Melalui model pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning, peserta didik diharapkan mampu :
Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom karbon dan penggolongan
senyawanya serta Membuat model visual berbagai struktur molekul hidrokarbon yang memiliki rumus molekul yang
sama dengan penuh rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, percaya diri
dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan proaktif (kreatif), serta mampu
berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.dengan mengembangkan nilai karakter berpikir kritis , kreatif
(kemandirian), kerjasama (gotongroyong) dan kejujuran (integritas) .
PERTEMUAN 1 (3 x 45 menit)
Pendahuluan Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran, berdoa, absensi, memeriksa
(10 Menit) kebersihan lingkungan kelas, menyiapkan sumber-sumber belajar, menyiapkan penampilan media
yang membutuhkan teknologi
Persiapan Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat pembelajaran (sekaligus
Appersepsi menghubungkan dengan Ayat Al Quran: Surat Al-A’la ayat 4,5).
Motivasi Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakater yang harus dicapai;
Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan Inti Orientasi peserta didik pada masalah
(70 Menit) Memberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada materi yng akan dipelajari
dengan cara mengamati lembar kerja , foto / video, pemberian contoh-contoh materi / soal untuk
Sintak Sintak dapat dikembangkan pesertadidik, dari media interaktif ( critical thingking, litersasi )
Pembelajaran Mengorganisasi pesertadidik
Pesertadidik memahami masalah yang disajikan untuk mengidentifikasi apa yang perlu mereka
ketahui dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah terkait materi senyawa
hidrokarbon ( critical thingking, kolaborasi, komunikasi, literasi, HOTs )
• Membimbing penyelidikan individu / kelompok
Mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi
melalui kegiatan diskusi dan saling tukar informasi terkait senyawa hidrokarbon ( critical
thingking, kolaborasi, komunikasi, literasi, kreatif, HOTs )
• Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Menyampaikan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang senyawa hidrokarbon (
critical thingking, kolaborasi, komunikasi, literasi, kreatif, HOTs )
• Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Menganalisa dan menyimpulkan masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait pembelajaran
yang telah dilakukan tentang denyawa hidrokarbon ( critical thingking, kolaborasi, komunikasi
)
Senyawa Hidrokarbon
Karbon merupakan unsur unik yang bisa berikatan dengan unsur lain untuk membentuk berbagai senyawa
baru.Kelompok terbesar ikatan karbon adalah dengan hidrogen yang kemudian membentuk senyawa yang disebut
hidrokarbon. Setidaknya sekitar 1 juta komponen organik terbentuk dari hidrokarbon.
Karbon juga membentuk ikatan dengan senyawa lain yang dianggap sebagai anorganik, meskipun dalam
jumlah yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan senyawa organik.Unsur karbon terdapat dalam dua bentuk
kristal alotrofik yaitu berlian dan grafit. Bentuk lain dengan sedikit kristalinitas adalah karbon tumbuhan dan jelaga.
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang ditunjukkan di bawah ini.
Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui penggunaan bersama
pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan kovalen tunggal dengan empat atom
hidrogen membentuk molekul metana (CH4). Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapatjuga
berikatan kovalen dengan atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga, seperti pada
etana, etena dan etuna .
Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain memungkinkan terbentuknya
senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai panjang atau siklik). Hal inilah yang menjadi ciri
khas atom karbon.
Jika satu atom hidrogen pada metana (CH4) diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk etana (CH3–CH3). Jika
atom hidrogen pada etana diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk propana (CH3–CH2–CH3) dan seterusnya
hingga terbentuk senyawa karbon berantai atau siklik.
Sifat fisik dan kimia karbon tergantung pada struktur kristalnya. Kepadatan karbon juga bervariasi dari
2,25 g/cm ³ untuk grafit dan 3,51 g/cm ³ untuk berlian.
Titik leleh grafit adalah 3500 ºC dengan titik didih adalah 4830 ºC.
Unsur karbon merupakan bahan yang inert, tidak larut dalam air, asam encer, dan basa, serta merupakan pelarut
organik.
Pada suhu tinggi, karbon berikatan dengan oksigen untuk membentuk karbon monoksida atau
dioksida.Reaksi karbon dengan oksidator panas, seperti asam nitrat dan kalium nitrat akan menghasilkan asam
metilic C6(CO2H)6. Di antara halogen hanya fluor yang bereaksi dengan unsur karbon. Sejumlah logam
dikombinasikan dengan karbon pada suhu tinggi untuk membentuk karbida. Karbon membentuk senyawa dengan
halogen dan memiliki rumus umum CX4, dimana X adalah fluorin, klorin, bromin, atau iodin.
Karbon juga membentuk senyawa tetrahalida. Dari semua senyawa yang terbentuk, yang paling penting adalah
diklorodifluorometana, CCl2F2, disebut pula sebagai freon.
Karbon dan komponennya tersebar luas di alam. Diperkirakan, unsur ini membentuk 0,032% kerak bumi.
Karbon bebas ditemukan antara lain di batubara, sedangkan karbon kristal ditemukan dalam grafit dan
berlian.Atmosfer bumi terus mengalami peningkatan konsentrasi karbon dari karbon dioksida dan karbon
monoksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Tidak ada unsur yang lebih penting dalam hidup
selain karbon. Hanya karbon yang mampu membentuk ikatan tunggal yang kuat dan cukup stabil di bawah kondisi
standar.
Atom karbon mempunyai sifat-sifat khas yang menyebabkan dapat terbentuk banyak senyawa karbon.
Sifat khas atom karbon yang tidak dimiliki oleh atom lain adalah sebagai berikut:
a.Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen.
b.Atom karbon mempunyai kemampuan untuk membentuk rantai karbon. Rantai tersebut dapat berupa
rantai terbuka (alifatis) dan tertutup (siklis), serta rantai lurus dan dapat pula bercabang.
c.Ikatan di antara atom-atom karbon dapat berupa ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, atau ikatan rangkap
tiga.
Atom karbon memiliki posisi yang berbeda-beda dalam sebuah rantai karbon. Berdasarkan jumlah atom C
yang diikatnya, ada 4 kemungkinan posisi atom karbon dalam rantai karbon, yaitu atom C primer, atom C sekunder,
atom C tersier, dan atom C kuartener.
a. Atom C Primer (1°)
Dari rantai karbon diatas, perhatikanlah jumlah atom C yang diikat oleh atom C yang bewarna
merah. Atom C tersebut hanya mengikat 1 atom C lainnya, maka dinamakan dengan atom C primer.
b. Atom C Sekunder (2°)
Perhatikanlah jumlah atom C yang diikat oleh atom C yang bewarna merah. Atom C tersebut
mengikat 2 atom C lainnya, maka dinamakan dengan atom C sekunder.
Perhatikanlah jumlah atom C yang diikat oleh atom C yang bewarna merah. Atom C tersebut
mengikat 3 atom C lainnya, maka dinamakan dengan atom C tersier.
d. Atom C kuartener (4°)
Atom C kuartener, yaitu atom C mengikat 4 atom C yang lain.
Keterangan :
Kuarterner - Karena tidak ada atom C yang terikat pada atom c lainnya.
Alkana rantai tak bercabang, diberi nama dengan menambahkan awalan n (normal). Misal : n-pentana, n-
heksana.
Alkana bercabang terdiri atas dua bagian yaitu bagian rantai utama dan cabang.
Rantai utama adalah rantai terpanjang dalam molekul yaitu yang memiliki jumlah atom C paling banyak.
Rantai utama diberi nama sesuai tabel di atas, sedangkan nama cabang diberi nama sesuai cabangnya
misalnya alkil, CnH(2n+1).
Posisi cabang pada rantai utama dinyatakan dengan awalan angka yang ditentukan dari nomor atom
terkecil pada ujung. Atom C ujung dipilih dari ujung di mana cabang memperoleh nomor terkecil.
Jika terdapat 2 atau lebih cabang yang sama, nama cabang ditambah awalan di, tri, tetra, dst sesuai jumlah
cabang yang sama.
Jika terdapat cabang-cabang yang berbeda penamaannya disusun menurut abjad.
Jika terdapat penomoran yang sama dari kedua ujung rantai utama, mulailah dari salah satu ujung sehingga
cabang yang ditulis terlebih dahulu memiliki nomor terkecil.
Sifat-sifat hidrokarbon
Titik leleh dan titik didih hidrokarbon meningkat seiring dengan peningkatan massa molekul relatifnya.
