Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MENGENAL MENYUSUN KARANGAN


MATA KULIAH :
BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAJAR :
NOVIA WINDA

Disusun Oleh Kelompok VII (Tujuh) :

1. Ahmad Hambali 2110811210023


2. Ahmad Ridha 2110811210074
3. Edwin C. Sigiro 2110811210026
4. Fillah Firdaus 2110811210054
5. Hadisti Andara 2110811210103
6. M. Ali Ridho 2110811110035
7. Rikyanoor Ramadhana 2110811110038
8. Yogie Setiawan Pernanda 2110811110039

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam senantiasa saya curahkan kepada Rasulullah
SAW, Nabi dan Rasul terakhir yang telah membimbing umatnya ke jalan
yang benar dan sekaligus menyempurnakan akhlak melalui petunjuk wahyu
illahi.
Tak lupa saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam penulisan makalah ini, terimakasih juga kepada
Bu Novia Winda selaku dosen kami dalam mata kuliah Bahasa Indonesia
yang sudah memberikan tugas ini. Demikian dalam penulisan makalah ini
tentu masih banyak kelemahan dan kekurangannya, untuk itu saya meminta
saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat.
Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Banjarbaru, 17 Febuari 2022

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Topik, Tema, dan Judul Karangan

A. Pengertian Topik ................................................................................................. 2

B. Pembatasan Sebuah Topik .................................................................................. 2

C. Pengertian Tema ................................................................................................. 3

D. Syarat-Syarat Tema yang Baik ........................................................................... 3

E. Pengertian Judul .................................................................................................. 4

F. Syarat-Syarat Pembuatan Judul .......................................................................... 4

G. Syarat-Syarat Judul yang Baik ............................................................................ 4

2.2 Kerangka Karangan

A. Pengertian Kerangka Karangan .......................................................................... 5

B. Fungsi Kerangka Karangan................................................................................. 5

C. Manfaat Kerangka Karangan .............................................................................. 6

ii
D. Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Karangan ............................................ 6

2.3 Metode Pengaturan dan Penyusunan Kerangka Karangan

A. Penyusunan Kerangka Karangan Berdasarkan Perumusan Teks ..................... 10

B. Penyusunan Kerangka Karangan Berdasarkan Rinciannya .............................. 11

C. Langkah-Langkah Penyusunan Kerangka Karangan ........................................ 13

2.4 Mengarang dan Karangan

A. Pengertian Mengarang dan Karangan ............................................................... 15

B. Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya ............................................... 15

2.5 Karakteristik Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah

A. Karangan Ilmiah ............................................................................................... 16

B. Jenis-jenis Karangan Ilmiah.............................................................................. 17

C. Tujuan dan Manfaat Karangan Ilmiah .............................................................. 18

D. Karangan Semi Ilmiah ...................................................................................... 18

E. Ciri-Ciri Karangan Semi Ilmiah ....................................................................... 19

F. Jenis-Jenis Karangan Non Ilmiah ..................................................................... 19

G. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non Ilmiah .................................................... 20

2.6 Penggolongan Karangan

A. Berdasarkan Bentuknya .................................................................................... 21

B. Berdasarkan Cara Penyajiannya ....................................................................... 21

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 25

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengarang adalah kegiatan merangkai kata-kata yang disusun
berdasarkan tema yang sudah ditentukan dengan menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Dalam hal ini,bahasa yang digunakan harus terpilih dan
tersusun dengan baik. Pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau
menyampaikan gagasan dengan menggunakan bahasa tulis.gagasan itu dapat
diungkapkan dengan berbagai unsur bahasa seperti dalam bentuk kalimat dan
paragraf,serta dapat pula diungkapkan dalam bentuk karangan yang utuh.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan mengarang?
1.2.2. Bagaimana cara menyusun karangan?
1.2.3. Bagaimana cara pengungkapan gagasan?
1.2.4. Bagaimana menggunakan kata yang baik dalam karangan?
1.2.5. Bagaimana menentukan judul karangan?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1. Dapat memahami apa itu mengarang
1.3.2. Dapat memahami cara menyusun karangan
1.3.3. Dapat memahami cara pengungkapan gagasan
1.3.4. Dapat menggunakan kata yang baik dalam mengarang
1.3.5. Dapat menentukan judul karangan yang baik

