Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

Pelaksanaanstudi kasus ini dilakukan selama 8 hari sejak hari kamis,

tanggal 10 Juni 2021 sampai dengan tanggal 18 Juni 2021 di Wilayah Kerja

Puskesmas Tilango, Kabupaten Gorontalo. Karakteristik responden yang

dijadikan sebagai subjek studi kasus adalah 3 responden ibu primipara dengan

post partum normal yang mengalami ketidaklancaran produksi ASI dengan

menggunakan Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat dalam

meningkatkan produksi ASI.

Sebelum dilakukan Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat, penulis

mengukur jumlah produksi ASI dengan menggunakan pumping ASI terhadap

ketiga klien kemudian melakukan terapi sehari sekali yaitu pada pagi hari selama

empat hari dengan lama perawatan payudara dan kompres air hangat selama 15-

30 menit.

Klien pertama adalah ibu primipara dengan post partum normal. Klien

mengatakan pada hari pertama melahirkan ASI belum lancar keluar, ASI keluar

hanya beberapa tetes saja. Dan klien kedua adalah ibu primipara dengan post

partum normal, klien mengatakan ASInya tidak keluar sama sekali dari hari

pertama melahirkan. Klien ketiga adalah ibu primipara dengan post partum

normal, klien mengatakan ASInya juga tidak keluar sama sekali dari hari pertama

melahirkan.

42
43

Pada hari ke 2, penulis melakukan intervensi Teknik Breast Care dan

Kompres Air Hangat untuk membantu melancarkan produksi ASI kedua klien.

Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat dilakukan sesuai dengan SOP yang

telah dijelaskan pada tinjauan pustaka mulai dari persiapan hingga evaluasi.

Sedangkan pada klien yang ketiga tidak dilakuan perlakuan. Untuk hasil dari

penerapan dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel1 Data Responden

No Inisial Jenis Kelamin Umur (th) Pendidikan


1. Ny. F N Perempuan 27 S1
2. Ny. N K Perempuan 37 S1
3. Ny. A A Perempuan 22 SMA

Tabel 2 Pengukuran Volume ASI pada Ketiga Responden

no nama Teknik breast care Kompres air hangat Tanpa


perlakuan

Pre H1 Post H4 Pre H1 Post H4 H1 H4

1 Ny. FN 3 ml 60 ml

2 Ny. NK 0 ml 40 ml

3 Ny, AA 0 ml 20 ml

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari ketiga responden bahwa

responden 1 Ny. FN sebelum dilakukan perlakuan dengan teknik Breast Care

hanya memproduksi ASI 3 ml kemudian setelah dilakukan perlakuan, pada

hari ke empat Ny.FN memproduksi ASI sebanyak 60 ml. Dan responden yang

ke 2 Ny.NK sebelum dilakukan perlakuan dengan Kompres Air Hangat, ASI


44

hanya 0 ml dan setelah dilakukan perlakuan pada hari ke empat Ny.NK

memproduksi ASI sebanyak 40 ml. Sedangkan responden ke 3 Ny.AA yang

tidak dilakukan perlakuan pada hari pertama ASI hanya 0 ml dan pada hari ke

4 observasi klien memproduksi ASI 20 ml, dari hasil yang didapatkan dari ke

3 responden tersebut bahwa teknik Breast Care lebih efektif dari pada

Kompres Air Hangat.

B. Pembahasan Studi Kasus

Studi kasus ini akan membahas mengenai keefektifan tiga klien terhadap

efektivitas teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat dalam Meningkatkan

Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Tilango dengan

data atau ketentuan yang sesuai dengan tinjauan pustaka.

Hasil yang diperoleh dari teknik Breast Care untuk membantu

melancarkan produksi ASI pada klien pertama adalah tercapai, produksi ASI

pada klien pertama lancar. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan (Setiyaningsih, 2016), tentang efektivitas Breast Care post partum

terhadap produksi ASI, menyatakan bahwa Breast Care post partum efektif

untuk meningkatkan produksi ASI. Dari hasil yang diperoleh setelah dilakukan

Kompres Air Hangat pada payudara, terlihat responden yang kedua tampak lebih

nyaman dan rileks setelah pemberian kompres air hangat pada payudara, kondisi

ini dikarenakan, saat dilakukan kompres air hangat, payudara akan memberikan

sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang

peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, kompres air hangat juga dapat
45

memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi nyeri, mencegah terjadinya

spasme otot, dan memberikan rasa hangat pada payudara. Beberapa efek

fisiologis dari pemberian kompres air hangat antara lain dapat merelaksasi otot

dan meningkatkan aliran darah ke suatu area.

