SKRIPSI
SELVIANUR ASWADI
G 701 15 157
MARET 2020
i
ANTIHIPERLIPIDEMIA KOMBINASI EKSTRAK DAUN JATI
BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DAN DAUN SALAM
(Syzygium polyathum) DENGAN PARAMETER KADAR
KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS PUTIH
JANTAN (Rattus norvegicus)
SKRIPSI
SELVIANUR ASWADI
G 701 15 157
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing 1 Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi
FMIPA Universitas Tadulako
iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJ
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Selvianur Aswadi
G 701 15 157
v
ABSTRAK
Kata kunci : Kolesterol, daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk), daun salam
(Syzygium pilyanthum), tikus putih
vi
ABSTRACT
Antihyperlipidemia testing is a pure laboratory experimental study with the aim to
determine the antihyperlipidemia effect of a combination of extracts of Jati belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk.) and Salam leaf (Syzygium polyanthum) with parameters of
total cholesterol levels in male white rats (Rattus norvegicus). This study used 30 male
white rats divided into 6 groups. The first group was given positive control of simvastatin
20 mg / kg BW, negative control PEG 1.5%, ethanol extract of Jati belanda leaf and Salam
leaf dose 275 mg / kg BW: 200 mg / kg BW, dose 275 mg / kg BW: 400 mg / Kg BW, dose
550 mg / kg BW: 200 mg / kg BW, dose 550 mg / kg BW: 400 mg / kg BW. Measurement
of cholesterol levels using a 5010v5 + Photometer and using One Way ANOVA statistical
analysis. The results showed that the combination of Dutch Teak leaves extract and Salam
leaves influenced the reduction in total cholesterol levels in the blood with an effective dose
of 550 mg / Kg BW: 200 mg / Kg BW with a decrease of 24.03%. According to the results
and analysis that has been done it can be concluded that the administration of extracts of
Jati blanda leaf and Salam leaf can reduce total cholesterol levels in the blood of rats.
Keywords: Cholesterol, Jati belanda leaf (Guazuma ulmifolia Lamk.), Salam leaf (Syzygium
polyanthum), white rat
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
skripsi dengan judul “Antihiperlipidemia Kombinasi Ekstrak Daun Jati Belenda (Guazuma
ulmifolia Lamk) Dan Daun Salam (Syzygium polyanthum) Dengan Parameter Kadar
Kolesterol Total Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)”. Sholawat serta salam selalu
tercurah kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam
sunnahnya hingga akhir jaman. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Farmasi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Tadulako, Palu.
Dalam skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya tak terhingga kepada
orang tua penulis, yaitu ayahanda Nurjono Aswadi dan ibunda Tjilianti L. Tondi S. Pd
yang tulus ikhlas memberikan kasih sayang, cinta, doa yang tak ada henti-hentinya,
perhatian, dukungan moral dan materil yang telah diberikan selama ini, serta memberikan
kepercayaan kepada penulis hingga penulis bisa sukses menggapai cita-cita untuk
menyelesaikan studi ini. Buat tante-tante dan paman-paman terkasih serta kakak Moh.
Wahyu Aswadi Amd. Kep yang senantiasa memberikan dukungan meski menjengkelkan,
terima kasih sudah memberikan semangat, doa serta dorongan pada penulis hingga bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Penghargaan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Bapak Ihwan, S.Si., M.Kes.,
Apt. dan Bapak Akhmad Khumaidi, S. Si., M.Sc., Apt. . selaku dosen pembimbing yang
viii
telah memberikan bimbingan, wawasan, dan meluangkan waktunya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M.P., selaku Rektor Universitas Tadulako beserta
jajarannya yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan di Universitas Tadulako.
2. Darmawati Darwis, S.Si., M.Si., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tadulako beserta jajarannya yang memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan Farmasi di FMIPA
Universitas Tadulako.
3. Bapak M. Sulaiman Zubair, S.Si., M. Si., Ph.D., Apt selaku ketua Jurusan Farmasi dan
Bapak Akhmad Khumaidi, S.Si., M.,Si., Apt selaku sekretaris Jurusan Farmasi FMIPA
UNTAD.
4. Seluruh staf Dosen dan Laboran Jurusan Farmasi FMIPA UNTAD yang telah
membantu penulis sejak awal kuliah hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
5. Keluarga EMULGATOR 2015 yang selalu memberikan doa, semangat dan membantu
penulis sejak awal kuliah hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
6. Keluarga Kelas B dan E Farmasi 2015 yang selalu memberikan doa, semangat dan
membantu penulis sejak awal kuliah hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
7. Keluarga ke dua “Kos Fahmi”, yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu terimakasih
sudah menemani penulis diawal kuliah hingga sekarang
8. Sahabat sekaligus keluarga kedua “Anggota Joka - Joka”, Martavina Pala, Venti
Frisilia Pala, Ditta Gayatri, S. Pd., Gr, Rizka Mentari Lapangandong., S. Pd, Rasbin, S.
Pd, Dewi Safitri, S. Farm, Moh. Rizky Ilyas, Rizky Sagana yang selalu mendukung
penulis agar dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh rasa bahagia, canda dan
tawa.
9. Sahabat sekaligus keluarga kedua, Riri, Ita, Ka Gis Idil, Puput yang selalu bersama dan
mendukung penulis sampai menyelesaikan studi ini.
ix
10. Sahabatku tersayang Risky Dermawati, S. Farm yang selalu jadi tempat curhat
sekaligus teman makan.
11. Teman – teman “Squad Choles” Ama, Elis, Ritna, Rara, Cima, Anti, Yuyun, Eva,
Wayan, Jalal, Adi yang sudah berjuang bersama selama penelitian.
12. Teman-teman posko seperjuangan “KKN-NAK 83 LPMP UNTAD” yang selalu
memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
13. Teman-teman seperjuangan Strata Satu, Kaka angkatan 2011, 2012, 2013 serta adik
adik, 2016, 2017 dan 2018 Farmasi Untad yang selalu memberikan dorongan kepada
penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
14. Tikus penelitian yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penelitian sehingga
sampai ke tahap ini.
Rasa hormat dan terimakasih bagi semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu atas segala dukungan dan doanya selama pelaksaan penelitian sampai pada
penyusunan naskah skripsi. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala., membalas segala
kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan semoga apa yang terdapat dalam tulisan ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ………………………….. iv
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ……………………………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
1.5. Batasan Masalah ................................................................................. 4
xi
2.1.2. Tinjauan Salam……….………………………..……………. 7
2.1.2.1 Klasifikasi Salam .......................................................... 7
2.1.2.2 Deskripsi Salam ............................................................ 7
2.1.2.3 Kandungan Salam............………………..…………… 8
2.2 Hiperlipidemia ...................................................................................... 8
2.2.1 Defenisi ........................................................................................ 8
2.2.2 Profil Lipid .................................................................................. 9
2.2.2.1 Kolesterol ........................................................................ 9
2.2.2.2 Kolesterol LDL ............................................................... 9
2.2.2.3 Kolesterol HDL ............................................................... 9
2.2.2.4 Trigliserida ...................................................................... 10
2.3 Terapi Farmakologi .............................................................................. 10
2.3.1 Statin ............................................................................................ 10
2.3.2 Asam Fibrat ................................................................................. 11
2.3.3 Asam Nikotinik ........................................................................... 12
2.3.4 Ezetimib ....................................................................................... 13
2.3.5 Resin Terikat Asam Empedu ....................................................... 13
2.4 Senyawa Kimia Bahan Alam ............................................................... 13
2.5 Propiltiourasil ....................................................................................... 14
2.6 Hewan Uji ............................................................................................. 15
2.7 Ekstraksi ............................................................................................... 16
xii
3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................... 19
3.6.1 Pengambilan Sampel ................................................................. 19
3.6.2 Pengolahan Sampel Daun Jati Belanda dan Daun Salam ......... 19
3.6.3 Pembuatan Ekstrak Daun Jati Belanda dan Daun Salam .......... 20
3.6.4 Penapisan Fitokimia .................................................................. 20
3.6.5 Pembuatan Suspensi ................................................................. 21
3.6.6 Aklimatisasi Hewan Uji ............................................................ 22
3.6.7 Pengamatan Berat Badan Hewan Uji ....................................... 22
3.6.8 Pembuatan Pakan Lemak Tinggi ............................................. 22
3.6.9 Pembuatan Larutan PTU 0,01 % .............................................. 23
3.6.10 Pengujian Efek Antihiperlipidemia........................................... 23
3.6.11 Analisis Data ............................................................................. 24
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR GRAFIK
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR ISTILAH
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hiperlipidemia merupakan peningkatan kolesterol total, low density lipoprotein
(LDL), trigliserida (TG), serta penurunan high density lipoprotein (HDL) dalam
darah (Wells dkk, 2009). Tingginya kejadian hiperlipidemia akan berdampak pada
semakin tingginya prevalensi penyakit akibat dislipidemia sehingga dibutuhkan
regimen yang bersifat komplementer atau adjuvan sebagai terapi dislipidemia saat ini
selain obat standar hipolipidemik.
Berdasarkan riset kesehatan dasar nasional (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan
ada 35,9% dari penduduk Indonesia yang berusia ≥15 tahun dengan kadar kolesterol
abnormal (berdasarkan NCEP ATP III, dengan kadar kolesterol ≥200 mg/dl)
perempuan lebih banyak dari laki-laki dan perkotaan lebih banyak dari pedesaan.
Kadar kolesterol total pada wanita dalam darah meningkat seiring bertambahnya usia
terutama pada usia 40 tahun keatas yang memiliki risiko paling tinggi karena
dipengaruhi oleh faktor hormonal, yakni semakin menurunnya fungsi dan produksi
kadar hormon estrogen. Penurunan hormon estrogen menyebabkan produk lipid atau
kadar kolesterol total meningkat dan mengalami perubahan komposisi lemak tubuh
berkaitan dengan hiperkolesterolemia. Data Riskesdas juga menunjukkan 15,9%
populasi yang berusia ≥15 tahun mempunyai proporsi LDL yang sangat tinggi (≥190
mg/dl), 22,9% mempunyai kadar HDL yang kurang dari 40 mg/dl, dan 11,9% dengan
kadar trigliserida yang sangat tinggi (≥500 mg/dl). Menurut Perki (2017) prevalensi
dislipidemia atas dasar konsentrasi kolesterol total >200 mg/dl adalah 39,8%.
Salah satu dampak dari hiperlipidemia berupa penyakit jantung koroner (PJK). Di
Indonesia dilaporkan penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama dan
pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4% angka ini empat kali lebih tinggi
dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain lebih
kurang satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK.
Penyakit jantung koroner terutama disebabkan oleh proses aterosklerosis pada arteri
koronia. Aterosklerosis adalah suatu keadaan pada pembuluh darah besar dan sedang
yang ditandai dengan lesi lemak pada permukaan bagian dalam arteri. Salah satu
penyebab utamanya adalah hiperlipidemia.
Daun salam merupakan tanaman lokal yang sering digunakan sebagai penyedap rasa
makanan, tetapi dapat digunakan juga untuk mengobati gastritis, diare, tekanan darah
tinggi, dan kolesterol tinggi dengan menurunkan kadar kolesterol total (Kemenkes RI,
2011). Daun salam (Syzygium polyanthum) mengandung zat aktif saponin, katekin
(golongan flavonoid), tanin, serta kandungan lain yaitu vitamin C, dan serat yang
dapat menurunkan kadar kolesterol total dengan meningkatkan ekskresi kolesterol
(Lajuck, 2012). Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa pemberian ekstrak etanol
daun salam dengan dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 200 mg/kg BB dapat
menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) dan
2
efektivitas ketiga dosis tersebut sebanding dengan obat hipolipidemik simvastatin
(Chandra dkk, 2014). Pada penelitian Ayu., et al. (2016) menyebutkan bahwa pada
dosis 400 mg/kg BB dapat menurunkan kadar kolesterol total sebanyak 14,5 mg/dL.
Bukan hanya daun salam yang memiliki khasiat menurunkan kolesterol, tanaman jati
belanda terutama daunnya juga memiliki efek untuk menurunkan kolesterol.
Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) secara tradisional digunakan dalam
menurunkan kolesterol. Ekstrak etanol daun jati belanda mengandung flavonoid,
saponin, dan tanin dengan kadar tinggi (Sari dkk, 2015). Kandungan flavonoid dalam
jati belanda dapat menurunkan kolesterol dengan mekanisme kerja menghambat
enzim HMG CoA reduktase yang berperan dalam proses pembentukan kolesterol.
Tanin memiliki aktivitas antihiperlipidemia dengan cara mengurangi absorbsi lipid
dalam usus. Saponin dapat menghambat lipase pankreatik (Iswantini dkk, 2011). Pada
penelitian Nugroho (2014) menyebutkan bahwa daun jati belanda pada dosis 550 mg
dalam satu kapsul berefek sebagai antihiperipidemia.
3
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan
daun salam (Syzygium polyanthum) berefek menurunkan kadar kolesterol total?
2. Pada dosis berapa kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.) dan daun salam (Syzygium polyanthum) lebih efektif dalam menurunkan
kadar kolesterol total pada tikus putih jantan?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Gambaran Umum Tumbuhan
2.1.1 Tinjaun Jati Belanda
2.1.1.1 Klasifikasi Jati Belanda
Menurut Dwi Kusuma Wahyuni., et al. (2016) klasifikasi dari tanaman
jati belanda sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Guazuma
Species : Guazuma ulmifolia Lamk.
5
2.1.1.2 Deskripsi Jati Belanda
Jati belanda merupakan pohon dengan tinggi 10–30 cm. Akar
tunggang, berwarna coklat keputihan, batangnya bulat, diameter 30–40
cm, keras, bercabang, permukaan kasar, banyak alur dan berwarna
coklat keputihan. Daun tunggal tersusun terseling dalam 2 baris, bagian
daun berbentuk bulat telur, ujung runcing, cabang berlekuk, tepi
beringgit, pertulangan menyirip, panjang 10–16 cm, lebar 3–6 cm,
permukaan kasar, dan berwarna hijau. Bunga tunggal berbentuk bulat,
muncul di ketiak daun, bunga terdiri atas kelopak dan mahkota sebagai
perhiasan bunga. Kelopak berjumlah 3–5. Mahkota kecil berwarna
kuning kecoklatan. Benang sari berjumlah 2. Tangkai bunga
½
panjangnya 1–1 cm berwarna hijau muda. Buah kotak, berbentuk
bulat, keras, permukaan berduri dan berwarna hitam. Biji kecil, keras,
diameter 2 mm dan berwarna coklat muda (Dwi Kusuma Wahyuni., et
al. 2016).
6
2.1.2 Tinjauan Salam
2.1.2.1 Klasifikasi Salam
Menurut Andrianto (2012), klasifikasi tanaman salam (Syzygium
polyanthum) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Filum : Spermatophyta
Classis : Coniferopsida
Ordo : Myricales
Familia : Myricaceae
Genus : Syzygium
Species : Syzygium polyanthum
7
lonjong hingga elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing,
pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, permukaan atas licin
berwarna hijau tua sedang permukaan bawah berwarna hijau muda
dengan panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm. Memiliki bau harum ketika
diremas. Bunga majemuk tersusun dalam mulai yang keluar dari ujung
ranting, berwarna putih, baunya harum. Buahnya buah buni yang
memiliki diameter 8-9 mm, buah muda berwarna hijau yang setelah
dimasak akan berubah menjadi warna merah gelap dengan rasa yang
agak sepat. Biji bulat dengan diameter sekitar 1 cm yang berwarna
coklat (Utami, 2013).
II.2 Hiperlipidemia
2.2.1 Definisi
Hiperlipidemia (hyperlipoproteinemia) adalah tingginya kadar lemak dalam
darah (kolesterol, trigliserida maupun keduanya). Lemak/lipid adalah zat yang
kaya energi, berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme
tubuh. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga dapat mengikuti
aliran darah gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein.
Lipoprotein yang utama adalah kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL (LIPI,
2009). Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara yaitu:
a. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yang masuk ke dalam darah.
b. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah.
8
Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa
menyebabkan masalah jangka panjang (penyakit pembuluh darah). Namun
tidak semua kolesterol meningkatkan risiko terjadinya penyakit pembuluh
darah. Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat)
menyebabkan meningkatnya risiko kolesterol, yang dibawa oleh HDL (disebut
juga kolesterol baik) menyebabkan menurunnya risiko dan menguntungkan.
9
2.2.2.3 Kolesterol HDL
HDL disebut juga α–lipoprotein mengandung 30% protein dan 48%
lemak. HDL dikatakan kolesterol baik karena berperan dalam membawa
kelebihan kolesterol di jaringan kembali ke hati untuk diedarkan
kembali atau dikeluarkan dari tubuh. HDL ini mencegah terjadinya
penumpukan kolesterol di jaringan terutama pembuluh darah (Dipiro
dkk, 2011).
2.2.2.4 Trigliserida
Trigliserida adalah asam lemak dan merupakan jenis lemak yang paling
banyak di dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi dalam darah
(hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung
koroner. Tingginya trigliserida sering disertai dengan keadaan kadar
HDL rendah. Kadar trigliserida dalam darah banyak dipengaruhi oleh
kandungan karbohidrat makanan dan kegemukan (Dipiro dkk, 2011).
10
inhibitor reduktase bervariasi dari 40%-75%, kecuali fluvastatin yang hampir
diserap secara sempurna. Waktu paruh plasma obat-obat ini berkisar dari 1
sampai 3 jam, kecuali atorvastatin (14 jam), pitavastatin (12 jam), dan
rosuvastatin (19 jam) (Katzung, 2012).
Efikasi statin lebih besar jika diberikan pada maLam hari karena bertepatan
dengan biosintesis kolesterol endogen yang juga terjadi pada maLam hari
sehingga semua obat statin sebaiknya diberikan pada maLam hari kecuali
atorvastatin dan rosuvastatin sebab kedua obat ini dapat menurunkan kadar
LDL tanpa dipengaruhi oleh waktu (Alldredge dkk, 2013).
11
2.3.2 Asam Fibrat
Obat golongan asam fibrat terdiri dari empat jenis yaitu gemfibrozil, bezafibrat,
ciprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini menurunkan trigliserida plasma, selain
menurunkan sintesis trigliserida di hati. Obat ini bekerja mengaktifkan enzim
lipoprotein lipase yang kerjanya memecahkan trigliserida. Selain menurunkan
kadar trigliserida, obat ini juga meningkatkan kadar kolesterol HDL yang
diduga melalui peningkatan apoprotein A-I dan A-II. Pada saat ini yang banyak
dipasarkan di Indonesia adalah gemfibrozil dan fenofibrat.
12
Niacin menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida plasma. Oleh sebab itu,
obat ini terutama berguna dalam pengobatan dislipidemia familial. Niacin juga
digunakan untuk mengobati hiperkolesterolemia berat lainnya, seringkali dalam
bentuk kombinasi dengan agen-agen antidislipidemia lain. Selain itu, obat ini
merupakan obat antidislipidemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL
plasma, yang merupakan indikasi tersering dalam penggunaan klinisnya
(Harvey dan Champe, 2009).
2.3.4 Ezetimib
Obat golongan ezetimib ini bekerja dengan menghambat absorbsi kolesterol
oleh usus halus. Kemampuannya moderate di dalam menurunkan kolesterol
LDL (15-25 %). Pertimbangan penggunaan ezetimib adalah untuk menurunkan
kadar LDL, terutama pada pasien yang tidak tahan terhadap pemberian statin.
Pertimbangan lainnya adalah penggunaannya sebagai kombinasi dengan statin
untuk mencapai penurunan kadar LDL yang lebih rendah.
13
II.4 Senyawa Kimia Bahan ALam
a. Flavonoid
Flavonoid memiliki mekanisme kerja dengan cara menghambat kerja enzim
HMG–CoA reduktase yang berperan dalam sintesis kolesterol (Havsteen, 2002).
b. Tanin
Mekanisme kerja tanin yaitu tanin didalam tubuh akan berikatan dengan protein
tubuh dan akan melapisi dinding usus, sehingga penyerapan lemak terhambat
(Chung., et al, 2010).
c. Saponin
Mekanisme kerja saponin yaitu merangsang sekresi cairan empedu sehingga
kolesterol akan keluar bersama cairan empedu menuju usus, dan merangsang
sirkulasi darah sehingga mengurangi terjadinya pengendapan lemak pada
pembuluh darah (Harismah, 2016).
II.5 Propiltiourasil
Propiltiourasil merupakan antitiroid yang bekerja dengan cara menghambat sintesis
hormon tiroksin secara langsung. Obat ini menghambat proses pengikatan yodium
pada residu tirosil dan tiroglobulin dan menghambat proses penggabungan dari gugus
yodotirosil untuk membentuk yodotironin. Selain menghambat sintesis hormon
propiltiourasil ternyata juga menghambat deyodinasi tiroksin menjadi triyodotironin
di jaringan perifer. Propiltiourasil pada penelitian digunakan karena tikus putih
cenderung hipertiroid sehingga relatif resisten terhadap perubahan profil lipid
(Suherman, 2007). Hormon tiroid akan mengaktifkan hormon sensitif lipase sehingga
proses katabolisme lipid dalam tubuh tikus tinggi. Induksi hiperkolesterol dengan
pakan hiperkolesterolemik dipermudah dengan menurunkan aktivitas hormon tiroid
pada tikus putih.
14
II.6 Hewan Uji
Klasifikasi tikus menurut Priambodo (1995) yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Classis : Mamalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Rattus
Species : Rattus norvegicus
Tikus putih merupakan hewan yang paling banyak digunakan dalam penelitian. Hal
tersebut karena tikus putih dan manusia mempunyai fisiologis dan anatomi yang
hampir sama begitu juga dalam proses biokimia dan biofisiknya. Tikus putih jantan
digunakan dalam percobaan karena tikus putih jantan dapat memberikan hasil
penelitian yang lebih stabil. Tikus putih jantan juga mempunyai kecepatan
metabolisme obat yang lebih cepat dan kondisi biologis tubuh yang lebih stabil
dibandingkan tikus betina. Belakangan ini terdapat sebuah temuan yaitu antara
manusia dan tikus memiliki kesamaan genom lebih dari 90% (Nitbani, 2014).
15
Tabel 2. Data Nilai Fisiologis Tikus Putih (Wolfenshon dan Lioyd, 2013).
Kriteria Nilai
Berat tikus dewasa Jantan 450 – 520 g
Betina 250 – 300 g
Kebutuhan makan 5 – 10 g / 100 g berat badan
Kebutuhan minum 10 ml/100 g berat badan
Jangka hidup 3 – 4 tahun
Temperatur rektal 360 C - 400 C
Detak jantung 250 – 450 kali / menit
Tekanan darah
Sistol 84 – 134 mmHg
Diastol 60 mmHg
Laju pernafasan 70 – 115 kali/menit
Serum protein (g/dl) 5,6 – 7.6 g/dl
Albumin (g/dl) 3.8 – 4,8 g/dl
Globulin (g/dl) 1,8 – 3 g/dl
Glukosa (mg/dl) 50 – 135 mg/dl
Nitrogen urea darah (mg/dl) 15 – 21 mg/dl
Kreatinin (mg/dl) 0,2 – 0,8 mg/dl
Total biliburin (mg/dl) 0,2 – 0,55 mg/dl
Kolesterol (mg/dl) 40 – 130 mg/dl
II.7Ekstraksi
Ekstraksi merupakan salah satu teknik pemisahan untuk memisahkan atau menarik satu
atau lebih komponen atau senyawa–senyawa dari suatu sampel dengan menggunakan
pelarut tertentu yang sesuai. Metode ekstraksi yang paling sederhana dan menjadi
pilihan adalah maserasi (perendaman). Yakni merendam material di dalam pelarut
(Syaifudin, 2014). Proses ekstraksi dilakukan dengan pelarut pada suhu kamar
dilakukan sesekali pengadukan. Cairan penyari akan menembus dinding sel masuk ke
sitoplasma di mana terdapat zat aktif. Kelebihan maserasi adalah prosesnya sederhana
dan senyawa-senyawa yang termolabil tidak rusak (Sutrinaem, 2016).
16
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada periode Desember 2018 sampai dengan
Desember 2019.
17
III.3 Jumlah Sampel
Pada penelitian ini, jumlah sampel yang digunakan ditentukan menggunakan rumus
Federer untuk uji eksperimental, yaitu:
(t – 1) (n – 1) ≥ 15
keterangan:
t = jumlah kelompok sampel
n = jumlah sampel tiap kelompok
Adapun besar sampel keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30
ekor. Di mana 30 ekor tikus putih tersebut dibagi dalam 6 kelompok uji, yang
masing-masing kelompok uji terdiri dari 5 ekor tikus putih. Perhitungan besar sampel
dihitung sebagai berikut:
(t – 1) (n – 1) ≥15
(6– 1) (n – 1) ≥ 15
5(n – 1) ≥ 15
5n – 5 ≥ 15
5n – ≥ 15 + 5
5n ≥ 20
n ≥ 20/5
n≥4
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, besar sampel ideal menurut hitungan rumus
Federer di atas adalah 4 ekor tikus putih atau lebih. Dengan demikian jumlah tikus
jantan semua kelompok uji secara keseluruhan adalah 30 ekor tikus yang dibagi ke
dalam 5 kelompok setelah dilebihkan.
18
a. Kriteria Inklusi
1. Tikus jantan dengan berat 180 – 300 g
2. Tikus jantan dengan umur 2 – 4 bulan
3. Kondisi aktif (tidak cacat)
b. Kriteria Eksklusi
1. Tikus jantan tidak gerak aktif
2. Tikus mati selama masa penelitian atau bobot tikus menurun drastis
19
kotoran yang mungkin masih tertinggal saat pengeringan kemudian
diekstraksi (Astarina, 2013). Sedangkan untuk sampel daun jati belanda
diambil melalui perantara atau pembelian. Sampel daun jati belanda yang
didapatkan sudah dalam bentuk kering yang kemudian akan diekstraksi
dengan etanol 96%.
b. Uji Fenolik
Ditimbang 0,5 g ekstrak dilarutkan dengan 5 mL air. Kemudian
ditambahkan 5 tetes larutan FeCl3 5%, jika terjadi perubahan warna hijau
tua menunjukkan adanya senyawa fenolik (Raaman, 2006).