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Topik, Tema, dan Judul Karangan

A. Pengertian Topik

Topik adalah inti utama dari suatu tulisan atau bahasan yang ingin
disampaikan. Topik berasal dari bahasa Yunani "topoi" yang artinya tempat,
yang mana dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang
menjadi landasan penulisan suatu artikel. Topik biasa terdiri dari satu atau
dua kata singkat yang memiliki persamaan dan perbedaan dengan tema
karangan.
Ada beberapa kriteria agar untuk membuat topik yang baik, yakni :

1. Harus menarik perhatian. Topik yang menarik perhatian akan


mengundang minat para pembaca.
2. Diketahui dan dikuasai oleh penulis. Penulis harus menguasai teori-
teori, dan data di lapangan.
3. Mampu menjawab pertanyaan tentang masalah yang akan dibahas, dan
masih banyak lagi.

B. Pembatasan sebuah topik

Topik harus terbatas dan pembatasan sebuah topik mencangkup:


konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu
pengumpulan data. Topik yang terlalu luas akan menyebabkan tulisan
menjadi dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Kemudian, pembahasan
menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca.
Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, tapi tidak berisi.

Sebaliknya, topik yang terlalu sempit akan menyebabkan tulisan


menjadi tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Kemudian, karangan
menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak menarik
untuk dibaca. Maka dari itu, pembahasan topik harus dilakukan secara
cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan
kelayakan yang dapat siterima oleh pembacanya.

2
Inspirasi untuk menulis sebuah topik bisa didapatkan lewat mana saja,
antara lain yaitu sebagai berikut:

- Pengalaman pribadi ataupun orang lain.

- Berasal dari pengamatan.

- Berimajinasi.

- Dan hasil dari penalaran kita

C. Pengertian Tema

Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang


telah ditempatkan dan merupakan pesan utama yang disampaikan oleh
penulis melalui karangan atau tulisannya.

Tema adalah gagasan pokok tentang suatu hal dalam sebuah tulisan
atau karangan. Tema juga merupakan hal pertama yang dilihat oleh
pembaca, sehingga semakin menarik sebuah tema maka semakin besar
peluang orang membaca karangan tersebut. Tema dan topik memiliki
perbedaan, tema lebih spesifik dalam membahas suatu hal, sedangkan topik
membahas hal umum.

Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu


gagasan, pikiran atau persoalan utama yang mendasari sebuah karya sastra
dan terungkap secara langsung atau tidak langsung.

D. Syarat-syarat tema yang baik


Ada beberapa persyaratan untuk membuat tema yang baik antara lain
yaitu sebagai berikut :
1. Tema menarik perhatian penulis.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.

3
E. Pengertian Judul

Judul adalah nama yang digunakan untuk buku atau pun bab didalam
buku yang bisa menyiratkan secara ringkas isi dan maksud dari buku atau
bab tersebut. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan yang
akan dibahas. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik.

Judul tidak harus sama dengan topik, jika topik sekaligus menjadi
judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat
luas. Kemudian, judul yang baik akan menarik perhatian calon pembaca.
Judul hanya menginfokan ciri-ciri utama dari karya itu, sehingga pembaca
bisa membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.

F. Syarat-Syarat Pembuatan Judul

1. Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau bagian-bagian penting


dari tema.

2. Harus menarik sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca


terhadap isi tulisan.
3. Tidak boleh mengambil kalimat yang panjang, ambil kalimat atau kata
yang singkat.
4. Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.

G. Syarat-Syarat Judul yang Baik

• Judul harus berbentuk frasa.

• Tanpa ada singkatan atau akronim.

• Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.

• Tidak menggunakan tanda baca di akhir judul.

• Judul harus menarik minat pembaca.

• Logis.

• Sesuai dengan isi.

4
2.2 Kerangka Karangan

A. Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan


penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline
sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan
lengkap disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan
sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya
dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub
topik yang lebih terperinci.

