak landai dan datar, dari datar (0-3%) sampai

berbukit (15-30%). Tingkat kelerengan dan bentuk wilayah beserta

luasannya dapat disajikan pada Tabel 5.7 berikut:

Tabel 5.7. Tingkat kelerengan dan bentuk wilayah di Lahan UHO

No. Lereng (%) Bentuk Wilayah Luas (Ha) Luas (%)


(1) (2) (3) (4) (5)
1. 0-3 Datar 129,38 44,84
2. 3-8 Agak Landai 101,99 43,48
3. 8-15 Bergelombang 22,65 9,66
4. 15-30 Berbukit 4,74 2,02
Jumlah 234,54 100,00
59

Sumber : Peta RBI (1992) data 2006 hasil survei lapang (2010)

2) Geologi

Kondisi geologi di kawasan hutan kampus Universitas Haluoleo

terdapat empat jenis tanah yaitu; 1) Aluvial Gleik, 2) Kambisol

Umbrik, 3) Kambisol Distrik, dan 4) Podsolik Haplik. Data tentang

luasan jenis tanah di Lahan UHO selengkapnya disajikan pada Tabel

5.8 berikut:

Tabel 5.8. Jenis tanah dan luasannya di LahanUHO


No. Jenis Tanah Luas (Ha) Luas (%)
1. Aluvial Gleik 20,42 8,71
2. Kambisol Umbrik 76,95 33,02
3. Kambisol Distrik 103,26 44,00
4. Podsolik Haplik 28,68 12,12
Jumlah 234,54 100,00
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2010

3) Jalan Hutan

Data yang di peroleh dalam kawasan hutan terdapat jalan-jalan

setapak yang membelah maupun melintasi kawasan hutan kampus

Universitas Haluoleo sebanyak 4 buah jalan utama diantaranya: Jalan

yang membelah hutan kampus dari belakang gedung perpustakaan

berakhir di asrama muna atau jalan depan pesantren putri

hidayahtullah; Jalan yang membelah hutan kampus dari belakang

gedung perpustakaan dan berakhir di tepi lapangan bola yang keluar

ke jalan di depan Perumahan Kendari Permai; Jalan yang berawal di

depan TK perumahan Dosen dan berakhir di Kompleks Kandang


60

Ternak Jurusan Peternakan; serta Jalan yang berawal dari depan

pesantren putri hidayah tullah masuk membelah sebela selatan hutan

kampus dan berakhir di kebun pusat tanaman obat-obatan masyarakat

Sulawesi Tenggara (Belakang Fakultas Teknik) dan ke empat Jalan

tersebut merupakan jalan setapak yang sering digunakan baik oleh

masyarakat maupun oleh mahasiswa sebagai jalan alternatif seperti

tampak pada gambar 5.1 berikut:

Gambar 5.1. Peta Jalan Setapak Hutan Kampus UHO

Sumber : Data sekunder (peta RBI 1992) diolah tahun 2010


61

b. Hidrologi

Berdasarkan hasil observasi diperoleh data terdapat 4 buah sungai

yang berada di dalam maupun sekitar lokasi hutan kampus Universitas

Haluoleo. Dua aliran sungai diantaranya adalah sungai aktif dan dua

lainnya merupakan sungai musiman yang hanya aktif pada musim

penghujan sedangkan pada musim kemarau sungai tersebut kering. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut:

Tabel 5.9. Aliran Sungai Hutan Kampus UHO

No Nama Sungai Status Keterangan

(1) (2) (3) (4)


1 Sungai 1 Aktif Sungai tersebut membelah kawasan hutan
berawal di belakang Gedung LPPM melintas
lewat sebelah barat gedung Perpustakaan,
membelah kawasan hutan hingga tembus di
sebelah barat lapangan bola depan kompleks
perumahan kendari permai.

2 Sungai 2 Pasif Sungai tersebut membelah Kawsan Hutan


berawal di belakang gedung ekonomi
(Pertigaan Jalan ke perpustakaan) membelah
kawasan hutan hungga tembus di depan
pesantren putri hidayatullah
3 Sungai 3 Pasif Sungai tersebut merupakan sungai pasif yang
mengalir di belakang gedung kompleks
kandang ternak jurusan peernakan dan
tembus di sekitar mesjid lama kampus
4 Sungai 4 Aktif Sungai ini adalah sungai aktif namun sungai
tersebut tidak membelah kawasan hutan,
tetapi hanya melintasi sisi sebelah timur
hutan kampus dan keluar menuju ke
kompleks Perumahan Dosen UHO.
Sumber: Data sekunder 2005 hasil survey 2010 (diolah tahun 2010)
62

Gambar 5.2. Peta Aliran Sungai Hutan Kampus

Sumber: Data sekunder (Peta RBI 1992)


63

B. Faktor Penunjang Pengembangan Ekowisata

1. Transportasi dan Aksesbilitas

Kelancaran dan suksesnya aktifitas pengembangan hutan diperlukan

tersedianya alat transportasi, dimana penggunaan alat transportasi, baik

melalui laut, darat maupun udara untuk mencapai daerah tujuan wisata dan

pendidikan.

