2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam senantiasa saya curahkan kepada Rasulullah
SAW, Nabi dan Rasul terakhir yang telah membimbing umatnya ke jalan
yang benar dan sekaligus menyempurnakan akhlak melalui petunjuk wahyu
illahi.
Tak lupa saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam penulisan makalah ini, terimakasih juga kepada
Bu Novia Winda selaku dosen kami dalam mata kuliah Bahasa Indonesia
yang sudah memberikan tugas ini. Demikian dalam penulisan makalah ini
tentu masih banyak kelemahan dan kekurangannya, untuk itu saya meminta
saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat.
Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
D. Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Karangan ............................................ 6
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengarang adalah kegiatan merangkai kata-kata yang disusun
berdasarkan tema yang sudah ditentukan dengan menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Dalam hal ini,bahasa yang digunakan harus terpilih dan
tersusun dengan baik. Pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau
menyampaikan gagasan dengan menggunakan bahasa tulis.gagasan itu dapat
diungkapkan dengan berbagai unsur bahasa seperti dalam bentuk kalimat dan
paragraf,serta dapat pula diungkapkan dalam bentuk karangan yang utuh.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Topik, Tema, dan Judul Karangan
A. Pengertian Topik
Topik adalah inti utama dari suatu tulisan atau bahasan yang ingin
disampaikan. Topik berasal dari bahasa Yunani "topoi" yang artinya tempat,
yang mana dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang
menjadi landasan penulisan suatu artikel. Topik biasa terdiri dari satu atau
dua kata singkat yang memiliki persamaan dan perbedaan dengan tema
karangan.
Ada beberapa kriteria agar untuk membuat topik yang baik, yakni :
2
Inspirasi untuk menulis sebuah topik bisa didapatkan lewat mana saja,
antara lain yaitu sebagai berikut:
- Berimajinasi.
C. Pengertian Tema
Tema adalah gagasan pokok tentang suatu hal dalam sebuah tulisan
atau karangan. Tema juga merupakan hal pertama yang dilihat oleh
pembaca, sehingga semakin menarik sebuah tema maka semakin besar
peluang orang membaca karangan tersebut. Tema dan topik memiliki
perbedaan, tema lebih spesifik dalam membahas suatu hal, sedangkan topik
membahas hal umum.
3
E. Pengertian Judul
Judul adalah nama yang digunakan untuk buku atau pun bab didalam
buku yang bisa menyiratkan secara ringkas isi dan maksud dari buku atau
bab tersebut. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan yang
akan dibahas. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik.
Judul tidak harus sama dengan topik, jika topik sekaligus menjadi
judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat
luas. Kemudian, judul yang baik akan menarik perhatian calon pembaca.
Judul hanya menginfokan ciri-ciri utama dari karya itu, sehingga pembaca
bisa membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
• Logis.
4
2.2 Kerangka Karangan
5
C. Manfaat Kerangka Karangan
2. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
6
3. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan
mudah kita peroleh.
Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya
selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba
mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa
memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau
membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan
sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan.
Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan
karangan kita.
➢ Judul
7
tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat
Kediaman yang Tidak Memadai”.
➢ Mengurangi
➢ Menemukan
➢ Meningkatkan
➢ Mengoptimalkan
➢ Mengevaluasi
8
➢ Mengendalikan
2. Mengumpulkan bahan
Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda?
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam
menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat
diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul.
Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal
dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu
(biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini
perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis
dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak
cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai
juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi Bahasa
Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan
dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang
sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi
bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini
petunjuk-petunjuknya:
➢ Catat hal penting semampunya.
➢ Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
➢ Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat Kerangka
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita
susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak
hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangkakarangan menguraikan tiap
topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian
per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat
berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
9
5. Mengembangkan Kerangka Karangan
a. Kerangka Kalimat
b. Kerangka Topik
10
utama maupun pokok-pokok bawahan, dirumuskan dengan
mencantumkan topiknya saja, dengan tidak mempergunakan kalimat
yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan mempergunakan kata
atau frasa. Sebab itu kerangka topik tidak begitu jelas dan cermat seperti
kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila dibandingkan
dengan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara
perencanaan antara kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup
lama.