Peningkatan sirkulasi darah pada daerah payudara, mengakibatkan semakin

banyak oksitosin yang mengalir menuju payudara dan membuat pengeluaran ASI

semakin lancar (Nurhanifah, 2013).

Dalam pemberian teknik Breast Care dan kompres air hangat pada

payudara, kedua klien menunjukan respon yang baik dan kooperatif dengan

tindakan yang dilakukan, klien mengatakan merasa rileks dan senang saat

dilakukan perawatan payudara dan kompres air hangat. Dengan pemberian terapi

ini kedua klien merasa terbantu dalam memberikan ASI eksklusif bagi anak

klien.

Setelah dilakukan teknik Breast Care pada klien pertama ASI yang keluar

lancar yaitu 60 ml dan klien mengatakan sudah mulai bisa untuk mencoba

menyusui secara perlahan terhadap anaknya yang awalnya hanya menggunakan

botol susu, namun sekarang klien mulai bisa untuk memberikan ASI melalui

putting susu. Dan untuk klien kedua yang telah diberikan kompres air hangat ASI

yang keluar pada hari terakhir perlakuan memproduksi ASI 40 ml. Sedangkan

pada klien ketiga yang tidak dilakukan perlakuan pada hari pertama ASI keluar 2

ml dan pada hari ke dua ASI keluar sbanyak 5 ml, setelah hari ketiga
46

mengobservasi Ny. AA memproduksi ASI sebanyak 10 ml kemudian pada hari

ke empat mengobservasi Ny. AA memproduksi ASI hanya sedikit yaitu 20 ml.

Dari hasil studi kasus, menunjukan bahwa teknik Breast Care lebih efektif

dan terbukti mampu meningkatkan dan memperlancar produski ASI bagi ibu

dengan kelahiran anak pertama dibandingkan dengan pemberian kompres air

hangat, hal sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmaningtias pada

tahun 2017 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan dari

efektivitas teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat terhadap produksi ASI

pada Ibu Post Partum.

Jika dibandingkan dari ketiga responden, didapatkan bahwa responden 2

yang berusia 37 tahun awalnya tidak keluar ASI sama sekali, hal ini disebabkan

karena faktor perbedaan usia antara ketiganya. Sesuai dengan penelitian Wiji

pada tahun 2013, bahwa usia 20-35 tahun merupakan usia produktif bagi wanita

untuk hamil dan melahirkan serta siap untuk menyusui bayinya. Usia sangat

menentukan kesehatan maternal dan berkaitan dengan kesiapan secara fisik,

mental dan psikologis dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas serta

cara mengasuh dan menyusui bayinya.


47
BAB V

PENUTUP

Berdasarkan penjelasan dari bab sebelumnya sampai dengan pembahasan hasil

studi kasus, maka ditarik kesimpulan dan saran dari penulis yang telah dilakukan

seperti sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Setelah diberikan teknik Breast Care dan pemberian kompres air hangat,

terjadi peningkatan volume produksi ASI yang signifikan. Teknik Breast Care

dan Kompres Air Hangat dilakukan selama 4 hari secara berturut-turut setiap

pagi dengan durasi 15-30 menit. Pada Ny. FN, peningkatan volume produksi ASI

dari 3 ml ASI yang keluar kemudian meningkat hingga 60 ml, dan pada Ny. NK,

dari tidak adanya ASI yang keluar, kemudian meningkat hingga 40 ml.

Sedangkan Ny. AA, yang tidak dilakuakan perlakuan dari ASI yang tidak keluar

kemudian meningkat hingga 20 ml.

B. Saran

1. Bagipeneliti

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menambahkan informasi serta

menjadi acuan dan menjadi bahan pembanding bagi penilitian selanjutnya

dalam pelaksanaan studi kasus lain.

2. Bagi Responden

Klien dapat mengaplikasikan terapi Breast Care dan Kompres Air

Hangat dirumah dengan bantuan suami/keluarga saat ASI tidak lancar keluar.

49
3. Bagi Perawat

Dengan adanya penilitian ini diharapkan bermanfaat bagi perawat sebagai

tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan yang baru.

4. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penerapan terhadap ketidaklancaran

produksi ASI bagi ibu post partum.

50

Anda mungkin juga menyukai