Anda di halaman 1dari 58

DUKUNGAN PSIKOLOGIS

DALAM PERAWATAN PALIATIF

Ni Ketut Putri Ariani


Tim Klinis Perawatan Paliatif
RSUP Prof IGNG Ngoerah
Pe
▫Pendahuluan
. Gangguan Psikologis Px Kanker
▫ Gangguan aspek kehidupan saling
berhubungan
Bahasan
▫ A s e s m e n Psikologi
▫ Dukungan Psikologi
. Take Home Mesages

2
▫ P a s i e n dengan penyakit yang dapat mengancam
jiwa memiliki resiko mengalami gangguan
psikologis
▫ Setiap orang memiliki respon psikologis yang
tidak sama
▫ Terdapat pola reaksi psikologis, tetapi pola
Pendahuluan tersebut bukan hal yang berjalan linear, namun
dinamis
▫ Dukungan diperlukan sesuai dengan kondisi
psikologis yang ada saat itu
▫ Komunikasi adalah kunci dari setiap dukungan
yang diperlukan
Gangguan Psikologis Pasien Kanker

Batas
Gangguan ambang
Penyesuai Penyesuai gangguan Gangguan
an Normal an penyesuai mental
53% an 10%
68%
34%
Gangguan
psikologis
sepanjang
perjalanan
penyakit
▫ Dianggap normal
Gangguan ▫ P a s i e n tidak melaporkan kepada dokter
psikologis ▫ Fokus kepada pengobatan kanker
tidak
terdiagnosis
R/ -

Mempengaruhi hasil pengobatan


Resiko
gangguan a) Stigma: menderita, kutukan, vonis
psikologis kematian
b) Gejala tidak teratasi dengan baik
c) Pengobatan yang panjang, dx, tx
d) Beban ekonomi, beban keluarga
e) Layanan Kesehatan:
komunikasi dan informasi <
prosedur berbelit
waktu tunggu yang lama
Konsultasi <
Aspek
kehidupan
yang saling
berhubungan

Kualitas hidup
▫ D i a k u i dan dihargai*
▫ M e n d a p a t akses untuk berkomunikasi
▫ M e n d a p a t kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan,
Kebutuhan kebutuhan
psikologis ▫ Te r l i b a t dalam pengambilan
pasien keputusan
▫ M e m i l i k i Privacy
▫ D i h o r m a t i keyakinannya
Loss
Grief
Mourning
Bereavement

page
12
▫ P r i b a d i yang utuh & integritas
Kehilangan:
▫Kepastian
pengalaman
▫Kontrol
individu
▫Kebebasan
bersifat unik
▫ O t o n o m i & peran
▫Harapan
▫ M a s a depan, mimpi
▫ B o d y image
▫ P e r c a y a diri
▫Martabat
▫Jaminan
▫Finansial
PHASES OF UNCOMPLICATED GRIEF
Grief is a normal process, not a state

• people need to work through their reactions to loss to


achieve a complete adjustment

Taks1 : to accept the reality of the loss


Task 2 : to experience the pain of grief
Task3 : to adjust to an environment in which the
deceased is missing
Task 4 : to emotionally relocate the deceased and
move on with life
Kubler Ross’s
5 stages of
grief cycle

Menerima

harapan
DENIAL ▫ M e n o l a k untuk percaya akan apa yang terjadi. “We
try in our mind to tell ourselves that life is as it was
before our loss”.

▫ T i d a k menerima diagnosis dan percaya diagnosis


tersebut salah. Percaya akan bisa sembuh

▫ “Unconscious ineffective defense mechanism


against painful and overwhelming aspects of
reality”.

▫An adaptive strategy (which may be conscious or


unconscious) to protect the individual against
painful events, perceptions, information and
feeling.
Refusal of patient to talk openly about the
disease, avoidance of terminology
associated with cancer during speech,

diagnostic delay, treatment non-


compliance , refusal of further medical
intervention or even defaulting of
treatments.

page 19
Menanggapi reaksi pasien

▫ J a n g a n paksa untuk bicara


▫ D I A M itu sedang berbicara
▫ N y a t a k a n apa yang anda tangkap
▫ Be r s i ap l ah untuk pertanyaan yang tidak diduga

▫“Saya berharap itu terjadi …….