11
pokok utama atau pokok-pokok tambahan bagi tesis tadi. Pokok- pokok
yang mempunyai hubungan satu sama lain atau mempunyai hubungan
logis di hubung-hubungkan dengan tanda panah, atau pokok yang tidak
mempunyai hubungan dengan tesis dicoret. Pokok-pokok yang diterima
sebagai perincian dari tesis lalu diurutkan sesuai dengan pola susunan
yang dipilih, dengan diberi nomor-nomor urut sesuai dengan pola
susunan.
Kerangka karangan non-formal biasanya terdiri dari tesis dan pokok-
pokok utama, paling tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk
menggarap sebuah kerangka karangan sementara dapat berupa topik yang
tidak kompleks atau karena penulis segera menggarap karangan itu.
12
3. Menggunakan penomoran secara konsisten (angka desimal, angka
romawi, kombinasi angka romawi, huruf dan angka arab).
b) Mengumpulkan bahan
13
mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan
dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik
tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain. Berikut ini
petunjuk-petunjuknya:
➢ Mencatat hal penting
➢ Perbanyak diskusi
c) Menyeleksi bahan
Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang
utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat.
Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan
membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.
14
2.4 Mengarang dan Karangan
15
mengikuti metode ilmiah. Contoh: artikel, editorial, opini , tips, reportase.
Dalam ilmu kebahasaan dikenal tiga jenis karangan yang dihasilkan oleh
seorang atau sekelompok penulis untuk memberikan pengetahuan, atau sekadar
hiburan bagi pembaca. Karangan tersebut terdiri dari karangan ilmiah,
karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Ketiga jenis karangan tersebut
pada umumnya sudah sering kita baca. Hanya saja terkadang kita masih
kesulitan untuk membedakan ketiga jenis karangan tersebut. Pada pembahasan
kali ini akan dipaparkan mengenai bentuk, perbedaan, serta contoh dari ketiga
jenis karangan tersebut.
A. Karangan Ilmiah
16
pembacanya. Berikut ini ciri-ciri karya ilmiah yang wajib diketahui sebagai
bahan awal penulisan.
➢ Bersifat Objektif, tidak ada data yang dimanipulasi atau diubah, fakta.
➢ Benar dan Tepat
➢ Non Persuasif, karangan tidak dimaksudkan untuk memberi pengaruh
➢ Non argumentatif, karangan bukan merupakan opini pribadi penulisnya
➢ Tidak bersifat emotif
➢ Bukan untuk keuntungan sendiri
17
4. Disertasi
Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis untuk memperoleh gelar
Doktor pada perguruan tinggi. Disertasi lebih mendalam untuk
pembahasan materinya serta memerlukan penelitian yang lebih fokus
terhadap objek permasalahannya.
18
semi ilmiah adalah karangan yang bersifat ilmu, tetapi menggunakan bahasa
umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
19
G. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non Ilmiah
Karya ilmiah dikenal juga dengan nama karya non fiksi, sebaliknya
karya non ilmiah dikenal dengan nama karya fiksi. Karya fiksi adalah
karya yang tidak bersumber dari kenyataan yang ada. Baik karya ilmiah
maupun non ilmiah memperlihatkan perbedaan yang signifikan dari
beberapa aspek penulisan. Berikut beberapa perbedaan yang dapat
diamati antara karya ilmiah dan non ilmiah.
1. Karya ilmiah lebih memiliki metode dan bersifat sistematis.
Maksudnya, pada materi pembahasan selalu dipakai metode atau
cara tertentu dan langkah yang teratur melalui proses identifikasi
permasalahan terlebih dulu.
2. Karya ilmiah adalah hasil dari sebuah penelitian. Hasil penelitian
tersebut tersaji dalam bentuk pembahasan yang bersifat faktual dan
objektif. Artinya, segala yang dijelaskan merupakan suatu
kenyataan antara tulisan dan fakta di lapangan.
3. Karya ilmiah memakai ragam bahasa yang sudah baku, dengan
kode etik penulisan khusus karya ilmiah.
4. Karya non ilmiah bersifat emotif, tidak sistematis dan lebih mencari
keuntungan saja.
5. Karya non ilmiah cenderung bersifat memengaruhi, menunjukan
penilaian yang tanpa bukti akurat, seringkali membujuk
pembacanya.
6. Karya nonilmiah lebih terlihat hiperbola dalam pemilihan kata,
karena merupakan pendapat pribadi.