B. Fungsi Kerangka Karangan

Berikut ini terdapat beberapa fungsi kerangka karangan, terdiri atas:

1. Memudahkan pengendalian variabel,

2. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan


memberi kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga
memungkinkan penulis menciptakan suasana kreatif sesuai dengan
variasi yang diinginkan.
3. Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan
dalam topik, judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
4. Memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh,

5. Mencegah ketidaklengkapkan bahasan,

6. Mencegah pengulangan pembahasaan ide

5
C. Manfaat Kerangka Karangan

Metode ini akan membantu setiap penulis untuk menghindari


kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dilakukan. Atau secara terperinci
dapat dikatakan bahwa outlie atau kerangka karangan dapat membantu
penulis.
1. Untuk menyusun karangan secara teratur

2. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda

3. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih

4. Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu

D. Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Karangan

Berikut ini terdapat beberapa langkah-langkah menyusun kerangka


karangan, terdiri atas:
1. Menentukan tema dan judul

Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah


mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis?
➢ Tema

Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok


pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang
dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema
cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang
diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk
singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin
banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak
aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar
tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
1. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.

2. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.

6
3. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan
mudah kita peroleh.
Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya
selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba
mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa
memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau
membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan
sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan.
Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan
karangan kita.

➢ Judul

• Ada dua cara pembatasan topik judul karangan.

• Masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan.

• Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik.

• Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan


atau variabel yang akan dibahas.

• Judul tidak harus sama dengan topik.

• Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan


bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.

• Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa


terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.

• Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan


akan cocok dengan temanya.

• Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting


dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa
yang akan diuraikan dalam karya itu.

• Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya


dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian

7
tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat
Kediaman yang Tidak Memadai”.

➢ Syarat judul yang baik

• harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya,


atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
• judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap
isi buku atau karangan.
• harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa
yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata
yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang,
ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan
yang panjang.
• tidak provokatif.

Judul karangan sedapat-dapatnya :

- singkat dan padat,

- menarik perhatian, serta

- menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.

Contoh : Upaya menurunkan risiko bahaya letusan gunung


Penanggulangan krisis air di Jakarta. Tujuan perlu dirumuskan
dengan gamblang agar jelas apa yang akan dicapai oleh tulisan ini.
Tujuan dapat diungkapkan dengan kata operasional :
➢ Menanggulangi

➢ Mengurangi

➢ Menemukan

➢ Meningkatkan

➢ Mengoptimalkan

➢ Mengevaluasi

8
➢ Mengendalikan
2. Mengumpulkan bahan

Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda?
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam
menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat
diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul.
Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal
dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu
(biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini
perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis
dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak
cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai
juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi Bahasa

Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan
dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang
sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi
bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini
petunjuk-petunjuknya:
➢ Catat hal penting semampunya.
➢ Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
➢ Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat Kerangka

Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita
susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak
hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangkakarangan menguraikan tiap
topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.

Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian
per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat
berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

9
5. Mengembangkan Kerangka Karangan

Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada


penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar
memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif,
mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita
kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan.
Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan
pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus
sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti
dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang
ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :

1. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran


(diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul)
2. Mengatur urutan gagasan.

3. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab

4. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap


Merangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis.
Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan
karangan.

2.3 Metode Pengaturan dan Penyusunan Kerangka Karangan

A. Penyusunan Kerangka Karangan Berdasarkan Perumusan Teks.

a. Kerangka Kalimat

Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif ( berita) yang


lengkap untuk merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub
topik.

b. Kerangka Topik

Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah


kalimat yang lengkap. Sesudah itu semua pokok, baik pokok-pokok

10
utama maupun pokok-pokok bawahan, dirumuskan dengan
mencantumkan topiknya saja, dengan tidak mempergunakan kalimat
yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan mempergunakan kata
atau frasa. Sebab itu kerangka topik tidak begitu jelas dan cermat seperti
kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila dibandingkan
dengan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara
perencanaan antara kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup
lama.

c. Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat


dan kerangka topik. Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita
dan sub-sub bagian maupun pokok-pokok utama dan pokok-pokok
bawahan.

B. Penyusunan Kerangka Karangan Berdasarkan Rinciannya.

a. Kerangka Karangan Sementara

Kerangka karangan sementara atau non formal merupakan suatu alat


bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia
menjadi dasar untuk penelitian kembali guna mengadakan perombakan-
perombakan yang dianggap perlu. Karena kerangka karangan ini bersifat
sementara, maka tidak perlu disusun secara terperinci. Tetapi karena ia
juga merupakan sebuah kerangka karangan maka ia harus
memungkinkan pengarangnya untuk menggarap persoalannya secara
dinamis, sehingga perhatian harus dicurahkan sepenuhnya pada
penyusun-penyusunan kalimat-kalimat, alenia-alenia, atau bagian-bagian
tanpa mempersoalkan lagi bagaimana susunan karangannya, atau
bagaimana susunan bagian-bagiannya.

Perencanaan kerangka karangan sementara dilakukan sesuai dengan


prosedur. Mula-mula penulis merumuskan tesis berdasarkan topik dan
maksud utama dari karangan itu. Kemudian di bawah tesis itu dibuat
perincian berupa pencatatan semua hal yang mungkin dijadikan pokok-

11
pokok utama atau pokok-pokok tambahan bagi tesis tadi. Pokok- pokok
yang mempunyai hubungan satu sama lain atau mempunyai hubungan
logis di hubung-hubungkan dengan tanda panah, atau pokok yang tidak
mempunyai hubungan dengan tesis dicoret. Pokok-pokok yang diterima
sebagai perincian dari tesis lalu diurutkan sesuai dengan pola susunan
yang dipilih, dengan diberi nomor-nomor urut sesuai dengan pola
susunan.
Kerangka karangan non-formal biasanya terdiri dari tesis dan pokok-
pokok utama, paling tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk
menggarap sebuah kerangka karangan sementara dapat berupa topik yang
tidak kompleks atau karena penulis segera menggarap karangan itu.

b. Kerangka Karangan Formal

Kerangka karangan formal biasanya timbul dari penimbangan bahwa


topik yang akan digarap bersifat sangat kompleks, atau suatu topik yang
sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.

Proses perencanaan sebuah karangan formal mengikuti prosedur


yang sama seperti kerangka non-formal. Tesisnya dirumuskan dengan
cermat dan tepat, kemudian dipecah- pecah menjadi bagian-bagian
bawahan (sub-ordinasi) yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan
sentralnya. Setiap sub-bagian dapat diperinci lebih lanjut menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil, sejauh diperlukan untuk menguraikan persoalan
itu sejelas- jelasnya. Dengan perincian yang sekian banyak, sebuah
kerangka karangan dapat mencapai lima atau enam tingkat perincian.
Suatu tesis yang diperinci minimal atas tiga tingkat perincian sudah dapat
disebut kerangka formal.

Syarat Penyusunan Kerangka Karangan

1. Menggunakan bentuk kerangka standar.

2. Menggunakan inden atau lurus secara konsisten, dan tidak


mengombinasikan bentuk- bentuk tersebut secara bersamaan dalam
sebuah kerangka karangan.

12
3. Menggunakan penomoran secara konsisten (angka desimal, angka
romawi, kombinasi angka romawi, huruf dan angka arab).

4. Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten.

5. Setiap subbab diberi nomor secara konsisten.

6. Setiap unsur subbab diberi nomor secara konsisten.

7. Setiap detail unsur diberi nomor secara konsisten.

8. Penomoran tidak melebihi empat angka(digit)

9. Kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi.

C. Langkah– Langkah Penyusunan Kerangka Karangan

Dari setiap kerangka karangan dapat dikembangkan menjadi satu


paragraf atau dua paragraf. Kerangka karangan yang telah disusun menjadi
titik tolak kalimat-kalimat yang dituangkan atau dijadikan sebagai pikiran
utama atau kalimat topik pada setiap paragraf yang dibuat. Dengan demikian,
kecil kemungkinannya terjadi kesalahan atau pengulangan ide di dalam suatu
karangan bahkan kesalahan itu dapat dihindari.