• Kemarahan dapat dimanifestasikan
MARAH:
dalam berbagai bentuk. Mengapa saya?
• Menyalahkan diri sendiri, orang lain, Ini tidak adil.
Saya tidak seharusnya
nakes, TUHAN sakit…
• Mudah tersinggung dan emosi
meledak, menuntut, agresif,
frustrasi,
• Jangan cegah atau hentikan
kemarahan.
• “Release of this anger is essential!”
▫ C a r i alasan marah
▫ J a n g a n membela diri
Respon terhadap ▫ I j i n k a n menyatakan
kemarahan kemarahannya
▫ Pe r mintaa n maaf /atas nama….
▫ Ta n y a k a n apa yang bisa dilakukan
▫ B a n t u a n yang dapat dilakukan
▫ Tr i m aka si h untuk sharing
kemarahan

▫CARI BANTUAN BILA


TERANCAM
TAWAR MENAWAR:
YA SAYA..TAPI….apa artinya?
• Usaha menunda sesuatu yang tidak Seandainya….
dapat dihindari Beri saya kesembuhan...
Saya pasti sembuh..
kalau sembuh saya akan
• Mulai menceritakan ke orang lain,

• Menawar terhadapdiri sendiri atau


TUHAN

• Menawar dengan memberikan sesuatu


atau berjanji sesuatu agar kenyataan
yang ada diambil darinya

• Mencoba membuat kesepakatan agar


apa yang hilang dapat Kembali
DEPRESI:
YA SAYA……..

Tertekan, putus asa, tidak


percaya diri,
Kehilangan nafsu makan, gg
tidur, Lelah, lambat/cepat, sulit
konsentrasi /ambil keputusan
Depresi ▫ Depresi adalah respon yang sangat mungkin
terjadi Ketika mengalami duka karena
kehilangan
▫ Fase yang paling sulit
▫ Dalam bentuk lelah, lesu, menangis,
▫ Merasa hidup tidak lagi memiliki makna
▫ Merasa seperti dihukum
▫ T i d a k bisa merasakan atau mengungkapkan
kesenangan atau kegembiraan
▫ Bisa berpikir tentang bunuh diri
▫ Perlu konseling dengan ahli
▫ Fase akhir dari berduka

▫ Sadar bahwa harus melewati peristiwa yang


dialami
Acceptance
▫ Dapat menerima kehilangan dan memperoleh
tenaga dan semangat untuk menyusun rencana
hidup ke depan

▫ “It may take some time to get to this stage..but


you will get there!”
PENERIMAAN:
YA:
Apa yang akan terjadi
• Fase akhir dari berduka Berapa lama?
Apa yang harus aku
• Sadar bahwa harus melewati peristiwa
lakukan
yang dialami

• Dapat menerima kehilangan dan


memperoleh tenaga dan semangat
untuk menyusun rencana hidup ke
depan

• Tidak melihat ke belakanang, melihat


kedepan

• Berhenti melawan
ADAPTASI:

PIKIRAN, SIKAP,
PERBUATAN, AKTIFITAS
PRIORITAS, BERGAUL,
MENCARI DUKUNGAN,
BELAJAR HAL HAL BARU,
ENERGI BARU, DAPAT LEGA,
MENIKMATI HIDUP BARU
▫ Menimbulkan gangguan psikologis karena
ketidak pastian yang menimbulkan berbagai
Stadium lanjut reaksi emosional
▫ Memberikan dukungan dalam menghadapi
reaksi emosional tersebut,
▫ menjelaskan apa arti diagnosis
▫ Membimbing dalam menentukan pengobatan
yang dipilih
▫ Gunakan coping responses
▫ Cari dukungan
Dukungan ▫ Perasaan terisolasi dan depresi mempengaruhi
mengatasi rasa percaya diri, hubungan interpersonal,
Stigma mengisolasi diri
▫ S t i g m a harus diidentifikasi dan diatasi
▫ Family support groups agar pasien berjumpa
dengan pasien serupa dan keluarganya
▫ D o r o n g untuk mengenal tentang penyakitnya ,
kondisinya, bertukar pandangan dan
pengalaman dan memiliki hubungan yang baik
dnegan dengan orang lain
Mengatasi ▫ Dorong keluarga untuk komunikasi terbuka
Stigma sehingga pasien mampu mengekspresikan
perasaaan, kekhawatiran, ketakutan,

▫ Advocacy kepada masyarakat agar menyadari


dan memahami hal tsb

▫ Diseminasi tentangstigma kepada masyarakat


of melalui berbagai media
Stadium lanjut ▫ Transisi dari curative treatment ke care dan
dan proses symptom management memerlukan adaptasi
kematian baik bagi pasien dan keluarga

