Ardian 1
Ardian 1
net/publication/340342461
CITATION READS
1 3,405
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Ardian zul Fauzi on 03 April 2020.
A. PENDAHULUAN
Upaya untuk meningkatkan produktivitas yang harus dapat dihasilkan oleh tenaga
tenaga kerja adalah dengan cara pemberian kerja. Apabila standar minimum ini tidak
Safety induction, rewards, dan punishment tercapai atau dilakukan oleh tenaga kerja,
kepada tenaga kerja. Dengan memberikan maka akan diberikan peringatan.
pengenalan dan pelatihan keselamatan dan Pada penelitian ini, penulis mencoba
kesehatan kerja (K3) kepada tenaga kerja melakukan studi Keselamatan dan
diharapkan mengurangi terjadinya angka Kesehatan Kerja (K3) pada proyek
kecelakaan kerja. Reward yang sering konstruksi. Metode yang digunakan oleh
diberikan kepada tenaga kerja antara lain penulis dalam mengumpulkan data adalah
dalam bentuk bonus bagi tenaga kerja yang dengan mendistribusikan kuesioner pada
mampu bekerja dengan baik dan dapat beberapa pekerja proyek konstruksi. Hasil
mencapai atau bahkan melebihi target yang yang didapat dari kuesioner tersebut
ditetapkan oleh perusahaan. Selain reward, kemudian dianalisis dan kemudian akan
memberikan punishment bertujuan agar didapatkan kesimpulan mengenai safety
tenaga kerja terus terpacu bekerja lebih baik induction, rewards, and punishment
dan lebih produktif. Dengan hal ini maka terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
harus ada standar output minimum yang (K3) pada suatu proyek konstruksi.
harus dihasilkan oleh setiap tenaga kerja.
Standar ini merupakan pencapaian terendah
B. TINJAUAN PUSTAKA Meminimalisir kemungkinan
Safety induction terjadinya kecelakaan saat berada
Safety induction adalah pengenalan dalam lingkungan kerja.
dasar-dasar keselamatan dan kesehatan Dan beberapa keuntungan lainnya
kerja (K3) kepada tenaga kerja, visitor yang mungkin belum saya ketahui.
(tamu), dan dilakukan oleh supervisi divisi Reward
K3/safety, safety induction menjadi Penghargaan atau reward adalah balas
pengendalian kecelakaan kerja. jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada
(Silalahi:1995). Tujuan safety induction karyawannya atas waktu, tenaga dan
adalah untuk mengkomunikasikan tentang pikiran yang telah karyawan berikan
bahaya-bahaya keselamatan dan kesehatan kepada perusahaan (Sutrisno, 2009).
kerja yang terdapat selama Pemberian reward tidak hanya untuk
bekerja/kunjungan, sehingga pekerja/tamu mempertahankan pekerja, namun juga
bisa sadar serta bisa melakukan tindakan untuk memotivasi pekerja untuk bekerja
pengendalian terhadap bahaya tersebut lebih baik lagi. Dengan memberikan reward
Tujuan dan manfaat safety induction: dapat mendorong pekerja untuk memiliki
Memberikan pemahaman tentang perilaku dan sikap yang lebih positif dalam
pentingnya keselamatan dan bekerja, selain itu dengan pemberian
kesehatan kerja (K3) di dalam reward mampu meningkatkan loyalitas
proyek. Memberikan informasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas
terbaru tentang kondisi dalam Reward diberikan untuk memuaskan
proyek sebab kondisi dalam proyek kebutuhan para karyawan dan mendorong
bisa berubah setiap hari. produktivitas mereka. Menurut
Memberikan pemahaman tentang (karlins:1981) macam-macam reward yang
peraturan yang berlaku dan sanksi dapat diberikan seperti: Pujian, Pengakuan
apa yang diberikan jika melanggar di depan umum, Keamanan kerja (asuransi,
peraturan di proyek tersebut. tanggungan kesehatan),Uang insentif,
Memberikan informasi tentang Kenaikan pangkat.
