Tor Enrichment
Tor Enrichment
LATAR BELAKANG
Kondisi dunia saat ini masih dalam fase pemulihan ekonomi dari imbas Covid
19, ditambah lagi dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil sebagai imbas dari kondisi
geopolitik global. Beberapa negara besar saat ini telah mengalami inflasi dalam angka
yang tinggi, bahkan sedang mengalami masa resesi. Hal ini berpengaruh terhadap
berbagai kondisi ketenagakerjaan dunia, antara lain Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) massal di berbagai perusahaan pada periode 2019 - 2021 akibat pandemi
covid, disusul dengan lay off massal pada perusahaan start-up di dunia. Kementerian
Ketenagakerjaan RI (kemenaker) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan mencatat ada sekitar 2,8 juta pekerja terkena dampak pandemi
covid -19 dengan rincian 1,7 juta pekerja formal dirumahkan, 749,4 ribu pekerja formal
di-PHK, 282 ribu pekerja informal usahanya terganggu dan 100 ribu pekerja migran
dipulangkan. Berbagai sektor industri yang terkena dampak pandemi covid-19 antara
lain pariwisata, keuangan, transportasi, pertambangan, konstruksi, otomotif, UMKM.
Sedangkan menurut data yang disajikan pada layoff.fyi, sebanyakr 808 perusahaan
start-up melakukan PHK di seluruh dunia. Disisi lain, otomasi yang berkembang saat
ini sangat memengaruhi perkembangan kebutuhan skill di dunia industri.
Berbagai kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan global ini sangat memengaruhi
tingkat kebutuhan skill dan kompetensi calon pekerja, khususnya tenaga kerja terdidik
lulusan perguruan tinggi. Universitas sebagai penyedia tenaga kerja terdidik menemui
beberapa tantangan ketenagakerjaan yang harus segera ditanggapi agar mencapai
level kompetensi dan skill lulusan untuk keterserapan lulusan di dunia industri, antara
lain:
1. Transformation job type. Revolusi industri dan otomasi, McKinsey merilis bahwa
23 juta pekerjaan akan hilang dan tergantikan dengan 27 - 46 juta pada Tahun
2030. Penggantian aktivitas industri di beberapa bagian oleh mesin atau suatu
sistem digital, menjadi tantangan tersendiri bagi lulusan perguruan tinggi.
Kegiatan-kegiatan di perindustrian yang sifatnya rutinitas dan tidak memerlukan
kreativitas, akan digantikan oleh suatu sistem atau mesin otomasi dan digitalisasi.
Oleh karena itu, lulusan perguruan tinggi harus memiliki seperangkat inovasi dan
kreativitas yang mampu memenuhi kebutuhan aktivitas bisnis saat ini.
2. Employability rate, seringkali dikaitkan dengan rataan terserapnya lulusan
perguruan tinggi di dunia professional dalam kurun waktu tertentu. ER juga
seringkali dijadikan indikator publik kekuatan daya saing sebuah perguruan tinggi
dengan perguruan tinggi lainnya dalam memperoleh pekerjaan (kualitas
lulusannya). Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS, Februari
2022, 33% pekerja underqualified (tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikan), 16% pekerja overqualified, 51% pekerja well matched. Untuk
meningkatkan keterserapan lulusan ke dunia industri maka universitas harus
mampu menyusun kurikulum yang mampu mendekatkan mahasiswanya ke dunia
pasca kampus.
3. Bonus demografi, data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk
Indonesia mencapai 275,36 juta jiwa pada Juni 2022. Terdapat 190,83 juta jiwa
(69,3%) penduduk Indonesia yang masuk kategori usia produktif (15-64 tahun),
dan diprediksi akan meningkat sampai 10 tahun mendatang. Angka penduduk
yang didominasi oleh kategori usia produktif dapat menjadi keberuntungan bagi
suatu negara karena dapat menjadi tumpuan perkembangan negara dengan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam dengan efektif. Sebaliknya, jika
penduduk usia produktif tersebut tidak mampu mengoptimalkan sumber daya
alam, maka akan menjadi beban tambahan dan tantangan tersendiri bagi suatu
negara.
4. Imbalance supply & demand of labor. Tidak imbangnya pertumbuhan angkatan
kerja dengan kesempatan kerja. Plt. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi
Kemendikbudristek, Nizam menyatakan lapangan pekerjaan yang tersedia setiap
tahunnya berkisar 300 - 400 ribu, dengan jumlah lulusan perguruan tinggi setiap
tahunnya 1,2 juta. Hal ini perlu disikapi dengan merubah kurikulum perguruan
tinggi (dengan melibatkan pengembangan skill masing-masing sesuai passion,
dan menstimulasi kreativitas mahasiswa melalui praktik langsung) sehingga dapat
menciptakan lulusan-lulusan baru yang memiliki keunikan serta kekuatan diri
masing-masing sesuai dengan passion. Hal ini akan mendorong lulusan utk dapat
bersaing, maupun menciptakan lapangan kerja sendiri.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kelas Training yang 1. Ruang kelas 2-3 jam per 1. Peserta dapat
pengayaan akan 2. PPT materi & materi menganalisa
disesuaikan worksheet persiapan karir
dengan 3. Fasilitator kelas yang sudah
permasalahan 4. Peralatan hybrid dilakukan
issue yang jika diperlukan apakah sudah
muncul optimal
2. Memaksimalkan
potensi karir
peserta
sehingga dapat
meningkatkan
daya saing
masing-masing
peserta