▫ Dukungan untuk anticipatory grief, denial and


adjustment reactions, mental disorders,
existential and spiritual issues, advance care
planning, life review, and masalah yang belum
terselesaikan sangat berarti
Stadium lanjut ▫ Berikan intervensi untuk mengatasi gejala dan
dan proses tingkatkan kemampuan untuk mengontrol diri
kematian
▫ Dukung pasien dan keluarga untuk mengeksplor
ketakutan, kekhawatiran dan apa pandangan
tentang hal tsb, kebutuhannya, dan
komunikasikan dengan seluruh tim

▫ Ajarkan tehnik cognitive coping skills (e.g.,


relaxation, breathing, meditation, distraction, or
imagery), communication skills, and goal setting.
Bereavement ▫ Kehilangan orang yang dicintai karena kematian
adalah awal dari perubahan hidup keluarga

▫ Wa s pada terhadap tanda komplikasi proses


bereavement

▫ B e r i k a n dukungan dalam beradaptasi terhdap


keadaan tsb
▫ Dorong pasien untuk
mengekprsikan perasaannya
▫ self-esteem, self-worth,
▫ Pandangannya tentang
beradaptasi terhadap Sediakan layanan yang
penyakitnya dan Dukungan diperlukan agar kondisi
konsekwensinya Psikologis psikologis pasien dan
▫ Pola komunikasi keluarga lebih baik
▫ Fungsi sosial dan hubungan
dengan orang lain
Komunikasi
Terapeutik Salah satu bentuk “terapi” yang dapat dilakukan
setiap saat oleh setiap orang
• Beri waktu bagi pasien untuk mencerna situasi
• Beri kesempatan bercerita tanpa menghakimi
• Sabar dan tenang menghadapi luapan emosi
• Gali dan koreksi pikiran negatif pasien
• Kembangkan dan pertahankan pikiran positif
• Olah harapan pasien supaya tetap realistik
• Waspadai gangguan depresi/kecemasan berat
HARAPAN YANG REALISTIC

Libatkan
caregiver

Realistik TidakRealistik

ACCEPTANCE DEPRESSION
Libatkan dalam pengambilan keputusan

Hindari memperlakukan seperti pesakitan

Optimalisasi Berikan peran seperti sebelumnya


Peran
Pasien Berikan kegiatan sesuai kemampuan pasien

Melakukan hobi dan ciptakan hobi baru

Komunikasi dengan sahabat/relasi

▫ Menhadiri support group discussion 38


A Saya merasa tertekan D Saya merasa saya lambat
Hampir setiap waktu 3 Hampir setiap waktu 3
Sebagian besar waktu 2 Sangat sering 2
Sewaktu waktu 1 Kadang kadang 1
Tidak sama sekali 0 Tidak sama sekali 0
Saya masih menyukai apa yang dulu saya sukai Saya punya perasaan takut sampai sakit perut
D Persis sebanyak dulu A Tidak sama sekali HADS
Tidak sebanyak dulu 0 Kadang kadang 0 Skor 7 : tidak
Hanya sedikit 1 Cukup sering 1 ada
Sangat susah 2 Sangat sering 2 cemas/depresi,
3 3 8-10: ringan.
A Saya mempunyai perasaan takut bahwa sesuatu yang buruk D Saya kehilangan selera dalam penampilan saya 11-14: sedang,
akan terjadi 15-21 berat
Sangat pasti dan sangat kuat 3 Sangat pasti 3
Ya, tetapi tidak kuat 2 Saya tidak terlalu merawat seperti dulu 2
Sedikit tapi tidak mengkhawatirkan 1 Saya tidak begitu merawat 1
Tidak sama sekali 0 0
D Saya dapat tertawa dan melihat sisi lucu dari hal-hal yang A Saya merasa gelisah sehingga harus bergerak terus
ada Sangat
Sebanyak yang dulu saya bisa 0 Cukup bamyak 3
Tidak terlalu banyak 1 Tidak terlalu banyak 2
Sangat tidak sebanyak dulu 2 Tidak sama sekali 1
Tidak sama sekali 3 0
A Pikiran yang mengkhawatirkan datang dalam benak saya D Saya menanti dengan kegembiraan terhadap hal2 yang
Di Sebagian besar waktu ada
Di Banyak waktu 3 Tidak sama sekali 0
Sekali sekali tapi tidak sering 2 Tidak sering 1
Jarang 1 Kadang kadang 2
0 Hampir selalu 3
D Saya merasa gembira A Saya tiba tiba merasa panic
Tidak sama sekali 3 Sungguh sangat sering 3
Tidak sering 2 Cukup sering 2
Kadang kadang 1 Tidak sering 1
Hampir selalu 0 Tidak sama sekali 0
A Saya dapat duduk dengan nyaman dan merasa relaks A Saya dapat menikmati buku yang baik/program radio/tv
Pasti Sering
Biasanya 0 Kadang kadang 0
CEMAS Generalised anxiety disorder (3/6:
restless/tense, mudah fatigue, sulit konsentrasi,
irratble, muscle tension, gg tidur)