Dalam sebuah kerangka karangan, penulis akan terus berusaha


bagaimana karangan yang ditulis dapat dipahami maksud dan tujuan oleh sang
pembaca. Maka dari itu, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
penulis, terutama penulis awam. Adapun langkahnya sebagai berikut:
a) Merumuskan tema dan menentukan judul suatu karangan

Penentuan tema adalah hal yang paling mendasar dalam pembentukan


karangan. Karena dari tema inilah karangan itu akan berkembang. Usahakan
dalam pemilihan tema yang menarik agar pembaca tertarik membacanya.
Setelah tema dipaskan, maka tak kan sukar memilih judul karangan tersebut.
Usahakan judul juga menarik.

b) Mengumpulkan bahan

Setelah mendapatkan tema, yang harus dilakukan adalah

13
mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan
dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik
tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain. Berikut ini
petunjuk-petunjuknya:
➢ Mencatat hal penting

➢ Membaca sebagai kebutuhan

➢ Perbanyak diskusi
c) Menyeleksi bahan

Hindari membahas topik yang tidak penting pada karangan tersebut.


Jangan mengulang hal yang sama pada paragraf yang sama. Berikut ini
petunjuk-petunjuknya:
➢ Mencatat hal penting
➢ Membaca sebagai kebutuhan
➢ Perbanyak diskusi

d) Mengembangkan kerangka karangan

Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang
utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat.
Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan
membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.

Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan


terhadap materi yang hendak kita tulis, jika benar-benar memahami materi
yang baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.
Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam
menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan juga jangan sampai
menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu
pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga
harus di susun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan
pada tema yang di tentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.

14
2.4 Mengarang dan Karangan

A. Pengertian Mengarang dan Karangan

Mengarang berarti menyusun atau merangkai. makna kata merangkai


mula-mula terbatas pada pekerjaan yang berhubungan dengan benda konkret.
Sejalan dengan perkembangan zaman maka timbullah istilah merangkai
kata,merangkai kalimat dan muncullah kegiatan mengarang ,dimana kegiatan
ini membutuhkan daya imajinasi penulis dalam menuliskan karya atau tulisan
yang akan dibuatnya. Sebenarnya kegiatan mengarang ini tidak harus tertulis.
Seperti halnya berkomunikasi, kegiatan mengarang juga menggunakan bahasa
sebagai mediumnya, misalnya dalam sebuah diskusi atau berpidato secara serta
merta (impromtu) si pembicara sebetulnya “bekerja keras” memfokuskan diri
sambil memikirkan susunan kata , pilihan kata, pada saat akan berbacara.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah


pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan
mengulas topik guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Karangan
merupakan hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang
suatu pokok bahasan. Dalam praktiknya karangan murni yang dapat berdiri
sendiri sebagai karangan yang lengkap adalah narasi, eksposisi dan persuasi,
sedangkan deskripsi dan argumentasi hanya sebagai pelengkap dari karangan
lain. Dari keterangan diatas dapat kita ketahui bahwa ada tiga jenis karangan
yang utuh berdiri sendiri yaitu narasi, eksposisi, dan persuasi. Pada umumnya,
karangan ilmiah berbentuk argumentasi dengan bantuan deskripsi sebagai
bantuan. Untuk itu seorang penulis perlu mengetahui ciri setiap jenis karangan.

B. Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya

Penggolongan karangan terbagi atas tiga jenis yaitu :

a) Karangan ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi/pendapat yang


dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-
metodis, dan sintetis- analitis. Contoh: laporan, skripsi, tesis, dan disertasi

b) Karangan semiilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang


diungkapkan dengan bahasa semiformal , namun tidak sepenuhnya

15
mengikuti metode ilmiah. Contoh: artikel, editorial, opini , tips, reportase.

c) Karangan nonilmiah adalah tulisan yang berisi informasi yang


dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang tidak terikat pada aturan baku.
Contoh: puisi, dongeng, cerpen, hikayat, roman dan naskah drama.
Dalam kegiatan mengarang ini penulis harus benar-benar berhati-hati
menggunakan bahasa dalam penulisan, seperti yang dikatakan oleh seorang
pakar penulisan ilmiah Jujun Suriasumantri (1986:58) bahwa penulis ilmiah
harus menggunakan bahasa yangb baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak
bisa diidentifikasikan mana yang merupakan predikat serta hubungan apa
yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan
informasi yang tidak jelas.

2.5 Karakteristik Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah

Dalam ilmu kebahasaan dikenal tiga jenis karangan yang dihasilkan oleh
seorang atau sekelompok penulis untuk memberikan pengetahuan, atau sekadar
hiburan bagi pembaca. Karangan tersebut terdiri dari karangan ilmiah,
karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Ketiga jenis karangan tersebut
pada umumnya sudah sering kita baca. Hanya saja terkadang kita masih
kesulitan untuk membedakan ketiga jenis karangan tersebut. Pada pembahasan
kali ini akan dipaparkan mengenai bentuk, perbedaan, serta contoh dari ketiga
jenis karangan tersebut.

