Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
Jl. Raya Jatiwaringin PO. BOX 7725. CM Jakarta 13077, Telp. 085775883331, 081219230239

ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Mata kuliah : Materi PAI II Hari/Tanggal : Jum'at, 2 Februari 2024


Dosen : Achmad Khoirudin, M.Pd. Jam : 08.00 WIB
Jurusan : Pendidikan Agama Islam Semester/kelas : V/Reguler PAI B
Sifat : Take Home /online Nama : Fazriansyah
(3120210007)
Ttd, :

PETUNJUK

• Jawaban dikirim dalam bentuk PDF, diberi identitas : Nama Mahasiswa, NIM, Mata
Ujian dan ditandatangai peserta ujian.
• Jawaban dikirim melalui email achmadkhoirudin156@gmail.com , paling lambat
tanggal 5 Februari pukul 12.00 WIB bersamaan dengan Paper kurikulum merdeka dan
jangan lupa untuk konfirmasi kepada dosen pengampu mata kuliah.

SOAL

1. Bagaimana dasar hukum dan macam-macam pernikahan dalam Islam ?


2. Bagaimana menurut saudara tentang implementasi sistem ekonomi Islam saat ini ?
Apakah sudah sesuai dengan syariat Islam atau belum ? Jelaskan !
3. Jelaskan dengan singkat bagaimana ketentuan hukum waris dalam Islam ?
4. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang wajib ditunaikan oleh setiap umat Islam.
Zakat memiliki potensi yang besar di Indonesia dalam menanggulangi permasalahan
masyarakat. Namun dalam implementasinya dihadapkan kepada sejumlah
permasalahan. Permasalahan tersebut dibagi kepada tiga stakeholder yang berperan
yaitu regulator khususnya pemerintah, Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) sebagai
pihak pengelolanya, dan Masyarakat sebagai muzaki (pemberi zakat) dan mustahik
(penerima zakat). Bagaimana menurut saudara tentang ketiga stakeholder tersebut,
apakah sudah bersinergi dengan baik ?
5. Apasaja hikmah yang telah saudara dapatkan setelah mempelajari Perkembangan
Islam pada Masa Moderen ?

JAWABAN :

1. Dasar hukum pernikahan dalam Islam didasarkan pada Al-Qur'an dan Hadis, yang
merupakan sumber utama hukum Islam. Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an dan
hadis yang menjadi dasar hukum pernikahan dalam Islam:
- Al-Qur'an :
Al-Qur'an memberikan dasar hukum bagi pernikahan dalam beberapa ayat, antara lain
Surah An-Nisa (4): 1, Surah Ar-Rum (30): 21, dan Surah An-Nur (24): 32.
- Hadis:
Hadis Nabi Muhammad SAW juga memberikan panduan dan ajaran terkait
pernikahan. Hadis-hadis ini mencakup berbagai aspek, seperti syarat-syarat
pernikahan, hak dan kewajiban suami istri, serta nasihat terkait kehidupan berumah
tangga.

Macam-macam pernikahan dalam Islam dapat dibedakan berdasarkan beberapa


faktor, antara lain:
a. Pernikahan Monogami:
Pernikahan monogami adalah jenis pernikahan di mana seorang pria hanya memiliki
satu istri pada satu waktu. Ini adalah jenis pernikahan yang umum dalam Islam dan
banyak diikuti oleh umat Muslim di berbagai belahan dunia.
b. Pernikahan Poligami:
Pernikahan poligami adalah jenis pernikahan di mana seorang pria diizinkan memiliki
lebih dari satu istri secara bersamaan, dengan batasan maksimal empat istri. Praktik
ini diatur dalam Al-Qur'an (Surah An-Nisa 4:3), dengan persyaratan bahwa pria yang
ingin menikahi lebih dari satu istri harus dapat memperlakukan istri-istrinya secara
adil.
c. Pernikahan Mut'ah (Nikah Mut'ah):
Pernikahan mut'ah adalah pernikahan sementara yang diakui dalam beberapa
mazhab Islam. Ini merupakan pernikahan yang memiliki batasan waktu tertentu, dan
setelah batas waktu tersebut habis, pernikahan tersebut secara otomatis berakhir tanpa
perlu proses perceraian.
d. Pernikahan Misyar:
Pernikahan misyar adalah pernikahan yang diakui dalam beberapa mazhab Islam di
mana suami dan istri setuju untuk mengurangi beberapa hak-hak pernikahan yang
biasanya diperoleh oleh istri dalam pernikahan tradisional.

2. Implementasi sistem ekonomi Islam saat ini sangatlah beragam jika dilihat secara
menyeluruh dari negara ke negara, dan saya tidak dapat menyimpulkan secara
keseluruhan. Ada beberapa negara yang telah berhasil menerapkan sistem ekonomi
Islam dengan baik, namun ada juga negara yang masih perlu melakukan perbaikan
dalam menerapkan prinsip-prinsip syariah. Sebenarnya implementasi sistem ekonomi
Islam itu memerlukan upaya yang terus-menerus dalam pelaksanaannya, karena
supaya dapat disesuaikan dengan tuntutan zaman dan kondisi sosial masyarakat pada
saat ini.

3. Hukum waris dalam Islam didasarkan pada prinsip bahwa harta warisan dari
seseorang harus didistribusikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syariah.
Penerima waris dalam Islam terbagi menjadi beberapa kategori, termasuk anak-anak,
suami atau istri, orang tua, dan kerabat lainnya, yang memiliki bagian tertentu dari
warisan sesuai dengan hubungan keluarga dan hukum syariah.3. Bagian warisan
setiap penerima diatur secara rinci dalam hukum syariah. Misalnya, anak laki-laki
mendapatkan bagian yang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan,
sedangkan suami atau istri mendapatkan bagian tertentu dari warisan sesuai dengan
kondisi tertentu. Pembagian warisan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh syariah, dan perlu dipastikan bahwa hak-hak setiap penerima waris
dipenuhi dengan adil. Meskipun ada aturan umum dalam hukum waris Islam, ada juga
situasi di mana penerima waris dapat dikecualikan atau hak-hak mereka dapat diubah
sesuai dengan kebutuhan atau perjanjian tertentu yang sah.

4. Saya memahami bahwa stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan zakat memiliki
peran yang sangat penting. Dalam hal ini, pemerintah selaku regulator harus bisa
memberikan peraturan yang jelas dan terukur agar pengelolaan zakat dapat berjalan
dengan lancar. OPZ sebagai pengolah zakat harus dapat menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya secara maksimal dan transparan. Sementara masyarakat sebagai
pemberi dan penerima zakat juga harus memiliki kesadaran yang tinggi dalam
mengelola zakat dengan tepat sasaran dan berkontribusi aktif dalam pengelolaannya.
Namun, dalam kenyataannya, belum semua stakeholder tersebut mampu bersinergi
dengan baik. Masih ada beberapa permasalahan dan tantangan yang harus diatasi
untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan zakat di Indonesia jika berkaca dari isu-
isu yang ada.

5. Hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern


1. Memahami bahwa Islam adalah agama yang fleksibel dan dapat beradaptasi dengan
perkembangan zaman. Penafsiran yang kontekstual dan relevan dengan zaman
modern memungkinkan Islam untuk tetap relevan dan bermanfaat bagi umatnya.
2. Pentingnya pendidikan dan pengetahuan dalam memahami ajaran Islam secara
benar dan menyeluruh. Dalam era informasi, akses terhadap ilmu pengetahuan
menjadi kunci untuk memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip Islam dengan
baik dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pemahaman bahwa dalam era modern, dialog dan toleransi antaragama menjadi
semakin penting. Islam mengajarkan pentingnya berdialog dengan kelompok-
kelompok lain dan menjaga kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat yang
multikultural.
4. Teknologi modern dapat dimanfaatkan sebagai sarana dakwah dan penyebaran
nilai-nilai Islam. Internet, media sosial, dan berbagai platform digital lainnya
memungkinkan pesan-pesan Islam untuk disebarkan lebih luas dan mudah diakses
oleh orang-orang di seluruh dunia.
5. Islam memandang pentingnya pengembangan sosial dan ekonomi dalam
masyarakat. Pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, dan keadilan sosial
menjadi bagian integral dari ajaran Islam pada masa modern.

Anda mungkin juga menyukai