Panic Attack: tiba2, 1 periode, rasa takut dan


tidak nyaman yang hebat +4/13: berdebar,
berkeringat, gemetar, rasa sesak, tersedak, nyeri
dada, mual/tidak nyaman di perut,
pusing/melayang, depersonalisasi, takut
kehilangan control/gila, takut mati, paraestesi,
menggigil kedinginan/hot flases

page 40
Panic disorder
Panik berulang, diikuti oleh 1/3
Kekhawatiran untuk terjadi serangan
Takut akan akibatnya
Perubahan perilaku: selalu ingin ditemani

PTSD (post traumatic stress disorder)


Mengalami pengalaman traumatic sebelumnya
Disertai gejala irritable dan insomnia
Menghindari stimulus yang berhubungan dengan trauma (tempat,
orang, pembicaraan)

page 41
Management
Cemas

Singkirkan medical causes: obat /penghentian


Cari stressor
Terapi psikologi/Psikoterapi
Terapi medikamentosa

page 42
Psikoterapi Supportive/behavior therapy
▫ Bina hubungan yang baik
▫ Komunikasi jujur ttg diagnosis, prognosis,
tidakan yang kakan dilakukan
▫ Komunikasi tentang ketakutan dan kecemasan
tentang kematian
▫ Berikan dukungan nyata terhadap kekhawatiran
akan kematian:siapa yang akan merawat anak-
anak?
▫ Re la xasi
▫ Kebutuhan spiritual
▫ CBT, support group
page 43
Farmakologi Benzodiazepin: rapid onset, quick relief

Alprazolam 0,25-1 mg (panic a)


Lorazepam 0.25-1 mg (gen a, insomnia)
Clobazam 10- 20 mg (gen a, insomnia)

SSRI
escitalopram 5-20 mg
Sertraline 25- 50 mg
Fluoxetine 10-20 mg

page 44
Depresi Adjustment disorder:
Kesulitan menghadapi kenyataan
Tidak mampu menyesuaikan/adaptasi

Major depression:
persistent low mood and/less interest in
leisure activities coupled with a variety of
cognitive and behavioral symptoms

>2 weeks

page 46
Management
Psychological intervention
Psychotherapy
Hypnotherapy
Relaxation-guided therapy
CBT
Music and Art therapy

page 47
PemberianAntidepresan

• Semua antidepresan efektif


• Pemilihan antidepresan didasarkan atas
– Efektivitas
– Keamanan/efek samping terhadap kondisi fisik
saat ini
– Riwayat keluarga / respon terhadap terapi
– Riwayat respon terhadap antidepresan
sebelumnya
– Pertimbangan interaksi obat
Skrining Bunuh Diri
Risiko Gambaran Tindakan
Rendah Tidak ada pikiran bunuh Teruskan kunjungan
diri, tidak ada faktor risiko selanjutnya & monitor
Sedang Ada pikiran tapi tanpa Periksa dengan teliti risiko
rencana, dengan atau bunuh diri pada setiap
tanpa faktor risiko kunjungan. Buat perjanjian
bahwa pasien akan
menghubungi anda jika
pikiran bunuh dirinya
makin kuat. Konsul kepada
ahli jika diperlukan.
Tinggi Pikiran bunuh diri dengan Penanganan kedaruratan
rencana oleh seorang ahli
Kapan
• Jika menunjukkan gejala psikosis atau
penanganan
pikiran untuk bunuh diri
profesional
• Jika tidak berespon terhadap satu atau
diperlukan … dua pengobatan yang adekuat; atau
gejala memburuk
• Komorbiditas dengan gangguan
psikiatrik lain, penyalahgunaan obat
• Jika perlu tindakan spesialistik:
psikoterapi,ECT, rawat inap
• Permintaan pasien