A. Karangan Ilmiah

Karangan ilmiah adalah karangan yang berbasis ilmu pengetahuan yang


dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk menyajikan fakta agar diketahui
pembaca dan disusun dengan metodologi penulisan yang benar dan tepat.
Definisi karangan atau karya ilmiah menurut beberapa ahli adalah bentuk
laporan tertulis yang dipublikasikan untuk memaparkan hasil penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh seseorang atau kelompok dengan memenuhi
kaidah penulisan yang baku dan diakui oleh masyarakat keilmuan.
Dalam ilmu penulisan terdapat beberapa macam karya ilmiah seperti
laporan penelitian, makalah, simposium, atau artikel jurnal. Semua karya
ilmiah bersifat resmi memaparkan pengetahuan dengan fungsi edukasi bagi

16
pembacanya. Berikut ini ciri-ciri karya ilmiah yang wajib diketahui sebagai
bahan awal penulisan.
➢ Bersifat Objektif, tidak ada data yang dimanipulasi atau diubah, fakta.
➢ Benar dan Tepat
➢ Non Persuasif, karangan tidak dimaksudkan untuk memberi pengaruh
➢ Non argumentatif, karangan bukan merupakan opini pribadi penulisnya
➢ Tidak bersifat emotif
➢ Bukan untuk keuntungan sendiri

B. Jenis Jenis Karangan Ilmiah


1. Skripsi
Skripsi termasuk jenis karangan ilmiah yang sudah banyak
diketahui dan dibuat oleh para sarjana strata 1 yang menyelesaikan studi
di perguruan tinggi. Skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis
oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan
akademisnya.
2. Makalah
Makalah adalah tulisan resmi tentang suatu pokok yang
dimaksudkan untuk dibacakan di depan umum dalam suatu persidangan
dan yang sering disusun untuk diterbitkan; karya tulis pelajar atau
mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau
perguruan tinggi. Secara singkat makalah dapat diartikan sebagai karya
tulis ilmiah yang berisi hasil penelitian yang dikemas secara ringan
namun formal untuk ditampilkan kepada umum.
3. Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang diperuntukkan bagi
mahasiswa tingkat strata dua untuk mendapatkan gelar Magister. Tesis
berisi pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang
dikemukakan dalam karangan; untuk mendapatkan gelar kesarjanaan
pada perguruan tinggi; karangan ilmiah yang ditulis untuk mendapatkan
gelar kesarjanaan pada suatu universitas.

17
4. Disertasi
Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis untuk memperoleh gelar
Doktor pada perguruan tinggi. Disertasi lebih mendalam untuk
pembahasan materinya serta memerlukan penelitian yang lebih fokus
terhadap objek permasalahannya.

C. Tujuan dan Manfaat Karangan Ilmiah

Pembuatan karangan ilmiah baik berupa skripsi, makalah, tesis ataupun


disertasi bertujuan sebagai berikut :

➢ Mengungkapkan pemikiran dan hasil penelitian dalam bentuk tulisan


yang sistematis.

➢ Memunculkan etos ilmiah, sehingga tidak hanya menjadi konsumen


tapi mampu menghasilkan karya.

➢ Membuktikan keahlian dan wawasan yang dimiliki dalam


menyelesaikan masalah.

➢ Mampu melatih keterampilan dasar.

Sedangkan manfaat penulisan karya ilmiah adalah:

➢ Meningkatkan sistematisasi data secara jelas


➢ Mendapatkan kepuasan intelektual
➢ Mengenal kegiatan pustaka
➢ Mengembangkan ketrampilan membaca secara objektif
➢ Melatih untuk mereferensikan bacaan
➢ Memperluas pengetahuan
➢ Sebagai bahan acuan untuk penelitian berikutnya
D. Karangan Semi Ilmiah

Karangan semi ilmiah disebut juga ilmiah populer adalah karangan


yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan disajikan dengan metode penulisan
yang benar. Karangan ilmiah lebih banyak menyajikan fakta umum yang
tidak terikat dengan gaya metode ilmiah penulisan. Penulisan karangan semi
ilmiah menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Definisi lain karangan

18
semi ilmiah adalah karangan yang bersifat ilmu, tetapi menggunakan bahasa
umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.

