Anda di halaman 1dari 3

HUKUM ISLAM KONTEMPORER DALAM PERCERAIAN DI MEDIA SOSIAL

MASA KINI

NAMA KELOMPOK 9 : M. Hisyam Haromain 05010122013


Kalpika Maharani Al fitri 05010122010
Mochammad Fikri Haikal 05010122014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan Hukum Islam Kontemporer dalam perceraian
di media sosial masa kini Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif analitis. Dengan metode deskriptif tersebut dapat dijelaskan suatu
gejala,kejadian maupun peristiwa yang terjadi pada saat sekarang dimana peneliti berusaha
untuk memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian untuk kemudian
digambarkan apa adanya dengan mengumpulkan bahan-bahan bacaan yang diperlukan,
memilah dan memilih bahan bacaan yang relevan, menelaah bahan-bahan bacaan, kemudian
membuat kerangka tulisan, untuk selanjutnya dipaparkannya secara sistematis, mendalam,
dan komprehensif terkait Hukum Islam Kontemporer dalam perceraian di media sosial.
Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa:
1) Hukum Islam Kontemporer adalah perspektif hukum Islam terhadap masalah-masalah
kekinian. Kecenderungan pemaknaan seperti ini dianut oleh banyak kalangan muslim
di berbagai belahan bumi, termasuk di Indonesia. Karena itu, sangat logis jika
pengertian hukum Islam kontemporer seperti itu dikesankan bersifat responsif.
Artinya,fikih dewasa ini semata-mata merespon persoalan-persoalan baru yang
meminta penjelasan dari aspek status hukum (halal-haram) nya.
2) Perceraian memang tidak dilarang dalam agama Islam, namun Allah membenci
sebuah perceraian. Bercerai adalah jalan terakhir ketika terjadi permasalahan dan
saat semua cara telah dilakukan untuk mempertahankan rumah tangga, namun tetap
tidak ada perubahan. Sebelum perceraian kita mengenal istilah talaq.
A. PENDAHULUAN
Hukum adalah salah satu ajaran yang penting pada agama islam. 1 Pandangan seseorang
mengenai agama ditentukan oleh pemahamannya terhadap ajaran agama itu sendiri. Perlu
1
Prof.Dr. H Syamsul Anwar, MA “Studi hukum islam kontemporer bagian dua” (2019) hal 1
upaya yang terus kontinu untuk mempelajari dan menggalinya agar keyakinan terhadap
agama semakin kuat. Dan hal ini perlu didorong oleh pengetahuan dan pemahaman yang
tinggi. Perceraian atau talak dalam hukum Islam pada prinsipnya boleh tapi dibenci oleh
Allah, namun perceraian merupakan solusi terakhir yang boleh ditempuh manakala
kehidupan rumah tangga tidak bisa dipertahankan lagi.
Islam menunjukkan agar sebelum terjadi perceraian, ditempuh usaha-usaha perdamaian
antara kedua belah pihak, karena ikatan perkawinan adalah ikatan yang paling suci dan
kokoh.2 Sejalan juga dengan prinsip perkawinan bahwa perceraian harus di persulit, ini sesuai
dengan hadist Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa talak atau perceraian adalah
perbuatan yang halal yang paling dibenci oleh Allah.
Media sosial dapat diartikan sebagai medium di internet yang memungkinkan
penggunanya merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi,
berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual. Media
sosial secara garis besar dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori yaitu; proyek
kolaborasi website seperti wikipedia, blog dan mikroblog seperti twitter, konten/isi (media
untuk berbagi berbagai macam multimedia) seperti youtube, situs jejaring sosial seperti
facebook, virtual game world seperti game online.
Media sosial saat ini seolah-olah menjadi fasilitas yang paling mudah untuk
melakukan perselingkuhan dan dianggap menjadi salah satu pemicu keretakan rumah tangga.
Isu perceraian yang dipicu oleh media sosial seakan-akan menjadi fenomena tersendiri pada
beberapa tahun terkahir.
Perceraian dalam agama Islam pada dasarnya diperbolehkan. Namun, Allah SWT
tidak menyukai perceraian sebagaimana yang terdapat dalam hadits berikut:

َ Artinya: Telah menceritakan kepada kami Katsiir bin ‘Ubaid, telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Khaalid, dari Mu’arrif bin Waashil, dari Muhaarib bin Ditsaar, dari
Ibnu ‘Umar, dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Perkara halal yang
dibenci Allah Ta’ala adalah thalaq (perceraian).” (Dawud, 1383: 2008). Hadits di atas
menjelaskan bahwa perceraian adalah perkara yang halal namun tidak disukai Allah. Oleh
sebab itu, setiap pasangan suami-isteri yang hendak bercerai harus berpikir secara matang
terlebih dahulu. Perceraian sekalipun dianggap sebagai solusi terakhir dalam menghadapi
polemik antara suami dan isteri, pada dasarnya menimbulkan berbagai permasalahan
terutama hal-hal yang menyangkut hak-hak anak. Oleh sebab itu, Undang-undang

2
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo, cet.I, 1995, hl. 268
Perkawinan sebagai acuan dalam aturan hukum keluarga di indonesia, menganut asas
mempersulit peceraian

Anda mungkin juga menyukai