20
c. Uji Saponin
Sebanyak 0,1 g ekstrak ditambahkan 20 ml air mendidih, kemudian
dikocok dan didiamkan selama 15 menit. Akan terbentuk 2 cm lapisan busa
yang bertahan selama 30 detik menunjukkan adanya saponin (Harbone,
1987).
d. Uji Steroid/Triterpenoid
Ekstrak dilarutkan dalam 0,5 ml kloroform, ditambahkan dengan 0,5 ml
asam asetat anhidrat. Selanjutnya campuran ini ditetesi dengan 2 ml asam
sulfat pekat melalui dinding tabung tersebut. Bila terbentuk warna hijau
kebiruan menunjukkan adanya sterol. Bila cincin kecoklatan atau violet
menunjukkan adanya triterpenoid (Evans, 2009).
e. Uji Alkaloid
Dilarutkan 50 mg ekstrak dengan 2 mL HCl dan saring. Kemudian filtrat
diuji dengan menambahkan satu atau dua tetes pereaksi Dragendorff dalam
tabung reaksi yang berbeda. Reaksi positif ditandai dengan adanya endapan
orange pada pereaksi Dragendorf (Raaman, 2006).
21
b. Pembuatan Suspensi Kombinasi Ekstrak Jati Belanda dan Daun Salam
Suspensi kombinasi ekstrak jati belanda dan daun salam dibuat dengan
mencampurkan ekstrak jati belanda dan daun salam dengan konsentrasi
dosis I : I (4,95 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB), dosis I : II (4,95 mg/200
g BB : 7,2 mg/200 g BB), dosis II : I (9,9 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g
BB), dosis II : II (9,9 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB).
22
Pakan lemak tinggi dibuat sebanyak 1 kg yang dilakukan dengan cara
mencampur bahan kuning telur, minyak jelantah, dan lemak babi diaduk
hingga homogen, selanjutnya ditambahkan pakan standar sampai kalis dan
diaduk hingga menjadi adonan yang mudah dibentuk. Adonan yang terbentuk
dibuat dalam bentuk pelet selanjutnya digoreng. Pakan ini diberikan pada
hewan uji dalam bentuk pelet selama 35 hari untuk meningkatkan kadar
kolesterol total tikus.
23
c. Kelompok C diberi suspensi kombinasi ekstrak daun jati belanda dan
daun salam perbandingan I:I
d. Kelompok D diberi suspensi kombinasi ekstrak daun jati belanda dan
daun salam perbandingan I:II
e. Kelompok E diberi suspensi kombinasi ekstrak daun jati belanda dan
daun salam perbandingan II:I
f. Kelompok F diberi suspensi kombinasi ekstrak daun jati belanda dan
daun salam perbandingan II:II
5. Perlakuan diberikan selama 2 minggu dan dilakukan pengukuran kadar
kolesterol dan berat badan
6. Hasil yang diperoleh dibuat dalam tabel kemudian dianalisis
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Penelitian
IV.1.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di UPT. Sumber Daya Hayati Sulawesi
menyatakan bahwa bagian tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah benar daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lam.) yang diperoleh
dari Lembang, Jawa Barat dan daun salam (Syzygium polyanthum) yang
diperoleh dari Sausu, Parigi Moutong.
IV.1.2 Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda Dan Daun Salam
Hasil ekstrak daun jati belanda sebanyak 596,24 g dan daun salam sebanyak
429,18 g dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%
sebanyak 20 liter untuk daun jati belanda dan 6 liter untuk daun salam,
diperoleh hasil ekstrak kental daun jati belanda sebanyak 64 g dengan hasil
rendemen sebesar 10,73% dan daun salam 58 g dengan hasil rendemen
sebesar 13,51%.
25
IV.1.4 Hasil Evaluasi Penurunan Kadar Kolesterol Total
Penelitian ini menggunakan 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol,
dan kelompok uji. Kontrol positif diberikan pakan tinggi lemak serta
simvastatin dengan dosis 20 mg/Kg BB, untuk kelompok negatif diberikan
PEG 400 1,5%. Kelompok uji terdiri atas 4 kelompok perlakuan dengan
pemberian pakan tinggi lemak serta ekstrak etanol daun jati belanda dan
daun salam dalam variasi dosis yang berbeda yaitu dosis I : I (4,95 mg/200 g
BB : 3,6 mg/200 g BB), dosis I : II (4,95 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB),
dosis II : I (9,9 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB), dosis II : II (9,9 mg/200 g
BB : 7,2 mg/200 g BB).
Tabel 4.2 Data selisih kenaikan dan penurunan kadar kolesterol total darah.
Kelompok Literatur Rerata Rerata Selisih Penurunan
Setelah Setelah Penurunan Kadar
Pemberian Terapi Hari 42 ke Kolesterol
Pakan Hari Hari 56 Total (%)
Hari ke 42 ke 56
Simvastatin 71,4 52,8 18,6 26,05
20 mg/Kg mg/dL mg/dL mg/dL
BB
PEG 1,5% 84,8 64,8 20 mg/dL 23,58
mg/dL mg/dL
26
Dosis II : II 73 mg/dL 60,4 12,6 17,26
mg/dL mg/dL
Keterangan :
Dosis I : I : Jati Belanda 4,95 mg/200 g BB : Salam 3,6 mg/200 g BB
Dosis I : II : Jati Belanda 4,95 mg/200 g BB : Salam 7,2 mg/200 g BB
Dosis II : I : Jati Belanda 9,9 mg/200 g BB : Salam 3,6 mg/200 g BB
Dosis II : II : Jati Belanda 9,9 mg/200 g BB : Salam 7,2 mg/200 g BB
300
250
200
150
100
50
0
H7 H35 H49
Kontrol Positif 259 276,4 269,8
Kontrol Negatif 214,6 226,4 232
Dosis I : I 221,4 241,8 201
Dosis I : II 225,6 242,6 261,2
Dosis II : I 241,6 265 250,2
Dosis II : II 209,8 231 233,2
Grafik 4.2
Diagram Rerata Berat Badan Tikus Sebelum dan Setelah Perlakuan.
(Sumber : Data Primer, 2019)
Dalam Gambar 4.2 selama pemberian pakan lemak tinggi memperlihatkan adanya
pertambahan berat badan pada semua kelompok perlakuan. Setelah diberikan terapi
selama 14 hari terjadi penurunan pada kelompok kontrol positif dan dosis I : I, dosis
II : I dan kenaikan berat badan pada kelompok kontrol negatif dosis I : II dan dosis
II : II. Terjadinya penurunan berat badan tikus pada kelompok tersebut karena
beberapa hal, yaitu aktivitas dan nafsu makan pada hewan uji serta adanya serat
dalam bahan baku pakan yang digunakan.
27
IV.2 Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui
kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan daun salam
(Sizygyium polyanthum) berefek menurunkan kadar kolesterol total yang diinduksi
dengan pakan lemak tinggi dan pemberian PTU serta minyak babi. Sampel yang
digunakan kemudian dimaserasi dan rotary evaporator untuk memperoleh ekstrak
kental.
Cairan penyari yang digunakan dalam proses maserasi adalah etanol 96%. Etanol
dipertimbangkan sebagai cairan penyari karena kapang sulit tumbuh dalam etanol
20% ke atas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur
dengan air dalam segala perbandingan, memerlukan panas yang lebih sedikit untuk
proses pemekatan, zat pengganggu yang larut terbatas, serta etanol bersifat
semipolar sehingga dapat menarik senyawa-senyawa yang bersifat polar dan non
polar (Andersen, 2006). Ekstrak daun jati belanda dan daun salam diperoleh
melalui proses maserasi. Metode ini dipilih karena adanya sifat daun yang lunak
dan mudah mengembang dalam cairan pengekstraksi. Selain itu, maserasi
merupakan cara penyarian yang sederhana karena cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif ini
akan larut dan adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam
dengan di luar sel menyebabkan larutan yang terpekat didesak keluar hingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam dengan di luar sel.
28
Hewan uji yang digunakan dalam pengujian efek antihiperlipidemia ini adalah tikus
putih jantan dengan tujuan untuk menghindari variasi biologis tikus sehingga
sehingga didapatkan hasil yang homogen, alasan tidak menggunakan tikus betina
karena mempunyai hormon estrogen yang akan menekan sintesis dan akumulasi
asam lemak dan gliserolipid (Tiano., et al. 2011) sehingga jika diinduksi dengan
pakan lemak tinggi (PLT) kemungkinan kadar kolesterol dan lemak pada tikus putih
jantan lebih tinggi dibandingkan dengan tikus betina. Selain itu, tikus putih juga
mempunyai kelengkapan organ mirip dengan manusia.
Seluruh kelompok tikus diberikan pakan lemak tinggi (PLT) selama 35 hari.
Pemberian pakan tinggi lemak bertujuan untuk meningkatkan kadar kolesterol dan
lemak dalam darah. Komposisi pakan tinggi lemak terdiri campuran lemak babi
50%, kuning telur 40%, minyak jelantah 10%, dan pakan standar di cukupkan
hingga 100%. Kemudian pemberian PTU yang dicampurkan kedalam minum tikus.
Digunakan PTU sebagai penginduksi eksogen karena PTU merupakan indikator
hiperkolesterolemia, selain itu juga dalam metabolisme lipid terdiri dari tiga jalur di
mana salah satu jalur yaitu jalur metabolisme endogen. Jalur metabolisme endogen
melibatkan metabolisme kolesterol, trigliserida, dan LDL (Adam, 2009).
29
disekresi lewat empedu menuju feses (Guyton & Hall, 2007). Dengan adanya PTU,
sintesis hormon tiroid dihambat dan kadar kolesterol meningkat. Setelah pemberian
induksi secara eksogen untuk peningkatan kadar kolesterol juga diberikan
penginduksi secara endogen yaitu pemberian minyak babi sebanyak 2 ml dengan
cara disondekan langsung ke lambung tikus. Tujuan dari pemberian minyak babi
yaitu diharapkan agar peningkatan kolesterol dapat terjadi lebih cepat. Minyak babi
mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol sekitar 38–43% (Kusumastuty,
2014). Lemak jenuh mengakibatkan kadar trigliserida dalam darah meningkat dan
merupakan prekursor kolesterol. Mengkomsumsi lemak jenuh juga dapat
menurunkan HDL dalam darah sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol
karena terjadi peningkatan Apolipoprotein-B kolesterol sehingga berkurangnya
fungsi reseptor LDL.
Pengukuran kadar kolesterol total hewan uji tikus putih jantan (Rattus norvegicus.
L) menggunakan sampel berupa plasma darah. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Photometer 5010v5+ untuk meminimalisir kesalahan dalam
pengukuran. Karena spektrofotometer memiliki selektifitas dan sensitifitas yang
tinggi. Pengukuran kadar kolesterol tikus dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada hari
ke 7, hari ke 42 setelah pemberian pakan tinggi lemak, dan hari ke 56 setelah
pemberian obat dan ekstrak.
Keadaan hiperkolesteromia pada hewan terjadi jika kadar kolesterol total dalam
darah melebihi normal. Pada tikus dikatakan hiperkolesterolemia jika kolesterol
tikus putih >54 mg/dL (Smith., Mangkoewidjojo, 1988). Kadar kolesterol pada tikus
normal dengan nilai 10-54 mg/dL (Smith., Mangkoewidjojo, 1988). Pada
pengukuran awal tikus kadar kolesterol hewan uji rata–rata 35 mg/dL. Pengukuran
kadar kolesterol total setelah pemberian pakan lemak tinggi menunjukkan hasil
rentang 61-103 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa tikus mengalami
hiperkolesterolnemia. Menurut Lestari, W.A., dan Utari, D.M., (2017) menyatakan
30
bahwa kadar kolesterol yang berlebih dalam darah akan menyebabkan
hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan peningkatan kadar lemak
dalam darah akibat gangguan metabolisme lemak. Peningkatan produksi LDL dan
berkurangnya produksi HDL dalam darah yang disebabkan faktor hidup dan
genetik. Menurut Kaprinay et al (2016), high fat diet atau pakan tinggi lemak dapat
menaikkan profil lipid yaitu kolesterol total dan kolesterol LDL serum secara
signifikan.
Hari ke-7 dilakukan pengambilan darah awal dan pemberian pakan selama 35 hari.
Hari ke 42 pengambilan darah ke 2 dan terjadi peningkatan kadar kolesterol yang
diakibatkan pemberian pakan lemak tinggi dengan nilai presentasi kenaikan untuk
kelompok kontrol positif yaitu 23%, dosis I : I (4,95 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g
BB) yaitu 51%, dosis I : II (4,95 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB) yaitu 157%,
dosis II : I (9,9 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB) yaitu 80%, dosis II : II (9,9
mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB) yaitu 97%.
Hari ke 56 dilakukan pengukuran akhir kadar kolesterol total pada tikus dan
menunjukkan terjadinya penurunan kadar kolesterol total pada masing-masing
kelompok perlakuan. Persentase penurunan kadar kolesterol total. kelompok
kontrol positif terjadi penurunan kolesterol sebesar 26,05%, hal ini dikarenakan
karena simvastatin merupakan obat yang menghambat enzim HMG-CoA reduktase,
sehingga mencegah pembetukan asetil CoA menjadi mevalonat, dan kolesterol
tidak terbentuk. Kontrol negatif PEG 1,5% 23,58%, dosis I : I (4,95 mg/200 g BB :
3,6 mg/200 g BB) yaitu 23,57%, dosis I : II (4,95 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB)
yaitu 22,14%, dosis II : I (9,9 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB) yaitu 24,03%, dosis
II : II (9,9 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB) yaitu 17,26%.
Berdasarkan hasil uji statistik One Way Anova menunjukkan nilai homogenitas
dengan nilai p=0,057 pada tingkat kepercayaan 99% (p>0,01) yang berarti data
kadar kolesterol hewan uji pada masing-masing kelompok perlakuan homogen.
31
Pada anova menunjukkan perbedaan bermakna kadar kolesterol di dalam kelompok
dengan p=0,091 (p<0,01) yang berarti data tidak terdistribusi dengan baik.
Hasil yang didapatkan sesuai dengan penelitian Ayu et al. (2016) yang
menyebutkan bahwa pada dosis 400 mg/Kg BB daun salam dapat menurunkan
kadar kolesterol total sebanyak 14,5 mg/dL. Pada penelitian Na’im., F (2016)
pemberian ekstrak etanol daun jati belanda pada tikus hiperkolesterolemia secara
oral selama 14 hari menunjukkan aktivitas penurunan kadar LDL. Menurut
Rachmadani (2001) pemberian ekstrak air daun jati belanda pada tikus
hiperkolesterolemia mengalami penurunan sebesar 19,56%.
Penurunan kadar kolesterol dengan pemberian ekstrak daun salam dan daun jati
belanda karena mengandung flavonoid, saponin, dan tannin. Menurut Ekananda
(2015) juga melaporkan bahwa flavonoid pada daun salam dapat menurunkan kadar
kolesterol dimana flavonoid bekerja dengan cara menghambat enzim HMG-CoA
Reduktase sehingga sintesis kolesterol menurun mengakibatkan kadar kolesterol
darah menurun. Pada penelitian Chung et al. (2010) mekanisme kerja tanin yaitu
tanin didalam tubuh akan berikatan dengan protein tubuh dan akan melapisi dinding
usus, sehingga penyerapan lemak terhambat. Mekanisme kerja saponin yaitu
merangsang sekresi cairan empedu sehingga kolestrol akan keluar bersama cairan
empedu menuju usus, dan merangsang sirkulasi darah sehingga mengurangi
terjadinya pengendapan lemak pada pembuluh darah (Harismah, 2016).
32
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan daun salam
(Syzygium polyanthum) berefek menurunkan kadar kolesterol total pada tikus jantan
(Rattus norvegicus) dengan metode pemberian pakan inggi lemak (PTL) endogen
dan eksogen.
2. Kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dan daun salam
(Syzygium polyanthum) yang lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total
pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) adalah dosis II : I (9,9 mg/200 g BB :
252 mg/200 g BB) yaitu 24,03%.
V.2 Saran
Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terkait antihiperlipidemia dalam bentuk fraksi
terhadap parameter kolesterol total pada hewan uji.
33
Daftar Pustaka
Adam. J. M., 2009, Buku Ajar Ilmi Penyakit Dalam, Jilid III Edisi V, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.
Adrianto, A. W., 2012. Daya Antibakteri Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha
Weight) Dalam Pasta Gigi terhadap Pertumbuhan Streptococus Mutans,
Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Jember.
Andersen, M., Markham., Kenneth, R., 2006, Flavonoids: Chemestry Biochemistry
and Aplication, CRS Press Taylor & Fransic Group, Boca Raton, FL, United
States Of Amerika.
Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Guglielmo, B.J., Jacobson, P.A., Kradjan,
W.A., dkk. 2013. Koda-Kimble & Young’s Applied Therapeutics The Clinical
Use of Drugs, 10th ed., Lippincott Williams & Wilkins, Pennsylvania, United
States of American.
Astuti, D.A, 2015. Diet Untuk Hewan Model. Ipb Press. Bogor.
Chandra, I 2014, Efek Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight)
Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi
Pakan Tinggi Lemak Dibanndingkan Simvastatin. Program Sarjana Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
Chung, K.T., Wong, T.Y., Wei, C.I., Huang, Y.W., Lin, Y. 2010., Tannins and
Human Health: Review, Food Sciences and Nutrition, Vol. 38: 421 – 464.
Dipiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2011,
Pharmacotherapy Handbook, Eight Edition., McGraw-Hill Education
Companies, Inggris.
34
Ekananda, N. A., 2015., Bay Leaf In Dyslipidemia Theraphy, Majority Journal, 4 (4) :
64 – 69.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC. 74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.
Kee, J. L., Hayes, E. R., McCuistion, L., 1993, Pharmacology: A Nursing Process
Aproach, Saunders.
Lajuck, P 2012, Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha) Lebih Efektif Menurunkan
Kadar Kolesterol Total dan LDL Dibandingkan Statin Pada Penderita
Dislipidemia. Program Magister Program Studi Ilmu Biomedik Program
Pascasarjana Uniiversitas Udayana Denpasar.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesi (LIPI), 2009, Kolesterol Pangan & Kesehatan,
UPT. Balai Informasi Teknologi.
Lestari, W.A., dan Utari, D.M., 2017. Faktor Dominan Hiperkolesterolemia Pada
Pra-Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkapanjaya Kota Depok. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
35
Nitbani, H., 2014.Berbagai Hewan Model Dan Manfaatnya Bagi Dunia Kedokteran.
Institut Pertanian Bogor.
Nugroho, D. D., 2014, Pengaruh Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.) Terhadap Penurunan Kolesterol LDL Manusia, Universitas Kristen
Maranatha, Bandung.
Raaman, N. 2006, Phytochemical Techniques. India: New India Publishing Agency
Sari, P, Rita, S, W, Puspawati, N., M., 2015, Identifikasi dan Uji Aktivitas Senyawa
Tanin dari Ekstrak Daun Trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr) sebagai
Antibakteri Escherichia coli (E. coli). Bali, Jurusan Kimia FMIPA Unuversitas
Udayana.
Smith, J.B., Mangkoewidjojo, S., 1988., Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan
Hewan Percobaan di Daerah Tropis, Universitas Indonesia, Jakarta: 37 - 47
Utami, P., 2013. The Miracle of Herbs. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Wahyuni, D. W,. et. Al,. 2016. Tanaman Obat. Airlangga University Press. Surabaya.
Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V., 2009.
Pharmacotherapy Handbook Edisi VII, 98, 101, 103 – 107, The McGraw – Hill
Medical, New York.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC. 74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.
36
LAMPIRAN 1
Surat Pernyataan Komite Etik
37
Lampiran 2
Surat Hasil Identifikasi Daun Jati Belanda Dan Daun Salam
38
LAMPIRAN 3
Perhitungan % Rendemen
a. Perhitungan % Rendemen Ekstrak Daun Jati Belanda
Berat Ekstrak = 64 g
Berat Simplisia = 596,4 g
% Rendemen = x 100%
= 10,73 %
= 13,51%
39
LAMPIRAN 4
Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Daun Jati Belanda Dan Daun Salam
1. Skema Kerja Ekstrak Daun Jati Belanda Dan Daun Salam
- Dikumpul
- Disortasi basah
- Dicuci
- Dikeringkan
- Dirajang
- Disortasi kering
Serbuk simplisia
Residu Filtrat
- Diuapkan dengan
menggunakan alat rotary
evaporator
Ekstrak Kental
40
2. Skema Kerja Ekstrak Daun Salam
Daun Salam
- Dikumpul
- Disortasi basah
- Dicuci
- Dikeringkan
- Dirajang
- Disortasi kering
Serbuk simplisia
Residu Filtrat
- Diuapkan dengan
menggunakan alat rotary
evaporator
Ekstrak Kental
41
LAMPIRAN 5
Skema Pengujian Aktivitas Antihiperlipidemia
- Analisis data
Hasil analiss
Kesimpulan
42
LAMPIRAN 6
PERHITUNGAN PEMBUATAN BAHAN UJI
a. Kontrol Posistif Simvastatin
Dosis Manusia = 20 mg/70 kg BB
Konversi dosis = 20 mg /70 kg BB x 0,018 = 0,36 mg / 200 g
Stok =
= x 189 mg
= 3,4 mg/2,5 ml
Untuk 5 tikus = 3,4 mg/2,5 ml x 5 tikus
= 17 mg/12,5 ml
Dibuat dalam 4 hari = 17 mg/12,5 ml x 4
= 68 mg/50 ml
43
VP5 = x 1,5 ml = 1,9 ml
= 4,95mg / 2,5ml
= 24,75 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 99 mg/50 ml
= 3,6 mg / 2,5ml
= 18 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 72 mg/50 ml
Pada hari ke - 1
VP1 = = = 3,3 ml
VP2 = = = 2,7 ml
VP3 = = = 2,6 ml
VP4 = = = 2,5 ml
44
VP5 = = = 2,4 ml
= 4,95mg / 2,5ml
= 24,75 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 99 mg/50 ml
= 7,2 mg / 2,5ml
= 36 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 144 mg/50 ml
Pada hari ke - 1
VP1 = = = 4 ml
VP2 = = = 3,7 ml
VP3 = = = 4,1 ml
45
VP4 = = = 2,7 ml
VP5 = = = 2,4 ml
= 9,9mg / 2,5ml
= 49,5 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 198 mg/50 ml
= 3,6 mg / 2,5ml
= 18 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 72 mg/50 ml
Pada hari ke - 1
VP1 = = = 3,5 ml
VP2 = = = 2,8 ml
46
VP3 = = = 3,7 ml
VP4 = = = 4,4 ml
VP5 = = = 2,5 ml
= 9,9mg / 2,5ml
= 49,5 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 198 mg/50 ml
= 7,2 mg / 2,5ml
= 36 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 144 mg/50 ml
47
Pada hari ke - 1
VP1 = = = 3,7 ml
VP2 = = = 3,1 ml
VP3 = = = 3,1 ml
VP4 = = = 3 ml
VP5 = = = 2,7 ml
48
LAMPIRAN 7
Identifikasi Senyawa
Fenolik Terbentuk
Warna (Jati
Hijau Tua Belanda)
(Raaman, +
2006) +
Flavonoid Larutan
berwarna
kuning
(Harbone, + +
1987)
(Daun
Saponin Terbentuk
busa Salam)
(Marjoni, + +
2016)
49
Tanin Larutan
berwarna + +
biru atau
hijau
kehitaman
(Marjoni,
2016)
Steroid Terbentuk
cincin
kecoklatan + +
(Yadav,
2011)
50
LAMPIRAN 8
Pembuatan Ekstrak Daun Jati Belanda dan Daun Salam
Keterangan Gambar
Proses maserasi
Proses rotary
evaporatory
51
Ekstrak kental
52
LAMPIRAN 9
Pembuatan Pakan Lemak Tinggi
Keterangan Gambar
Minyak jelantah
53
Penggorengan pakan lemak tinggi
54
LAMPIRAN 10
Pembuatan Suspensi Uji
Keterangan Gambar
55
LAMPIRAN 11
Perlakuan Terhadap Hewan Uji
Keterangan Gambar
56
LAMPIRAN 12
Pengambilan Darah Dan Pemeriksaan Kolesterol
57
Dipipet serum darah
menggunakan pipet mikro
58
Dimasukkan tabung kedalam alat
Photometer 5010v5+
59
ONEWAY Kolesterol BY Perlakuan
/MISSING ANALYSIS
Oneway
Notes
Comments
Filter <none>
/STATISTICS DESCRIPTIVES
HOMOGENEITY
Syntax
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=DUNCAN LSD
ALPHA(0.01).
[DataSet0]
Descriptives
Kolesterol
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean
Descriptives
Kolesterol
Minimum Maximum
Kolesterol
2.357 6 28 .057
ANOVA
Kolesterol
Total 6511.543 34
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Lower
Bound
*
Dosis I : I -22.40000 8.03315 .009 -44.5977
Kadar normal
Dosis I : II -20.20000 8.03315 .018 -42.3977
*
Kadar normal 22.40000 8.03315 .009 .2023
Multiple Comparisons
Upper Bound
*
Dosis I : I -.2023
Kadar normal
Dosis I : II 1.9977
Dosis II : I 2.7977
Dosis II : II 5.5977
LSD
Kadar normal 31.1977
Dosis I : I 8.7977
Kontrol Positif
Dosis I : II 10.9977
Dosis II : I 11.7977
Dosis II : II 14.5977
Kadar normal 43.1977
Dosis I : I 20.7977
Kontrol Negatif
Dosis I : II 22.9977
Dosis II : I 23.7977
Dosis II : II 26.5977
*
Kadar normal 44.5977
Dosis II : I 25.1977
Dosis II : II 27.9977
Dosis II : I 22.9977
Dosis II : II 25.7977
Dosis I : I 19.1977
Dosis I : II 21.3977
Dosis II : II 24.9977
Dosis I : II 18.5977
Dosis II : I 19.3977
Homogeneous Subsets
Kolesterol
Dosis II : II 5 60.4000
a
Duncan Dosis II : I 5 63.2000
Dosis I : II 5 64.0000
Dosis I : I 5 66.2000
Sig. .020
GET
1
Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia, 94111
ABSTRAK
Pengujian antihiperlipidemia merupakan penelitian eksperimental laboratorium murni
dengan tujuan untuk mengetahui efek antihiperlipidemia kombinasi ekstrak daun jati
belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan daun salam (Syzygium polyanthum) dengan
parameter kadar kolesterol total pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Penelitian ini
menggunakan 30 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 6kelompok. Kelompok pertama
diberikan kontrol positif simvastatin 20 mg/Kg BB, kontrol negatif PEG 1,5%,ekstrak
etanol daun jati belanda dan daun salam dosis 275 mg/Kg BB : 200 mg/Kg BB, dosis 275
mg/Kg BB : 400 mg/Kg BB, dosis 550 mg/Kg BB : 200 mg/Kg BB, dosis 550 mg/Kg BB :
400 mg/Kg BB. Pengukuran kadar kolesterol menggunakan alat Photometer 5010v5+ dan
menggunakan analisis statistik One Way ANOVA.Data hasil penelitian menggunakan uji
One Way Anova dimana data tidak terdistribusi dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi ekstrak daun jati belanda dan daun salam berpengaruh terhadap
penurunan kadar kolesterol total dalam darah dengan dosis efekif yaitu 275 mg/Kg BB :
200 mg/Kg BB dengan penurunan sebesar 20,4 mg/dL. Menurut hasil dan analisis yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun jati belanda dan daun
salam dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah tikus.
Kata kunci:Kolesterol, daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lam), daun salam (Syzygium
polyanthum), tikus putih
ABSTRACT
Antihyperlipidemia testing is a pure laboratory experimental study with the aim to
determine the antihyperlipidemia effect of a combination of extracts of Jati belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk.) and Salam leaf (Syzygium polyanthum) with parameters of
total cholesterol levels in male white rats (Rattus norvegicus). This study used 30 male
white rats divided into 6 groups. The first group was given positive control of simvastatin
20 mg / kg BW, negative control PEG 1.5%, ethanol extract of Jati belanda leaf and Salam
leaf dose 275 mg / kg BW: 200 mg / kg BW, dose 275 mg / kg BW: 400 mg / Kg BW, dose
550 mg / kg BW: 200 mg / kg BW, dose 550 mg / kg BW: 400 mg / kg BW. Measurement
of cholesterol levels using a 5010v5 + Photometer and using One Way ANOVA statistical
analysis. The results showed that the combination of Dutch Teak leaves extract and Salam
leaves influenced the reduction in total cholesterol levels in the blood with an effective dose
of 550 mg / Kg BW: 200 mg / Kg BW with a decrease of 24.03%. According to the results
and analysis that has been done it can be concluded that the administration of extracts of
Jati blanda leaf and Salam leaf can reduce total cholesterol levels in the blood of rats.
PENDAHULUAN 200 mg/dl sebanyaklebih dari 100 juta.
Prevalensi penduduk Indonesia pada
Hiperlipidemia merupakan peningkatan
tahun 2013 yang berusia lebih dari 15
kolesterol total, low density lipoprotein
tahun dengan profil lipid abnormal lebih
(LDL), trigliserida (TG), serta penurunan
dari 11%.
high density lipoprotein (HDL) dalam
darah (Wells dkk, 2009). Tingginya
kejadian hiperlipidemia akan Salah satu dampak dari hiperlipidemia
berdampakpada semakin tingginya berupa penyakit jantung koroner (PJK).
prevalensi penyakit akibat dislipidemia Di Indonesia dilaporkan penyakit jantung
sehingga dibutuhkan regimen yang koroner merupakan penyebab utama dan
bersifat komplementer atau adjuvan pertama dari seluruh kematian, yakni
sebagai terapi dislipidemia saat ini selain sebesar 26,4% angka ini empat kali lebih
obat standar hipolipidemik. tinggi dari angka kematian yang
disebabkan oleh kanker (6%). Dengan
kata lain lebih kurang satu diantara empat
Berdasarkan riset kesehatan dasar
orang yang meninggal di Indonesia
nasional (Riskesdas) pada tahun 2013
adalah akibat PJK. Penyakit jantung
menunjukkan ada 35,9% dari penduduk
koroner terutama disebabkan oleh proses
Indonesia yang berusia ≥15 tahun dengan
aterosklerosis pada arteri koronia.
kadar kolesterol abnormal (berdasarkan
NCEP ATP III, dengan kadar kolesterol
≥200 mg/dl) perempuan lebih banyak dari Secara umum obat–obat
laki-laki dan perkotaan lebih banyak dari antihiperlipidemia dibagi menjadi
pedesaan. Kadar kolesterol total pada beberapa golongan yaitu golongan
wanita dalam darah meningkat seiring penghambat HMG-CoA reduktase
bertambahnya usia terutama pada usia 40 (statin), fibrat, niacin, ezatimibe, dan
tahun keatas yang memiliki risiko paling resin. Selain menggunakan obat–obat
tinggi karena dipengaruhi oleh faktor sintetik masyarakat juga biasa
hormonal, yakni semakin menurunnya menggunakan tanaman–tanaman yang
fungsi dan produksi kadar hormon dipercaya memiliki khasiat sebagai obat
estrogen. seperti daun jati belanda dan daun salam.
Daun jati belanda (Guazuma
Prevalensi dislipidemia dibeberapa negara ulmifoliaLamk.) secara tradisional
cukup tinggi. Prevalensi pasien digunakan dalam menurunkan kolesterol.
dislipidemia di dunia tahun 2009 sampai Ekstrak etanol daun jati belanda
2012 dengan usia lebih dari 20 tahun mengandung flavonoid, saponin, dan
yang memiliki kadar kolesterol lebih dari tanin dengan kadar tinggi (Sari dkk,
2015).Daun salam (Syzygium METODE PENELITIAN
polyanthum) mengandung zat aktif Alat dan Bahan Penelitian
saponin, katekin (golongan flavonoid), Alat
tanin, serta kandungan lain yaitu vitamin Alat-alat yang digunakan dalam
C, dan serat yang dapat menurunkan penelitian ini yaitu, cawan porselin, gelas
kadar kolesterol total dengan ukur (IWAKI PIREX®), batang pengaduk,
meningkatkan ekskresi kolesterol corong (IWAKI PIREX®), wadah
(Lajuck, 2012). soxhletasi, erlenmeyer (IWAKI PIREX®),
wadah penguap, labu takar (IWAKI
PIREX®), gelas kimia(IWAKI PIREX®),
Sebelumnya telah dilakukan penelitian
pipet tetes, pipet hematokrit, sendok
antihiperlipidemia untuk tanaman jati
tanduk, neraca analitik, Vacum rotary
belanda dan salam, tetapi hanya dalam
evaporator (EYELA®N-1 200
penggunaan tunggal. Alasan kombinasi
B),kandang tikus, timbangan hewan,
kedua tanaman karena didasarkan oleh
Sonde, dispo, spidol, toples, botol,
adanya efek aditif dan sinergis dari
Photometer 5010v5+, lumpang dan alu.
penggunaan obat campuran. Efek aditif
terjadi apabila kedua obat atau lebih yang
Bahan
memiliki kerja yang serupa diberikan,
Bahan-bahan yang digunakan dalam
maka kombinasi dari kedua obat tersebut
penelitian ini yaitu daun jati belanda dan
dua kali lipat (Kee, Hayes, &
daun salam, aluminium foil, aquadest,
McCuistion, 1993).
etanol 96%, simvastatin, pakan lemak
tinggi.
Berdasarkan uraian maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk Waktu dan Lokasi Penelitian
membuktikan pada dosis berapa Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
kombinasi ekstrak daun jati belanda dan Desember 2018 sampai Desember 2019
daun salam memiliki aktivitas di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
antihiperlipidemia. Kombinasi kedua dan Farmakologi Biofarmasi, Fakultas
ekstrak tersebut memungkinkan efek Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
komplementer dalam menurunkan kadar Universitas Tadulako Palu.
kolesterol sehingga kemungkinan
efektivitasnya dapat lebih baik Pengambilan dan pengolahan sampel
dibandingkan penggunaan tunggal. Sampel yang digunakan adalah daun jati
belanda (Guazuma ulmofolia Lam.) yang
diambil dari Lembang Jawa Barat dan
daun salam (Syzygium polyanthum)
diambil dari Desa Sausu, Parigi b. Uji Fenolik
Muotong.Adapun pengolahan sampel Ditimbang 0,5 g ekstrak dilarutkan
daun salam yaitu dibersihkan terlebih dengan 5 mL air. Kemudian ditambahkan
dahulu dari kotoran yang menempel, 5 tetes larutan FeCl3 5%, jika terjadi
selanjutnya dicuci dengan air mengalir perubahan warna hijau tua menunjukkan
dan dikeringkan pada suhu ruang yang adanya senyawa fenolik (Raaman, 2006).
tidak terkena sinar matahari secara
langsung. Sedangkan untuk sampel daun c. Uji Saponin
jati belanda diambil melalui perantara Sebanyak 0,1 g ekstrak ditambahkan 20
atau pembelian. Sampel daun jati belanda ml air mendidih, kemudian dikocok dan
yang didapatkan sudah dalam bentuk didiamkan selama 15 menit. Akan
kering. terbentuk 2 cm lapisan busa yang
bertahan selama 30 detik menunjukkan
adanya saponin (Harbone, 1987).
Ekstraksi
Sebanyak 500 g serbuk daun jati belanda
d. Uji Steroid/Triterpenoid
dan daun salam dimasukan ke wadah
Ekstrak dilarutkan dalam 0,5 ml
maserasi dan ditambahkan etanol 96%
kloroform, ditambahkan dengan 0,5 ml
hingga daun jati terendam. Diaduk
asam asetat anhidrat. Selanjutnya
dengan batang pengaduk dan diamkan
campuran ini ditetesi dengan 2 ml asam
selama 3 x 24 jam. Disimpan di tempat
sulfat pekat melalui dinding tabung
terlindung dari cahaya matahari langsung,
tersebut. Bila terbentuk warna hijau
lalu disaring dan ditampung dalam wadah
kebiruan menunjukkan adanya sterol. Bila
untuk mendapatkan filtrat. Lalu filtrat
cincin kecoklatan atau violet
yang diperoleh dipekatkan pada alat
menunjukkan adanya triterpenoid (Evans,
rotary evaporator dengan kecepatan 80
2009).
rpm dan suhu 600C hingga didapatkan
ekstrak kental dan ditimbang untuk e. Uji Alkaloid
menghitung rendemen nya. Dilarutkan 50 mg ekstrak dengan 2 mL
Uji Skrining Fitokimia HCl dan saring. Kemudian filtrat diuji
a. Uji Flavonoid dengan menambahkan satu atau dua tetes
Ditimbang 0,1 g ekstrak ditambahkan pereaksi Dragendorff dalam tabung reaksi
0,2 g serbuk Mg, lalu ditambahkan 5 ml yang berbeda. Reaksi positif ditandai
asam klorida pekat. Apabila terbentuk dengan adanya endapan orange pada
warna orange, merah, atau kuning pereaksi Dragendorf (Raaman, 2006).
menunjukkan adanya flavonoid (Harbone,
1987).
Penginduksian mencampurkan ekstrak jati belanda dan
Pakan Lemak Tinggi daun salamdengan konsentrasi dosis I : I
Komposisi: Telur Puyuh (40%), minyak (4,95 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB),
jelantah (10%),lemak babi (50%)dan dosis I : II (4,95 mg/200 g BB : 7,2
pelet babi (dicukupkan hingga 1000 gr). mg/200 g BB), dosis II : I (9,9 mg/200 g
BB : 3,6 mg/200 g BB), dosis II : II (9,9
Larutan PTU
mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB).
Ditimbang serbuk PTU (Propiltiourasil)
sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan Perlakuan terhadap hewan uji
dengan air 100 ml, lalu dicampurkan Sebanyak 30 ekor hewan uji
kedalam botol minum hewan uji digocok (diaklimatisasi selama 1 minggu) dibagi
hingga homogen. dalam 6 kelompok perlakuan masing-
masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus
Preparasi Sediaan Uji
Pembuatan PEG 400 1,5 % v/v jantan. Masing-masing kelompok
Diukur sebanyak 1.5 ml PEG 400 diberikansimvastatin 20 mg/Kg BB
menggunakan gelas ukur, kemudian kontrol positif, PEG 1,5% kontrol negatif
dilarutkan kedalam gelas kimia sebanyak dan 4 kelompok uji dosis I : I (4,95
100 ml aquades. Kemudian, aduk hingga mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB), dosis I
homogen. Lalu, dipindahkan ke dalam : II (4,95 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g
labu takar dan dicukupkan volume BB), dosis II : I (9,9 mg/200 g BB : 3,6
dengan aquadest hingga 100 ml. mg/200 g BB), dosis II : II (9,9 mg/200 g
BB : 7,2 mg/200 g BB). Setelah 7 hari
Pembuatan Suspensi Simvastatin aklimatisasi semua tikus diukur kadar
Ditimbang 20 tablet simvastatin dan kolesterol total sebagai kadar normal.
dihitung bobot rata-ratanya. Dosis lazim Selanjutnya penginduksian PTU dan
simvastatin pada manusia 10-20 mg/hari Pemberian Pakan tinggi lemak dan
(Dipiro,2005). Dosis yang digunakan minyak babi 2,5 ml secara sonde selama
pada penelitian ini 20 mg/hari. 35 hari. Kemudian pengukuran kadar
Selanjutnya tablet digerus dan ditimbang kolesterol total setelah
serbuk tablet simvastatin sebanyak 1,8 penginduksian.Pemberian 6 kelompok
mg/Kg BB. Setelah itu disuspensikan ke perlakuan selama 14 hari. Selanjutnya
dalam suspensi PEG 400 1,5% sedikit dilakukan pengukuran kadar kolesterol
demi sedikit sambil digojok dan total tikus setelah terapi.
ditambahkan hingga 100 ml.
Analisis data
Pembuatan Suspensi Ekstrak Data yang diperoleh terlebih dahulu diuji
Suspensi kombinasi ekstrak jati belanda normalitasnya menggunakan uji Levene
dan daun salam dibuat dengan Statistic untuk menguji nilai
homogenitas. Data penelitian yang Hasil Penimbangan Berat Badan
terdistribusi normal (p>0,01), dilanjutkan Hewan Uji
dengan uji oneway ANOVA dengan Berat Badan Tikus
Andersen, M., Markham., Kenneth, R., Kee, J. L., Hayes, E. R., McCuistion, L.,
1993, Pharmacology: A Nursing
2006, Flavonoids: Chemestry
Process Aproach, Saunders.
Biochemistry and Aplication, CRS
Press Taylor & Fransic Group, Boca Lajuck, P 2012, Ekstrak Daun Salam
Raton, FL, United States Of (Eugenia polyantha) Lebih Efektif
Amerika. Menurunkan Kadar Kolesterol
Ayu et al., 2016. Perbedaan Efektivitas Total dan LDL Dibandingkan Statin
Ekstrak Rimpang Temulawak Pada Penderita Dislipidemia.
(Curcuma xanthorriza Roxb.) dan Program Magister Program Studi
Daun Salam Eugenia polyantha) Ilmu Biomedik Program
Pada Penurunan Kadar Kolesterol Pascasarjana Uniiversitas Udayana
Total Tikus Putih Jantan (Rattus Denpasar.
norvegicus). FK UPN. Jakarta. Lestari, W.A., dan Utari, D.M., 2017.
Faktor Dominan
Chung, K.T., Wong, T.Y., Wei, C.I., Hiperkolesterolemia Pada Pra-
Huang, Y.W., Lin, Y. 2010., Lansia Di Wilayah Kerja
Tannins and Human Health: Puskesmas Rangkapanjaya Kota
Review, Food Sciences and Depok. Fakultas Kesehatan
Nutrition, Vol. 38: 421 – 464. Masyarakat. Universitas Indonesia.
Ekananda, N. A., 2015., Bay Leaf In
Raaman, N. 2006, Phytochemical
Dyslipidemia Theraphy, Majority
Journal, 4 (4) : 64 – 69. Techniques. India: New India
Publishing Agency.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku
Sari, P, Rita, S, W, Puspawati, N., M.,
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
2015, Identifikasi dan Uji Aktivitas
Jakarta: EGC. 74,76, 80-81, 244,
Senyawa Tanin dari Ekstrak Daun
248, 606,636,1070,1340.
Trembesi (Samanea saman (Jacq.)
Merr) sebagai Antibakteri
Harbone, J, B. 1987. Metode Fitokimia
Escherichia coli (E. coli). Bali,
Edisi Ke Dua, Bandung, Institut
Jurusan Kimia FMIPA Unuversitas
Teknologi Bandung.
Udayana.
Smith, J.B., Mangkoewidjojo, S., 1988., Wells, B.G., Dipiro, J.T.,
Pemeliharaan, Pembiakan dan Schwinghammer, T.L., Dipiro,
Penggunaan Hewan Percobaan di C.V., 2009. Pharmacotherapy
Daerah Tropis, Universitas Handbook Edisi VII, 98, 101, 103
Indonesia, Jakarta: 37 – 47. – 107, The McGraw – Hill
Medical, New York.