E. Ciri Ciri Karangan Semi Ilmiah

➢ Fakta disimpulkan secara subjektif


➢ Melebihkan sesuatu
➢ Persuasif Gaya bahasa formal dan popular
➢ Usulannya bersifat argumentatif
➢ Ditulis berdasarkan pada fakta secara pribadi penulis
F. Jenis Jenis Karangan Non Ilmiah
1. Dongeng

Dongeng adalah sebuah karangan non ilmiah berupa cerita yang


tidak benar-benar terjadi. Dongeng biasanya dinikmati oleh kalangan
anak-anak yang menyukai cerita mengenai binatang, mitos kerajaan, serta
berbagai cerita menarik yang identik dengan unsur menghibur.
2. Cerpen

Cerpen adalah kependekan dari cerita pendek yaitu sebuah karangan


non ilmiah berupa cerita fiksi yang tidak benar terjadi serta terdiri dari
beberapa kosa kata. Cerpen banyak dijumpai di beberapa media cetak,
serta media elektronik yang memungkinkan pembaca untuk mudah
menikmati dan menjadikannya sumber penghiburan.
3. Drama

Drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat


menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku atau dialog
yang dipentaskan. Naskah drama biasanya ditulis dengan bahasa yang
hiperbola serta berusaha menarik penonton masuk ke dalam adegan.
4. Novel

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian


cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku

19
G. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non Ilmiah
Karya ilmiah dikenal juga dengan nama karya non fiksi, sebaliknya
karya non ilmiah dikenal dengan nama karya fiksi. Karya fiksi adalah
karya yang tidak bersumber dari kenyataan yang ada. Baik karya ilmiah
maupun non ilmiah memperlihatkan perbedaan yang signifikan dari
beberapa aspek penulisan. Berikut beberapa perbedaan yang dapat
diamati antara karya ilmiah dan non ilmiah.
1. Karya ilmiah lebih memiliki metode dan bersifat sistematis.
Maksudnya, pada materi pembahasan selalu dipakai metode atau
cara tertentu dan langkah yang teratur melalui proses identifikasi
permasalahan terlebih dulu.
2. Karya ilmiah adalah hasil dari sebuah penelitian. Hasil penelitian
tersebut tersaji dalam bentuk pembahasan yang bersifat faktual dan
objektif. Artinya, segala yang dijelaskan merupakan suatu
kenyataan antara tulisan dan fakta di lapangan.
3. Karya ilmiah memakai ragam bahasa yang sudah baku, dengan
kode etik penulisan khusus karya ilmiah.
4. Karya non ilmiah bersifat emotif, tidak sistematis dan lebih mencari
keuntungan saja.
5. Karya non ilmiah cenderung bersifat memengaruhi, menunjukan
penilaian yang tanpa bukti akurat, seringkali membujuk
pembacanya.
6. Karya nonilmiah lebih terlihat hiperbola dalam pemilihan kata,
karena merupakan pendapat pribadi.

H. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi Ilmiah

Perbedaan dalam jenis karangan ilmiah dan semi ilmiah adalah terletak
pada bahasanya. Dalam karangan semi ilmiah lebih bersifat bebas, seringkali
menggunakan kata yang bermakna konotasi. Selain itu bahasa dalam karangan
semi ilmiah cenderung lebih mudah dipahami oleh pembaca yang awam
sekalipun. Terkadang menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti
kalimat dalam sastra.

20
Ketiga jenis karangan pada bahasan kali ini sudah memiliki acuan
penulisan masing-masing serta diperuntukan bagi kalangan-kalangan tertentu
sehingga lebih terlihat perbedaannya. Sebagai pembaca, sudah tersedia
berbagai literatur mengenai ketiga jenis karangan yang dapat dijumpai di
beberapa lokasi seperti perpustakaan, toko buku serta tersebar di media
internet. Dengan demikian sangat mudah bagi pembelajaran materi ini pada
masa sekarang.

2.6 Penggolongan Karangan

A. Berdasarkan Bentuknya
1. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun dalam bentuk bebas
terperinci. Terbagi dua:
2. Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang
menekankan aturan sistema9ka penceritaan. Contohnya novel, cerpen.
3. Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan sistemaka ilmiah,
dan aturan kelogisan. Contohnya esai, laporan penelian, dan biografi.
4. Puisi, adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan
bunyi serta kepadatan makna.
5. Drama, adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk
alurnya.

B. Berdasarkan Cara Penyajiannya


1. Karangan Narasi, adalah karangan yang menceritakan suatu periswa
atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah- olah mengalami
kejadian yang diceritakan itu. Dua bentuk narasi, yaitu narasi sugesf
dan narasi ekspositoris.
a) Narasi sugesti atau imajinatif merupakan suatu rangkaian
peristiwa yang disajikan sedemikian rupa sehingga merangsang
daya khayal para pembaca. Menitikberatkan penggunaan kata-
kata konotatif. Narasi sugestif berupa wacana fiktif seperti
dongeng, cerpen, novel, dan roman.
b) Narasi Ekspositoris Ekspositoris adalah bentuk karangan yang
sebaliknya dari karangan narasi sugestif. Narasi ekspositoris

21
bersifat nonfiktif yang disajikan dengan bahasa denotatif dan
tujuan utama bukan menimbulkan daya imajinasi, melainkan
menambah pengetahuan pembaca dengan pemaparan yang
rasional. Narasi ekspositoris seper sejarah, biografi, dan
autobiografi.
2. Karangan Deskripsi, adalah bentuk tulisan yang melukiskan objek
yang sebenarnya dengan tujuan untuk memperluas pengalaman dan
pengetahuan pembaca. Dua sikap yang dapat memengaruhi pikiran
penulis, yaitu sikap objektif dan sikap subjektif. Subjektif (deskripsi
realistis), sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Objektif (deskripsi
impresionistis), penulis turut menginterpretasi pandangan dirinya
terhadap benda yang dilukiskannya.
3. Karangan Eksposisi atau paparan adalah bentuk karangan yang
memaparkan atau memberitahukan suatu informasi kepada pembaca
dengan tujuan memperluas wawasan pembaca tanpa ada pemaksaan.
Contoh karangan eksposisi di dalam media massa seperti
pembentukan informasi terkini, tips, dan opini.
4. Karangan Persuasi, adalah karangan yang bertujuan untuk
memengaruhi pembaca. Tiga hal yang harus diperhatikan :
a) Kredibilitas penulis
b) Kemampuan penulis menyugesti pembaca
c) Bukti- bukti. Contoh : Persuasi iklan, persuasi politik, persuasi
pendidikan.
5. Karangan Argumentasi, adalah karangan yang bertujuan untuk
membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran
itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.
Terdapat tiga inti karangan argumentasi :
a) Bagian pendahuluan yang membahas pentingnya persoalan, lalu
latar belakang historis, dan penetapan secara tepat titik
ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.
b) Bagian tubuh argumen : pembahasan masalah dengan menyajikan
fakta- fakta yang dapat diuji kebenarannya dengan cara induksi,

22
deduksi, analogi dll.
c) Simpulan.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Mengarang adalah proses pengungkapan gagasan,ide,angan-angan,dan
perasaan yang disampaikan melalui unsur-unsur bahasa (kata, kelompok kata,
kalimat, paragraf, dan wacana yang utuh) dalam bentuk tulisan. Ada dua
kemampuan yang harus diperhatikan dalam menyusun karangan, yaitu
kemampuan menyusun draf karangan yang utuh dan kemampuan menyunting
(editing) karangan. Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau
jabaran dari topik karangan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Sumber:

http://jafarbaqdhat.blogspot.com/2012/11/pengertian-topik-tema-judul.html?m=1

https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-kerangka-karangan/

http://kampungilmu45.blogspot.com/2018/07/penyusunan-kerangka-karangan.html

http://1-bahasa.blogspot.com/2014/01/pengertian-karangan-dan-mengarang.html?m=1

https://dosenbahasa.com/karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah

https://dokumen.tips/technology/bab-tentang-penggolongan-karangan.html

25

Anda mungkin juga menyukai