Anda di halaman 1dari 1

Pancasila, ideologi yang menjadi landasan utama negara Indonesia, dewasa ini menurut saya

sering kali dipandang sebagai pedoman abstrak yang tidak berpengaruh dalam mengatasi isu-
isu kontemporer. Akan tetapi, menurut saya hal tersebut merupakan hal yang sama sekali
keliru. Disini Saya ingin menunjukkan bahwa Pancasila, jika dipahami dan diaplikasikan dengan
tepat, tetaplah relevan dan mampu menghadapi tantangan era modern.

Sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa", bukan hanya tentang pengakuan atas keberadaan
Tuhan, tapi juga tentang penghargaan terhadap keberagaman dan toleransi. Dalam konteks
global saat ini yang penuh dengan polarisasi dan intoleransi, sila ini menyerukan pentingnya
saling menghargai dan menerima perbedaan. Namun, ironisnya, di era digital ini, intoleransi
sering kali diperparah oleh penyebaran ujaran kebencian dan disinformasi melalui media sosial.
Jadi, sila ini tidak hanya relevan, tetapi juga mendesak untuk diaktualisasikan dalam kehidupan
sehari-hari.

Sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", mendesak kita untuk selalu berlaku adil dan
menghargai martabat manusia. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti
ketidaksetaraan gender, diskriminasi rasial, dan pelanggaran hak asasi manusia. Argumen
bahwa Pancasila tidak relevan di era modern mungkin mengabaikan realitas ini.
Bagaimanapun, aspek keadilan dan martabat manusia yang ada dalam sila ini menjadi sentral
dalam menangani isu-isu tersebut.

Sila ketiga, "Persatuan Indonesia", adalah fondasi penting dalam menangani isu fragmentasi
dan disintegrasi bangsa. Dalam konteks era globalisasi yang serba cepat dan tidak terbatas ini,
tantangan terhadap persatuan bangsa semakin kompleks, misalnya isu radikalisme, terorisme,
dan separatisme. Pancasila memang menantang kita untuk menciptakan dan mempertahankan
keutuhan bangsa.

Sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan", mencerminkan nilai-nilai demokrasi dan konsensus. Di era informasi yang penuh
dengan hoaks dan misinformasi, sila ini mendesak kita untuk mengambil keputusan
berdasarkan diskusi yang mendalam dan terbuka, bukan berdasarkan emosi dan informasi
yang tidak valid.

Sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia", menyeru kita untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan sejahtera. Di era di mana kesenjangan sosial dan ekonomi semakin
lebar, sila ini menunjukkan bahwa Pancasila bukanlah ideologi yang ketinggalan zaman,
melainkan pedoman untuk membangun negara yang lebih baik.

Dengan begitu, disini jelas bahwa Pancasila memiliki relevansi yang besar dalam menangani
tantangan di era modern. Kendati demikian, aplikasi Pancasila dalam praktik memang bukan
hal yang mudah. Kesadaran dan pemahaman yang dalam terhadap Pancasila oleh setiap
individu merupakan kunci utama untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai