ENZIM
ALFA GLUKOSIDASE
Latar Belakang
Enzim adalah biomolekul berupa protein berbentuk bulat (globular), yang terdiri dari
satu rantai polipeptida atau lebih dari satu rantai polipeptida. Enzim berfungsi sebagai katalis
atau senyawa yang dapat mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi. Dengan adanya
enzim, molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain
yang disebut produk. Keunggulan enzim sebagai biokatalisator antara lain memiliki spesifitas
tinggi, mempercepat reaksi kimia tanpa pembentukkan produk samping, produktivitas tinggi
dan dapat menghasilkan produk akhir yang tidak terkontaminasi sehingga mengurangi biaya
Enzim alfa glukosidase adalah enzim yang berperan dalam konversi karbohidrat
menjadi glukosa. Karbohidrat akan dicerna oleh enzim didalam mulut dan usus menjadi gula
yang lebih sederhana kemudian diserap ke dalam tubuh dan meningkatkan kadar gula darah.
glukosidase ke dalam usus yang akan mencerna karbohidrat menjadi menjadi oligosakarida
yang kemudian akan diubah lagi menjadi glukosa oleh enzim alfa glukosidase yang
dikeluarkan oleh sel-sel usus halus yang kemudian diserap ke dalam tubuh. Dengan
dihambatnya kerja enzim alfa glukosidase, kadar glukosa dalam darah dapat dikembalikan
yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim alfa glukosidase (maltase, isomaltase, dan
sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida pada dinding usus halus. Penghambatan
kerja enzim ini secara efektif mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya,
sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post-pradial pada penderita diabetes.
Efek samping penghambatan alfa glukosidase yaitu kembung, buang angin dan diare. Supaya
lebih efektif harus dikonsumsi bersama makanan. Obat yang termasuk penghambat enzim alfa
Tujuan
Rumusan masalah
menjadi glukosa. Karbohidrat akan dicerna oleh enzim didalam mulut dan usus menjadi gula
yang lebih sederhana kemudian diserap ke dalam tubuh dan meningkatkan kadar gula darah.
glukosidase ke dalam usus yang akan mencerna karbohidrat menjadi menjadi oligosakarida
yang kemudian akan diubah lagi menjadi glukosa oleh enzim alpha-glukosidase yang
dikeluarkan oleh sel-sel usus halus yang kemudian diserap ke dalam tubuh. Dengan
dihambatnya kerja enzim alpha-glukosidase, kadar glukosa dalam darah dapat dikembalikan
- Enzim maltase, terdapat pada usus halus yang berfungsi mengubah maltose menjadi
glukosa. Enzim Maltase merupakan salah satu enzim pada getah pankreas yang
disekresikan ke dalam usus halus saat proses pencernaan yang mempunyai stuktur
kimia Maltosa merupakan salah satu jenis disakarida yang didapatkan melalui proses
pemecahan pati atau amilum oleh enzim amilase. Maltosa terbentuk dari proses
hidrolisis oleh enzim amilase pada pati yang dapat ditemui di biji berkecambah. Selain
itu juga, maltosa juga bisa dibentuk melalui pemecahan glikogen dan pati selama
103o C. Senyawa ini memiliki gugus aldehida bebas sehingga mampu mereduksi
larutan Fehling. Adanya gugus aldehid dioksida membuat hasil positif yang
sederhana, maka senyawa ini memiliki rasa manis. Pada tahun 2006, Sharkey dan Lu
menjelaskan bahwa maltosa merupakan bentuk utama dari karbon yang diekspor pada
malam hari dari kloroplas yang ada. Maltosa yaitu biomolekul yang mempunyai gugus
karbohidrat dimana di dalamnya terbagi menjadi tiga kelompok menjadi unsur penting,
dari bersatunya dua unit dari monosakarida. Keduanya memiliki masing-masing enam
karbon sehingga dapat disebut dengan heksosa. Meskipun maltosa tidak mempunyai
fungsi khusus di dalam tubuh, tapi senyawa ini dapat digunakan untuk pemanis buatan
secara massal dalam bentuk sirup ataupun bubuk. Selain itu juga dapat ditambahkan ke
berbagai sukrosa bebas dan makanan manis seperti permen karet, permen, selai,
cokelat, roti, dan es krim. Fungsi ini bisa di dapatkan apabila produsen telah mengubah
maltosa menjadi alkohol gula disakarida atau yang sering disebut maltilol. Maltosa
memiliki rasa manis yang relatif rendah daripada fruktosa dan glukosa. Tingkat rasa