Perbedaan dalam jenis karangan ilmiah dan semi ilmiah adalah terletak
pada bahasanya. Dalam karangan semi ilmiah lebih bersifat bebas, seringkali
menggunakan kata yang bermakna konotasi. Selain itu bahasa dalam karangan
semi ilmiah cenderung lebih mudah dipahami oleh pembaca yang awam
sekalipun. Terkadang menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti
kalimat dalam sastra.
20
Ketiga jenis karangan pada bahasan kali ini sudah memiliki acuan
penulisan masing-masing serta diperuntukan bagi kalangan-kalangan tertentu
sehingga lebih terlihat perbedaannya. Sebagai pembaca, sudah tersedia
berbagai literatur mengenai ketiga jenis karangan yang dapat dijumpai di
beberapa lokasi seperti perpustakaan, toko buku serta tersebar di media
internet. Dengan demikian sangat mudah bagi pembelajaran materi ini pada
masa sekarang.
A. Berdasarkan Bentuknya
1. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun dalam bentuk bebas
terperinci. Terbagi dua:
2. Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang
menekankan aturan sistema9ka penceritaan. Contohnya novel, cerpen.
3. Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan sistemaka ilmiah,
dan aturan kelogisan. Contohnya esai, laporan penelian, dan biografi.
4. Puisi, adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan
bunyi serta kepadatan makna.
5. Drama, adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk
alurnya.
21
bersifat nonfiktif yang disajikan dengan bahasa denotatif dan
tujuan utama bukan menimbulkan daya imajinasi, melainkan
menambah pengetahuan pembaca dengan pemaparan yang
rasional. Narasi ekspositoris seper sejarah, biografi, dan
autobiografi.
2. Karangan Deskripsi, adalah bentuk tulisan yang melukiskan objek
yang sebenarnya dengan tujuan untuk memperluas pengalaman dan
pengetahuan pembaca. Dua sikap yang dapat memengaruhi pikiran
penulis, yaitu sikap objektif dan sikap subjektif. Subjektif (deskripsi
realistis), sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Objektif (deskripsi
impresionistis), penulis turut menginterpretasi pandangan dirinya
terhadap benda yang dilukiskannya.
3. Karangan Eksposisi atau paparan adalah bentuk karangan yang
memaparkan atau memberitahukan suatu informasi kepada pembaca
dengan tujuan memperluas wawasan pembaca tanpa ada pemaksaan.
Contoh karangan eksposisi di dalam media massa seperti
pembentukan informasi terkini, tips, dan opini.
4. Karangan Persuasi, adalah karangan yang bertujuan untuk
memengaruhi pembaca. Tiga hal yang harus diperhatikan :
a) Kredibilitas penulis
b) Kemampuan penulis menyugesti pembaca
c) Bukti- bukti. Contoh : Persuasi iklan, persuasi politik, persuasi
pendidikan.
5. Karangan Argumentasi, adalah karangan yang bertujuan untuk
membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran
itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.
Terdapat tiga inti karangan argumentasi :
a) Bagian pendahuluan yang membahas pentingnya persoalan, lalu
latar belakang historis, dan penetapan secara tepat titik
ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.
b) Bagian tubuh argumen : pembahasan masalah dengan menyajikan
fakta- fakta yang dapat diuji kebenarannya dengan cara induksi,
22
deduksi, analogi dll.
c) Simpulan.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mengarang adalah proses pengungkapan gagasan,ide,angan-angan,dan
perasaan yang disampaikan melalui unsur-unsur bahasa (kata, kelompok kata,
kalimat, paragraf, dan wacana yang utuh) dalam bentuk tulisan. Ada dua
kemampuan yang harus diperhatikan dalam menyusun karangan, yaitu
kemampuan menyusun draf karangan yang utuh dan kemampuan menyunting
(editing) karangan. Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau
jabaran dari topik karangan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Sumber:
http://jafarbaqdhat.blogspot.com/2012/11/pengertian-topik-tema-judul.html?m=1
https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-kerangka-karangan/
http://kampungilmu45.blogspot.com/2018/07/penyusunan-kerangka-karangan.html
http://1-bahasa.blogspot.com/2014/01/pengertian-karangan-dan-mengarang.html?m=1
https://dosenbahasa.com/karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah
https://dokumen.tips/technology/bab-tentang-penggolongan-karangan.html
25