Untuk menuju kampus UHO dapat dilakukan dengan beberapa cara

diantaranya:

a. Dari Bandar Udara Haluoleo Kendari +30 km dapat diakses dalam waktu

+25 menit dengan menggunakan angkutan pribadi atau taksi, sedangkan

melalui jalur angkutan umum dapat di akses melalui jalur angkutan

Anowila - Baruga +20 menit , kemudian dilanjutkan dengan menggunakan

angkutan umum jalur Baruga - Wua-Wua +25 menit, dan Wua-Wua

Kampus Baru +20 menit.

b. Dari Pelabuhan Nusantara Kendari +20 km dapat diakses melalui

kendaraan pribadi atau taksi dalam waktu +20 menit, sedangkan dengan

menggunakan angkutan umum dapat di akses melalui jalur angkutan Kota

- Kampus Baru dengan waktu tempuh +40 menit.

c. Dari terminal Puwatu dengan jarak +25 km dapat di akses melalui

kendaraan pribadi atau taksi dalam waktu +25 menit, sedangkan melalui

jalur angkutan umum dapat di akses melalui jalur angkutan Puwatu -


64

Mandonga +20 menit, dan dilanjutkan dengan jalur angutan Mandonga -

Kampus Baru +25 menit.

2. Akomodasi

Akomodasi di kawasan hutan kampus UHO yang merupakan tempat

dimana para pengunjung merasa nyaman berada di kawasan hutan yang

meliputi; Pembenihan Tanaman Kehutanan, Kebun Buah dan Bunga,

Kebun Penangkaran satwa, Kawasan Perkemahan, Usaha makanan dan

minuman serta Taman kota yang dapat dijadikan sebagai taman bermain anak-

anak dan dewasa.

Dari data sekunder dan hasil pengamatan di Hutan Kampus UHO

secara keseluruhan, akomodasi yang tersedia masih sangat minim sehingga

Hutan Kampus UHO tidak dimanfaatkan sesuai dengan fungsi hutan

sesungguhnya.

3. Sarana dan Prasarana

Aspek Sarana dan Prasarana untuk menunjang kegiatan akademik di

Hutan Kampus UHO meliputi; laboratorium, arboretum tanaman

kehutanan/kawasan pembibitan, rumah kaca, tanaman obat-obatan dan lain

sebagainya.

Selain untuk kegiatan akademik, hutan kampus juga memiliki dua sisi

kepentingan yaitu; (1) alat memenuhi kebutuhan pariwisata alam, dan (2)
65

pengendalian dalam rangka memelihara keseimbangan lingkungan.

Infrastruktur, sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen yang

sangat penting didaerah wisata dalam kaitannya dengan pengembangan hutan

kampus UHO.

Dari hasil pengamatan di hutan kampus UHO terlihat bahwa

infrastruktur yang ada sangat minim, sehingga tidak dapat memberikan

kenyamanan bagi para pengunjung. Infrastruktur pada hutan Kampus UHO

dapat disajikan peda Tabel 5.10 berikut:

Tabel 5.10. Infrastruktur kawasan hutan kampus UHO

No. Infrastruktur Satuan Kapasitas Jumlah


(1) (2) (3) (4) (5)
Parkiran
1. Ada 30 bh motor 2
Wc
2. Tidak Ada - 3
Masjid
3. Ada 500 orang 2
Jalan
4. Setapak Ada 3 orang 8
Tempat
5. Sampah Tidak Ada - -
Taman
6. Kota Tidak Ada - -
Gerbang
7. Masuk Tidak Ada - -
Sarana
8. Komunikasi Tidak Ada - -
Tempat
9. Perkemahan Ada 300m2 3
Penangkaran
10. satwa Tidak Ada - -
Taman
11. Bermain Tidak Ada - -
Warung/kios
12. Ada 7 orang 2
Jalan
13. trail wisata Tidak Ada - -
Penerangan
14. Ada 250m2 1
Pusat
15. Informasi Tidak Ada - -
Tempatperistrahatan
16. Tidak Ada - -
Kebun
17. Buah & Bunga
18.
Pembenihan Tanaman Kehutanan Tidak Ada - -
Sumber: Data primer diolah 2010
66

4. Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

Beberapa Peraturan Perundangan yang telah disusun untuk

menunjang pengembangan kegiatan pariwisata alam dan upaya konservasi

antara lain:

a. UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya;

b. UU No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan;

c. PP No. 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona

Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata

Alam;

d. Keputusan Menhut No. 441/Kpts-II/1994 tentang Sarana Prasarana

Pengusahaan Pariwisataan Alam;

e. Keputusan Menhut No. 441/Kpts-II/1990 tentang Pengenaan Iuran

Pungutan Usaha di Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya

dan Taman Wisata Laut;

f. Keputusan Menhut No. 446/Kpts-II/1996 tentang Tata Cara Permohonan,

Pemberian dan Pencabutan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam;

g. Keputusan Menhut No. 878/Kpts-II/1992 tentang Tarif Pungutan Masuk

ke Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman

Wisata Laut;
67

h. Keputusan Menhut No. 447/Kpts-II/1996 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Pengusahaan Pariwisata Alam.

i. Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2004 tentang tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, dan

penggunaan kawasan hutan.

j. Undang-Undang nomor 20 tahun 22 tahun 1999 tentang pemerintah

tentang pemerintah daerah otonomi daerah telah memberikan peluang dan

kesempatan yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk mengatur dan

menentukan arah rencana strategis dalam pengelolaan sumberdaya alam

yang ada dengan maksimal secara lestari dalam upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan menopang anggaran belanja daerah.

k. Peraturan Walikota Kendari Nomor 10 tahun 2008, tentang perlindungan

dan pengelolaan kawasan hutan, hutan Kota dan Ruang Terbuka Hijau

dalam wilayah Kota Kendari, menetapkan hutan tata kota kampus

tridharma UHO sebagai kawasan hutan, hutan kota dan Ruang terbuka

Hujau yang dilindungi dan dikelola oleh Pemerintah Kota Kendari

dengan Luas Kawasan Hutan 20 Ha.