prosedur kerja yang ada di wilayah Tujuan rewards:
lingkungan kerja. Menarik orang yang memiliki
Adapun manfaat dari safety induction, kualifikasi.
antara lain; Mempertahankan pekerja agar terus
Seseorang lebih memahami tentang datang dan bekerja
pentingnya keselamatan dan Memotivasi pekerja untuk
kesehatan kerja (K3) saat berada di mencapai kinerja yang tinggi.
lingkungan kerja. Punishment
Mendapatkan informasi terbaru Punishment adalah ancaman hukuman
tentang kondisi dalam lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan
kerja. perilaku pekerja, memelihara peraturan
Lebih memahami potensi bahaya yang berlaku, dan memberikan pelajaran
yang mungkin terjadi di dalam pada pekerja agar mereka jera
lingkungan kerja dan memahami (Mangkunegara, 2000)
bagaimana cara mengatasinya.
Pemberian sanksi atau punishment Tahap 1 : Persiapan, Sebelum melakukan
kapada pekerja berupa teguran, surat penelitian perlu dilakukan studi literatur
peringatan, skrorsing dan bahkan untuk memperdalam ilmu yang berkaitan
pemberhentian atau pemutusan hubungan dengan topik penelitian. Kemudian
kerja. Punishment kepada pekerja akan ditentukan rumusan masalah sampai
menimbulkan rasa yang tidak dengan kompilasi data
menyenangkan, hal tersebut guna agar Tahap 2 : Pengumpulan Data, Data-data
pekerja tidak melakukan kesalahan yang proyek yang diperlukan untuk pembuatan
sama. laporan serta analisis data.
Fungsi punishment: Tahap 3 :Analisis Data, Data yang
Membatasi perilaku, menghalangi dianalisis yaitu terkait Pengaruh Safety
terjadinya pengulangan tingkah Induction, Reward, and Punishment
laku yang tidak diharapkan terhadap Kedisiplinan K3 dengan
Bersifat mendidik menggunakan SPSS 21.
Memperkuat motivasi untuk Tahap 4 : Kesimpulan, Kesimpulan disebut
menghindarkan diri dari tingkah juga pengambilan keputusan. Pada tahap
laku yang tidak diharapkan ini, data yang telah dianalisis dibuat suatu
Kedisiplinan K3 kesimpulan yang berhubungan dengan
Disiplin sangat diperlukan dalam dunia tujuan penelitian.
kerja karena dipandang sebagai faktor Uji Validitas
pengikat dan integrasi serta merupakan Menurut Azwar (1986) Validitas
kekuatan yang dapat memaksa individu berasal dari kata validity yang mempunyai
untuk mematuhi peraturan serta prosedur arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
kerja yang telah ditentukan. Kedisiplinan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
berpengaruh terhadap keselamatan dan ukurnya.
kesehatan kerja agar karyawan dapat Suatu skala atau instrumen pengukur
menjalankan pekerjaan secara aman dan dapat dikatakan mempunyai validitas yang
sehat. Untuk itu pengetahuan dan tinggi apabila instrumen tersebut
pemahaman mengenai keselamatan dan menjalankan fungsi ukurnya, atau
kesehatan kerja (K3) harus diterapkan dan memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
diberikan kepada setiap karyawan.Menurut maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia disiplin Sedangkan tes yang memiliki validitas
merupakan latihan batin dan watak dengan rendah akan menghasilkan data yang tidak
maksud supaya segala perbuatannya selalu relevan dengan tujuan pengukuran.
mentaati tata tertib. Uji validitas yang digunakan adalah
Metode Penelitian memilih instrumen pertanyaan yang
Suatu penelitian harus dilaksanakan relevan untuk dianalisis.Uji validitas
secara sistematis dan dengan urutan yang dilakukan dengan melihat korelasi antar
jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh skor masing-masing instrumen pertanyaan
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh dengan skor total.Perhitungan validitas
karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dilakukan dengan rumus tehnik korelasi
dalam beberapa tahap, yaitu : product moment.(Sugiyono, 2000).
Uji Reliabilitas parsial mempengaruhi variabel dependen.
Menurut Masri Singarimbun, Langkah-langkah pengujiannya adalah
realibilitas adalah indeks yang sebagai berikut :
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur 1. Menentukan formasi H0 dan H1
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila - Ha : bi= 0, berarti tidak ada
suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk pengaruh variabel independen
mengukur gejala yang sama dan hasil secara parsial terhadap variabel
pengukuran yang diperoleh relatif dependen.
konsisten, maka alat pengukur tersebut - Ha : bi ≠0, berarti ada pengaruh
reliable. variabel independen secara parsial
Dengan kata lain, realibitas menunjukkan terhadap variabel dependen.
konsistensi suatu alat pengukur di dalam 2. Menentukan kriteria pengujian
pengukur gejala yang sama. - Sig < (0,05) : berarti tidak ada
Menurut Brennan (2001: 295) pengaruh antara variabel
reliabilitas merupakan karakteristik skor, independen (X) secara parsial
bukan tentang tes ataupun bentuk terhadap variabel dependen (Y).
tes.Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) - Sig > (0,05) : berarti ada pengaruh
reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil antara variabel independen (X)
pengukuran dengan alat tersebut dapat secara parsial terhadap variabel
dipercaya.Hasil pengukuran harus reliabel dependen (Y).
dalam artian harus memiliki tingkat
konsistensi dan kemantapan. C. PEMBAHASAN
1. Obyek Penelitian.
Uji Hipotesis Penelitian ini dilakukan di Proyek
Uji hipotesis digunakan untuk Pembangunan Menara USM, dengan obyek
menetapkan suatu dasar sehingga dapat penelitian para pelaku pekerjaan konstruksi
mengumpulkan bukti yang berupa data- yang terlibat dalam proses Proyek
data dalam menentukan keputusan apakah Pembangunan Menara USM dalam hal ini
menolak atau menerima kebenaran dari adalah personil perusahaan penyedia jasa
pernyataan atau asumsi yang telah dibuat. konstruksi pada Proyek Pembangunan
Uji Hipotesis juga dapat memberikan Menara USM.
kepercayaan diri dalam pengambilan Jumlah personil perusahaan penyedia jasa
keputusan yang bersifat Objektif. Uji konstruksi pada Proyek Pembangunan
hipotesis dalam penelitian in menggunakan Menara USM yang dijadikan responden
Uji t. pada penelitian ini sebanyak 40 (empat
Uji t digunakan untuk mengetahui puluh) orang. Untuk mengetahui
apakah variabel-variabel independen secara karakteristik responden dilakukan analisis
parsial berpengaruh nyata atau tidak deskriptif terhadap identitas responden
terhadap variabel dependen. Derajat yang meliputi jabatan responden, usia
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. responden, tingkat pendidikan dan lama
Apabila nilai signifikan lebih kecil dari kerja.
derajat kepercayaan maka kita menerima 2. Uji Validitas
hipotesis alternatif, yang menyatakan Uji validitas digunakan untuk mengukur
bahwa suatu variabel independen secara valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dapat dikatakan valid apabila X2P2: Memperoleh hasil 0,155. Dengan hal
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner ini X1P2 dianggap Tidak Valid karena nilai
mampu untuk mengungkapkan sesuatu R hitung 0,155 < 0,304 R tabel.
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Apabila R hitung > R tabel maka indicator X2P3: Memperoleh hasil 0,469. Dengan hal
tersebut dinyatakan Valid, tingkat ini X1P3 dianggap Valid karena nilai R
kepercayaan penelitian ini adalah 95% atau hitung 0,469 > 0,304 R tabel.
sig (0,05).
X2P4: Memperoleh hasil 0,618. Dengan hal
1. Hasil uji validitas pada variabel X1 ini X1P4 dianggap Valid karena nilai R
(safety induction) hitung 0,618 > 0,304 R tabel.
Pada uji validitas variabel X1 didapatkan
hasil pada instrument: X1P5: Memperoleh hasil 0,574. Dengan hal
ini X1P5 dianggap Tidak Valid karena nilai
X1P1: Memperoleh hasil 0,612. Dengan hal R hitung 0,574 > 0,304 R tabel.
ini X1P1 dianggap Valid karena nilai R
hitung 0,612 > 0,304 R tabel. Dikarenakan nilai R hitung pada X2P2
tidak valid, maka X2P2 di hapuskan.
X1P2: Memperoleh hasil 0,563. Dengan hal
Pada uji validitas variabel X2 yang ke 2
ini X1P2 dianggap Valid karena nilai R
didapatkan hasil pada instrument:
hitung 0,573 > 0,304 R tabel.
X2P1: Memperoleh hasil 0,408. Dengan hal
X1P3: Memperoleh hasil 0,313. Dengan hal ini X1P1 dianggap Valid karena nilai R
ini X1P3 dianggap Valid karena nilai R hitung 0,408 > 0,304 R tabel.
hitung 0,313 > 0,304 R tabel.
X2P3: Memperoleh hasil 0,512. Dengan hal
X1P4: Memperoleh hasil 0,707. Dengan hal ini X1P3 dianggap Valid karena nilai R
ini X1P4 dianggap Valid karena nilai R hitung 0,512 > 0,304 R tabel.
hitung 0,707 > 0,304 R tabel.
X2P4: Memperoleh hasil 0,726. Dengan hal
X1P5: Memperoleh hasil 0,549. Dengan hal
ini X1P4 dianggap Valid karena nilai R
ini X1P2 dianggap Valid karena nilai R
hitung 0,726 > 0,304 R tabel.
hitung 0,549 > 0,304 R tabel.
Dapat disimpulkan bahwa Uji validitas X1P5: Memperoleh hasil 0,527. Dengan hal
pada variabel X1 adalah valid, karena ini X1P5 dianggap Tidak Valid karena nilai
instrument (pertanyaan) kuisioner variabel R hitung 0,527 > 0,304 R tabel.
X1 mendapatkan hasil yang valid.
Dapat disimpulkan bahwa setelah Uji
2. Hasil uji validitas pada variabel X2 validitas yang ke 2 pada variabel X2 adalah
(Reward) valid, karena instrument (pertanyaan)
Pada uji validitas variabel X2 didapatkan kuisioner variabel X2 setelah X2P2 dihapus
hasil pada instrument: mendapatkan hasil yang valid.
X2P1: Memperoleh hasil 0,331. Dengan hal
ini X1P1 dianggap Valid karena nilai R 3. Hasil uji validitas pada variabel X3
hitung 0,331 > 0,304 R tabel. (Punishment)
Pada uji validitas variabel X3 didapatkan diandalkan, menurut kriteria nunnaly
hasil pada instrument: apabila nilai Cronbach alpha lebih
X3P1: Memperoleh hasil 0,408. Dengan hal besar dari 0,6 atau 60% maka variabel
ini X1P1 dianggap Valid karena nilai R tersebut dikatakan reliabel
hitung 0,408 > 0,304 R tabel. Hasil pengujian reliabilitas
dengan bantuan SPSS 21,00
X3P2: Memperoleh hasil 0,618. Dengan hal selengkapnya dapat dilihat pada tabel
ini X1P2 dianggap Valid karena nilai R berikut ini :
hitung 0,618 > 0,304 R tabel. Variabel Cronbach’s Ambang Keterangan
Alpha Batas
(Kriteria
X3P3: Memperoleh hasil 0,493. Dengan hal Nunnaly)
ini X1P3 dianggap Valid karena nilai R
X1 (Safety 69% 60% Reliabel
hitung 0,493 > 0,304 R tabel. induction)
X3P4: Memperoleh hasil 0,616. Dengan hal X2 (Reward) 63,1% 60% Reliabel
ini X1P4 dianggap Valid karena nilai R
hitung 0,616 > 0,304 R tabel. X3 61,6% 60% Reliabel
(Punishment)