manis ini sekitar 1/6 dari manisnya fruktosa dan 1/2 dari manis glukosa. Tubuh dapat
menyerap maltosa secara perlahan sekitar 50 hingga 60 persen dari maltilol, sedangkan
sisanya akan di fermentasi atau diekskresi di dalam usus. Pada tubuh mahkluk hidup,
maltosa terbentuk dari proses pemecahan amilum oleh amilase dan amilase merupakan
hasil dari pankreas dan kelenjar ludah. Sedangkan pada tumbuhan, maltosa didapatkan
pada fase perkecambahan. Senyawa ini akan diuraikan lagi dalam reaksi hidrolisis
hingga menjadi 2 senyawa glukosa. Proses pemecahan glukosa dari maltosa dapat
disakarida hasil dari dua molekul glukosa. Terdapat beberapa cara yang digunakan
dilakukan dengan uji benedict. Dalam uji coba ini maltosa akan menghasilkan suatu
endapan berwarna kuning karena maltosa memiliki sifat sebagai pereduksi. Selain itu,
ada uji barfoed yang juga bisa digunakan untuk identifikasi maltosa. Pada pengujian ini
pun maltosa juga menghasilkan endapan. Hal ini berarti bahwa maltosa merupakan
disakarida. Cara yang terakhir adalah uji seliwanoff. Pada uji coba ini, maltosa akan
membentuk warna merah. Berdasarkan beberapa uji coba ini dapat membantu kita
dalam menentukan biji-bijian, buah-buahan, makanan atau minuman apa saja yang
dalam tubuh.
- Isomaltase, merupakan Enzim yang dihasilkan oleh getah usus agar dapat
menggabungkan zat maltase menjadi kameltosa yang lebih efesien. Adapun struktur
kimianya adalah
- sukrase adalah enzim saluran pencernaan yang berfungsi untuk mengubah / memecah
sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa. Sukrosa merupakan molekul disakarida, agar
menjadi monosakarida. Enzim Sukrase merupakan salah satu enzim pada getah
pankreas yang disekresikan ke dalam usus halus saat proses pencernaan. Adapun
yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim -glukosidase (maltase, isomaltase,
glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida, pada dinding usus
halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat
kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post
prandial pada penderita diabetes. Senyawa inhibitor -glukosidase juga menghambat enzim -
amilase pankreas yang bekerja menghidrolisis polisakarida di dalam lumen usus halus.
- Acarbose
Acarbose adalah suatu oligosakarida yang diperoleh dari proses fermentasi
4[[(1S,4R,5S,6S)-4,5,6-trihydroxy-3-(hydroxymethyl)-2-cyclohexene-1-yl]amino]--
merupakan serbuk berwarna putih dengan berat molekul 645,6 bersifat larut dalam air
dan memiliki pKa 5,1. Rumus empiriknya adalah C25H43NO18. Adapun struktur
kimianya adalah:
pankreas. Oleh sebab itu tidak menyebabkan hipoglikemia, kecuali diberikan bersama-
sama dengan OHO yang lain atau dengan insulin. Obat ini efektif bagi pasien dengan
diet tinggi karbohidrat dan kadar glukosa plasma puasa kurang dari 180 mg/dl. Pasien
yang mendapat terapi acarbose saja umumnya tidak akan meningkat berat badannya,
glukosidase yang terdapat pada brush border dipermukaan membran usus halus.
glukosa post prandial pada pasien diabetes. Senyawa inhibitor alpha-glukosidase juga
dalam lumen usus halus. Afinitas relatif acarbose untuk enzim spesifik adalah sebagai
afinitas untuk isomaltase dan tidak ada afinitas untuk -glucosidases, seperti laktase.
rendah. Setelah pemberian oral, <2% dari obat tidak berubah diserap dan masuk
sirkulasi, dengan sebagian besar yang tersisa dalam lumen saluran pencernaan.
Acarbose dipecah di usus besar oleh enzim bakteri menjadi beberapa metabolit
urin sebagai metabolit, sebagian besar glukosa, dalam waktu 14 sampai 24 jam.
Ekskresi didominasi melalui ginjal. Jumlah kecil obat yang mencapai sirkulasi
glukosa darah sekitar 20%, atau 2,75-3,30 mmol / L, tergantung pada dosis,
dan sukrase
Bsenberg LH, van Zyl DG: 2008. The mechanism of action of oral antidiabetic drugs: A
Nutrient-Drug Interactions edited by Meckling K. A.. Taylor Francis Group New York. (E-
book).
Tjay, T.H., Rahardja, K. (2002). Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan. Efek-Efek
www.wikipedia.org/wiki/Acarbose