oleh:
1. Andrea Maharani (20/458262/BI/10495)
2. Edo Mayu Trianto (20/456466/BI/10473)
3. Fiorentina Divany E. P. (20/454743/BI/10438)
4. Listia Dewi Amaliawati (20/454753/BI/10448)
5. Mia Fadilah (20/454755/BI/10450)
6. Safira Ameliani Ifada (20/454766/BI/10461)
Pola makan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi diabetes. Nilai
2
indeks glikemik (IG) suatu makanan menunjukkan seberapa berpengaruhnya
makanan tersebut dalam meningkatkan kadar glukosa darah dalam tubuh.
Pada penelitian yang ada, strategi penambahan kelompok bakteri BAL seperti
3 Lactobacillus spp., Streptococcus spp., dan Leuconostoc spp. pada bahan
makanan dianggap efektif dalam menurunkan nilai IG pada makanan dan
menurunkan resistensi insulin pada sel.
Oleh karena itu pada jurnal ini telah dilakukan peninjauan terhadap pengatuh
4 keberadaan BAL dalam menurunkan respon glikemik pada proses produksi
dan fermentasi beberapa bahan makanan.
4 Hampir setengah asupan energi harian Selama fermentasi, LAB menghasilkan asam
1 4
mengandung pati yang merupakan molekul organik berupa asam laktat yang memodulasi
kompleks atas fase rantai amilopektin dan daya cerna pati karena kecernaan pati dapat
domain amorf yang mengandung heliks amilosa. diperlambat pada derajat pH asam. Rendahnya
oH membuat enzim amilolitik menjadi inaktif
Pati terbagi menjadi 3 berdasarkan daya cerna,
2
5 yaitu RDS (pati yang cepat dicerna menjad 5 Struktur kristal pati retrogade membatasi
glukosa pada 20 menit pertama), SDS (pati yang pencernaan polimer pati, tetapi penambahan
lambat dicerna menjadi glukosa dalam 100 asam laktat dapat mengubah struktur pati
menit), dan RS (pati yang resisten atau tidak
dapat dicerna setelah dihidrolisis selama 120 Penambahan sourdough > penurunan RDS >
menit). 6
peningkatan SDS dan RS roti. Asam laktat
dilaporkan mendorong pembentukan interaksi
Faktor yang mempengaruhi daya cerna pati pati-gluten. Akan tetapi. penurunan daya cerna
3
meliputi aktivitas enzim amilolitik, pengosongan pati hanya terlihat saat gluten dikombinasikan
lambung, enzim inhibitor, sumber pati, derajat dengan asam laktat.
gelainisasi pati, sifat enzim pencernaan, serta
viskositas pada tingkat saluran cerna
Beberapa alkohol gula yang diproduksi dan strain produsernya, sifat kimia, dan
area yang digunakan untuk produksi ditunjukkan pada Tabel 1.
Berdasarkan tabel 1 di atas, produksi gula sorbitol dilakukan dengan rekayasa genetik beberapa BAL
seperti L. casei dan L. plantarum, manitol dapat diproduksi oleh strain BAL homofermentatif dan
heterofermentatif, erythritol diproduksi oleh fermentasi glukosa dan fruktosa, terutama Moniliella sp.
dan Tri chosporonoides sp., dan Xlytol diproduksi oleh modifikasi genetik ke L. lactis.
Mekanisme produksi alkohol gula oleh LAB
Gen penyandi sorbitol-6-P-dehydrogenase (gutF) diperkenalkan ke L. casei BL232 melalui operon laktosa.
Inaktivasi gen L-laktat dehidrogenase pada L. casei BL233 meningkatkan produksi sorbitol 2,5 kali lipat
lebih tinggi daripada L. casei BL232
Sorbitol
LAB homo fermentatif dan heterofermentatif dapat menghasilkan manitol melalui jalur yang berbeda. BAL
homofermentatif seperti Streptococcus mutants, L. leishmania, laktat dehidrogenase-negatif mutan L.
plantarum, laktat defisiensi dehidrogenase mutan L. lactis dapat mensintesis manitol melalui manitol-1-fosfatase
(M1Pase) dan gen mannitol-1-phosphate dehydro genase (Mt1D) dengan menggunakan glukosa dan fruktosa;
Sedangkan, BAL heterofermentatif menggunakan fruktosa sebagai substrat untuk produksi manitol melalui gen
mannitol-2-dehydrogenase (MtDH).
Manitol
Beberapa strain BAL seperti L. sanfranciscensis, L. florum 2F, L. citreum 1A5, L. citreum 3D6, Oeno coccus oeni,
O. oeni 193, O. oeni 261 dan O. kitaharae 311 dapat menghasilkan eritritol dari glukosa atau fruktosa selama
metabolisme gula menggunakan jalur fosfoketolase.