51
Families ▫ Adalah individu yang memiliki hubungan dekat
dengan pasien, dengan atau tanpa hubungan
darah
▫ Waspada dengan dinamika keluarga dan
menyadari pentingnya menghadapi anggota
keluarga secara individu dan sebagai keluarga
▫ Mengenali adanya konflik diantara anggota
keluarga dan selalu bersifat netral
▫ Bersiap untuk menghadapi konflik yang rumit
dan membantu keluarga untuk menyelesaikan
konflik mereka sendiri
Membantu
keluarga ▫ W a s pada akan coping mechanism sendiri dalam
menghadapi mempengaruhi komunikasi dan keterlibatan emosi
kematian pada pasien dan keluarga
▫ “be reassured that it is not a lack of professionalism to
display and share emotions”.
▫ Memerlukan dukungan yang kuat dan kesempatan
untuk mengatasi akumulasi emosi
▫ Perlu motivasi, kematangan, toleransi, dan kemapuan
khusus untuk mengatasi kehilangan
Dukungan
masa ▫Companionship
dukacita ▫ Ventilation of feeling
▫ Time alone
▫ Act normally
TAKE HOME MESSAGES

Pasien paliatif memiliki resiko Gangguan psikologis perlu


mengalami gangguan emosional dikenali, didiagnosis dan
di setiap fase perjalannan mendapat tata laksana dengan
penyakit tepat

Penanganan ahli diperlukan bila


Keluarga memiliki peran dalam kondisi tidak membaik atau
memberikan dukungan dan mengalami perburukan
sekaligus menerima dukungan
psikologis
Hope is an inner power or strength that can enrich live and enable individuals to
look beyond their pain, suffering and turmoil

“ This is a quote, words full of wisdom


someone important said and canmake
reader get inspired.”
—Someone Famous
References ▫ B o w l b y (1980). Attachment and loss: Sadness and
depression (Vol. III). NY: Basic Books.
▫ C o n n o r , S.R. (2009). Hospice and Palliative Care:The
Essential Guide,SecondEdition. NY: Routledge.
▫ H a l l e y , W.E., Larson, D.G., Kaul-Godley, J., Neimeyer, R.A., &
Kwilosz, D.M. (2003). Roles for psychologists in end-of-life
care: Emerging models of practice. Professional Psychology:
Research and Practice, 34(6), 626-633.
▫ J e f f r e y s , J.S. (2005). Helping Grieving People-When Tears
AreNotEnough:AHandbook for CareProviders. NY:
Routledge.
▫Parkes, C.M. (1988). Bereavement as a psychosocial
transition: Process of adaptation and change. Journal of
Social Issues, 44, 53-65.
Praktikum
Dukungan Psikologis
Ni Ketut Putri Ariani
Ilustrasi Kasus

Pasien Wanita, Nyo HL, 40 thn, Sarjana, menikah, terdiagnosis menderita


kanker payudara kanan sejak 3 thn yang lalu. Saat ini mengalami
kelumpuhan karena proses metastase pada tulang belakang dan paru2
sehigga pasien juga mengalami sesak nafas. Pasien dikonsulkan karena
selalu menangis dan ingin mati saja kalau tidak di operasi agar bisa
berjalan Kembali. Pasien juga menolak makan dan minum obat, terlihat
lemas dan hanya melamun. Menurut Suami pasien adalah orang yang
keras hati. Saat terdiagnose 3 tahun yang lalu pasien tidak terima dan
marah2 saat disarankan segera operasi RAM. Pasien sempat dibawa ke
singapura untuk menjalani pemeriksaan ulang dan akhirnya menjalani
operasi disana. Sehabis menjalani operasi pasien tidak control secara
teratur dan menolak kemoterapi yang disarankan dokter. Saat ini pasien
berharap bisa di operasi dan setuju untuk dilanjutkan dengan kemoterapi
dengan harapan bisa sembuh dan bekerja Kembali.
Diskusikan;

Reaksi Psikologis apa yang dialami pasien sesuai dg teori Kubler


Ross?
Saat ini pasien sedang ada dalam fase apa?
Bagaimana memberikan dukungan psikologis sesuai dg fase
yang dialami pasien? Jelaskan
Gangguan psikologis apa yang dialami pasien?
Jelaskan tatalaksananya

Anda mungkin juga menyukai