Anda di halaman 1dari 2

UAS SUMMARY PAPER JOURNAL TOPSUS GATRIK

MUHAMMAD HISYAM FIRMANSYAH (2006482400)

1. Judul, Author :
Studi Pendahuluan Mengenai Aplikasi Penyimpanan Energi untuk Mengatasi Tantangan Solar
PV dan Penetrasi Angin di Indonesia oleh Mukhamad F. Umam , Sesi Selia , Amrullah F.
Sunaryo, dan Muhammad R. Al Asy’ari
2. Objectives :
Alasan saya memilih judul tersebut karena Energy Storage adalah salah satu solusi untuk
mengatasi tantangan dalam pengembangan energi terbarukan contohnya pada Solar PV dan
energi angin di Indonesia. Kebutuhan akan energi listrik seiring dengan laju pertumbuhan akan
meningkat. Di sisi lain energi yang menggunakan bahan bakar fosil sudah harus mulai
dikurangi dengan melakukan pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan untuk
mengurangi efek gas rumah kaca. Melalui paper ini kita dapat mengetahui tantangan energi
terbarukan di Indonesia pada Solar PV dan Wind Turbine , perkembangan terbaru mengenai
energy storage sebagai solusi potensial mengatasi masalah tantangan energi terbarukan, dan
menunjukan bahwa pengembangan energy storage memberikan dampak dan manfaat yang
positif secara ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan.
3. Abstract :
Indonesia mempunyai cita-cita meningkatkan kontribusi energi terbarukan menjadi setidaknya
23% dari campuran energi yang dibangkitkan pada tahun 2025. Di sisi lain karena kondisi
geografis Indonesia energi solar dan angin memiliki potensi yang besar sebagai sumber utama
pembangkitan energi listrik. Tetapi pemanfaatan kedua sumber energi tersebut memiliki sifat
terputus-putus sehingga tidak baik disegi ekonomi dan menganggu jaringan listrik. Energy
Storage System (ESS) dapat mengurangi masalah tersebut sebagai pengatur frekuensi dan
dukungan tegangan ke jaringan. Studi yang dilakukan pada paper ini memiliki 3 skenario untuk
mengembangkan 20MW pembangkit listrik yaitu dengan menggunakan solar PV saja, solar
PV + battery, dan hydropower plant yang dibandingkan. Berdasarkan hasil dari penelitian,
Pumped Hydro Energy Storage merupakan pilihan yang paling realistis untuk diterapkan di
Indonesia. Di dalam paper ini disajikan juga potensi dan tantangan renewable energy angin dan
solar PV.
4. Conclusion:
Energi surya dan angin menyebabkan gangguan pada sistem kelistrikan dan pasokan listrik
yang fluktuatif. Energy Storage System, khususnya Pumped Hydro Energy Storage (PHES),
diusulkan sebagai solusi. PHES telah berhasil diimplementasikan di berbagai negara dan
menjanjikan bagi Indonesia, mengingat dataran tinggi yang tersebar. Selain itu, baterai
Lithium-ion (Li-ion) banyak digunakan tetapi memiliki keterbatasan dalam kapasitas dan masa
pakai. Compressed Air Energy Storage (CAES) juga dapat dieksplorasi jika tersedia sumber
daya geologi dan teknologi yang sesuai. Pemodelan menunjukkan bahwa sistem hanya PV
memiliki biaya awal terendah, sedangkan sistem baterai PV cocok untuk aplikasi off-grid tetapi
memiliki biaya perawatan yang lebih tinggi. PHES memiliki biaya modal yang lebih tinggi
tetapi menawarkan keuntungan seperti Levelized Cost of Energy (LCOE) yang lebih rendah
UAS SUMMARY PAPER JOURNAL TOPSUS GATRIK

MUHAMMAD HISYAM FIRMANSYAH (2006482400)

dan masa pakai yang lebih lama. Energy Storage sangat penting untuk pengembangan energi
matahari dan angin di masa depan di Indonesia.
5. Summary :
Pemerintah Indonesia menargetkan setidaknya 31% energi utama menggunakan energi
terbarukan pada tahun 2050. Riset yang dilakukan memiliki 3 skenario untuk mengembangkan
20MW pembangkit listrik yaitu dengan menggunakan solar PV saja, solar PV + battery, dan
hydropower plant yang dibandingkan. Sistem sel PV dapat memanfaatkan energi matahari 10
jam setiap hari di Indonesia. PV Energy memiliki potensi 4.8 kWh/m/hari atau 207.898 MW.
Solar PV mempunyai banyak keuntungan salah satunya dapat menggantikan pembangkit
energi fosil, memiliki polusi suara yang kecil sehingga baik untuk lingkungan dan lain-lain.
Tantangan dan hambatan dari sistem PV ini adalah pada regulasinya, jumlah iradiasi disetiap
tempat yang berbeda-beda, biaya instalasi yang tinggi dll. Kemudian Indonesia memiliki
potensi energi angin yang tinggi untuk dimanfaatkan. Menteri ESDM memperkirakan total
kapasitas energi angin mencapai 9.29 GW akan tetapi yang terpasang di Indonesia hanya 1.66
% dari sumber dayanya. Tantangan dan hambatan untuk energi angin adalah biaya instalasi
yang mahal, area potensial yang sulit untuk diakses dll.
Pemanfaatan kedua energi terbarukan tersebut memiliki gangguan pada sistem kelistrikan dan
pasokan listrik yang fluktuatif sehingga Energy Storage adalah solusi untuk mengatasi hal
tersebut. Studi ini mengidentifikasi beberapa teknologi penyimpanan energi yang cocok untuk
diterapkan di Indonesia, antara lain Pumped Hydro Energy Storage (PHES), Compressed Air
Energy Storage (CAES), dan baterai Li-ion. Di antara opsi tersebut, PHES diusulkan sebagai
pilihan pertama karena sumber dayanya yang melimpah, rating daya yang tinggi, masa pakai
yang lama, dan biaya modal per kWh yang relatif rendah.Dari scenario yang telah dilakukan
solar PV saja memiliki harga biaya awal paling murah, sedangkan PV+ Baterai memiliki biaya
2 kali lipat ditambah dengan PHES. Analisis ekonomi dari model hybrid PHES dan solar PV
dengan kapasitas 20 MW menunjukkan LCOE yang rendah sebesar 3,62 c/kWh, meskipun
biaya modal yang lebih tinggi sebesar USD 43.680.000. Hal ini disebabkan oleh teknologi
PHES yang baik dan lifetime panjang, sehingga menghasilkan biaya pemeliharaan dan
operasional yang lebih rendah. Selain itu, masa pakai rata-rata PHES yang lebih dari 50 tahun
memberikan keunggulan dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya, termasuk
pembangkit bahan bakar fosil.
• Ideas :
1. PHES adalah Energy Storage terbaik untuk diaplikasikan di Indonesia yang dapat
digunakan pada pembangkit energi terbarukan PV dan Wind dengan masa pakai yang
tinggi dan biaya modal per kWh rendah
2. Pengembangan PHES yang terhubung dengan smart grid dapat memungkinkan
manajemen energi yang lebih adaptif, optimisasi penggunaan energi, dan partisipasi
aktif dari konsumen menjadi ide yang menarik.
• Questions :
1. Bagaimana cara mengurangi dampak lingkungan dan potensi konflik sosial yang
mungkin timbul dari pembangunan PHES yang melibatkan sumber daya air?
2. Apakah ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi biaya
pemeliharaan dan operasional dari PHES dan teknologi penyimpanan energi lainnya

Anda mungkin juga menyukai