C. Permasalaahan yang Dihadapi dalam Pengelolaan Hutan Kampus UHO

Berdasarkan penelitian 2010 ditemukan beberapa permasalahan dalam

pengembangan dan pengelolaan hutan kampus UHO antara lain sebagai berikut:
68

1. Pencurian hasil hutan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar berupa

pengambilan kayu dolken/tiang dan kayu bakar yang digunakan sebagai

kebutuhan pribadi (tiang jemuran, tempat peristirahatan/pangkalan ojek,

penyangga cor bangunan, kayu bakar dan lain sebagainya). Selain untuk

kebutuhan pribadi, ada beberapa oknum melakukan illegal loging di hutan

kampus dengan tujuan untuk dijual. Dari hasil penelitian ini pula ditemukan

beberapa faktor penyebab terjadinya illegal loging di hutan kampus UHO

antara lain:

a. Tidak adanya papan informasi dan aturan tentang pelarangan pengambilan

hasil hutan di kawasan hutan kampus

b. Tidak adanya penyuluhan tentang kehutanan/hutan kampus

c. Mencari kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan hidup

d. Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar hutan akan pentingnya arti hutan

sesungguhnya.

2. Kurangnya kerjasama antara mahasiswa, birokrasi UHO dan Pemerintah Kota

Kendari dalam pengembangan hutan kampus sebagai kawasan hutan

pendidikan dan kawasan ekowisata

3. Minimnya alokasi dana pemeliharaan hutan kampus UHO

Keberadaan hutan kampus tidak terpelihara secara maksimal, dengan

melihat banyaknya pintu masuk menuju hutan kampus UHO, tidak satupun yang

memiliki gerbang dan petunjuk masuk/tanda-tanda khusus yang menandakan

kawasan/areal hutan kampus UHO. Demikian pula didalam areal hutan kampus
69

UHO, tidak satupun ditemukan tanda-tanda khusus/petunjuk yang menandakan

suatu jenis pohon, jenis hutan, jalan, sungai, dan lain-lain. Jalan yang

menghubungkan antara pintu masuk satu dengan pintu masuk lainnya tertutup

oleh rumput/semak yang menandakan kurangnya perawatan hutan kampus kita.

Sejak keluarnya SK Wali Kota Kendari Nomor 10 tahun 2008 tentang

Kawasan Hutan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang menetapkan Hutan

Kampus UHO sebagai salah satu kawasan RTH di Kota Kendari, menandakan

bahwa adanya perhatian pemerintah Kota Kendari dalam pengembangan hutan

kampus UHO. Namun selama ini Pemerintah Kota Kendari hanya mengeluarkan

perintah dan tanpa memikirkan akibat dan tanggung jawabnya sebagai pihak

pengelola. Pemerintah Kota hanya membuat sebuah papan informasi tentang

penetapan hutan kampus sebagai salah satu RTH di Kota Kendari dan sampai

pada tahun 2010 ini Pemerintah Kota belum menunjukan perhatian dan

kepeduliannya terhadap Hutan Kampus UHO.

Kurangnya koordinasi antara Birokrasi UHO, Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kota dan instansi terkait lainnya yang peduli dengan kondisi hutan

kampus UHO menyebabkan tidak berdayanya kita dalam mengelola kawasan

hutan secara lestari. Hal ini mengambarkan bahwa kegiatan perencanaan dan

pengembangan hutan kampus tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan kerjasama

dari berbagai pihak dalam mewujudkan hutan kampus Universitas Haluoleo

sebagai salah satu hutan pendidikan dan ekowisata di Kota Kendari dapat tercapai

dengan baik.
70

D. Strategi Pengembangan Hutan Kampus UHO

Berdasarkan hasil penelitian 2010 pengembangan hutan kampus UHO

dapat dilakukan dengan melihat Analisis SWOT:

1. Peluang (Opportunites)

a. Letak hutan kampus yang berada di pusat Kota Kendari sehingga

memudahkan para pengujung mengakses hutan Kampus UHO

b. Dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang di kawasan hutan

kampus UHO, pengunjung dapat melakukan aktivitas di kawasan hutan

Kampus UHO dengan nyaman

c. Adanya dukungan penuh dari pihak birokrasi UHO terhadap

pengembangan Hutan Kampus UHO sehingga dapat menjadi salah satu

hutan percontohan di Kota Kendari berupa peluang yang diberikan kepada

Fakultas Pertanian khususnya Jurusan Kehutanan untuk berkarya dalam

pengembangan Hutan Kampus UHO kedepan.

2. Ancaman (Threats)

a. Universitas Haluoleo yang merupakan Universitas yang sedang

berkembang, sehingga memungkinkan kawasan hutan Kampus UHO

dapat berubah wujud menjadi gedung-gedung dan sarana prasarana

penunjang dalam pengembangan mutu pendidikan di Universitas Haluoleo

Kendari.
71

b. Dengan banyaknya tempat objek wisata alam, memungkinkan para

pengunjung mencari alternatif berwisata pada kawasan obyek wisata alam

lainnya yang ada di Kota Kendari.

c. Letak Hutan Kampus UHO yang diapit dengan pemukiman padat

penduduk sehingga dapat mengancam kelestarian ekosistem hutan kampus

UHO.

d. Kurangnya pemahaman masyarakat sekitar hutan kampus tentang

pentingnya arti hutan.

3. Kekuatan (Strengths)

a. Penetapan kawasan sebagai sebagai kawasan hutan tata kota kampus

tridharma UHO sebagai kawasan hutan, hutan kota dan Ruang terbuka

Hujau yang dilindungi dan dikelola oleh Pemerintah Kota Kendari dengan

Luas Kawasan Hutan 20 Ha.

b. Kebersihan udara di Hutan Kampus UHO masih baik

c. Memiliki Panorama alam yang menarik, topografi yang datar, landai dan

berbukit yang berada di wilayah kampus Bumi Tridharma UHO

d. Potensi sumberdaya alam yang memadai yang dimiliki hutan kampus

UHO berupa keanekaragamanflora dan fauna.

e. Letak hutan kampus UHO berada dalam pusat kota sehingga memudahkan

pengunjung untuk berwisata di hutan Kampus UHO, disamping itu lokasi


72

f. Keaslian hutan kampus UHO terlihat belum banyaknya pembangunan

sarana dan prasarana, sehingga belum merubah bentang alam dan turut

menjaga keaslian/kealamian ekosistem hutan kampus UHO.

4. Kelemahan (Weaknesses)\

a. Tidak ditemukannya sarana akomodasi pada hutan Kampus UHO, dimana

para pengunjung tidak dapat tinggal sementara/beristirahat dan menikmati

panorama alam di kawasan hutan kampus UHO.

b. Minimnya sarana dan prasarana penunjang ekowisata seperti Tempat

Peristrahatan, Musolah, WC Umum, Rumah Makan, yang mengakibatkan

pengunjung tidak dapat berlama-lama di kawasan Hutan Kampus UHO.

c. Minimnya alokasi dana pemeliharaan sehingga Kawasan Hutan Kampus

UHO tidak terpelihara secara maksimal.

d. Kurangnya kerjasama, promosi dan informasi yang serius kepada semua

pihak, sehingga kawasan hutan kampus UHO tidak dimanfaatkan sebagai

sarana belajar dan wisata.

e. Adanya illegal loging yang disebabkan karena kurangnya kesadaran

masyarakat sekitar tentang pentingnya arti hutan.


73

ANALISIS SWOT

Kekuatan (strengths) Kelemahan (weaknesses)

a. SK Walikota Kendari No. 20 tahun a. Tidak ditemukannya sarana akomodasi pada


2008 tentang Penetapan kawasan hutan Kampus UHO, dimana para pengunjung
Faktor Internal sebagai sebagai kawasan hutan tata kota tidak dapat tinggal sementara/beristirahat dan
kampus tridharma UHO sebagai menikmati panorama alam di kawasan hutan
kawasan hutan, hutan kota dan Ruang
kampus UHO.
terbuka Hujau yang dilindungi dan
dikelola oleh Pemerintah Kota Kendari b. Minimnya sarana dan prasarana penunjang
dengan Luas Kawasan Hutan 20 Ha. ekowisata seperti Tempat Peristrahatan,
b. Kebersihan udara di Hutan Kampus Musolah, WC Umum, Rumah Makan, yang
UHO masih baik mengakibatkan pengunjung tidak dapat
c. Memiliki Panorama alam yang menarik, berlama-lama di kawasan Hutan Kampus UHO.
topografi yang datar, landai dan c. Minimnya alokasi dana pemeliharaan sehingga
berbukit yang berada di wilayah kampus Kawasan Hutan Kampus UHO tidak terpelihara
Bumi Tridharma UHO
secara maksimal.
d. Potensi sumberdaya alam yang
memadai yang dimiliki hutan kampus d. Kurangnya kerjasama, promosi dan informasi
UHO berupa keanekaragaman flora dan yang serius kepada semua pihak, sehingga
Faktor Eksternal fauna. kawasan hutan kampus UHO tidak
e. Letak hutan kampus UHO berada dalam dimanfaatkan sebagai sarana belajar dan wisata.
pusat kota sehingga memudahkan e. Adanya ilegaloging yang disebabkan karena
pengunjung untuk berwisata di hutan kurangnya kesadaran masyarakat sekitar tentang
Kampus UHO, disamping itu lokasi pentingnya arti hutan.
f. Keaslian hutan kampus UHO terlihat
belum banyaknya pembangunan sarna
dan prasarana, sehingga belum merubah
bentang alam dan turut menjaga
keaslian/kealamian ekosistem hutan
kampus UHO.
Peluang (Oportunites) Kekuatan-Peluang(S-O) Kelemahan-Peluang (W-O)

a. Letak hutan kampus yang berada di pusat Kota Kendari a. Memaksimalkan daya tarik dan potensi a. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana
sehingga memudahkan para pengujung mengakses hutan yang menonjol dengan mengutamakan dengan mendorong dan memberikan kesempatan
Kampus UHO kebutuhan pengunjung dan peningkatan kepada semua pihak untuk melakukan kegiatan
b. Dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang di usaha promosi serta peran pemerintah ekonomi produktif berupa jasa wisata dalam bentuk
kawasan hutan kampus UHO, pengunjung dapat Kota Kendari dan birokrasi UHO. akomodasi, souvenir, dan usaha lain yang dapat
melakukan aktivitas di kawasan hutan Kampus UHO b. Mempertahankan keberadaan hutan meningkatkan kesejahteraan hidup.
dengan nyaman. kampus UHO sehingga pembangunan b. Mendorong dan memberikan kesempatan kepada
c. Adanya dukungan penuh dari pihak birokrasi UHO sarna dan prasarana dalam Mahasiswa Kehutanan UHO dan pihak-pihak yang
terhadap pengembangan Hutan Kampus UHO sehingga pengembangan Hutan Kampus tidak berkepentingan untuk berinvestasi dalam
dapat menjadi salah satu hutan percontohan di Kota merubah bentang alam serta menjaga pengembangan hutan Kampus UHO
Kendari berupa peluang yang diberikan kepada Fakultas keaslian/kealamian ekosistem hutan c. Memaksimalkan dukungan Pemkot Kendari dan
Pertanian khususnya Jurusan Kehutanan untuk berkarya yang ada. Birokrasi UHO dalam melakukan pembangunan
dalam pengembangan Hutan Kampus UHO kedepan. sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan
pendidikan, penelitian dan rekreasi, serta menjaga
kebersihan kawasan hutan.
Ancaman(Threats) Kekuatan-Ancaman (S-O) Kelemahan-Ancaman (W-T)