Titik leleh dan titik didih senyawa-senyawa yang merupakan isomer berkurang seiring dengan pertambahan
jumlah cabang dalam molekulnya.
Alkana adalah golongan senyawa yang kurang reaktif, sehingga disebut paraffin. Reaksi penting alkana adalah
pembakaran, substitusi, dan perengkahan.
Alkena dan alkuna lebih reaktif daripada alkana karena mempunyai ikatan rangkap dan rangkap tiga. Reaksi
penting dari alkena dan alkuna adalah adisi atau penjenuhan.
Reaksi-reaksisenyawakarbon
A. Alkana
1. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi disebut juga dengan reaksi pembakaran. Pembakaran sempurna senyawa
hidrokarbon menghasilkan gas CO2 dan H2O. Untuk pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan
H2O.
Contoh:
2. Reaksi Substitusi
Alkana dapat bereaksi substitusi dengan halogen. Reaksi subtitusi adalah reaksi penggantian suatu
atom atau gugus atom yang terikat pada atom C dalam suatu molekul oleh atom atau gugus atom lain.
Contoh :
Reaksi metana dengan halogen
CH4 + F2 CH3F + HF
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
CH4 + Br2 CH3Br + HBr
CH4 + I2 CH3I + HI
Reaksi etana dengan halogen
CH3–CH3 + F2 CH3–CH2F + HF
CH3–CH3 + Cl2 CH3–CH2Cl + HCl
CH3–CH3 + Br2 CH3–CH2Br + HBr
CH3–CH3 + I2 CH3–CH2I + HI
3. Reaksi Eliminasi
Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah reaksi
pengeluaran gugus atom dari dua atom C yang berdekatan pada senyawa jenuh sehingga terbentuk
senyawa tak jenuh atau senyawa yang mempunyai ikatan rangkap.
a. Dehidrogenasi (penarikan hidrogen)
Contoh:
CH2 – CH2 CH2=CH2 + H2
H H
etana etena
CH2 – CH –CH3 CH2=CH– CH3 + H2
H H
propana propena
CH2 – CH –CH2 – CH3 CH2=CH–CH2–CH3 + H2
H H
n-butana n-butena
B. Alkena
1. Reaksi Pembakaran
Contoh :
C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g)
C3H6(g) + 9/2 O2(g) 3CO2(g) + 3H2O(g)
2. Reaksi Adisi
a. Adisi Hidrogen (hidrogenasi)
Contoh : adisi hidrogen pada etena menghasilkan etana.
Ni/Pt
CH2 = CH2 + H2 CH3– CH3
etena etana
CH2 = CH– CH3 + H2 CH3– CH2– CH3
propena propana
b. Adisi halogen (F2, Cl2, Br2, I2 )
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana. Selanjutnya
halogen tersebut akan menjadi cabangnya.
Contoh :
Adisi flourin pada etena menghasilkan 1,2-difloroetana.
CH2 = CH2 + F2 CH2– CH2
F F
Etena 1,2-difloroetana
Adisi klorin pada etena menghasilkan 1,2-dikloroetana.
CH2 = CH2 + Cl2 CH2– CH2
Cl Cl
etena 1,2-dikloroetana
Adisi bromin pada etena menghasilkan 1,2-dibromoetana.
CH2 = CH2 + Br2 CH2– CH2
Br Br
etena 1,2-dibromoetana
Adisi iodin pada etena menghasilkan 1,2-diiodoetana.
F F F F
propuna 1,2-difloro-1-propena 1,1,2,2-tetrafloropropana
Cl Cl
Cl Cl Cl Cl
propuna 1,2-dikloro-1-propena 1,1,2,2-tetrakloropropana
Cl Cl
Br Br
H Br H Br
Propuna 2-bromo-1-propena 2,2-dibromopropana
H I
H I H I
Propuna 2-iodo-1-propena 2,2-diiodopropana
H Br
2-pentuna 3-bromo-2-pentena
H Br
CH3– C – C–CH2–CH3
H Br
3,3-dibromopentana
Materi Pengayaan
Meminta siswa menonton video atau mencari video yang berkaitan dengan senyawa hidrokarbon
LAMPIRAN 2
10
Rubrik Penilaian
Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang
Skor Perolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal