Anda di halaman 1dari 103

ANTIHIPERLIPIDEMIA KOMBINASI EKSTRAK DAUN JATI

BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DAN DAUN SALAM


(Syzygium polyathum) DENGAN PARAMETER KADAR
KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS PUTIH
JANTAN (Rattus norvegicus)

SKRIPSI

SELVIANUR ASWADI
G 701 15 157

PROGRAM STUDI FARMASI JURUSAN FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

MARET 2020

i
ANTIHIPERLIPIDEMIA KOMBINASI EKSTRAK DAUN JATI
BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DAN DAUN SALAM
(Syzygium polyathum) DENGAN PARAMETER KADAR
KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS PUTIH
JANTAN (Rattus norvegicus)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan


dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Farmasi pada Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako

SELVIANUR ASWADI
G 701 15 157

PROGRAM STUDI FARMASI JURUSAN FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
MARET 2020

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Antihiperlipidemia Kombinasi Ekstrak Daun Jatibelanda (Guazuma


Ulmifolia Lamk.) Dan Daun Salam (Syzygium polyathum) Dengan
Parameter Kadar Kolestrol Total Pada Tikus Putih Jantan (Rattus
Norvegicus)

Nama : Selvianur Aswadi

NIM : G 701 15 157

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan


Palu, Desember 2019

Pembimbing 1 Pembimbing II

Ihwan, S.Si., M.Kes., Apt. Akhmad Khumaidi, S. Si., M.Sc., Apt.


NIDN : 0913047404 NIP : 19830795 2008 01 1 008

Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi
FMIPA Universitas Tadulako

iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJ
iv
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Palu, 03 Maret 2020


Penulis,

Selvianur Aswadi
G 701 15 157

v
ABSTRAK

Pengujian antihiperlipidemia merupakan penelitian eksperimental laboratorium murni


dengan tujuan untuk mengetahui efek antihiperlipidemia kombinasi ekstrak daun jati
belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dan daun salam (Syzygium polyanthum) dengan
parameter kadar kolesterol total pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Pada penelitian
ini menggunakan 30 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok. Pada
kelompok pertama diberikan kontrol positif simvastatin 20 mg/Kg BB, ekstrak etanol daun
jati belanda dan daun salam dosis 275 mg/Kg BB : 200 mg/Kg BB, dosis 275 mg/Kg BB :
400 mg/Kg BB, dosis 550 mg/Kg BB : 200 mg/Kg BB, dosis 550 mg/Kg BB : 400 mg/Kg
BB. Pengukuran kadar kolesterol menggunakan alat Photometer 5010v5+ dan menggunakan
analisis statistik One Way ANOVA. Data hasil penelitian menggunakan uji One Way Anova
dimana data berdistribusi normal dan homogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kombinasi ekstrak daun jati belanda dan daun salam berpengaruh terhadap penurunan kadar
kolesterol total dalam darah.dengan dosis efekif yaitu 275 mg/Kg BB : 200 mg/Kg BB
dengan penurunan sebesar 20,4 mg/dL. Menurut hasil dan analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun jati belanda dan daun salam dapat
menurunkan kadar kolesterol total dalam darah tikus.

Kata kunci : Kolesterol, daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk), daun salam
(Syzygium pilyanthum), tikus putih

vi
ABSTRACT
Antihyperlipidemia testing is a pure laboratory experimental study with the aim to
determine the antihyperlipidemia effect of a combination of extracts of Jati belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk.) and Salam leaf (Syzygium polyanthum) with parameters of
total cholesterol levels in male white rats (Rattus norvegicus). This study used 30 male
white rats divided into 6 groups. The first group was given positive control of simvastatin
20 mg / kg BW, negative control PEG 1.5%, ethanol extract of Jati belanda leaf and Salam
leaf dose 275 mg / kg BW: 200 mg / kg BW, dose 275 mg / kg BW: 400 mg / Kg BW, dose
550 mg / kg BW: 200 mg / kg BW, dose 550 mg / kg BW: 400 mg / kg BW. Measurement
of cholesterol levels using a 5010v5 + Photometer and using One Way ANOVA statistical
analysis. The results showed that the combination of Dutch Teak leaves extract and Salam
leaves influenced the reduction in total cholesterol levels in the blood with an effective dose
of 550 mg / Kg BW: 200 mg / Kg BW with a decrease of 24.03%. According to the results
and analysis that has been done it can be concluded that the administration of extracts of
Jati blanda leaf and Salam leaf can reduce total cholesterol levels in the blood of rats.
Keywords: Cholesterol, Jati belanda leaf (Guazuma ulmifolia Lamk.), Salam leaf (Syzygium
polyanthum), white rat

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillah.. Alhamdulillah.... Alhamdulillahirobbil’alamin

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
skripsi dengan judul “Antihiperlipidemia Kombinasi Ekstrak Daun Jati Belenda (Guazuma
ulmifolia Lamk) Dan Daun Salam (Syzygium polyanthum) Dengan Parameter Kadar
Kolesterol Total Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)”. Sholawat serta salam selalu
tercurah kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam
sunnahnya hingga akhir jaman. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Farmasi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Tadulako, Palu.
Dalam skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya tak terhingga kepada
orang tua penulis, yaitu ayahanda Nurjono Aswadi dan ibunda Tjilianti L. Tondi S. Pd
yang tulus ikhlas memberikan kasih sayang, cinta, doa yang tak ada henti-hentinya,
perhatian, dukungan moral dan materil yang telah diberikan selama ini, serta memberikan
kepercayaan kepada penulis hingga penulis bisa sukses menggapai cita-cita untuk
menyelesaikan studi ini. Buat tante-tante dan paman-paman terkasih serta kakak Moh.
Wahyu Aswadi Amd. Kep yang senantiasa memberikan dukungan meski menjengkelkan,
terima kasih sudah memberikan semangat, doa serta dorongan pada penulis hingga bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Penghargaan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Bapak Ihwan, S.Si., M.Kes.,
Apt. dan Bapak Akhmad Khumaidi, S. Si., M.Sc., Apt. . selaku dosen pembimbing yang

viii
telah memberikan bimbingan, wawasan, dan meluangkan waktunya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M.P., selaku Rektor Universitas Tadulako beserta
jajarannya yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan di Universitas Tadulako.
2. Darmawati Darwis, S.Si., M.Si., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tadulako beserta jajarannya yang memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan Farmasi di FMIPA
Universitas Tadulako.
3. Bapak M. Sulaiman Zubair, S.Si., M. Si., Ph.D., Apt selaku ketua Jurusan Farmasi dan
Bapak Akhmad Khumaidi, S.Si., M.,Si., Apt selaku sekretaris Jurusan Farmasi FMIPA
UNTAD.
4. Seluruh staf Dosen dan Laboran Jurusan Farmasi FMIPA UNTAD yang telah
membantu penulis sejak awal kuliah hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
5. Keluarga EMULGATOR 2015 yang selalu memberikan doa, semangat dan membantu
penulis sejak awal kuliah hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
6. Keluarga Kelas B dan E Farmasi 2015 yang selalu memberikan doa, semangat dan
membantu penulis sejak awal kuliah hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
7. Keluarga ke dua “Kos Fahmi”, yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu terimakasih
sudah menemani penulis diawal kuliah hingga sekarang
8. Sahabat sekaligus keluarga kedua “Anggota Joka - Joka”, Martavina Pala, Venti
Frisilia Pala, Ditta Gayatri, S. Pd., Gr, Rizka Mentari Lapangandong., S. Pd, Rasbin, S.
Pd, Dewi Safitri, S. Farm, Moh. Rizky Ilyas, Rizky Sagana yang selalu mendukung
penulis agar dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh rasa bahagia, canda dan
tawa.
9. Sahabat sekaligus keluarga kedua, Riri, Ita, Ka Gis Idil, Puput yang selalu bersama dan
mendukung penulis sampai menyelesaikan studi ini.

ix
10. Sahabatku tersayang Risky Dermawati, S. Farm yang selalu jadi tempat curhat
sekaligus teman makan.
11. Teman – teman “Squad Choles” Ama, Elis, Ritna, Rara, Cima, Anti, Yuyun, Eva,
Wayan, Jalal, Adi yang sudah berjuang bersama selama penelitian.
12. Teman-teman posko seperjuangan “KKN-NAK 83 LPMP UNTAD” yang selalu
memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
13. Teman-teman seperjuangan Strata Satu, Kaka angkatan 2011, 2012, 2013 serta adik
adik, 2016, 2017 dan 2018 Farmasi Untad yang selalu memberikan dorongan kepada
penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
14. Tikus penelitian yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penelitian sehingga
sampai ke tahap ini.

Rasa hormat dan terimakasih bagi semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu atas segala dukungan dan doanya selama pelaksaan penelitian sampai pada
penyusunan naskah skripsi. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala., membalas segala
kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan semoga apa yang terdapat dalam tulisan ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Palu, 03 Maret 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ………………………….. iv
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ……………………………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
1.5. Batasan Masalah ................................................................................. 4

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA


2.1. Gambaran Umum Tumbuhan .............................................................. 5
2.1.1. Tinjaun Jati Belanda ................................................................. 5
2.1.1.1 Klasifikasi Jati Belanda................................................. 5
2.1.1.2 Deskripsi Jati Belanda................................................... 5
2.1.1.3 Kandungan Jati Belanda…...………………………… 6

xi
2.1.2. Tinjauan Salam……….………………………..……………. 7
2.1.2.1 Klasifikasi Salam .......................................................... 7
2.1.2.2 Deskripsi Salam ............................................................ 7
2.1.2.3 Kandungan Salam............………………..…………… 8
2.2 Hiperlipidemia ...................................................................................... 8
2.2.1 Defenisi ........................................................................................ 8
2.2.2 Profil Lipid .................................................................................. 9
2.2.2.1 Kolesterol ........................................................................ 9
2.2.2.2 Kolesterol LDL ............................................................... 9
2.2.2.3 Kolesterol HDL ............................................................... 9
2.2.2.4 Trigliserida ...................................................................... 10
2.3 Terapi Farmakologi .............................................................................. 10
2.3.1 Statin ............................................................................................ 10
2.3.2 Asam Fibrat ................................................................................. 11
2.3.3 Asam Nikotinik ........................................................................... 12
2.3.4 Ezetimib ....................................................................................... 13
2.3.5 Resin Terikat Asam Empedu ....................................................... 13
2.4 Senyawa Kimia Bahan Alam ............................................................... 13
2.5 Propiltiourasil ....................................................................................... 14
2.6 Hewan Uji ............................................................................................. 15
2.7 Ekstraksi ............................................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................. 17
3.2. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................... 17
3.3. Jumlah Sampel..................................................................................... 17
3.4. Penyiapan Hewan Uji .......................................................................... 18
3.5 Variabel Penelitian ............................................................................... 19

xii
3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................... 19
3.6.1 Pengambilan Sampel ................................................................. 19
3.6.2 Pengolahan Sampel Daun Jati Belanda dan Daun Salam ......... 19
3.6.3 Pembuatan Ekstrak Daun Jati Belanda dan Daun Salam .......... 20
3.6.4 Penapisan Fitokimia .................................................................. 20
3.6.5 Pembuatan Suspensi ................................................................. 21
3.6.6 Aklimatisasi Hewan Uji ............................................................ 22
3.6.7 Pengamatan Berat Badan Hewan Uji ....................................... 22
3.6.8 Pembuatan Pakan Lemak Tinggi ............................................. 22
3.6.9 Pembuatan Larutan PTU 0,01 % .............................................. 23
3.6.10 Pengujian Efek Antihiperlipidemia........................................... 23
3.6.11 Analisis Data ............................................................................. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Penelitian .................................................................................... 25
4.1.1. Hasil identifikasi tumbuhan ...................................................... 25
4.1.2. Kode Etik .................................................................................. 25
4.1.3. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Jati Belanda dan Salam ........ 25
4.1.4. Hasil Penapisan Fitokimia ........................................................ 26
4.1.5. Hasil Evaluasi Penurunan Kadar Kolesterol Total ................... 26
4.1.6 Hasil Penimbangan Berat Badan Tikus .................................... 28
4.2. Pembahasan ......................................................................................... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 35
5.2. Saran .................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 37


LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Nilai Patologis Tikus................................................................ 16


Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Ekstrak Jati Belanda dan Salam ........................... 26
Tabel 4.2 Data Selisih Kenaikan dan Penurunan Kadar Kolesterol Total........ 26

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pohon Jati Belanda ...................................................................... 5


Gambar 2.2. Daun Salam .................................................................................. 7
Gambar 2.3 Mekanisme Kerja Simvastatin ..................................................... 11
Gambar 2.4 Tikus Putih ................................................................................... 15

xv
DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.4 Diagram Berat Badan Tikus ............................................................ 27

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kode Etik ..................................................................................... 37


Lampiran 2. Surat Hasil Identifikasi................................................................. 38
Lampiran 3. Perhitungan % Rendamen ............................................................ 39
Lampiran 4. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Jati Belanda dan Salam ......... 40
Lampiran 5. Skema Pengujian Aktivitas Antihiperlipidemia........................... 42
Lampiran 6. Perhitungan Pembuatan Bahan Uji .............................................. 44
Lampiran 7. Identifikasi Senyawa .................................................................... 40
Lampiran 8. Pembuatan Ekstrak Jati Belanda dan Salam ................................ 50
Lampiran 9. Pembuatan Pakan Lemak Tinggi ................................................. 52
Lampiran 10 Pembuatan Suspensi Uji.............................................................. 54
Lampiran 11.Perlakuan Terhadap Hewan Uji .................................................. 55
Lampiran 12.Pengambilan Darah dan Pemeriksaan Kolesterol ....................... 56

xvii
DAFTAR ISTILAH

Hiperlipidemia : Kelainan lipid dalam darah


Kolesterol Total : Metabolit yang mengandung lemak sterol
LDL : Low density lipoprotein
HDL : Hight density lipoprotein
VLDL : Very low density lipoprotein
IDL : Intermediet density lipoprotein
PJK : Penyakit jantung coroner
PEG : Polietilenglokol

xviii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hiperlipidemia merupakan peningkatan kolesterol total, low density lipoprotein
(LDL), trigliserida (TG), serta penurunan high density lipoprotein (HDL) dalam
darah (Wells dkk, 2009). Tingginya kejadian hiperlipidemia akan berdampak pada
semakin tingginya prevalensi penyakit akibat dislipidemia sehingga dibutuhkan
regimen yang bersifat komplementer atau adjuvan sebagai terapi dislipidemia saat ini
selain obat standar hipolipidemik.

Berdasarkan riset kesehatan dasar nasional (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan
ada 35,9% dari penduduk Indonesia yang berusia ≥15 tahun dengan kadar kolesterol
abnormal (berdasarkan NCEP ATP III, dengan kadar kolesterol ≥200 mg/dl)
perempuan lebih banyak dari laki-laki dan perkotaan lebih banyak dari pedesaan.
Kadar kolesterol total pada wanita dalam darah meningkat seiring bertambahnya usia
terutama pada usia 40 tahun keatas yang memiliki risiko paling tinggi karena
dipengaruhi oleh faktor hormonal, yakni semakin menurunnya fungsi dan produksi
kadar hormon estrogen. Penurunan hormon estrogen menyebabkan produk lipid atau
kadar kolesterol total meningkat dan mengalami perubahan komposisi lemak tubuh
berkaitan dengan hiperkolesterolemia. Data Riskesdas juga menunjukkan 15,9%
populasi yang berusia ≥15 tahun mempunyai proporsi LDL yang sangat tinggi (≥190
mg/dl), 22,9% mempunyai kadar HDL yang kurang dari 40 mg/dl, dan 11,9% dengan
kadar trigliserida yang sangat tinggi (≥500 mg/dl). Menurut Perki (2017) prevalensi
dislipidemia atas dasar konsentrasi kolesterol total >200 mg/dl adalah 39,8%.

Prevalensi dislipidemia dibeberapa negara cukup tinggi. Prevalensi pasien


dislipidemia di dunia tahun 2009 sampai 2012 dengan usia lebih dari 20 tahun yang
memiliki kadar kolesterol lebih dari 200 mg/dl sebanyak lebih dari 100 juta.
Prevalensi penduduk Indonesia pada tahun 2013 yang berusia lebih dari 15 tahun
dengan profil lipid abnormal lebih dari 11%.

Salah satu dampak dari hiperlipidemia berupa penyakit jantung koroner (PJK). Di
Indonesia dilaporkan penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama dan
pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4% angka ini empat kali lebih tinggi
dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain lebih
kurang satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK.
Penyakit jantung koroner terutama disebabkan oleh proses aterosklerosis pada arteri
koronia. Aterosklerosis adalah suatu keadaan pada pembuluh darah besar dan sedang
yang ditandai dengan lesi lemak pada permukaan bagian dalam arteri. Salah satu
penyebab utamanya adalah hiperlipidemia.

Penatalaksanaan hiperlipidemia meliputi terapi non farmakologi yaitu pengaturan diet


dan pola hidup serta terapi farmakologi menggunakan obat terutama obat sintetik.
Secara umum obat–obat antihiperlipidemia dibagi menjadi beberapa golongan yaitu
golongan penghambat HMG-CoA reduktase (statin), fibrat, niacin, ezatimibe, dan
resin. Selain menggunakan obat–obat sintetik masyarakat juga biasa menggunakan
tanaman–tanaman yang dipercaya memiliki khasiat sebagai obat seperti daun salam.

Daun salam merupakan tanaman lokal yang sering digunakan sebagai penyedap rasa
makanan, tetapi dapat digunakan juga untuk mengobati gastritis, diare, tekanan darah
tinggi, dan kolesterol tinggi dengan menurunkan kadar kolesterol total (Kemenkes RI,
2011). Daun salam (Syzygium polyanthum) mengandung zat aktif saponin, katekin
(golongan flavonoid), tanin, serta kandungan lain yaitu vitamin C, dan serat yang
dapat menurunkan kadar kolesterol total dengan meningkatkan ekskresi kolesterol
(Lajuck, 2012). Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa pemberian ekstrak etanol
daun salam dengan dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 200 mg/kg BB dapat
menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) dan

2
efektivitas ketiga dosis tersebut sebanding dengan obat hipolipidemik simvastatin
(Chandra dkk, 2014). Pada penelitian Ayu., et al. (2016) menyebutkan bahwa pada
dosis 400 mg/kg BB dapat menurunkan kadar kolesterol total sebanyak 14,5 mg/dL.
Bukan hanya daun salam yang memiliki khasiat menurunkan kolesterol, tanaman jati
belanda terutama daunnya juga memiliki efek untuk menurunkan kolesterol.

Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) secara tradisional digunakan dalam
menurunkan kolesterol. Ekstrak etanol daun jati belanda mengandung flavonoid,
saponin, dan tanin dengan kadar tinggi (Sari dkk, 2015). Kandungan flavonoid dalam
jati belanda dapat menurunkan kolesterol dengan mekanisme kerja menghambat
enzim HMG CoA reduktase yang berperan dalam proses pembentukan kolesterol.
Tanin memiliki aktivitas antihiperlipidemia dengan cara mengurangi absorbsi lipid
dalam usus. Saponin dapat menghambat lipase pankreatik (Iswantini dkk, 2011). Pada
penelitian Nugroho (2014) menyebutkan bahwa daun jati belanda pada dosis 550 mg
dalam satu kapsul berefek sebagai antihiperipidemia.

Sebelumnya telah dilakukan penelitian antihiperlipidemia untuk tanaman jati belanda


dan salam, tetapi hanya dalam penggunaan tunggal. Alasan kombinasi kedua tanaman
karena didasarkan oleh adanya efek aditif dan sinergis dari penggunaan obat
campuran. Efek aditif terjadi apabila kedua obat atau lebih yang memiliki kerja yang
serupa diberikan, maka kombinasi dari kedua obat tersebut dua kali lipat (Kee, Hayes,
& McCuistion, 1993). Berdasarkan uraian maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk membuktikan pada dosis berapa kombinasi ekstrak daun jati belanda dan
daun salam memiliki aktivitas antihiperlipidemia. Kombinasi kedua ekstrak tersebut
memungkinkan efek komplementer dalam menurunkan kadar kolesterol sehingga
kemungkinan efektivitasnya dapat lebih baik dibandingkan penggunaan tunggal.

3
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan
daun salam (Syzygium polyanthum) berefek menurunkan kadar kolesterol total?
2. Pada dosis berapa kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.) dan daun salam (Syzygium polyanthum) lebih efektif dalam menurunkan
kadar kolesterol total pada tikus putih jantan?

I.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan
daun salam (Syzygium polyanthum) berefek menurunkan kadar kolesterol total?
2. Mengetahui pada dosis berapa kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma
ulmifolia Lamk.) dan daun salam (Syzygium polyanthum) lebih efektif dalam
menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan?

I.4 Batasan Masalah


Masalah pada penelitian ini dibatasi pada penetuan dosis efektif kombinasi ekstrak
daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan daun salam (Syzygium
polyanthum) sebagai antihiperlipidemia dengan pengukuran kadar kolesterol total
dengan menggunakan Photometer 5010v5+ pada tikus putih jantan.

I.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Memperkaya ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan adanya
aktivitas antihiperlipidemia dari ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.) dan daun salam (Syzygium polyanthum).
2. Memajukan dan mengembangkan ilmu Sains dan Ilmu Kesehatan di Indonesia.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Gambaran Umum Tumbuhan
2.1.1 Tinjaun Jati Belanda
2.1.1.1 Klasifikasi Jati Belanda
Menurut Dwi Kusuma Wahyuni., et al. (2016) klasifikasi dari tanaman
jati belanda sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Guazuma
Species : Guazuma ulmifolia Lamk.

Gambar 2.1: Pohon Jati Belanda


Sumber: Utami, 2013

5
2.1.1.2 Deskripsi Jati Belanda
Jati belanda merupakan pohon dengan tinggi 10–30 cm. Akar
tunggang, berwarna coklat keputihan, batangnya bulat, diameter 30–40
cm, keras, bercabang, permukaan kasar, banyak alur dan berwarna
coklat keputihan. Daun tunggal tersusun terseling dalam 2 baris, bagian
daun berbentuk bulat telur, ujung runcing, cabang berlekuk, tepi
beringgit, pertulangan menyirip, panjang 10–16 cm, lebar 3–6 cm,
permukaan kasar, dan berwarna hijau. Bunga tunggal berbentuk bulat,
muncul di ketiak daun, bunga terdiri atas kelopak dan mahkota sebagai
perhiasan bunga. Kelopak berjumlah 3–5. Mahkota kecil berwarna
kuning kecoklatan. Benang sari berjumlah 2. Tangkai bunga
½
panjangnya 1–1 cm berwarna hijau muda. Buah kotak, berbentuk
bulat, keras, permukaan berduri dan berwarna hitam. Biji kecil, keras,
diameter 2 mm dan berwarna coklat muda (Dwi Kusuma Wahyuni., et
al. 2016).

2.1.1.3 Kandungan Jati Belanda


Jati belanda mengandung senyawa tanin, musilago, damar, resin,
flavonoid, karotenoid, asam fenolat, zat pahit, kafeina, terpen, α–
sitosterol, β–sitosterol, friedelin-3–α–asetat, friedelin-3–β–ol, alkaloid,
minyak lemak, octacosanol, taraxerol–OAC, botulin dan kaempferol
(Dwi Kusuma Wahyuni., et al. 2016). Kandungan senyawa astrigen
dalam jati belanda mampu mengurangi penumpukan lemak (Utami,
2013).

6
2.1.2 Tinjauan Salam
2.1.2.1 Klasifikasi Salam
Menurut Andrianto (2012), klasifikasi tanaman salam (Syzygium
polyanthum) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Filum : Spermatophyta
Classis : Coniferopsida
Ordo : Myricales
Familia : Myricaceae
Genus : Syzygium
Species : Syzygium polyanthum

Gambar 2.2: Daun Salam


Sumber: Data Primer Penelitian 2019

2.1.2.2 Deskripsi Daun Salam


Tinggi pohon mencapai 25 m, mempunyai batang bulat, permukaan
licin, bertajuk rimbun dan berakar tunggang. Daun tunggal dengan letak
berhadapan, panjang tangkai daun 0,5-1 cm. Helaian daun berbentuk

7
lonjong hingga elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing,
pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, permukaan atas licin
berwarna hijau tua sedang permukaan bawah berwarna hijau muda
dengan panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm. Memiliki bau harum ketika
diremas. Bunga majemuk tersusun dalam mulai yang keluar dari ujung
ranting, berwarna putih, baunya harum. Buahnya buah buni yang
memiliki diameter 8-9 mm, buah muda berwarna hijau yang setelah
dimasak akan berubah menjadi warna merah gelap dengan rasa yang
agak sepat. Biji bulat dengan diameter sekitar 1 cm yang berwarna
coklat (Utami, 2013).

2.1.2.3 Kandungan Daun Salam


Kandungan senyawa daun salam berupa sitral, seskuiterpen, lakton,
eugenol, dan fenol, senyawa lain yang terkandung dalam daun salam
antara lain saponin, flavonoid, tannin, polifenol, alkaloid (Utami, 2013).

II.2 Hiperlipidemia
2.2.1 Definisi
Hiperlipidemia (hyperlipoproteinemia) adalah tingginya kadar lemak dalam
darah (kolesterol, trigliserida maupun keduanya). Lemak/lipid adalah zat yang
kaya energi, berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme
tubuh. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga dapat mengikuti
aliran darah gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein.
Lipoprotein yang utama adalah kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL (LIPI,
2009). Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara yaitu:
a. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yang masuk ke dalam darah.
b. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah.

8
Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa
menyebabkan masalah jangka panjang (penyakit pembuluh darah). Namun
tidak semua kolesterol meningkatkan risiko terjadinya penyakit pembuluh
darah. Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat)
menyebabkan meningkatnya risiko kolesterol, yang dibawa oleh HDL (disebut
juga kolesterol baik) menyebabkan menurunnya risiko dan menguntungkan.

2.2.2 Profil Lipid


2.2.2.1 Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu dari komponen lemak itu sendiri.
Kehadiran lemak sendiri dalam tubuh kita sesungguhnya memiliki
fungsi sebagai zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat
gizi lainnya seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang
mempunyai fungsi dalam tubuh (Dipiro dkk, 2011).

2.2.2.2 Kolesterol LDL


LDL disebut juga β–lipoprotein yang mengandung 21% protein dan
78% lemak. LDL dikatakan kolesterol jahat karena LDL berperan
membawa kolesterol ke sel dan jaringan tubuh, sehingga bila jumlahnya
berlebihan kolesterol dapat menumpuk dan mengendap pada dinding
pembuluh darah dan mengeras menjadi plak. Plak dibentuk dari unsur
lemak, kolesterol, kalsium, produk sisa sel dan materi-materi yang
berperan dalam proses pembekuan darah. Hal inilah yang kemudian
dapat berkembang menjadi menebal dan mengerasnya pembuluh darah
yang dikenal dengan nama arterosklerosis (Dipiro dkk, 2011).

9
2.2.2.3 Kolesterol HDL
HDL disebut juga α–lipoprotein mengandung 30% protein dan 48%
lemak. HDL dikatakan kolesterol baik karena berperan dalam membawa
kelebihan kolesterol di jaringan kembali ke hati untuk diedarkan
kembali atau dikeluarkan dari tubuh. HDL ini mencegah terjadinya
penumpukan kolesterol di jaringan terutama pembuluh darah (Dipiro
dkk, 2011).

2.2.2.4 Trigliserida
Trigliserida adalah asam lemak dan merupakan jenis lemak yang paling
banyak di dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi dalam darah
(hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung
koroner. Tingginya trigliserida sering disertai dengan keadaan kadar
HDL rendah. Kadar trigliserida dalam darah banyak dipengaruhi oleh
kandungan karbohidrat makanan dan kegemukan (Dipiro dkk, 2011).

II.3 Terapi Farmakologi


2.3.1 Statin
Statin bekerja dengan mengurangi pembentukan kolesterol di
liver dengan menghambat secara kompetitif kerja dari enzim HMG-
CoA reduktase. Pengurangan konsentrasi kolesterol intraseluler meningkatkan
ekspresi reseptor LDL pada permukaan hepatosit yang berakibat meningkatnya
pengeluaran LDL-C dari darah dan penurunan konsentrasi dari LDL-C dan
lipoprotein apo-B lainnya termasuk trigliserida.

Lovastatin dan simvastatin adalah prodrug lakton inaktif yang dihidrolisis di


saluran cerna menjadi turunan β-hidroksil aktif, sementara pravastatin memiliki
sebuah cincin lakton terbuka aktif. Atorvastatin, fluvastatin, dan rosuvastatin
adalah zat sejenis yang mengandung fluorin yang sudah aktif. Penyerapan

10
inhibitor reduktase bervariasi dari 40%-75%, kecuali fluvastatin yang hampir
diserap secara sempurna. Waktu paruh plasma obat-obat ini berkisar dari 1
sampai 3 jam, kecuali atorvastatin (14 jam), pitavastatin (12 jam), dan
rosuvastatin (19 jam) (Katzung, 2012).

Efikasi statin lebih besar jika diberikan pada maLam hari karena bertepatan
dengan biosintesis kolesterol endogen yang juga terjadi pada maLam hari
sehingga semua obat statin sebaiknya diberikan pada maLam hari kecuali
atorvastatin dan rosuvastatin sebab kedua obat ini dapat menurunkan kadar
LDL tanpa dipengaruhi oleh waktu (Alldredge dkk, 2013).

Gambar 2.3 : Mekanisme Kerja Simvastatin

Simvastatin akan menghambat HMG–CoA reduktase mengubah asetil-CoA


menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari sintesa kolesterol.
Simvastatin menginduksi peningkatan reseptor LDL dengan afinitas tinggi efek
tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL dihati sehingga mengurangi
simpanan LDL plasma (Katzung, 2002). Kerja simvastatin dalam menurunkan
kolesterol tidak hanya sebatas penurunan biosintesis kolesterol, namun juga
melalui clearance LDL dari plasma. Simvastatin juga mengakibatkan
terhambatnya sintesis apoB-100 di hati dan berkurangnya sintesis dan sekresi
lipoprotein yang kaya trigliserida.

11
2.3.2 Asam Fibrat
Obat golongan asam fibrat terdiri dari empat jenis yaitu gemfibrozil, bezafibrat,
ciprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini menurunkan trigliserida plasma, selain
menurunkan sintesis trigliserida di hati. Obat ini bekerja mengaktifkan enzim
lipoprotein lipase yang kerjanya memecahkan trigliserida. Selain menurunkan
kadar trigliserida, obat ini juga meningkatkan kadar kolesterol HDL yang
diduga melalui peningkatan apoprotein A-I dan A-II. Pada saat ini yang banyak
dipasarkan di Indonesia adalah gemfibrozil dan fenofibrat.

Fibrat digunakan dalam terapi hipertrigliseridemia, menyebabkan penurunan


kadar trigliserida plasma secara bermakna. Fenofibrat dan gemfibrozil, terutama
berguna dalam penatalaksanaan dislipidemia tipe III (Disbetalipoproteinemia),
yang merupakan akumulasi partikel lipoprotein densitas sedang. Pasien dengan
hipertrigliseridemia (penyakit tipe IV (VLDL meningkat) atau tipe V (VLDL
dan kilomikron meningkat) yang tidak berespon terhadap diet atau obat lain
juga dapat memperoleh manfaat dari terapi dengan agen ini (Harvey dan
Champe, 2009).

2.3.3 Asam Nikotinik


Obat ini diduga bekerja menghambat enzim hormon sensitif lipase di jaringan
adiposa, dengan demikian akan mengurangi jumlah asam lemak bebas.
Diketahui bahwa asam lemak bebas yang ada dalam darah sebagian akan
ditangkap oleh hati dan akan menjadi sumber pembentukkan VLDL. Dengan
menurunnya sintesis VLDL di hati, akan mengakibatkan penurunan kadar
trigliserida, dan juga kolesterol LDL di plasma. Pemberian asam nikotinik
ternyata juga meningkatkan kadar kolesterol HDL. Efek samping yang paling
sering terjadi adalah flushing yaitu perasaan panas pada muka bahkan di badan.

12
Niacin menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida plasma. Oleh sebab itu,
obat ini terutama berguna dalam pengobatan dislipidemia familial. Niacin juga
digunakan untuk mengobati hiperkolesterolemia berat lainnya, seringkali dalam
bentuk kombinasi dengan agen-agen antidislipidemia lain. Selain itu, obat ini
merupakan obat antidislipidemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL
plasma, yang merupakan indikasi tersering dalam penggunaan klinisnya
(Harvey dan Champe, 2009).

2.3.4 Ezetimib
Obat golongan ezetimib ini bekerja dengan menghambat absorbsi kolesterol
oleh usus halus. Kemampuannya moderate di dalam menurunkan kolesterol
LDL (15-25 %). Pertimbangan penggunaan ezetimib adalah untuk menurunkan
kadar LDL, terutama pada pasien yang tidak tahan terhadap pemberian statin.
Pertimbangan lainnya adalah penggunaannya sebagai kombinasi dengan statin
untuk mencapai penurunan kadar LDL yang lebih rendah.

2.3.5 Resin Terikat Asam Empedu


Kolesteramin, kolestipol dan kolosevelem merupakan resin pengganti anion
yang berikatan dengan asam empedu dan garam empedu bermuatan negatif
dalam usus halus. Kompleks resin asam empedu diekskresikan dalam feses
sehingga mencegah asam empedu kembali menuju hepar melalui sirkulasi
enterohepatik. Penurunan konsentrasi asam empedu menyebabkan hepatosit
meningkatkan konversi alkohol menjadi asam empedu, yang mengakibatkan
pengisian ulang senyawa ini. Akibatnya, konsentrasi kolesterol intraseluler
menurun, yang mengakibatkan peningkatan ambilan hepatik partikel LDL
mengandung kolesterol sehingga menyebabkan penurunan LDL plasma. Pada
beberapa pasien, kenaikan kadar HDL plasma yang sedang juga teramati. Hasil
akhir rangkaian kejadian ini adalah penurunan konsentrasi kolesterol plasma
total (Harvey dan Champe, 2009).

13
II.4 Senyawa Kimia Bahan ALam
a. Flavonoid
Flavonoid memiliki mekanisme kerja dengan cara menghambat kerja enzim
HMG–CoA reduktase yang berperan dalam sintesis kolesterol (Havsteen, 2002).
b. Tanin
Mekanisme kerja tanin yaitu tanin didalam tubuh akan berikatan dengan protein
tubuh dan akan melapisi dinding usus, sehingga penyerapan lemak terhambat
(Chung., et al, 2010).
c. Saponin
Mekanisme kerja saponin yaitu merangsang sekresi cairan empedu sehingga
kolesterol akan keluar bersama cairan empedu menuju usus, dan merangsang
sirkulasi darah sehingga mengurangi terjadinya pengendapan lemak pada
pembuluh darah (Harismah, 2016).

II.5 Propiltiourasil
Propiltiourasil merupakan antitiroid yang bekerja dengan cara menghambat sintesis
hormon tiroksin secara langsung. Obat ini menghambat proses pengikatan yodium
pada residu tirosil dan tiroglobulin dan menghambat proses penggabungan dari gugus
yodotirosil untuk membentuk yodotironin. Selain menghambat sintesis hormon
propiltiourasil ternyata juga menghambat deyodinasi tiroksin menjadi triyodotironin
di jaringan perifer. Propiltiourasil pada penelitian digunakan karena tikus putih
cenderung hipertiroid sehingga relatif resisten terhadap perubahan profil lipid
(Suherman, 2007). Hormon tiroid akan mengaktifkan hormon sensitif lipase sehingga
proses katabolisme lipid dalam tubuh tikus tinggi. Induksi hiperkolesterol dengan
pakan hiperkolesterolemik dipermudah dengan menurunkan aktivitas hormon tiroid
pada tikus putih.

14
II.6 Hewan Uji
Klasifikasi tikus menurut Priambodo (1995) yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Classis : Mamalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Rattus
Species : Rattus norvegicus

Gambar 2.4: Tikus Putih


Sumber: Data Primer Penelitian 2019

Tikus putih merupakan hewan yang paling banyak digunakan dalam penelitian. Hal
tersebut karena tikus putih dan manusia mempunyai fisiologis dan anatomi yang
hampir sama begitu juga dalam proses biokimia dan biofisiknya. Tikus putih jantan
digunakan dalam percobaan karena tikus putih jantan dapat memberikan hasil
penelitian yang lebih stabil. Tikus putih jantan juga mempunyai kecepatan
metabolisme obat yang lebih cepat dan kondisi biologis tubuh yang lebih stabil
dibandingkan tikus betina. Belakangan ini terdapat sebuah temuan yaitu antara
manusia dan tikus memiliki kesamaan genom lebih dari 90% (Nitbani, 2014).

15
Tabel 2. Data Nilai Fisiologis Tikus Putih (Wolfenshon dan Lioyd, 2013).
Kriteria Nilai
Berat tikus dewasa Jantan 450 – 520 g
Betina 250 – 300 g
Kebutuhan makan 5 – 10 g / 100 g berat badan
Kebutuhan minum 10 ml/100 g berat badan
Jangka hidup 3 – 4 tahun
Temperatur rektal 360 C - 400 C
Detak jantung 250 – 450 kali / menit
Tekanan darah
Sistol 84 – 134 mmHg
Diastol 60 mmHg
Laju pernafasan 70 – 115 kali/menit
Serum protein (g/dl) 5,6 – 7.6 g/dl
Albumin (g/dl) 3.8 – 4,8 g/dl
Globulin (g/dl) 1,8 – 3 g/dl
Glukosa (mg/dl) 50 – 135 mg/dl
Nitrogen urea darah (mg/dl) 15 – 21 mg/dl
Kreatinin (mg/dl) 0,2 – 0,8 mg/dl
Total biliburin (mg/dl) 0,2 – 0,55 mg/dl
Kolesterol (mg/dl) 40 – 130 mg/dl

II.7Ekstraksi
Ekstraksi merupakan salah satu teknik pemisahan untuk memisahkan atau menarik satu
atau lebih komponen atau senyawa–senyawa dari suatu sampel dengan menggunakan
pelarut tertentu yang sesuai. Metode ekstraksi yang paling sederhana dan menjadi
pilihan adalah maserasi (perendaman). Yakni merendam material di dalam pelarut
(Syaifudin, 2014). Proses ekstraksi dilakukan dengan pelarut pada suhu kamar
dilakukan sesekali pengadukan. Cairan penyari akan menembus dinding sel masuk ke
sitoplasma di mana terdapat zat aktif. Kelebihan maserasi adalah prosesnya sederhana
dan senyawa-senyawa yang termolabil tidak rusak (Sutrinaem, 2016).

16
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada periode Desember 2018 sampai dengan
Desember 2019.

3.1.2 Tempat Penelitian


Pembuatan ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan daun
salam (Syzygium polyanthum) dilakukan di Laboratorium Farmakognosi–
Fitokimia dan pemberian perlakuan dilakukan di Laboratorium Farmakologi–
Biofarmasetika Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako, Palu Sulawesi
Tengah. Pengukuran kolestrol total dilakukan di UPT. Laboratorium
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.

III.2 Alat dan Bahan Penelitian


3.3.1 Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cawan porselin, gelas ukur
(IWAKI PIREX®), batang pengaduk, corong (IWAKI PIREX®), wadah
maserasi, erlenmeyer (IWAKI PIREX®), wadah penguap, labu takar (IWAKI
PIREX®), gelas kimia (IWAKI PIREX®), pipet tetes, pipet hematokrit, sendok
tanduk, neraca analitik, Vacum rotary evaporator (EYELA®N-1 200 B),
kandang tikus, timbangan hewan, sonde, dispo, spidol, toples, botol,
Photometer 5010v5+, lumpang dan alu.

3.3.2 Bahan Penelitian


Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun jati belanda dan
daun salam, aluminium foil, aquadest, etanol 96%, simvastatin, pakan lemak
tinggi.

17
III.3 Jumlah Sampel
Pada penelitian ini, jumlah sampel yang digunakan ditentukan menggunakan rumus
Federer untuk uji eksperimental, yaitu:

(t – 1) (n – 1) ≥ 15
keterangan:
t = jumlah kelompok sampel
n = jumlah sampel tiap kelompok

Adapun besar sampel keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30
ekor. Di mana 30 ekor tikus putih tersebut dibagi dalam 6 kelompok uji, yang
masing-masing kelompok uji terdiri dari 5 ekor tikus putih. Perhitungan besar sampel
dihitung sebagai berikut:
(t – 1) (n – 1) ≥15
(6– 1) (n – 1) ≥ 15
5(n – 1) ≥ 15
5n – 5 ≥ 15
5n – ≥ 15 + 5
5n ≥ 20
n ≥ 20/5
n≥4

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, besar sampel ideal menurut hitungan rumus
Federer di atas adalah 4 ekor tikus putih atau lebih. Dengan demikian jumlah tikus
jantan semua kelompok uji secara keseluruhan adalah 30 ekor tikus yang dibagi ke
dalam 5 kelompok setelah dilebihkan.

III.4 Penyiapan Hewan Uji


Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan berumur 2
bulan dengan kisaran berat badan mulai 180 g sampai 300 g.

18
a. Kriteria Inklusi
1. Tikus jantan dengan berat 180 – 300 g
2. Tikus jantan dengan umur 2 – 4 bulan
3. Kondisi aktif (tidak cacat)
b. Kriteria Eksklusi
1. Tikus jantan tidak gerak aktif
2. Tikus mati selama masa penelitian atau bobot tikus menurun drastis

III.5 Variabel Penelitian


a. Variabel Bebas
Ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmofolia Lam.) dan daun salam (Syzygium
polyanthum)
b. Variabel Terikat
Pengukuran kadar kolesterol total dalam plasma dan berat badan pada tikus
jantan putih

III.6 Prosedur Penelitian


3.6.1 Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah daun jati belanda (Guazuma ulmofolia Lam.)
yang diambil dari Lembang Jawa Barat dan daun salam (Syzygium
polyanthum) diambil dari Desa Sausu, Parigi Muotong.

3.6.2 Pengolahan Sampel Daun Jati Belanda dan Daun Salam


Adapun pengolahan sampel daun salam dilakukan dengan pemilihan sampel
yang masih segar kemudian dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang
menempel, selanjutnya dicuci dengan air mengalir sampai bersih dan
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada suhu ruang yang tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Kemudian dirajang atau dipotong
kecil–kecil. Setelah itu disortasi kering dengan tujuan untuk membersihkan

19
kotoran yang mungkin masih tertinggal saat pengeringan kemudian
diekstraksi (Astarina, 2013). Sedangkan untuk sampel daun jati belanda
diambil melalui perantara atau pembelian. Sampel daun jati belanda yang
didapatkan sudah dalam bentuk kering yang kemudian akan diekstraksi
dengan etanol 96%.

3.6.3 Pembuatan Ekstrak Daun Jati Belanda dan Daun Salam


Sebanyak 500 g serbuk daun jati belanda dan daun salam dimasukan ke wadah
maserasi dan ditambahkan etanol 96% hingga daun jati terendam. Diaduk
dengan batang pengaduk dan diamkan selama 3 x 24 jam dan aduk setiap kali
24 jam. Disimpan di tempat terlindung dari cahaya matahari langsung, lalu
disaring dan ditampung dalam wadah untuk mendapatkan filtrat. Lalu filtrat
yang diperoleh dipekatkan pada alat rotary evaporator dengan kecepatan 80
rpm dan suhu 600C hingga didapatkan ekstrak kental dan ditimbang untuk
menghitung rendemen nya.

3.6.4 Penapisan Fitokimia


a. Uji Flavonoid
Ditimbang 0,1 g ekstrak ditambahkan 0,2 g serbuk Mg, lalu ditambahkan 5
ml asam klorida pekat. Apabila terbentuk warna orange, merah, atau
kuning menunjukkan adanya flavonoid (Harbone, 1987).

b. Uji Fenolik
Ditimbang 0,5 g ekstrak dilarutkan dengan 5 mL air. Kemudian
ditambahkan 5 tetes larutan FeCl3 5%, jika terjadi perubahan warna hijau
tua menunjukkan adanya senyawa fenolik (Raaman, 2006).

20
c. Uji Saponin
Sebanyak 0,1 g ekstrak ditambahkan 20 ml air mendidih, kemudian
dikocok dan didiamkan selama 15 menit. Akan terbentuk 2 cm lapisan busa
yang bertahan selama 30 detik menunjukkan adanya saponin (Harbone,
1987).

d. Uji Steroid/Triterpenoid
Ekstrak dilarutkan dalam 0,5 ml kloroform, ditambahkan dengan 0,5 ml
asam asetat anhidrat. Selanjutnya campuran ini ditetesi dengan 2 ml asam
sulfat pekat melalui dinding tabung tersebut. Bila terbentuk warna hijau
kebiruan menunjukkan adanya sterol. Bila cincin kecoklatan atau violet
menunjukkan adanya triterpenoid (Evans, 2009).

e. Uji Alkaloid
Dilarutkan 50 mg ekstrak dengan 2 mL HCl dan saring. Kemudian filtrat
diuji dengan menambahkan satu atau dua tetes pereaksi Dragendorff dalam
tabung reaksi yang berbeda. Reaksi positif ditandai dengan adanya endapan
orange pada pereaksi Dragendorf (Raaman, 2006).

3.6.5 Pembuatan Suspensi


a. Pembuatan Suspensi Simvastatin
Ditimbang 20 tablet simvastatin dan dihitung bobot rata-ratanya. Dosis
lazim simvastatin pada manusia 10-20 mg/hari (Dipiro, 2005). Dosis yang
digunakan pada penelitian ini 20 mg/hari. Selanjutnya tablet digerus dan
ditimbang serbuk tablet simvastatin sebanyak 1,8 mg/Kg BB. Setelah itu
disuspensikan ke dalam suspensi PEG 400 1,5% sedikit demi sedikit
sambil digojok dan ditambahkan hingga 100 ml.

21
b. Pembuatan Suspensi Kombinasi Ekstrak Jati Belanda dan Daun Salam
Suspensi kombinasi ekstrak jati belanda dan daun salam dibuat dengan
mencampurkan ekstrak jati belanda dan daun salam dengan konsentrasi
dosis I : I (4,95 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB), dosis I : II (4,95 mg/200
g BB : 7,2 mg/200 g BB), dosis II : I (9,9 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g
BB), dosis II : II (9,9 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB).

3.6.6 Aklimatisasi Hewan Uji


Masing-masing kelompok hewan uji ditempatkan dalam kandang berbeda dan
diaklimatisasi (adaptasi lingkungan) dengan lingkungan kandang selama 7
hari sebelum penelitian yang bertujuan agar hewan uji terbiasa dengan
lingkungan dan perlakuan yang baru. Tikus diberi pakan pelet diet lemak
tinggi sekali sehari. Kandang diletakan di dalam ruangan Laboratorium
Farmakologi-Biofarmasi Jurusan Farmasi Universitas Tadulako.

3.6.7 Pengamatan Berat Badan Hewan Uji


Hewan uji yang telah dikelompokan dan diberi perlakuan dilakukan
pengamatan berat badan dengan cara menimbang semua hewan uji pada
semua kelompok. Pengamatan dilakukan perminggu atau setiap hari ke 1, 8,
15, 22, 29, 35 selama pemberian pakan lemak tinggi dan setiap hari selama
pemberian ekstrak.

3.6.8 Pembuatan Pakan Lemak Tinggi


Pakan lemak tinggi dibuat dengan komposisi:
1. Kuning telur (40%)
2. Minyak jelantah (10%)
3. Lemak babi (50%)

22
Pakan lemak tinggi dibuat sebanyak 1 kg yang dilakukan dengan cara
mencampur bahan kuning telur, minyak jelantah, dan lemak babi diaduk
hingga homogen, selanjutnya ditambahkan pakan standar sampai kalis dan
diaduk hingga menjadi adonan yang mudah dibentuk. Adonan yang terbentuk
dibuat dalam bentuk pelet selanjutnya digoreng. Pakan ini diberikan pada
hewan uji dalam bentuk pelet selama 35 hari untuk meningkatkan kadar
kolesterol total tikus.

3.11.1 Pembuatan Larutan PTU 0,01 %


Ditimbang serbuk PTU (Propiltiourasil) sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan
dengan air 100 ml, lalu dicampurkan kedalam botol minum hewan uji digocok
hingga homogen.

3.11.2 Pengujian Efek Antihipelipidemia


1. Sebanyak 30 ekor hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok (masing–masing
kelompok terdiri dari 5 ekor tikus), sebelum dilakukan pengujian hewan
dipuasakan selama 16 jam tetapi tetap diberi minum ad libitum
2. Dilakukan pengukuran kadar kolesterol total awal pada tikus dengan cara
mengambil sampel darah dari vena ekor
3. Pada hari ke-7 dilakukan pengambilan darah awal. Kemudian semua hewan
uji diberikan pakan tinggi lemak dari campuran kuning telur ayam, lemak
hewan, dan pakan standar serta minum yang dicampur dengan PTU 0,01%
dan lemak babi dengan cara disondekan langsung pada tikus sampai hari
ke-42 setelah itu dilakukan pengukuran kembali kadar kolesterol total dan
berat badan. Pada hari ke-56 dilakukan pengukuran kadar kolesterol yang
terakhir
4. Kemudian tiap kelompok diberikan dosis secara oral sebagai berikut:
a. Kelompok A sebagai kontrol positif diberi suspensi simvastatin
b. Kelompok B sebagai kontrol negatif diberi suspensi PEG 1,5%

23
c. Kelompok C diberi suspensi kombinasi ekstrak daun jati belanda dan
daun salam perbandingan I:I
d. Kelompok D diberi suspensi kombinasi ekstrak daun jati belanda dan
daun salam perbandingan I:II
e. Kelompok E diberi suspensi kombinasi ekstrak daun jati belanda dan
daun salam perbandingan II:I
f. Kelompok F diberi suspensi kombinasi ekstrak daun jati belanda dan
daun salam perbandingan II:II
5. Perlakuan diberikan selama 2 minggu dan dilakukan pengukuran kadar
kolesterol dan berat badan
6. Hasil yang diperoleh dibuat dalam tabel kemudian dianalisis

3.11.3 Analisi Data


Data yang diperoleh terlebih dahulu diuji normalitasnya menggunakan uji
Levene Statistic untuk menguji nilai homogenitas. Data penelitian yang
terdistribusi normal (p>0,01), dilanjutkan dengan uji oneway ANOVA dengan
tingkat kepercayaan 99% (α=0,01). Jika hasil oneway ANOVA menunjukkan
perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan.

24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Penelitian
IV.1.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di UPT. Sumber Daya Hayati Sulawesi
menyatakan bahwa bagian tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah benar daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lam.) yang diperoleh
dari Lembang, Jawa Barat dan daun salam (Syzygium polyanthum) yang
diperoleh dari Sausu, Parigi Moutong.

IV.1.2 Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda Dan Daun Salam
Hasil ekstrak daun jati belanda sebanyak 596,24 g dan daun salam sebanyak
429,18 g dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%
sebanyak 20 liter untuk daun jati belanda dan 6 liter untuk daun salam,
diperoleh hasil ekstrak kental daun jati belanda sebanyak 64 g dengan hasil
rendemen sebesar 10,73% dan daun salam 58 g dengan hasil rendemen
sebesar 13,51%.

IV.1.3 Hasil Penapisan Fitokimia


Tabel 4.1 Hasil identifikasi ekstrak jati belanda dan salam
Golongan Hasil Identifikasi
Senyawa Jati Belanda Salam
Saponin + +
Flavononid + +
Fenolik + +
Alkaloid + +
Steroid + +
Sumber: Data Primer (2019)
Keterangan:
+ = Ekstrak mengandung golongan senyawa yang diuji

25
IV.1.4 Hasil Evaluasi Penurunan Kadar Kolesterol Total
Penelitian ini menggunakan 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol,
dan kelompok uji. Kontrol positif diberikan pakan tinggi lemak serta
simvastatin dengan dosis 20 mg/Kg BB, untuk kelompok negatif diberikan
PEG 400 1,5%. Kelompok uji terdiri atas 4 kelompok perlakuan dengan
pemberian pakan tinggi lemak serta ekstrak etanol daun jati belanda dan
daun salam dalam variasi dosis yang berbeda yaitu dosis I : I (4,95 mg/200 g
BB : 3,6 mg/200 g BB), dosis I : II (4,95 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB),
dosis II : I (9,9 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB), dosis II : II (9,9 mg/200 g
BB : 7,2 mg/200 g BB).

Kadar kolesterol total diperoleh melalui pengukuran darah dengan


menggunakan alat Photometer 5010v5+. Berdasarkan hasil pengukuran kadar
kolesterol total darah pada tikus putih jantan, sehingga memperoleh hasil
pada diagram kadar kolesterol total tikus putih jantan seperti di bawah ini:

Tabel 4.2 Data selisih kenaikan dan penurunan kadar kolesterol total darah.
Kelompok Literatur Rerata Rerata Selisih Penurunan
Setelah Setelah Penurunan Kadar
Pemberian Terapi Hari 42 ke Kolesterol
Pakan Hari Hari 56 Total (%)
Hari ke 42 ke 56
Simvastatin 71,4 52,8 18,6 26,05
20 mg/Kg mg/dL mg/dL mg/dL
BB
PEG 1,5% 84,8 64,8 20 mg/dL 23,58
mg/dL mg/dL

Dosis I : I 86,6 66,2 20,4 23,57


10 – 54 mg/dL mg/dL mg/dL
mg/dL
Dosis I : II 82,2 64 18,2 22,14
mg/dL mg/dL mg/dL

Dosis II : I 83,2 63,2 20 mg/dL 24,03


mg/dL mg/dL

26
Dosis II : II 73 mg/dL 60,4 12,6 17,26
mg/dL mg/dL

Keterangan :
Dosis I : I : Jati Belanda 4,95 mg/200 g BB : Salam 3,6 mg/200 g BB
Dosis I : II : Jati Belanda 4,95 mg/200 g BB : Salam 7,2 mg/200 g BB
Dosis II : I : Jati Belanda 9,9 mg/200 g BB : Salam 3,6 mg/200 g BB
Dosis II : II : Jati Belanda 9,9 mg/200 g BB : Salam 7,2 mg/200 g BB

IV.1.5 Hasil penimbangan Berat Badan Tikus


Data hasil penimbangan berat badan tikus yang diperoleh selama 56 hari disajikan
dalam bentuk Gambar 4.2

Berat Badan Tikus


Berat Badan (gram)

300
250
200
150
100
50
0
H7 H35 H49
Kontrol Positif 259 276,4 269,8
Kontrol Negatif 214,6 226,4 232
Dosis I : I 221,4 241,8 201
Dosis I : II 225,6 242,6 261,2
Dosis II : I 241,6 265 250,2
Dosis II : II 209,8 231 233,2
Grafik 4.2
Diagram Rerata Berat Badan Tikus Sebelum dan Setelah Perlakuan.
(Sumber : Data Primer, 2019)

Dalam Gambar 4.2 selama pemberian pakan lemak tinggi memperlihatkan adanya
pertambahan berat badan pada semua kelompok perlakuan. Setelah diberikan terapi
selama 14 hari terjadi penurunan pada kelompok kontrol positif dan dosis I : I, dosis
II : I dan kenaikan berat badan pada kelompok kontrol negatif dosis I : II dan dosis
II : II. Terjadinya penurunan berat badan tikus pada kelompok tersebut karena
beberapa hal, yaitu aktivitas dan nafsu makan pada hewan uji serta adanya serat
dalam bahan baku pakan yang digunakan.

27
IV.2 Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui
kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan daun salam
(Sizygyium polyanthum) berefek menurunkan kadar kolesterol total yang diinduksi
dengan pakan lemak tinggi dan pemberian PTU serta minyak babi. Sampel yang
digunakan kemudian dimaserasi dan rotary evaporator untuk memperoleh ekstrak
kental.

Cairan penyari yang digunakan dalam proses maserasi adalah etanol 96%. Etanol
dipertimbangkan sebagai cairan penyari karena kapang sulit tumbuh dalam etanol
20% ke atas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur
dengan air dalam segala perbandingan, memerlukan panas yang lebih sedikit untuk
proses pemekatan, zat pengganggu yang larut terbatas, serta etanol bersifat
semipolar sehingga dapat menarik senyawa-senyawa yang bersifat polar dan non
polar (Andersen, 2006). Ekstrak daun jati belanda dan daun salam diperoleh
melalui proses maserasi. Metode ini dipilih karena adanya sifat daun yang lunak
dan mudah mengembang dalam cairan pengekstraksi. Selain itu, maserasi
merupakan cara penyarian yang sederhana karena cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif ini
akan larut dan adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam
dengan di luar sel menyebabkan larutan yang terpekat didesak keluar hingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam dengan di luar sel.

Penapisan fitokimia merupakan uji kualitatif golongan senyawa kimia yang


terdapat dalam ekstrak. Dari pengujian yang dilakukan terhadap ekstrak jati belanda
dan salam untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia yang terkandung di
dalam ekstrak tersebut. Hasil penapisan fitokimia ekstrak jati belanda dan salam
disajikan dalam Tabel 4.1.

28
Hewan uji yang digunakan dalam pengujian efek antihiperlipidemia ini adalah tikus
putih jantan dengan tujuan untuk menghindari variasi biologis tikus sehingga
sehingga didapatkan hasil yang homogen, alasan tidak menggunakan tikus betina
karena mempunyai hormon estrogen yang akan menekan sintesis dan akumulasi
asam lemak dan gliserolipid (Tiano., et al. 2011) sehingga jika diinduksi dengan
pakan lemak tinggi (PLT) kemungkinan kadar kolesterol dan lemak pada tikus putih
jantan lebih tinggi dibandingkan dengan tikus betina. Selain itu, tikus putih juga
mempunyai kelengkapan organ mirip dengan manusia.

Seluruh kelompok tikus diberikan pakan lemak tinggi (PLT) selama 35 hari.
Pemberian pakan tinggi lemak bertujuan untuk meningkatkan kadar kolesterol dan
lemak dalam darah. Komposisi pakan tinggi lemak terdiri campuran lemak babi
50%, kuning telur 40%, minyak jelantah 10%, dan pakan standar di cukupkan
hingga 100%. Kemudian pemberian PTU yang dicampurkan kedalam minum tikus.
Digunakan PTU sebagai penginduksi eksogen karena PTU merupakan indikator
hiperkolesterolemia, selain itu juga dalam metabolisme lipid terdiri dari tiga jalur di
mana salah satu jalur yaitu jalur metabolisme endogen. Jalur metabolisme endogen
melibatkan metabolisme kolesterol, trigliserida, dan LDL (Adam, 2009).

Mekanisme PTU terhadap peningkatan kolesterol total yaitu menghambat


pembentukan hormon tiroid yang berperan terhadap lipolisis sehingga
meningkatkan konsentrasi kolesterol darah melalui peningkatan biosintesis
kolesterol endogen. Mekanisme kerja PTU yaitu dengan cara menurunkan sintesis
hormon tiroid. Peningkatan hormon tiroid dapat menurunkan konsentrasi
kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida dalam darah dengan cara meningkatkan
kecepatan sekresi kolesterol yang hilang melalui feses. Mekanisme penurunan
kadar kolesterol oleh hormon tiroid yaitu, peningkatan jumlah reseptor LDL yang
diinduksi hormon tiroid pada sel-sel hepar menyebabkan pembuangan yang cepat
LDL dari plasma oleh hepar, dimana kolesterol yang tadinya ada pada LDL

29
disekresi lewat empedu menuju feses (Guyton & Hall, 2007). Dengan adanya PTU,
sintesis hormon tiroid dihambat dan kadar kolesterol meningkat. Setelah pemberian
induksi secara eksogen untuk peningkatan kadar kolesterol juga diberikan
penginduksi secara endogen yaitu pemberian minyak babi sebanyak 2 ml dengan
cara disondekan langsung ke lambung tikus. Tujuan dari pemberian minyak babi
yaitu diharapkan agar peningkatan kolesterol dapat terjadi lebih cepat. Minyak babi
mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol sekitar 38–43% (Kusumastuty,
2014). Lemak jenuh mengakibatkan kadar trigliserida dalam darah meningkat dan
merupakan prekursor kolesterol. Mengkomsumsi lemak jenuh juga dapat
menurunkan HDL dalam darah sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol
karena terjadi peningkatan Apolipoprotein-B kolesterol sehingga berkurangnya
fungsi reseptor LDL.

Pengukuran kadar kolesterol total hewan uji tikus putih jantan (Rattus norvegicus.
L) menggunakan sampel berupa plasma darah. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Photometer 5010v5+ untuk meminimalisir kesalahan dalam
pengukuran. Karena spektrofotometer memiliki selektifitas dan sensitifitas yang
tinggi. Pengukuran kadar kolesterol tikus dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada hari
ke 7, hari ke 42 setelah pemberian pakan tinggi lemak, dan hari ke 56 setelah
pemberian obat dan ekstrak.

Keadaan hiperkolesteromia pada hewan terjadi jika kadar kolesterol total dalam
darah melebihi normal. Pada tikus dikatakan hiperkolesterolemia jika kolesterol
tikus putih >54 mg/dL (Smith., Mangkoewidjojo, 1988). Kadar kolesterol pada tikus
normal dengan nilai 10-54 mg/dL (Smith., Mangkoewidjojo, 1988). Pada
pengukuran awal tikus kadar kolesterol hewan uji rata–rata 35 mg/dL. Pengukuran
kadar kolesterol total setelah pemberian pakan lemak tinggi menunjukkan hasil
rentang 61-103 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa tikus mengalami
hiperkolesterolnemia. Menurut Lestari, W.A., dan Utari, D.M., (2017) menyatakan

30
bahwa kadar kolesterol yang berlebih dalam darah akan menyebabkan
hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan peningkatan kadar lemak
dalam darah akibat gangguan metabolisme lemak. Peningkatan produksi LDL dan
berkurangnya produksi HDL dalam darah yang disebabkan faktor hidup dan
genetik. Menurut Kaprinay et al (2016), high fat diet atau pakan tinggi lemak dapat
menaikkan profil lipid yaitu kolesterol total dan kolesterol LDL serum secara
signifikan.

Hari ke-7 dilakukan pengambilan darah awal dan pemberian pakan selama 35 hari.
Hari ke 42 pengambilan darah ke 2 dan terjadi peningkatan kadar kolesterol yang
diakibatkan pemberian pakan lemak tinggi dengan nilai presentasi kenaikan untuk
kelompok kontrol positif yaitu 23%, dosis I : I (4,95 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g
BB) yaitu 51%, dosis I : II (4,95 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB) yaitu 157%,
dosis II : I (9,9 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB) yaitu 80%, dosis II : II (9,9
mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB) yaitu 97%.

Hari ke 56 dilakukan pengukuran akhir kadar kolesterol total pada tikus dan
menunjukkan terjadinya penurunan kadar kolesterol total pada masing-masing
kelompok perlakuan. Persentase penurunan kadar kolesterol total. kelompok
kontrol positif terjadi penurunan kolesterol sebesar 26,05%, hal ini dikarenakan
karena simvastatin merupakan obat yang menghambat enzim HMG-CoA reduktase,
sehingga mencegah pembetukan asetil CoA menjadi mevalonat, dan kolesterol
tidak terbentuk. Kontrol negatif PEG 1,5% 23,58%, dosis I : I (4,95 mg/200 g BB :
3,6 mg/200 g BB) yaitu 23,57%, dosis I : II (4,95 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB)
yaitu 22,14%, dosis II : I (9,9 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB) yaitu 24,03%, dosis
II : II (9,9 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB) yaitu 17,26%.

Berdasarkan hasil uji statistik One Way Anova menunjukkan nilai homogenitas
dengan nilai p=0,057 pada tingkat kepercayaan 99% (p>0,01) yang berarti data
kadar kolesterol hewan uji pada masing-masing kelompok perlakuan homogen.

31
Pada anova menunjukkan perbedaan bermakna kadar kolesterol di dalam kelompok
dengan p=0,091 (p<0,01) yang berarti data tidak terdistribusi dengan baik.

Hasil yang didapatkan sesuai dengan penelitian Ayu et al. (2016) yang
menyebutkan bahwa pada dosis 400 mg/Kg BB daun salam dapat menurunkan
kadar kolesterol total sebanyak 14,5 mg/dL. Pada penelitian Na’im., F (2016)
pemberian ekstrak etanol daun jati belanda pada tikus hiperkolesterolemia secara
oral selama 14 hari menunjukkan aktivitas penurunan kadar LDL. Menurut
Rachmadani (2001) pemberian ekstrak air daun jati belanda pada tikus
hiperkolesterolemia mengalami penurunan sebesar 19,56%.

Penurunan kadar kolesterol dengan pemberian ekstrak daun salam dan daun jati
belanda karena mengandung flavonoid, saponin, dan tannin. Menurut Ekananda
(2015) juga melaporkan bahwa flavonoid pada daun salam dapat menurunkan kadar
kolesterol dimana flavonoid bekerja dengan cara menghambat enzim HMG-CoA
Reduktase sehingga sintesis kolesterol menurun mengakibatkan kadar kolesterol
darah menurun. Pada penelitian Chung et al. (2010) mekanisme kerja tanin yaitu
tanin didalam tubuh akan berikatan dengan protein tubuh dan akan melapisi dinding
usus, sehingga penyerapan lemak terhambat. Mekanisme kerja saponin yaitu
merangsang sekresi cairan empedu sehingga kolestrol akan keluar bersama cairan
empedu menuju usus, dan merangsang sirkulasi darah sehingga mengurangi
terjadinya pengendapan lemak pada pembuluh darah (Harismah, 2016).

32
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan daun salam
(Syzygium polyanthum) berefek menurunkan kadar kolesterol total pada tikus jantan
(Rattus norvegicus) dengan metode pemberian pakan inggi lemak (PTL) endogen
dan eksogen.
2. Kombinasi ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dan daun salam
(Syzygium polyanthum) yang lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total
pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) adalah dosis II : I (9,9 mg/200 g BB :
252 mg/200 g BB) yaitu 24,03%.

V.2 Saran
Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terkait antihiperlipidemia dalam bentuk fraksi
terhadap parameter kolesterol total pada hewan uji.

33
Daftar Pustaka

Adam. J. M., 2009, Buku Ajar Ilmi Penyakit Dalam, Jilid III Edisi V, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.
Adrianto, A. W., 2012. Daya Antibakteri Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha
Weight) Dalam Pasta Gigi terhadap Pertumbuhan Streptococus Mutans,
Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Jember.
Andersen, M., Markham., Kenneth, R., 2006, Flavonoids: Chemestry Biochemistry
and Aplication, CRS Press Taylor & Fransic Group, Boca Raton, FL, United
States Of Amerika.
Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Guglielmo, B.J., Jacobson, P.A., Kradjan,
W.A., dkk. 2013. Koda-Kimble & Young’s Applied Therapeutics The Clinical
Use of Drugs, 10th ed., Lippincott Williams & Wilkins, Pennsylvania, United
States of American.

Arsana dkk. 2015. Panduan Pengelolaan Dislipidemia. PB Perkeni; Jakarta

Astuti, D.A, 2015. Diet Untuk Hewan Model. Ipb Press. Bogor.

Ayu et al., 2016. Perbedaan Efektivitas Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma


xanthorriza Roxb.) dan Daun Salam Eugenia polyantha) Pada Penurunan
Kadar Kolesterol Total Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus). FK UPN.
Jakarta.

Chandra, I 2014, Efek Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight)
Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi
Pakan Tinggi Lemak Dibanndingkan Simvastatin. Program Sarjana Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Chung, K.T., Wong, T.Y., Wei, C.I., Huang, Y.W., Lin, Y. 2010., Tannins and
Human Health: Review, Food Sciences and Nutrition, Vol. 38: 421 – 464.

Dipiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2011,
Pharmacotherapy Handbook, Eight Edition., McGraw-Hill Education
Companies, Inggris.

34
Ekananda, N. A., 2015., Bay Leaf In Dyslipidemia Theraphy, Majority Journal, 4 (4) :
64 – 69.

Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC. 74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.

Harvey A dan Champe C, 2009, Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4. EGC ,


Jakarta..

Harbone, J, B. 1987. Metode Fitokimia Edisi Ke Dua, Bandung, Institut Teknologi


Bandung.
Havsteen, B.H., 2002. The Biochemistry and Medical Of The Flavonoids Pharmacol
Ther., 96: 67 – 202.
Iswantini, D., Silitonga, R.F., Martatilofa, E., Darusman, L.K. 2011. Zingiber
cassumunar, Guazuma ulmifolia, and Murraya paniculataextracts as
antiobesity: in vitro inhibitory effect on pancreatic lipase activity. Hayati
Journal of Biosciences,18(1):6–10.
Katzung, Bertram G. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 12. EGC, Jakarta.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI.

Kee, J. L., Hayes, E. R., McCuistion, L., 1993, Pharmacology: A Nursing Process
Aproach, Saunders.

Lajuck, P 2012, Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha) Lebih Efektif Menurunkan
Kadar Kolesterol Total dan LDL Dibandingkan Statin Pada Penderita
Dislipidemia. Program Magister Program Studi Ilmu Biomedik Program
Pascasarjana Uniiversitas Udayana Denpasar.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesi (LIPI), 2009, Kolesterol Pangan & Kesehatan,
UPT. Balai Informasi Teknologi.

Lestari, W.A., dan Utari, D.M., 2017. Faktor Dominan Hiperkolesterolemia Pada
Pra-Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkapanjaya Kota Depok. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

35
Nitbani, H., 2014.Berbagai Hewan Model Dan Manfaatnya Bagi Dunia Kedokteran.
Institut Pertanian Bogor.

Nugroho, D. D., 2014, Pengaruh Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.) Terhadap Penurunan Kolesterol LDL Manusia, Universitas Kristen
Maranatha, Bandung.
Raaman, N. 2006, Phytochemical Techniques. India: New India Publishing Agency

Sari, P, Rita, S, W, Puspawati, N., M., 2015, Identifikasi dan Uji Aktivitas Senyawa
Tanin dari Ekstrak Daun Trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr) sebagai
Antibakteri Escherichia coli (E. coli). Bali, Jurusan Kimia FMIPA Unuversitas
Udayana.
Smith, J.B., Mangkoewidjojo, S., 1988., Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan
Hewan Percobaan di Daerah Tropis, Universitas Indonesia, Jakarta: 37 - 47
Utami, P., 2013. The Miracle of Herbs. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Wahyuni, D. W,. et. Al,. 2016. Tanaman Obat. Airlangga University Press. Surabaya.
Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V., 2009.
Pharmacotherapy Handbook Edisi VII, 98, 101, 103 – 107, The McGraw – Hill
Medical, New York.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC. 74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.

36
LAMPIRAN 1
Surat Pernyataan Komite Etik

37
Lampiran 2
Surat Hasil Identifikasi Daun Jati Belanda Dan Daun Salam

38
LAMPIRAN 3
Perhitungan % Rendemen
a. Perhitungan % Rendemen Ekstrak Daun Jati Belanda
Berat Ekstrak = 64 g
Berat Simplisia = 596,4 g
% Rendemen = x 100%

= 10,73 %

b. Perhitungan % Rendemen Ekstrak Daun Salam


Berat Ekstrak = 58 g
Berat Simplisia = 429,18 g
% Rendamen = x 100%

= 13,51%

39
LAMPIRAN 4
Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Daun Jati Belanda Dan Daun Salam
1. Skema Kerja Ekstrak Daun Jati Belanda Dan Daun Salam

Daun Jati Belanda

- Dikumpul
- Disortasi basah
- Dicuci
- Dikeringkan
- Dirajang
- Disortasi kering

Serbuk simplisia

- Diekstrasi dengan metode maserasi seLam


3x24 jam dengan etanol 96%
- Disaring

Residu Filtrat

- Diuapkan dengan
menggunakan alat rotary
evaporator

Ekstrak Kental

40
2. Skema Kerja Ekstrak Daun Salam

Daun Salam

- Dikumpul
- Disortasi basah
- Dicuci
- Dikeringkan
- Dirajang
- Disortasi kering

Serbuk simplisia

- Diekstrasi dengan metode maserasi seLam


3x24 jam dengan etanol 96%
- Disaring

Residu Filtrat

- Diuapkan dengan
menggunakan alat rotary
evaporator

Ekstrak Kental

41
LAMPIRAN 5
Skema Pengujian Aktivitas Antihiperlipidemia

Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) umur 2-4


bulan berat badan 180-300 g, fisik sehat, tidak
ada kelainan anatomi

- Diaklimatisasi selama 7 hari


- Dipuasakan selama 14-18 jam
- Diukur kadar kolesterol total awal
- Diberikan larutan PTU 0,01% dan PTL
- Diukur kadar kolesterol total

Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI


Kontrol (+) Kontrol (-) Jati Belanda Jati Belanda Jati Belanda Jati Belanda
Suspensi Suspensi & Daun Salam & Daun Salam & Daun Salam & Daun Salam
simvastatin PEG perbandingan perbandingan perbandingan perbandingan
I:I I : II I : II II : II

Pengukuran kadar akhir kolesterol


total

- Analisis data
Hasil analiss

Kesimpulan

42
LAMPIRAN 6
PERHITUNGAN PEMBUATAN BAHAN UJI
a. Kontrol Posistif Simvastatin
Dosis Manusia = 20 mg/70 kg BB
Konversi dosis = 20 mg /70 kg BB x 0,018 = 0,36 mg / 200 g

Stok =

= 0,36 mg/ 2.5 ml


Bobot rata-rata simvastatin = 189 mg
Dosis simvastatin = 20 mg

Simvastatin yang ditimbang = x Bobot rata-rata

= x 189 mg

= 3,4 mg/2,5 ml
Untuk 5 tikus = 3,4 mg/2,5 ml x 5 tikus
= 17 mg/12,5 ml
Dibuat dalam 4 hari = 17 mg/12,5 ml x 4
= 68 mg/50 ml

b. Kontrol Negatif PEG 1,5%


Stok = 1,5% v/v = = 1,5 mg/100 ml

Pada Hari Ke-1


VP1 = x 1,5 ml = 1,8 ml

VP2 = x 1,5 ml = 1,4 ml

VP3 = x 1,5 ml = 1,6 ml

VP4 = x 1,5 ml = 1,5 ml

43
VP5 = x 1,5 ml = 1,9 ml

* Perhitungan volume pemberian dilakukan secara berulang sampai hari ke 14

c. Dosis Suspensi Uji


1. Dosis Jati belanda dan Salam: I : I = 275 mg/kg BB : 200 mg/kg BB
a. Dosis Jati belanda 275 mg/kg BB
KD = 275 mg x 0,018 = 4,95 mg/200 g BB

Stok = = = 4,95 mg/2,5 ml

= 4,95mg / 2,5ml
= 24,75 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 99 mg/50 ml

Volume pemberian = = = 2,5 ml

b. Dosis Salam 200 mg/20 Kg BB


KD = 200 mg x 0,018 = 3,6 mg/200 g BB

Stok = = = 3,6 mg/2,5ml

= 3,6 mg / 2,5ml
= 18 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 72 mg/50 ml

Volume pemberian = = = 2,5 ml

Pada hari ke - 1

VP1 = = = 3,3 ml

VP2 = = = 2,7 ml

VP3 = = = 2,6 ml

VP4 = = = 2,5 ml

44
VP5 = = = 2,4 ml

* Perhitungan volume pemberian dilakukan secara berulang sampai hari


ke 14

2. Dosis Jati belanda dan Salam: I : II = 275 mg/kg BB : 400 mg/kg BB


a. Dosis Jati belanda 275 mg/kg BB
KD = 275 mg x 0,018 = 4,95 mg/200 g BB

Stok = = = 4,95 mg/2,5 ml

= 4,95mg / 2,5ml
= 24,75 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 99 mg/50 ml

Volume pemberian = = = 2,5 ml

b. Dosis Salam 400 mg/200 Kg BB


KD = 400 mg x 0,018 = 7,2 mg/200 g BB

Stok = = = 7,2 mg/2,5ml

= 7,2 mg / 2,5ml
= 36 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 144 mg/50 ml

Volume pemberian = = = 2,5 ml

Pada hari ke - 1

VP1 = = = 4 ml

VP2 = = = 3,7 ml

VP3 = = = 4,1 ml

45
VP4 = = = 2,7 ml

VP5 = = = 2,4 ml

* Perhitungan volume pemberian dilakukan secara berulang sampai hari


ke 14

3. Dosis Jati belanda dan Salam: II : I = 550 mg/kg BB : 200 mg/kg BB


a. Dosis Jati belanda 550 mg/kg BB
KD = 550 mg x 0,018 = 9,9 mg/200 g BB

Stok = = = 9,9 mg/2,5 ml

= 9,9mg / 2,5ml
= 49,5 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 198 mg/50 ml

Volume pemberian = = = 2,5 ml

b. Dosis Salam 200 mg/200 Kg BB


KD = 200 mg x 0,018 = 3,6 mg/200 g BB

Stok = = = 3,6 mg/2,5ml

= 3,6 mg / 2,5ml
= 18 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 72 mg/50 ml

Volume pemberian = = = 2,5 ml

Pada hari ke - 1

VP1 = = = 3,5 ml

VP2 = = = 2,8 ml

46
VP3 = = = 3,7 ml

VP4 = = = 4,4 ml

VP5 = = = 2,5 ml

* Perhitungan volume pemberian dilakukan secara berulang sampai hari


ke 14

4. Dosis Jati belanda dan Salam: II : II = 550 mg/kg BB : 400 mg/kg BB


a. Dosis Jati belanda 550 mg/kg BB
KD = 550 mg x 0,018 = 9,9 mg/200 g BB

Stok = = = 9,9 mg/2,5 ml

= 9,9mg / 2,5ml
= 49,5 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 198 mg/50 ml

Volume pemberian = = = 2,5 ml

b. Dosis Salam 400 mg/200 Kg BB


KD = 400 mg x 0,018 = 7,2 mg/200 g BB

Stok = = = 7,2 mg/2,5ml

= 7,2 mg / 2,5ml
= 36 mg/12,5 ml
Untuk 4 hari = 144 mg/50 ml

Volume pemberian = = = 2,5 ml

47
Pada hari ke - 1

VP1 = = = 3,7 ml

VP2 = = = 3,1 ml

VP3 = = = 3,1 ml

VP4 = = = 3 ml

VP5 = = = 2,7 ml

* Perhitungan volume pemberian dilakukan secara berulang sampai hari


ke 14

48
LAMPIRAN 7

Identifikasi Senyawa

Golongan Hasil Hasil Identifikasi Gambar


Posistif
Jati Salam Sebelum Sesudah Identifikasi
Belanda Identifikasi Jati Salam
Belanda
Alkaloid Terbentuk
endapan
orange
(Raaman, + +
2006)

Fenolik Terbentuk
Warna (Jati
Hijau Tua Belanda)
(Raaman, +
2006) +

Flavonoid Larutan
berwarna
kuning
(Harbone, + +
1987)

(Daun
Saponin Terbentuk
busa Salam)
(Marjoni, + +
2016)

49
Tanin Larutan
berwarna + +
biru atau
hijau
kehitaman
(Marjoni,
2016)

Steroid Terbentuk
cincin
kecoklatan + +
(Yadav,
2011)

50
LAMPIRAN 8
Pembuatan Ekstrak Daun Jati Belanda dan Daun Salam

Keterangan Gambar

Simplisia daun jati


belanda dan daun
salam

Jati Belanda Salam

Proses maserasi

Jati Belanda Salam

Proses rotary
evaporatory

Jati Belanda Salam

51
Ekstrak kental

52
LAMPIRAN 9
Pembuatan Pakan Lemak Tinggi

Keterangan Gambar

Pemisahan isi telur puyuh

Penghalusan pakan standar

Penghalusan lemak babi

Minyak jelantah

53
Penggorengan pakan lemak tinggi

Hasil pakan lemak tinggi

54
LAMPIRAN 10
Pembuatan Suspensi Uji
Keterangan Gambar

Pembuatan suspensi PEG 400

Pembuatan suspensi simvastatin

Pembuatan suspensi ekstrak

55
LAMPIRAN 11
Perlakuan Terhadap Hewan Uji

Keterangan Gambar

Penimbangan hewan uji

Pemberian minyak babi

Pemberian kelompok suspensi uji

56
LAMPIRAN 12
Pengambilan Darah Dan Pemeriksaan Kolesterol

Pengambilan darah melalui mata

Tabung yang berisi sampel darah

Tabung darah dimasukan


kedalam sentifuge

57
Dipipet serum darah
menggunakan pipet mikro

Penambahan Reagent Kolesterol

Serum darah yang telah


ditambahkan reagent

Diinkubasi selama 5 menit

58
Dimasukkan tabung kedalam alat
Photometer 5010v5+

59
ONEWAY Kolesterol BY Perlakuan

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN LSD ALPHA(0.01).

Oneway
Notes

Output Created 18-DEC-2019 19:44:55

Comments

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Input Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 41

User-defined missing values are


Definition of Missing
treated as missing.

Missing Value Handling Statistics for each analysis are based


Cases Used on cases with no missing data for any
variable in the analysis.

ONEWAY Kolesterol BY Perlakuan

/STATISTICS DESCRIPTIVES
HOMOGENEITY
Syntax
/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN LSD
ALPHA(0.01).

Resources Processor Time 00:00:00,03


Elapsed Time 00:00:00,07

[DataSet0]

Descriptives

Kolesterol

N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound Upper Bound

Kadar normal 5 43.8000 9.67988 4.32897 31.7808 55.8192

Kontrol Positif 5 52.8000 6.49615 2.90517 44.7340 60.8660

Kontrol Negatif 5 64.8000 11.34460 5.07346 50.7138 78.8862

Dosis I : I 5 66.2000 11.16692 4.99400 52.3344 80.0656

Dosis I : II 5 64.0000 10.79352 4.82701 50.5981 77.4019

Dosis II : I 5 63.2000 5.21536 2.33238 56.7243 69.6757

Dosis II : II 5 60.4000 24.41925 10.92062 30.0795 90.7205

Total 35 59.3143 13.83893 2.33921 54.5604 64.0681

Descriptives

Kolesterol

Minimum Maximum

Kadar normal 32.00 57.00

Kontrol Positif 43.00 60.00


Kontrol Negatif 54.00 78.00

Dosis I : I 56.00 79.00

Dosis I : II 50.00 75.00

Dosis II : I 55.00 69.00

Dosis II : II 24.00 87.00

Total 24.00 87.00

Test of Homogeneity of Variances

Kolesterol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.357 6 28 .057

ANOVA

Kolesterol

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1994.343 6 332.390 2.060 .091

Within Groups 4517.200 28 161.329

Total 6511.543 34
Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kolesterol

(I) Aktivitas (J) Aktivitas Mean Std. Sig. 99%


Antihiperlipidemia Antihiperlipidemia Difference (I- Error Confidence
J) Interval

Lower
Bound

Kontrol Positif -9.00000 8.03315 .272 -31.1977

Kontrol Negatif -21.00000 8.03315 .014 -43.1977

*
Dosis I : I -22.40000 8.03315 .009 -44.5977
Kadar normal
Dosis I : II -20.20000 8.03315 .018 -42.3977

Dosis II : I -19.40000 8.03315 .023 -41.5977

Dosis II : II -16.60000 8.03315 .048 -38.7977

Kadar normal 9.00000 8.03315 .272 -13.1977

Kontrol Negatif -12.00000 8.03315 .146 -34.1977


LSD
Dosis I : I -13.40000 8.03315 .106 -35.5977
Kontrol Positif
Dosis I : II -11.20000 8.03315 .174 -33.3977

Dosis II : I -10.40000 8.03315 .206 -32.5977

Dosis II : II -7.60000 8.03315 .352 -29.7977

Kadar normal 21.00000 8.03315 .014 -1.1977

Kontrol Positif 12.00000 8.03315 .146 -10.1977


Kontrol Negatif
Dosis I : I -1.40000 8.03315 .863 -23.5977

Dosis I : II .80000 8.03315 .921 -21.3977


Dosis II : I 1.60000 8.03315 .844 -20.5977

Dosis II : II 4.40000 8.03315 .588 -17.7977

*
Kadar normal 22.40000 8.03315 .009 .2023

Kontrol Positif 13.40000 8.03315 .106 -8.7977

Kontrol Negatif 1.40000 8.03315 .863 -20.7977


Dosis I : I
Dosis I : II 2.20000 8.03315 .786 -19.9977

Dosis II : I 3.00000 8.03315 .712 -19.1977

Dosis II : II 5.80000 8.03315 .476 -16.3977

Kadar normal 20.20000 8.03315 .018 -1.9977

Kontrol Positif 11.20000 8.03315 .174 -10.9977

Kontrol Negatif -.80000 8.03315 .921 -22.9977


Dosis I : II
Dosis I : I -2.20000 8.03315 .786 -24.3977

Dosis II : I .80000 8.03315 .921 -21.3977

Dosis II : II 3.60000 8.03315 .657 -18.5977

Kadar normal 19.40000 8.03315 .023 -2.7977

Kontrol Positif 10.40000 8.03315 .206 -11.7977

Kontrol Negatif -1.60000 8.03315 .844 -23.7977


Dosis II : I
Dosis I : I -3.00000 8.03315 .712 -25.1977

Dosis I : II -.80000 8.03315 .921 -22.9977

Dosis II : II 2.80000 8.03315 .730 -19.3977

Kadar normal 16.60000 8.03315 .048 -5.5977


Dosis II : II
Kontrol Positif 7.60000 8.03315 .352 -14.5977
Kontrol Negatif -4.40000 8.03315 .588 -26.5977

Dosis I : I -5.80000 8.03315 .476 -27.9977

Dosis I : II -3.60000 8.03315 .657 -25.7977

Dosis II : I -2.80000 8.03315 .730 -24.9977

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kolesterol

(I) Aktivitas Antihiperlipidemia (J) Aktivitas Antihiperlipidemia 99% Confidence


Interval

Upper Bound

Kontrol Positif 13.1977

Kontrol Negatif 1.1977

*
Dosis I : I -.2023
Kadar normal
Dosis I : II 1.9977

Dosis II : I 2.7977

Dosis II : II 5.5977
LSD
Kadar normal 31.1977

Kontrol Negatif 10.1977

Dosis I : I 8.7977
Kontrol Positif
Dosis I : II 10.9977

Dosis II : I 11.7977

Dosis II : II 14.5977
Kadar normal 43.1977

Kontrol Positif 34.1977

Dosis I : I 20.7977
Kontrol Negatif
Dosis I : II 22.9977

Dosis II : I 23.7977

Dosis II : II 26.5977

*
Kadar normal 44.5977

Kontrol Positif 35.5977

Kontrol Negatif 23.5977


Dosis I : I
Dosis I : II 24.3977

Dosis II : I 25.1977

Dosis II : II 27.9977

Kadar normal 42.3977

Kontrol Positif 33.3977

Kontrol Negatif 21.3977


Dosis I : II
Dosis I : I 19.9977

Dosis II : I 22.9977

Dosis II : II 25.7977

Kadar normal 41.5977

Kontrol Positif 32.5977


Dosis II : I
Kontrol Negatif 20.5977

Dosis I : I 19.1977
Dosis I : II 21.3977

Dosis II : II 24.9977

Kadar normal 38.7977

Kontrol Positif 29.7977

Kontrol Negatif 17.7977


Dosis II : II
Dosis I : I 16.3977

Dosis I : II 18.5977

Dosis II : I 19.3977

*. The mean difference is significant at the 0.01 level.

Homogeneous Subsets
Kolesterol

Aktivitas Antihiperlipidemia N Subset for alpha


= 0.01

Kadar normal 5 43.8000

Kontrol Positif 5 52.8000

Dosis II : II 5 60.4000

a
Duncan Dosis II : I 5 63.2000

Dosis I : II 5 64.0000

Kontrol Negatif 5 64.8000

Dosis I : I 5 66.2000
Sig. .020

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

GET

FILE='D:\RAHMA PROPOSAL - HASIL - SKRIPSI\calon sarjana\SELVIANUR ASWADI\Untitled1.sav'.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.


BIOGRAFI

Penulis bernama Selvianur Aswadi, lahir di Popolii,


Sulawesi Tengah pada tanggal 30 April 1997 sebagai anak
kedua dari dua bersaudara pasangan Nurjono Dj. Aswadi
dan Tjilianti L. Tondi S. Pd. Pendidikan Sekolah Dasar di
tempuh di SDN 1 Walea Kepulauan dan lulus pada tahun
2009. Setelah itu melanjutkan studinya di SMPN 1 Walea
Kepulauan dan lulus pada tahun 2012, kemudian pada
tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMAN 1
Ampana Kota dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun 2015
pula melalui Jalur Seleksi Mandiri Masuk Program
Perguruan Tinggi (SMMPTN) melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Universitas Tadulako
Palu. Pada tahun 2020 penulis menyelesaikan studi strata satunya di Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
Antihiperlipidemia Kombinasi Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.) Dan Daun Salam (Syzygium polyathum) Dengan Parameter Kadar
Kolesterol Total Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)
Selvianur Aswadi1, Ihwan2, Akhmad Khumaidi3

1
Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia, 94111
ABSTRAK
Pengujian antihiperlipidemia merupakan penelitian eksperimental laboratorium murni
dengan tujuan untuk mengetahui efek antihiperlipidemia kombinasi ekstrak daun jati
belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan daun salam (Syzygium polyanthum) dengan
parameter kadar kolesterol total pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Penelitian ini
menggunakan 30 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 6kelompok. Kelompok pertama
diberikan kontrol positif simvastatin 20 mg/Kg BB, kontrol negatif PEG 1,5%,ekstrak
etanol daun jati belanda dan daun salam dosis 275 mg/Kg BB : 200 mg/Kg BB, dosis 275
mg/Kg BB : 400 mg/Kg BB, dosis 550 mg/Kg BB : 200 mg/Kg BB, dosis 550 mg/Kg BB :
400 mg/Kg BB. Pengukuran kadar kolesterol menggunakan alat Photometer 5010v5+ dan
menggunakan analisis statistik One Way ANOVA.Data hasil penelitian menggunakan uji
One Way Anova dimana data tidak terdistribusi dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi ekstrak daun jati belanda dan daun salam berpengaruh terhadap
penurunan kadar kolesterol total dalam darah dengan dosis efekif yaitu 275 mg/Kg BB :
200 mg/Kg BB dengan penurunan sebesar 20,4 mg/dL. Menurut hasil dan analisis yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun jati belanda dan daun
salam dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah tikus.
Kata kunci:Kolesterol, daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lam), daun salam (Syzygium
polyanthum), tikus putih
ABSTRACT
Antihyperlipidemia testing is a pure laboratory experimental study with the aim to
determine the antihyperlipidemia effect of a combination of extracts of Jati belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk.) and Salam leaf (Syzygium polyanthum) with parameters of
total cholesterol levels in male white rats (Rattus norvegicus). This study used 30 male
white rats divided into 6 groups. The first group was given positive control of simvastatin
20 mg / kg BW, negative control PEG 1.5%, ethanol extract of Jati belanda leaf and Salam
leaf dose 275 mg / kg BW: 200 mg / kg BW, dose 275 mg / kg BW: 400 mg / Kg BW, dose
550 mg / kg BW: 200 mg / kg BW, dose 550 mg / kg BW: 400 mg / kg BW. Measurement
of cholesterol levels using a 5010v5 + Photometer and using One Way ANOVA statistical
analysis. The results showed that the combination of Dutch Teak leaves extract and Salam
leaves influenced the reduction in total cholesterol levels in the blood with an effective dose
of 550 mg / Kg BW: 200 mg / Kg BW with a decrease of 24.03%. According to the results
and analysis that has been done it can be concluded that the administration of extracts of
Jati blanda leaf and Salam leaf can reduce total cholesterol levels in the blood of rats.
PENDAHULUAN 200 mg/dl sebanyaklebih dari 100 juta.
Prevalensi penduduk Indonesia pada
Hiperlipidemia merupakan peningkatan
tahun 2013 yang berusia lebih dari 15
kolesterol total, low density lipoprotein
tahun dengan profil lipid abnormal lebih
(LDL), trigliserida (TG), serta penurunan
dari 11%.
high density lipoprotein (HDL) dalam
darah (Wells dkk, 2009). Tingginya
kejadian hiperlipidemia akan Salah satu dampak dari hiperlipidemia
berdampakpada semakin tingginya berupa penyakit jantung koroner (PJK).
prevalensi penyakit akibat dislipidemia Di Indonesia dilaporkan penyakit jantung
sehingga dibutuhkan regimen yang koroner merupakan penyebab utama dan
bersifat komplementer atau adjuvan pertama dari seluruh kematian, yakni
sebagai terapi dislipidemia saat ini selain sebesar 26,4% angka ini empat kali lebih
obat standar hipolipidemik. tinggi dari angka kematian yang
disebabkan oleh kanker (6%). Dengan
kata lain lebih kurang satu diantara empat
Berdasarkan riset kesehatan dasar
orang yang meninggal di Indonesia
nasional (Riskesdas) pada tahun 2013
adalah akibat PJK. Penyakit jantung
menunjukkan ada 35,9% dari penduduk
koroner terutama disebabkan oleh proses
Indonesia yang berusia ≥15 tahun dengan
aterosklerosis pada arteri koronia.
kadar kolesterol abnormal (berdasarkan
NCEP ATP III, dengan kadar kolesterol
≥200 mg/dl) perempuan lebih banyak dari Secara umum obat–obat
laki-laki dan perkotaan lebih banyak dari antihiperlipidemia dibagi menjadi
pedesaan. Kadar kolesterol total pada beberapa golongan yaitu golongan
wanita dalam darah meningkat seiring penghambat HMG-CoA reduktase
bertambahnya usia terutama pada usia 40 (statin), fibrat, niacin, ezatimibe, dan
tahun keatas yang memiliki risiko paling resin. Selain menggunakan obat–obat
tinggi karena dipengaruhi oleh faktor sintetik masyarakat juga biasa
hormonal, yakni semakin menurunnya menggunakan tanaman–tanaman yang
fungsi dan produksi kadar hormon dipercaya memiliki khasiat sebagai obat
estrogen. seperti daun jati belanda dan daun salam.
Daun jati belanda (Guazuma
Prevalensi dislipidemia dibeberapa negara ulmifoliaLamk.) secara tradisional
cukup tinggi. Prevalensi pasien digunakan dalam menurunkan kolesterol.
dislipidemia di dunia tahun 2009 sampai Ekstrak etanol daun jati belanda
2012 dengan usia lebih dari 20 tahun mengandung flavonoid, saponin, dan
yang memiliki kadar kolesterol lebih dari tanin dengan kadar tinggi (Sari dkk,
2015).Daun salam (Syzygium METODE PENELITIAN
polyanthum) mengandung zat aktif Alat dan Bahan Penelitian
saponin, katekin (golongan flavonoid), Alat
tanin, serta kandungan lain yaitu vitamin Alat-alat yang digunakan dalam
C, dan serat yang dapat menurunkan penelitian ini yaitu, cawan porselin, gelas
kadar kolesterol total dengan ukur (IWAKI PIREX®), batang pengaduk,
meningkatkan ekskresi kolesterol corong (IWAKI PIREX®), wadah
(Lajuck, 2012). soxhletasi, erlenmeyer (IWAKI PIREX®),
wadah penguap, labu takar (IWAKI
PIREX®), gelas kimia(IWAKI PIREX®),
Sebelumnya telah dilakukan penelitian
pipet tetes, pipet hematokrit, sendok
antihiperlipidemia untuk tanaman jati
tanduk, neraca analitik, Vacum rotary
belanda dan salam, tetapi hanya dalam
evaporator (EYELA®N-1 200
penggunaan tunggal. Alasan kombinasi
B),kandang tikus, timbangan hewan,
kedua tanaman karena didasarkan oleh
Sonde, dispo, spidol, toples, botol,
adanya efek aditif dan sinergis dari
Photometer 5010v5+, lumpang dan alu.
penggunaan obat campuran. Efek aditif
terjadi apabila kedua obat atau lebih yang
Bahan
memiliki kerja yang serupa diberikan,
Bahan-bahan yang digunakan dalam
maka kombinasi dari kedua obat tersebut
penelitian ini yaitu daun jati belanda dan
dua kali lipat (Kee, Hayes, &
daun salam, aluminium foil, aquadest,
McCuistion, 1993).
etanol 96%, simvastatin, pakan lemak
tinggi.
Berdasarkan uraian maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk Waktu dan Lokasi Penelitian
membuktikan pada dosis berapa Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
kombinasi ekstrak daun jati belanda dan Desember 2018 sampai Desember 2019
daun salam memiliki aktivitas di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
antihiperlipidemia. Kombinasi kedua dan Farmakologi Biofarmasi, Fakultas
ekstrak tersebut memungkinkan efek Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
komplementer dalam menurunkan kadar Universitas Tadulako Palu.
kolesterol sehingga kemungkinan
efektivitasnya dapat lebih baik Pengambilan dan pengolahan sampel
dibandingkan penggunaan tunggal. Sampel yang digunakan adalah daun jati
belanda (Guazuma ulmofolia Lam.) yang
diambil dari Lembang Jawa Barat dan
daun salam (Syzygium polyanthum)
diambil dari Desa Sausu, Parigi b. Uji Fenolik
Muotong.Adapun pengolahan sampel Ditimbang 0,5 g ekstrak dilarutkan
daun salam yaitu dibersihkan terlebih dengan 5 mL air. Kemudian ditambahkan
dahulu dari kotoran yang menempel, 5 tetes larutan FeCl3 5%, jika terjadi
selanjutnya dicuci dengan air mengalir perubahan warna hijau tua menunjukkan
dan dikeringkan pada suhu ruang yang adanya senyawa fenolik (Raaman, 2006).
tidak terkena sinar matahari secara
langsung. Sedangkan untuk sampel daun c. Uji Saponin
jati belanda diambil melalui perantara Sebanyak 0,1 g ekstrak ditambahkan 20
atau pembelian. Sampel daun jati belanda ml air mendidih, kemudian dikocok dan
yang didapatkan sudah dalam bentuk didiamkan selama 15 menit. Akan
kering. terbentuk 2 cm lapisan busa yang
bertahan selama 30 detik menunjukkan
adanya saponin (Harbone, 1987).
Ekstraksi
Sebanyak 500 g serbuk daun jati belanda
d. Uji Steroid/Triterpenoid
dan daun salam dimasukan ke wadah
Ekstrak dilarutkan dalam 0,5 ml
maserasi dan ditambahkan etanol 96%
kloroform, ditambahkan dengan 0,5 ml
hingga daun jati terendam. Diaduk
asam asetat anhidrat. Selanjutnya
dengan batang pengaduk dan diamkan
campuran ini ditetesi dengan 2 ml asam
selama 3 x 24 jam. Disimpan di tempat
sulfat pekat melalui dinding tabung
terlindung dari cahaya matahari langsung,
tersebut. Bila terbentuk warna hijau
lalu disaring dan ditampung dalam wadah
kebiruan menunjukkan adanya sterol. Bila
untuk mendapatkan filtrat. Lalu filtrat
cincin kecoklatan atau violet
yang diperoleh dipekatkan pada alat
menunjukkan adanya triterpenoid (Evans,
rotary evaporator dengan kecepatan 80
2009).
rpm dan suhu 600C hingga didapatkan
ekstrak kental dan ditimbang untuk e. Uji Alkaloid
menghitung rendemen nya. Dilarutkan 50 mg ekstrak dengan 2 mL
Uji Skrining Fitokimia HCl dan saring. Kemudian filtrat diuji
a. Uji Flavonoid dengan menambahkan satu atau dua tetes
Ditimbang 0,1 g ekstrak ditambahkan pereaksi Dragendorff dalam tabung reaksi
0,2 g serbuk Mg, lalu ditambahkan 5 ml yang berbeda. Reaksi positif ditandai
asam klorida pekat. Apabila terbentuk dengan adanya endapan orange pada
warna orange, merah, atau kuning pereaksi Dragendorf (Raaman, 2006).
menunjukkan adanya flavonoid (Harbone,
1987).
Penginduksian mencampurkan ekstrak jati belanda dan
Pakan Lemak Tinggi daun salamdengan konsentrasi dosis I : I
Komposisi: Telur Puyuh (40%), minyak (4,95 mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB),
jelantah (10%),lemak babi (50%)dan dosis I : II (4,95 mg/200 g BB : 7,2
pelet babi (dicukupkan hingga 1000 gr). mg/200 g BB), dosis II : I (9,9 mg/200 g
BB : 3,6 mg/200 g BB), dosis II : II (9,9
Larutan PTU
mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB).
Ditimbang serbuk PTU (Propiltiourasil)
sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan Perlakuan terhadap hewan uji
dengan air 100 ml, lalu dicampurkan Sebanyak 30 ekor hewan uji
kedalam botol minum hewan uji digocok (diaklimatisasi selama 1 minggu) dibagi
hingga homogen. dalam 6 kelompok perlakuan masing-
masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus
Preparasi Sediaan Uji
Pembuatan PEG 400 1,5 % v/v jantan. Masing-masing kelompok
Diukur sebanyak 1.5 ml PEG 400 diberikansimvastatin 20 mg/Kg BB
menggunakan gelas ukur, kemudian kontrol positif, PEG 1,5% kontrol negatif
dilarutkan kedalam gelas kimia sebanyak dan 4 kelompok uji dosis I : I (4,95
100 ml aquades. Kemudian, aduk hingga mg/200 g BB : 3,6 mg/200 g BB), dosis I
homogen. Lalu, dipindahkan ke dalam : II (4,95 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g
labu takar dan dicukupkan volume BB), dosis II : I (9,9 mg/200 g BB : 3,6
dengan aquadest hingga 100 ml. mg/200 g BB), dosis II : II (9,9 mg/200 g
BB : 7,2 mg/200 g BB). Setelah 7 hari
Pembuatan Suspensi Simvastatin aklimatisasi semua tikus diukur kadar
Ditimbang 20 tablet simvastatin dan kolesterol total sebagai kadar normal.
dihitung bobot rata-ratanya. Dosis lazim Selanjutnya penginduksian PTU dan
simvastatin pada manusia 10-20 mg/hari Pemberian Pakan tinggi lemak dan
(Dipiro,2005). Dosis yang digunakan minyak babi 2,5 ml secara sonde selama
pada penelitian ini 20 mg/hari. 35 hari. Kemudian pengukuran kadar
Selanjutnya tablet digerus dan ditimbang kolesterol total setelah
serbuk tablet simvastatin sebanyak 1,8 penginduksian.Pemberian 6 kelompok
mg/Kg BB. Setelah itu disuspensikan ke perlakuan selama 14 hari. Selanjutnya
dalam suspensi PEG 400 1,5% sedikit dilakukan pengukuran kadar kolesterol
demi sedikit sambil digojok dan total tikus setelah terapi.
ditambahkan hingga 100 ml.
Analisis data
Pembuatan Suspensi Ekstrak Data yang diperoleh terlebih dahulu diuji
Suspensi kombinasi ekstrak jati belanda normalitasnya menggunakan uji Levene
dan daun salam dibuat dengan Statistic untuk menguji nilai
homogenitas. Data penelitian yang Hasil Penimbangan Berat Badan
terdistribusi normal (p>0,01), dilanjutkan Hewan Uji
dengan uji oneway ANOVA dengan Berat Badan Tikus

Berat Badan (gram)


tingkat kepercayaan 99% (α=0,01). Jika 300
250
hasil oneway ANOVA menunjukkan 200
150
perbedaan yang signifikan maka 100
50
dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. 0
H7 H35 H49
HASIL DAN PEMBAHASAN Kontrol Positif 259 276,4 269,8
Kontrol Negatif 214,6 226,4 232
Hasil Skrining Fitokimia Dosis I : I 221,4 241,8 201
Tabel 1. Hasil uji fitokimia Dosis I : II 225,6 242,6 261,2
Golongan Hasil Identifikasi Dosis II : I 241,6 265 250,2
Senyawa Jati Belanda Salam Dosis II : II 209,8 231 233,2
Saponin + +
Gambar 1. Hasil Penimbangan Berat Badan
Flavononid + + Hewan
Fenolik + +
Alkaloid + +
Pembahasan
Steroid + + Penelitian ini merupakan penelitian
Hasil Kadar Kolesterol Total eksperimental yang bertujuan untuk
Tabel 2 Hasil Persentasi Penurunan Kadar mengetahui kombinasi ekstrak daun jati
Kolesterol Total belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan
Kelompok Hari ke Hari ke Penurunan daun salam (Sizygyium polyanthum)
42 56 Kadar
Kolesterol
berefek menurunkan kadar kolesterol
Total (%) total yang diinduksi dengan pakan lemak
Simvastatin 71,4 52,8 26,05 tinggi dan pemberian PTU serta minyak
20 mg/Kg BB mg/dL mg/dL
PEG 1,5% 84,8 64,8 23,58 babi. Sampel yang digunakan kemudian
mg/dL mg/dL dimaserasi dan rotary evaporator untuk
Dosis I : I 86,6 66,2 23,57
mg/dL mg/dL memperoleh ekstrak kental.
Dosis I : II 82,2 64 22,14
mg/dL mg/dL
Dosis II : I 83,2 63,2 24,03
Cairan penyari yang digunakan dalam
mg/dL mg/dL proses maserasi adalah etanol 96%.
Dosis II : II 73 60,4 17,26
mg/dL mg/dL
Etanol dipertimbangkan sebagai cairan
penyari karena kapang sulit tumbuh
dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun,
netral, absorbsinya baik, etanol dapat
bercampur dengan air dalam segala
perbandingan, memerlukan panas yang
lebih sedikit untuk proses pemekatan, zat
pengganggu yang larut terbatas, serta
etanol bersifat semipolar sehingga dapat
menarik senyawa-senyawa yang bersifat jalur yaitu jalur metabolisme endogen.
polar dan non polar (Andersen, Jalur metabolisme endogen melibatkan
2006).Ekstrak yang didapatkan kemudian metabolisme kolesterol, trigliserida, dan
diuji kandungan fitokimia. Penapisan LDL (Adam, 2009).
fitokimia merupakan uji kualitatif
Mekanisme PTU terhadap peningkatan
golongan senyawa kimia yang terdapat
kolesterol total yaitu menghambat
dalam ekstrak. Dari pengujian yang
pembentukan hormon tiroid yang
dilakukan terhadap ekstrak jati belanda
berperan terhadap lipolisis sehingga
dan salam untuk mengidentifikasi
meningkatkan konsentrasi kolesterol
golongan senyawa kimia. Hasil
darah melalui peningkatan biosintesis
penapisan fitokimia ekstrak jati belanda
kolesterol endogen. Mekanisme kerja
dan salam disajikan dalam Tabel 1.
PTU yaitu dengan
Hewan uji yang digunakan dalam caramenurunkansintesis hormon tiroid.
pengujian efek antihiperlipidemia ini Peningkatan hormon tiroid dapat
adalah tikus putih jantan dengan tujuan menurunkan
untuk menghindari variasi biologis tikus konsentrasikolesterol,fosfolipid, dan
sehingga sehingga didapatkan hasil yang trigliserida dalam darahdengan cara
homogen. Selain itu, tikus putih juga meningkatkan kecepatansekresi kolesterol
mempunyai kelengkapan organ mirip yang hilang melalui feses.Mekanisme
dengan manusia. penurunan kadar kolesterol oleh hormon
tiroid yaitu, peningkatan jumlah reseptor
Seluruh kelompok tikus diberikan pakan LDL yang diinduksi hormon tiroid pada
lemak tinggi (PLT) selama 35 sel-sel hepar menyebabkan pembuangan
hari.Pemberian pakan tinggi lemak yang cepat LDL dari plasma oleh hepar,
bertujuan untuk meningkatkan kadar dimana kolesterol yang tadinya ada pada
kolesterol dan lemak dalam darah. LDL disekresi lewat empedu menuju
Komposisi pakan tinggi lemak terdiri feses (Guyton & Hall, 2007). Dengan
campuran lemak babi 50%, kuning telur adanya PTU, sintesis hormon tiroid
40%, minyak jelantah 10%, dan pakan dihambat dan kadar kolesterol meningkat.
standar di cukupkan hingga 100%.
Kemudian pemberian PTU yang Setelah pemberian induksi secara eksogen
dicampurkan kedalam minum untuk peningkatan kadar kolesterol juga
tikus.Digunakan PTU sebagai diberikan penginduksi secara endogen
penginduksi eksogen karena PTU yaitu pemberian minyak babi sebanyak 2
merupakan indikator hiperkolesterolemia, ml dengan cara disondekan langsung ke
selain itu juga dalam metabolisme lipid lambung tikus. Tujuan dari pemberian
terdiri dari tiga jalur di mana salah satu minyak babi yaitu diharapkan agar
peningkatan kolesterol dapat terjadi lebih 1988).Pada pengukuran awal tikus kadar
cepat. Minyak babi mengandung asam kolesterol hewan uji rata–rata 35 mg/dL.
lemak jenuh dan kolesterol sekitar 38– Pengukuran kadar kolesterol total setelah
43% (Kusumastuty, 2014). Lemak jenuh pemberian pakan lemak tinggi
mengakibatkan kadar trigliserida dalam menunjukkan hasil rentang 61-103
darah meningkat dan merupakan mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa tikus
prekursor kolesterol. Mengkomsumsi mengalami hiperkolesterolnemia.
lemak jenuh juga dapat menurunkan HDL Menurut Lestari, W.A., dan Utari, D.M.,
dalam darah sehingga dapat (2017) menyatakan bahwa kadar
meningkatkan kadar kolesterol karena kolesterol yang berlebih dalam darah
terjadi peningkatan Apolipoprotein-B akan menyebabkan hiperkolesterolemia.
kolesterol sehingga berkurangnya fungsi
reseptor LDL Hari ke-7 dilakukan pengambilan darah
Pengukuran kadar kolesterol total hewan awal dan pemberian pakan selama 35
uji tikus putih jantan (Rattus hari. Harike 42 pengambilan darah ke 2
norvegicus.L) menggunakan sampel dan terjadi peningkatan kadar kolesterol
berupa plasma darah. Alat yang yang diakibatkan pemberian pakan lemak
digunakan dalam penelitian ini yaitu tinggi dengan nilai presentasi kenaikan
Photometer 5010v5+ untuk meminimalisir untuk kelompok kontrol positif yaitu
kesalahan dalam pengukuran. Karena 23%,dosis I : I (4,95 mg/200 g BB : 3,6
spektrofotometer memiliki selektifitas mg/200 g BB) yaitu 51%, dosis I : II
dan sensitifitas yang tinggi.Pengukuran (4,95 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB)
kadar kolesterol tikus dilakukan yaitu 157%, dosis II : I (9,9 mg/200 g BB
sebanyak 3 kali yaitu pada hari ke 7, hari : 3,6 mg/200 g BB) yaitu 80%, dosis II :
ke 42 setelah pemberian pakan tinggi II (9,9 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB)
lemak, dan hari ke 56 setelah pemberian yaitu 97%.
obat dan ekstrak.
Hari ke 56 dilakukan pengukuran akhir
Keadaan hiperkolesteromia pada hewan kadar kolesterol total pada tikus dan
terjadi jika kadar kolesterol total dalam menunjukkan terjadinya penurunan kadar
darah melebihi normal. Pada tikus kolesterol total pada masing-masing
dikatakan hiperkolesterolemia jika kelompok perlakuan. Persentase
kolesterol tikus putih >54 mg/dL (Smith., penurunan kadar kolesterol total.
Mangkoewidjojo, 1988). Kadar kolesterol kelompok kontrol positif terjadi
pada tikus normal dengan nilai 10-54 penurunan kolesterol sebesar 26,05%, hal
mg/dL (Smith., Mangkoewidjojo, ini dikarenakan karena simvastatin
merupakan obat yang menghambat hiperkolesterolemia mengalami
enzim HMG-CoA reduktase, sehingga penurunan sebesar 19,56%.
mencegah pembetukan asetil CoA
menjadi mevalonat, dan kolesterol tidak Penurunan kadar kolesterol dengan
terbentuk.Kontrol negatif PEG 1,5% pemberian ekstrak daun salam dan daun
23,58%, dosis I : I (4,95 mg/200 g BB : jati belanda karena mengandung
3,6 mg/200 g BB) yaitu 23,57%, dosis I : flavonoid, saponin, dan tannin. Menurut
II (4,95 mg/200 g BB : 7,2 mg/200 g BB) Ekananda (2015) juga melaporkan bahwa
yaitu 22,14%, dosis II : I (9,9 mg/200 g flavonoid pada daun salam dapat
BB : 3,6 mg/200 g BB) yaitu 24,03%, menurunkan kadar kolesterol dimana
dosis II : II (9,9 mg/200 g BB : 7,2 flavonoid bekerja dengan cara
mg/200 g BB) yaitu 17,26%. menghambat enzim HMG-CoA
Reduktase sehingga sintesis kolesterol
menurun mengakibatkan kadar kolesterol
Berdasarkan hasil uji statistik One Way
darah menurun. Pada penelitian Chung et
Anovamenunjukkan nilai homogenitas
al. (2010) mekanisme kerja tanin yaitu
dengan nilai p=0,057 pada tingkat
tanin didalam tubuh akan berikatan
kepercayaan 99% (p>0,01) yang berarti
dengan protein tubuh dan akan melapisi
data kadar kolesterol hewan uji pada
dinding usus, sehingga penyerapan lemak
masing-masing kelompok perlakuan
terhambat. Mekanisme kerja saponin
homogen. Pada anova menunjukkan
yaitu merangsang sekresi cairan empedu
perbedaan bermakna kadar kolesterol di
sehingga kolestrol akan keluar bersama
dalam kelompok dengan p=0,091
cairan empedu menuju usus, dan
(p<0,01) yang berarti data tidak
merangsang sirkulasi darah sehingga
terdistribusi dengan baik.
mengurangi terjadinya pengendapan
Hasil yang didapatkan sesuai dengan lemak pada pembuluh darah (Harismah,
penelitian Ayu et al. (2016) yang 2016).
menyebutkan bahwa pada dosis 400
Kesimpulan
mg/Kg BB daun salam dapat menurunkan
Kombinasi ekstrak daun jati belanda
kadar kolesterol total sebanyak 14,5
(Guazuma ulmifolia Lam) dan daun
mg/dL. Pada penelitian Na’im., F (2016)
salam (Syzygium polyanthum) yang lebih
pemberian ekstrak etanol daun jati
efektif dalam menurunkan kadar
belanda pada tikus hiperkolesterolemia
kolesterol total pada tikus putih jantan
secara oral selama 14 hari menunjukkan
(Rattus norvegicus) adalah dosis II : I (9,9
aktivitas penurunan kadar LDL. Menurut
mg/200 gBB : 252 mg/200 g BB) yaitu
Rachmadani (2001)pemberian ekstrak air
24,03%.
daun jati belanda pada tikus
DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan
Adam. J. M., 2009, Buku Ajar Ilmi Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Penyakit Dalam, Jilid III Edisi V, Balitbang Kemenkes RI.
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Andersen, M., Markham., Kenneth, R., Kee, J. L., Hayes, E. R., McCuistion, L.,
1993, Pharmacology: A Nursing
2006, Flavonoids: Chemestry
Process Aproach, Saunders.
Biochemistry and Aplication, CRS
Press Taylor & Fransic Group, Boca Lajuck, P 2012, Ekstrak Daun Salam
Raton, FL, United States Of (Eugenia polyantha) Lebih Efektif
Amerika. Menurunkan Kadar Kolesterol
Ayu et al., 2016. Perbedaan Efektivitas Total dan LDL Dibandingkan Statin
Ekstrak Rimpang Temulawak Pada Penderita Dislipidemia.
(Curcuma xanthorriza Roxb.) dan Program Magister Program Studi
Daun Salam Eugenia polyantha) Ilmu Biomedik Program
Pada Penurunan Kadar Kolesterol Pascasarjana Uniiversitas Udayana
Total Tikus Putih Jantan (Rattus Denpasar.
norvegicus). FK UPN. Jakarta. Lestari, W.A., dan Utari, D.M., 2017.
Faktor Dominan
Chung, K.T., Wong, T.Y., Wei, C.I., Hiperkolesterolemia Pada Pra-
Huang, Y.W., Lin, Y. 2010., Lansia Di Wilayah Kerja
Tannins and Human Health: Puskesmas Rangkapanjaya Kota
Review, Food Sciences and Depok. Fakultas Kesehatan
Nutrition, