Dengan berbagai cara Engtay berhasil meyakinkan kedua orangtuanya bahwa
sekolah itu baik bagi dirinya. Akhitnya, gadis itu pun diizinkan pergi ke Betawi demi menuntut ilmu. Meski untuk itu ia harus menyamar menjadi seorang pemuda. Di tengah perjalanan Engtay berkenalan dengan Sampek. Pemuda itu juga berniat pergi ke sekolah yang sama. Atas inisiatif Engtay, mereka berdua kemudian sepakat saling mengikat saudara. Di asrama, Engtay ditempatkan dalam satu kamar dengan Sampek. Rupanya penyamaran Engtay sangat berhasil. Tidak seorang pun menyangka, bahkan juga Sampek, bahwa Engtay adalah perempuan. Asmara tumbuh. Dan akhirnya Engtay mengaku kepada Sampek mengenai keadaan diri yang sebenarnya. Cinta bermula tumbuh lantaran Engtay geregetan terhadap kejujuran – yang disebutnya sebagai kebodohan – lelaki muda itu. Ternyata, selama hampir setahun, Sampek tetap tidak mengira bahwa selama ini ia tidur satu ranjang dengan seorang gadis. Ia lebih suka menekuni buku-buku pelajaran daripada plesiran. Tapi Sampek tidak beruntung. Cintanya membentur tembok takdir. Tepat pada saat ia menyatakan siap mencinta, Engtay dipanggil pulang. Si gadis akan dinikahkan dengn Macun, anak seorang kaya dari Rangkasbitung. Sampek pun merana. Dan sakit cinta menyebabkan ia mati. Tapi sampai mati, ia tetap berharap suati saat Engtay sudi menziarahi kuburannya. Macun memboyong Engtay ke kampungnya dengan tandu pengantin. Di tengah jalan, Engtay memohon agar rombongan berhenti sejenak di makam Sampek. Ia ingin sembahyang di kuburan itu. Dasar jodoh. Ketika upacara sembahyang usai, kubur Sampek mendadak terbuka. Lalu dengan penuh cinta, Engtay melompat ke dalam kubur. Ia menyatu dengan jasad sang kekasih. Macun marah besar. Ia membongkar kuburan. Tapi di dalam liang lahat, tak terdapat jasad Sampek maupun Engtay. Hanya ada dua batu biru dan dua tawon kuning. Kubur digali lebih dalam lagi. Tiada apa-apa lagi. Cuma sepasang kupu- kupu, mengepakkan sayap-sayapnya yang indah, melayang terbang menuju ke langit. Lalu berjuta kupu-kupu muncul di mana-mana memenuhi langit. Menutup cahaya matahari, memayungi bumi, meneduhkan hati. Semua tekesima.