Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN TEORI

Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK adalah penyakit pernapasan yang menyebabkan
seseorang sulit bernapas karena tersumbatnya saluran udara di paru-paru. PPOK merupakan
penyakit progresif, artinya penyakit ini akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu.

1) Penyebab
Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit Paru Obstruksi Kronik

(PPOK) menurut Mansjoer (2008) dan Ovedoff (2006) adalah :

a) Kebiasaan merokok, polusi udara, paparan debu, asap dan gas- gas kimiawi.

b) Faktor Usia dan jenis kelamin sehingga mengakibatkan berkurangnya fungsi paru-paru,
bahkan pada saat gejala penyakit tidak dirasakan.

c) Infeksi sistem pernafasan akut, seperti peunomia, bronkitis, dan Asma orang dengan kondisi
ini berisiko mendapat PPOK.

d) Kurangnya alfa anti tripsin. Ini merupakan kekurangan suatu enzim yang normalnya
melindungi paru-paru dari kerusakan peradangan orang yang kekurangan enzim ini dapat
terkena empisema pada usia yang relatif muda, walau pun tidak merokok.

2) Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala klinik PPOK adalah sebagai berikut :

a) “Smoker Cough” biasanya hanya diawali sepanjang pagi yang dingin kemudian berkembang
menjadi sepanjang tahun.

b) Sputum, biasanya banyak dan lengket berwarna kuning, hijau atau kekuningan bila terjadi
infeksi.

c) Dyspnea, terjadi kesulitan ekspirasi pada saluran pernafasan Gejala ini mungkin terjadi
beberapa tahun sebelum kemudian sesak nafas menjadi semakin nyata yang membuat pasien
mencari bantuan medik .
Sedangkan gejala pada eksaserbasi akut adalah :

a. Peningkatan volume sputum.


b. Perburukan pernafasan secara akut.

c. Dada terasa berat.

d. Peningkatan purulensi sputum

e. Peningkatan kebutuhan bronkodilator

f. Lelah dan lesu

g. Penurunan toleransi terhadap gerakan fisik , cepat lelah dan terengah – engah.

Pada gejala berat dapat terjadi :

a) Sianosis, terjadi kegagalan respirasi.

b) Gagal jantung dan oedema perifer.

c) Plethoric complexion, yaitu pasien menunjukkan gejala wajah yang memerah yang
disebabkan (polycythemia (erythrocytosis, jumlah erythrosit yang meningkat, hal ini
merupakan respon fisiologis normal karena kapasitas pengangkutan O2 yang berlebih
( Ikawati, 2016).

3) Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada penyakit PPOK

a) Hipoxemia

Hipoxemia didefenisikan sebagai penurunan nila PaO2 kurang dari 55 mmHg, dengan nilai
saturasi oksigen <85%. pada awalnya klien akan mengalami perubahan mood, penurunan
konsentrasi dan pelupa. Pada tahap lanjut timbul cyanosis.

b) Asidosis Respiratory

Timbul akibat dari peningkatan nilai PaCO2 (hiperkapnia). tanda yang muncul antara lain: nyeri
kepala, fatigue, lethargi, tachipnea.
c) Infeksi respiratory

Infeksi pernapasan akut disebabkan karena peningkatan produksi mukus, peningkatan


rangsangan otot polos bronchial dan edema mukosa. Terbatasnya aliran udara akan
meningkatkan kerja nafas dan timbulnya dyspnea.

d) Gagal jantung

Terutama kor-pulmonal, harus diobservasi terutama pada klien dengan dyspnea berat.
Komplikasi ini sering kali berhubungan dengan bronchitis kronik, tetapi klien dengan emfisema
berat juga dapat mengalami masalah ini

e) Cardiac disritmia

Timbul akibat hipoxemia, penyakit jantung lain, efek obat atau asidosis respiratory.

f) Status asmatikus
WOC
Asap Rokok,polusi udara,riwayat
Infeksi saluran pernafasan

Peradangan Bronkus

Kalenjar mensekresi lender dan sel goblet meningkat

Elastis Paru

Penyakit Paru Obstruksi Kronis(PPOK)

Produksi Sekret Berlebihan

Batuk Tidak Efektif

Terjadi Akumulasi Sekret Berlebihan

Bersihan Recoil Elastis Jalan


Obstruksi Jalan Napas
jalan tidak napas menurun
efektif
Sesak Napas
Kolaps Bronkiolus

Pola Nafas Tidak Efektif


Dinding Alveolus
Mengalami Penurunan
Gangguan Ventilasi Spontan

Gangguan Difusi
Oksigen

Penurunan oksigen ke otot


jantung Penurunan oksigen ke otak

aritmia Perfusi jaringan cerebral


tidak efektif
Resiko perfusi miokard tidak efektif

Anda mungkin juga menyukai