Eksopolisakarida (EPS) dibentuk dengan cara menghubungkan dan mencabangkan gula atau unit turunan gula
seperti glukosa, galaktosa, manosa, N-asetilglukosamin, N-asetilgalaktosamin, dan rhamnosa (Patel, Majumder, &
Goyal, 2012). Mereka dipisahkan menjadi homopolisakarida dan heteropolisakarida berdasarkan komposisi
monosakarida dan jalur biosintesisnya. Sementara homopolisakarida hanya terdiri dari satu jenis monosakarida dan
disintesis di lingkungan ekstraseluler (Patel et al., 2012; Sahin et al., 2019c), heteropolisakarida terdiri dari setidaknya
dua jenis monosakarida berulang yang tidak beraturan dan diproduksi di dalam sitoplasma sel (Galle et al., 2012;
Sahin et al., 2019c).
EPS yang diproduksi oleh LAB digunakan untuk meningkatkan viskositas, tekstur, reologi, dan karakteristik
sensorik, stabilitas, rasa di mulut, dan nilai gizi beberapa minuman dan produk akhir tanpa meningkatkan respons
glikemik makanan (Bancalari et al, Ni, Zhang, Stressler, & Mu, 2021; Jiang et al.)
BAL dapat mensintesis EPS seperti alternan, inulin, β-glukan dan polimer ini dapat langsung digunakan dalam
formulasi makanan untuk mengurangi respon glikemiknya. Alternan, yang dikenal sebagai EPS, umumnya digunakan
dalam produk makanan dan kosmetik karena kelarutannya yang tinggi dan viskositasnya yang rendah.
Selain meningkatkan sintesis asam lemak rantai pendek dan menekan aktivitas amilase dan alfa-glukosidase,
eksopolisakarida yang diproduksi BAL juga menurunkan kadar glukosa melalui jalur lain, seperti regulasi sensitivitas
insulin dan respons imun.
Bile Salt
Peptida Bioaktif
Hidrolase (BSH)
Cara kerja dengan mengaktifkan reseptor G-protein-couple GPR41 dan GPR43. yang dapat
2
meningkatkan produksi hormon peptida YY (PYY) dan glucagon-like peptide-1 (GLP-1)
Hormon tersebut disekresikan secara langsung dan mempengaruhi obesitas, karena mengurangi
3
asupan energi, menurangi pengosongan lambung, dan menekan penambahan berat badan
Peningkatan kadar GLP-1 dan PYY, menyebabkan sel-sel β pankreas mengeluarkan insulin, yang
4
berguna dalam mengatur kadar glukosa darah.
Mengacu pada isomer posisi dan geometris asam linoleat yang mengandung dua ikatan rangkap
1 tak jenuh dalam rantai asam lemak. Umumnya diproduksi oleh spesies Bifidobacterium seperti B.
brave, B. bifidum, B. pseudolongum dan L. rhamnosus
Cara kerjanya dengan memberikan aktivasi reseptor aktif proliferator peroksisom (PPARy) yang
2
menyebabkan penurunan kadar glukosa darah dan meningkatkan aktivitas insulin
CLA dapat mengurangi asupan makanan dan energi, meningkatkan pengeluarkan energi, serta
3
mengurangi jaringan lemak dalam tubuh
Peptida bioaktif yang diproduksi oleh BAL memberikan berbagai manfaat kesehatan seperti
3 peptida penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE), anti-obesitas, anti-mikroba, anti-
oksidatif, antihipertensi, dan aktivitas imunomodulator
1 Hidrolase garam empedu bakteri (BSH) disintesis di usus oleh BAL melakukan dekonjugasi asam
empedu, menurunkan kandungan kolesterol
BSH mengubah garam empedu terkonjugasi menjadi garam empedu terdekonjugasi dengan
2
kelarutan lebih sedikit dan penyerapan usus lebih sedikit
Garam empedu yang telah didekonjugasi lebih mudah dikeluarkan bersama feses daripada garam
empedu terkonjugasi. Peningkatan ekskresi asam empedu mengurangi jumlah asam empedu yang
3
mencapai hati. Yang seharusnya asam empedu diekskresikan, akan tetapi hati harus
mensintesisnya dari kolesterol, dan karena itu kadar kolesterol serum menurun
4
Daftar Pustaka
Mutlu, C., Candal-Uslu, C., Özhanlı,
H., Arslan-Tontul, S. and Erbas, M.,
2022. Modulating of food glycemic
response by lactic acid bacteria.
Food Bioscience, 47, p.101685.