Sebagai orang Kristen, kita harus percaya bahwa Allah yang berbicara di dalam
Alkitab kita, meskipun Alkitab itu ditulis oleh manusia. Karena yang menjadi tolak ukur kita
adalah bukan proses penulisan Alkitab, melainkan hasilnya, yaitu Alkitab itu sendiri yang
dapat kita baca sampai sekarang sehingga kita tidak memandang Alkitab sebagai suatu hasil
dari dikte ilahi, melainkan kata-kata Allah sendiri.
Terkadang, kita juga diperhadapkan dengan sebuah pertanyaan, “Apakah Alkitab bisa
salah?” atau, “Apakah Alkitab memiliki suatu bagian yang keliru?”. Sebagai orang percaya,
kita harus berani mengatakan bahwa Alkitab tidak memiliki kesalahan dan tidak satupun
bagian Alkitab yang keliru. Alkitab tidak pernah gagal dalam tujuannya dan Firman Tuhan
didalamnya sama sekali tidak menyesatkan. Istilah ini dikenal dengan infalibilitas.
Kemudian, Alkitab itu adalah 100 % benar dan tidak memiliki kesalahan sama sekali dan
tidak ada satupun bagiannya yang keliru. Istilah ini dikenal dengan ineransi.
Alkitab terbagi menjadi dua, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pada
kesempatan kali ini, disini akan dibahas Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama, ada
konsep kanon. Kanon sendiri dapat diartikan sebagai sebuah standar khusus yang
diberlakukan kepada tulisan-tulisan yang berotoritas dan berwibawa yang kemudian disusun
kembali menjadi sebuah kitab-kitab yang dapat diterima dengan iman dan dapat diabadikan
untuk seluruh umat Tuhan, yaitu Firman Allah yang dinyatakan dalam bentuk tulisan. Kanon
Perjanjian Lama sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Tora (Kejadian-Ulangan), Nevi’im
(Yosua-Ester dan Yesaya-Maleakhi), dan Ketuvim (Ayub-Kidung Agung).
Duniapun dapat menunjukkan bahwa ada relevansinya antara Perjanjian Lama dengan
zaman sekarang. Tempat-tempat yang dahulu sering disebutkan oleh Alkitab di Perjanjian
Lama, seperti Laut Teberau, Sungai Yordan, Sungai Efrat, Sungai Tigris, Sungai Nil, Gunung
Sinai itu ada dari dahulu sampai sekarang dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Oleh karena itu, sebagai orang Kristen, mempelajari Perjanjian Lama adalah hal yang
penting. Karena semua tulisan di Perjanjian Lama itu terbukti benar dan merupakan
nubuatan-nubuatan Allah yang digenapi di Perjanjian Baru dan akan terus-menerus digenapi
hingga sekarang sampai kedatangan Tuhan Yesus Kristus kali yang kedua. Perjanjian Baru
telah menjelaskan bahwa Perjanjian Lama tetap berkaitan dengan kehidupan kita pada masa
sekarang. Memang kita tidak hidup di zaman Perjanjian Lama. Namun, percayalah bahwa
semua tulisan di dalam Perjanjian Lama adalah benar karena itu juga merupakan bagian dari
sejarahnya Tuhan.
Setelah membahas mengenai Alkitab dan Perjanjian Lama, disini juga akan dibahas
mengenai satu metode dalam membaca Alkitab. Metode ini juga diharapkan agar kita sebagai
orang Kristen mengerti betul apa yang telah kita baca. Metode ini dinamakan dengan COMA
yang merupakan singkatan dari Context, Observation, Meaning, Application. Context berarti
kita mencari apa yang sedang terjadi dalam ayat, pasal, atau kitab yang sedang kita baca dan
apa maksud atau tujuan ayat, pasal, atau kitab ini ditulis. Observation berarti kita mengamati
bagaimana jenis tulisan (ayat/pasal/kitab) ini dan bagaimana struktur penulisan dari tulisan
(ayat/pasal/kitab) ini. Meaning berarti kita didorong untuk menyimpulkan arti tulisan
(ayat/pasal/kitab) ini menurut bahasa kita sendiri. Application berarti kita mencari apa pesan
yang disampaikan dari tulisan (ayat/pasal/kitab) ini dan mengubah pandangan kita, sikap, dan
cara hidup kita setelah kita membacanya.