a. Universitas Haluoleo yang merupakan Universitas yang sedang a. Mengurangi ancaman pesaing terhadap a. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk
berkembang, sehingga memungkinkan kawasan hutan Kampus potensi obyek wisata alam yang lain membangun hutan kampus yang aman, nyaman dan
UHO dapat berubah wujud menjadi gedung-gedung dan sarana dengan memaksimalkan potensi SDA berkelanjutan.
prasarana penunjang dalam pengembangan mutu pendidikan di
Universitas Haluoleo Kendari.
yang menonjol dan panorama alam b. Meningkatkan kesadaran pangunjung dan mahasiswa
b. Dengan banyaknya kawasan Taman Hutan dan tempat Pesaing yang menarik. Kehutanan UHO serta masyarakat sekitar kampus
objek wisata alam, memungkinkan para pengunjung mencari b. Mempertahankan keaslian hutan tentang fungsi dan peran Hutan Kampus UHO.
alternatif berwisata pada kawasan obyek wisata alam lainnya kampus UHO sehingga dalam
yang ada di Kota Kendari. pembangunan sarna dan prasarana,
c. Letak Hutan Kampus UHO yang diapit dengan pemukiman padat tidak merubah model dan bentang
penduduk sehingga dapat mengancam kelestarian ekosistem hutan alam.
kampus UHO.
d. Kurangnya pemahaman masyarakat sekitar hutan kampus tentang
pentingnya arti hutan.
74

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan strategi pengembangan hutan

kampus UHO sebagai kawasan hutan pendidikan dan ekowisata di Kota Kendari

adalah sebagai berikut:

1. Strategi Kekuatan - Peluang

a. Memaksimalkan daya tarik dan potensi yang menonjol dengan

mengutamakan kebutuhan pengunjung dan peningkatan usaha promosi

serta peran pemerintah Kota Kendari dan birokrasi UHO.

b. Mempertahankan keberadaan hutan kampus UHO sehingga pembangunan

sarna dan prasarana dalam pengembangan Hutan Kampus tidak merubah

bentang alam serta menjaga keaslian/kealamian ekosistem hutan yang ada.

2. Strategi Kelemahan - Peluang

a. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana dengan mendorong dan

memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk melakukan kegiatan

ekonomi produktif berupa jasa wisata dalam bentuk akomodasi, souvenir,

dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.

b. Mendorong dan memberikan kesempatan kepada Mahasiswa Kehutanan

UHO dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk berinvestasi dalam

pengembangan hutan Kampus UHO

c. Memaksimalkan dukungan Pemkot Kendari dan Birokrasi UHO dalam

melakukan pembangunan sarana dan prasarana yang dapat menunjang


75

kegiatan pendidikan, penelitian dan rekreasi. Menjaga kebersihan kawasan

hutan serta meningkatkan upaya promosi dan kerjasama dengan berbagai

pihak.

3. Strategi Kekuatan - Ancaman

a. Mengurangi ancaman pesaing terhadap potensi obyek wisata alam yang

lain dengan memaksimalkan potensi SDA yang menonjol dan panorama

alam yang menarik.

b. Mempertahankan keaslian hutan kampus UHO sehingga dalam

pembangunan sarna dan prasarana, tidak merubah model dan bentang

alam.

4. Strategi Kelemahan - Ancaman

a) Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk membangun

keparawisataan yang aman, nyaman dan berkelanjutan.

b) Meningkatkan kesadaran pangunjung dan mahasiswa Kehutanan UHO

tentang fungsi dan peran Hutan Kampus UHO.


76

E. Strategi dan Program Pengembangan Hutan Kampus UHO Kedepan

Kebutuhan manusia terhadap ekosistem tak pernah berhenti bahkan

bertambah terus. Pengembangan ekowisata yang direncanakan harus

memperhitungkan penggunaan sumber daya alam sebelumnya sehingga dampak

dari kegiatan terdahulu, pengembangan yang direncanakan, dan antisipasi

penggunaan di masa depan, tidak akan melebihi kemampuan ekosistem. Skala

dan jenis dari setiap kemungkinan pengembangan harus lebih ditentukan oleh

kemampuan dan daya lenting ekosistem dari pada oleh kemampuan fisik

kawasan.

Dari hasil Analisis SWOT dapat di gambarkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pengembangan hutan Kampus UHO. Pengambilan

strategi pengembangan hutan Kampus UHO dan program yang relevan, maka

dapat dipadukan antara kekuatan-kelemahan dan peluang-tantangan, sehingga

diperoleh beberapa strategi dan program pendukung strategi diantaranya:

1. Membuat susunan pengurus dan peraturan tentang tata kelola hutan kampus

UHO yang lestari sehingga dalam pengembangannya dapat melibatkan semua

pihak dan mendorong kolaborasi antara mahasiswa UHO, Birokrasi UHO,

dan pemerintah Kota Kendari dalam mengajukan tuntutannya terhadap

pengembangan dan pemanfaatan hutan kampus UHO serta meningkatkan

daya dorong yang lebih besar bagi pihak swasta untuk berperan serta dalam

program konservasi dan mendukung upaya pengawetan jenis.


77

2. Menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara dengan menawarkan

obyek dan daya tarik wisata, seperti fenomena alam, flora, fauna dan bentang

alam dengan peningkatan upaya promosi dan program-program yang sifatnya

mengajak/himbauan diantaranya:

a. Bekerjasama dengan stasiun televisi/radio untuk promosi tentang

keanekaragaman hutan kampus UHO serta sekolah-sekolah yang ada di

Kota Kendari dengan menawarkan paket wisata pendidikan.

b. Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan untuk membuat paket-paket

wisata ke Taman Wisata Pendidikan Kampus UHO, pembuatan pamflet

dengan gambar dan bahasa yang menarik dan mudah dimengerti.

c. Kampanye obyek hutan kampus UHO secara luas, baik dari dalam Kota

Kendari maupun di luar Kota Kendari.

d. Pembuatan souvenir berupa gantungan kunci, kaos bergambar hutan

kampus UHO dengan gambar dan kata-kata yang menarik dan menarik.

3. Perlindungan kawasan dan pengamanan kawasan dapat ditingkatkan yaitu:

a. Perlindungan dan pengamanan batas fisik

b. Memperjelas pembagian status hutan

c. Peningkatan patroli rutin di kawasan hutan

4. Rehabilitasi kawasan dengan membangun sarana dan prasarana memadaiyang

dapat menunjang segala kebutuhan penelitian, pendidikan dan parawisata

dengan mempertimbangkan segala aspek dalam proses pengembangannya.

5. Pemasangan papan informasi, petunjuk dan larangan


78

6. Peningkatan pemeliharaan kawasan

7. Pembuatan buku tentang profil hutan kampus UHO

a. Menyediakan informasi yang akurat tentang potensi kawasan bagi

pengunjung.

b. Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang mempunyai

fungsi konservasi.

c. Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian

lingkungan.

8. Dalam blok pemanfaatan dapat dilakukan kegiatan pemanfaatan kawasan dan

potensinya dalam bentuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan wisata alam

9. Kegiatan pengusahaan wisata alam dapat diberikan kepada pihak ketiga, baik

koperasi, BUMN, swasta, maupun perorangan

10. Blok pemanfaatan dapat digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan

penangkaran jenis sepanjang untuk menunjang kegiatan penelitian, ilmu

pengetahuan, pendidikan, restocking, dan budidaya oleh masyarakat setempat;

11. Dalam blok pemanfaatan dapat dibangun sarana dan prasarana pengelolaan,

penelitian, pendidikan dan wisata alam (Pembenihan Tanaman Kehutanan,

Kebun Buah dan Bunga, Kebun Penangkaran satwa, Kawasan Perkemahan,

Usaha makanan dan minuman serta taman kota) yang dalam pembangunannya

harus memperhatikan gaya arsitektur daerah setempat

12. Pengendalian Kerusakan kawasan Hutan


79

Dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati

terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain:

1) Aspek pencegahan:

a) Menguragi dampak negatif dari kegiatan ekowisata dengan cara :

Pemilihan dan penempatan lokasi yang tepat dengan menggunakan

pendekatan tata ruang, rancangan pengembangan lokasi yang sesuai

dengan daya dukung dan daya tampung, serta rancangan

atraksi/kegiatan yang sesuai dengan daya dukung kawasan dan

kerentanan misalnya:

1. Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola

kawasan, penyelenggara ekoturisme (tour operator) serta

wisatawan itu sendiri.

2. Memilih segmen pasar yang sesuai.

b) Untuk menciptakan dampak paling minimum dengan biaya terendah

yang diharapkan akan menghasilkan suatu pengembangan yang paling

tepat untuk menjaga keberlanjutan kawasan, setiap pengembang

ekowisata disarankan untuk menggunakan suatu pendekatan

komprehensif dalam pengembangan kegiatan-kegiatannya, karena

kerusakan terhadap keanekaragaman hayati terutama diakibatkan oleh

suatu proses fisk terhadap sistem biologis yang sangat kompleks dan

terdiri dari beragam unsur. Untuk itu suatu filosofi atau pertimbangan

umum sebelum mempertimbangkan kriteria-kriteria lainnya adalah


80

suatu pemahaman dari pengembang ekowisata terhadap kawasan yang

akan di jadikan obyek.

c) Perilaku Alam di dalam Ekosistem

Pemahaman yang sangat mendasar terhadap perilaku alam dalam suatu

ekosistem sangat diperlukan sebelum para pengembang

mengembangkan suatu kegiatan wisata dan membangun sarana dan

prasarana. Jaminan terhadap keberlanjutan kawasan, yang pada

gilirannya adalah kelestarian terhadap keanekaragaman hayatinya,

harus didukung oleh pemahaman terhadap unsur-unsur sumber daya

alam tersebut saling terkait.

2) Aspek Penanggulangan

Menyeleksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung yang diperkenankan dan

minat kegiatan yang diperkenankan (control of visitor).

a. Menentukan waktu kunjungan

b. Mengembangkan pengelolaan kawasan (rancangan, peruntukan,

penyediaan fasilitas) melalui pengembangan sumber daya manusia,

peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas.

3) Aspek Pemulihan

a. Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk

pemeliharaan fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan, dan

b. Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa

ekowisata.
81

13. Penataan hutan merupakan elemen dari lansekap yang dapat memberikan

keindahan bagi lingkungan sekitarnya yang merupakan bagian dari elemen

lembut yang terdiri dari tanaman pohon, perdu, semak, penutup tanah dan air

yang dapat memberikan kesegaran dan dapat menciptakan iklim mikro

setempat. Elemen lembut tidak mempunyai bentuk yang tetap dan selalu

berubah. Perubahan tersebut akan terlihat dari bentuk, tekstur, warna dan

ukurannya. Perubahan ini diakibatkan oleh karena tanaman adalah makhluk

yang selalu tumbuh dan dipengaruhi pula oleh faktor alam dan tempat

tumbuhnya sehingga dalam pemilihan elemen lembut harus disesuaikan

dengan kondisi alam lingkungannya sehingga pertumbuhannya tidak

terhambat serta tumbuh dengan bebas. Penataan tanaman pada ruang luar

mencakup habitus tanaman, karakter tanaman, fungsi tanaman dan peletakan

tanaman.

14. Konsep penanaman pohon yang berfungsi sebagai pembatas, pengarah dan

peneduh ; konsep penanaman pohon di area pintu masuk kawasan hutan di

buat dalam bentuk memajang, menyebar, tunggal tetapi menyatu pada area

yang luas terutama di sepanjang jalan. Karakter fisik tanaman dapat dilihat

dari bentuk batang dan percabangannya, bentuk tajuk, masa daun, masa

bunga, warna tekstur, skala ketinggian dan kesendiriannya. Pemilihan jenis

tanaman pada area ini secara umum akan memberikan suatu nilai seni dan

ilmu pengetahuan yang akan menyangkut komposisi elemen dalam mendesain


82

seperti warna, bentuk, tekstur, dan kualitas desain yang berubah karena sangat

dipengaruhi oleh teknik peletakan, teknik penanaman dan pertumbuhannya.

15. Fungsi Tanaman sebagai kontrol pandang (jalan raya, bangunan, kontrol

pandang terhadap ruang luar, kontrol pandang terhadap hal yang tidak

menyenangkan), pembatas fisik, pengendalian iklim (kontrol radiasi sinar

matahari dan suhu), kontrol/pengendali angin, penyaring udara, pencegah

erosi, habitat satwa dan nilai estetika (warna, bentuk, tekstur, skala). Tata

vegetasi pada area kawasan hutan kampus UHO dilakukan secara berkala

disesuaikan dengan masing-masing zona yang terdiri dariJalan masuk utama

merupakan area utama menuju areal hutan. Ini menunjukkan bahwa area

masuk utama perlu direncanakan suatu desain yang menarik dan bersifat

terbuka sehingga orang yang melewati area tersebut ingin melihat dan

meninkmatinya. Hal utama yang diperlihatkan adalah tata vegetasi dan

ornamen lain yang menarik meliputi:

a. Zona Akademik

Pada zona akademik merupakan area yang paling luas di dalam area hutan

kampus karena di area ini terdiri dari banyak kegiatan untuk Universitas

yang dilengkapi dengan laboratorium dan lainnya sebagai pendukung

kegiatan.
83

b. Zona Pendukung

Aktivitas pada zona ini lebih kepada kepentingan umum antara lain; sarana

olahrga dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai peneduh, pembatas,

pengarah dan pengisi ruang luar.

c. Zona Hutan Pendidikan/Arboretum

Zona ini merupakan salah satu area yang direncanakan pada pengembangan hutan

kampus UHO terutama dalam pemilihan vegetasi. Jenis vegetasi yang

direncanakan adalah vegetasi yang dapat memberikan keuntungan dan

manfaat kehutanan terutama bagi pengembang UHO, misalnya salah satu

jenis tanaman yang direncanakan adalah tanaman mahoni, jati, jati putih,

sengon, biti dan lain sebagainya.

d. Zona Penangkaran Satwa

Pada zona ini penataan vegetasi hanya berfungsi sebagai pembatas terhadap

lingkungan sekitarnya agar satwa yang dilindungi tidak dapat keluar dari

area yang telah direncanakan serta aroma yang dikeluarkan tidak

menyebar ke lingkungan sekitarnya.

e. Zona Laboratorium Pembenihan Tanaman Kehutanan

Tata vegetasi pada zona ini hanya diperlukan sebagai pelengkap dan pembatas

agar tidak berkesan monoton terhadap pengunjung yang datang. Konsep

penataan vegetasi pada zona ini bersifat bebas dan menyebar yang dapat

memberikan kesan indah terhadap lingkungan sekitar.


84

Peta Rencana Pengembangan Hutan Kampus Universitas Haluoleo

Sumber: Peta RBI (2002) di olah tahun 2010


Keterangan:
1. Zona Akademik
2. Zona Hutan Pendidikan
3. Zona Laboratorium Pembenihan tanaman
4. Zona Pendukung/Asrama Mahasiswa
5. Zona Peneduh, Pembatas, dan Sarana Olahraga
6. Zona Penangkaran satwa
85

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi hutan kampus UHO yang dapat dijadikan sebagai hutan pendidikan

dan ekowisata meliputi;

a. Bentang alam yaitu memiliki tingkat kelerengan yang berfariasi

diantaranya; berbukit, bergelombang, agak landai dan datar, sehingga

dapat dijadikan sebagai areal perkemahan, lintas alam, praktek

mahasiswa/umum pada mata kuliah Ilmu Ukur Hutan dan lain sebagainya.

b. Jalan-jalan setapak yang membelah maupun melintasi kawasan hutan

kampus Universitas Haluoleo sebanyak 4 buah jalan utama yang

digunakan sebagai jalan alternatif oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar

hutan kampus.

c. Terdapat 4 buah sungai yang berada di dalam maupun sekitar lokasi hutan

kampus Universitas Haluoleo, dua aliran sungai diantaranya adalah sungai

aktif dan dua lainnya merupakan sungai musiman, yang dapat digunakan

sebagai areal praktek mahasiswa/umum pada mata kuliah Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai, Hidrologi dan lain sebagainya.

2. Strategi pengembangan yang dapat dilakukan untuk menjadikan Hutan

Kampus UHO sebagai hutan pendidikan dan ekowisata meliputi;

a. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana,


86

b. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk membangun hutan

kampus yang aman, nyaman dan berkelanjutan,

c. Meningkatan kesadaran masyarakat sekitar kampus tentang fungsi dan

peran hutan kampus UHO, dan

d. Pembuatan susunan pengurus dan peraturan tentang tata kelola hutan

kampus UHO yang lestari.

B. Saran

Pengembangan hutan kampus UHO sebagai Kawasan Hutan Pendidikan

dan Ekowisata di Kota Kendari perlu dilakukan secara bersama dengan pelibatan

instansi terkait antara Pemerintah Kota Kendari, Birokrasi UHO, Mahasiswa

Kehutanan UHO, masyarakat sekitar hutan kampus dan seluruh stakeholder yang

ada di Kota Kendari.


87

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto. 2008. Pengembangan Taman Wisata Alam. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Arief, Arifin. 1984. Hutan Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan.


Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

............. 2001. Hutan dan kehutanan. Penerbit Kanisius. Jakarta

Arikunto, S. 1993. Metode Penarikan Sampel. CV.Rajawali. Jakarta.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. 2001. Pengembangan Ekowisata


Indonesia Dalam Rangka Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati
di Taman Nasional dan Taman Wisata Alam. Direktorat Jendral Pengendalian
Kerusakan Keanekaragaman Hayati. Melalui <http://www.ekowisata.info. [19
Februari 2010, 7:05:13]

Curtis et. al., 1981.Landscape Ecology and Land Use. Translate By.The Author.
English Translation Edited By D.A. Davidson. University of Strathclide.
Longman. London adnNew York.

Djajono, Ali. 2006. Perencanaan Ruang Kehutanan dan Masalahnya. Agro


Indonesia.

Faad, Husna dan Tuheteru Faisal Danu. 2007. Hutan Indonesia Nasibmu Kini. CV.
Debut Wahana Sinergi. Jogjakarta.

FAO. 2001. Dalam Potret Keadaan Hutan Indonesia. Global Forest Watch. Forest
Watch Indonesia.

Golar. 2002. Pengembangan Sumber Daya Alam. Bumi Aksara. Jakarta.

Hanurung, 1985. Metode Pengendalian Erosi. Ganeca. Bandung.

http://college-degree.smespro.com// . 2001. Strategi Pengembangan Obyek Wisata


Alam. [12 Juni 2010, 17:55:20]

Fandeli,Chafid. 2000. Buku Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas


Gadjah Mada Yogyakarta.
88

http://college-degree.smespro.com//. 2009. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Taman


Hutan. [06 Mei 2010, 12:36:05]

Indrawan, A., dan Ishemat, S, 1978. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen


Manajemen Hutan. Fakulatas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Indrianto. 1998. Tata Tanaman Halaman Rumah. Penerbit Angkasa. Bandung.

Jumin. 1989. Sistem Geografi. Rajawali. Jakarta.

Sutedjo, Kartasapoetra. 199. Indeks Erosivitas Hujan dan Faktor Erodibilitas Tanah.
Gajah Mada University Press. Jogyakarta.

Mas`ud, J., dkk. 1985. Dasar Umum Ilmu Kehutanan/Telesession. Badan Kerja
Sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur. Universitas Hasanudin.

Muhdin, 2003. Dimensi Pohon dan Perkembangan Metode Pendugaan Volume


Pohon. Departemen manajemen hutan IPB. Bogor.

Nasution. 1999. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Sinar Grafika Offset. Jakarta.

Nazaruddin. 1998. Ketika Hutan Lestari, Maka Manfaat Tercipta. Yayasan Obor
Indonesia. Jakarta.

Peraturan Daerah Nomor 20. 1995. Tata Guna Hutan Kesepakatan dan Rencana Tata
Ruang Wilayah. PD Sultra. Kendari.

Seta, A. K., 1991. Konserfasi Sumber Daya Tanah dan Air. Kalam Mulya. Jakarta.

Soetrisno, Kadar. 2000. Silvika. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.


Samarinda.

Suhendang. 2002. Hutan Indonesia Paru-Paru Dunia. Departemen Kehutanan RI.


Melalui http://www.hutanindonesia.go.id [03 Februari 2010, 20:05:24].

Tejoyuwono, N. 1995. Tanah dan Lingkungan. Direktoral Jenderal Pendidikan


Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

W. Schindele dan M. Lux.2001. Pedoman Penyusunan Rencana Pemanfaatan Hutan


Sekitar Kampus. Andalas University Press. Padang.
89

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). 2004. Pembukaan Ruang Terbuka


Hijau. http://www.walhi.or.id//kampanye/hutan/shk/hut_depp. [07 Maret 2010,
12:36:05]
90
91

Peta Sulawesi Tenggara Peta Kampus UHO

Anda mungkin juga menyukai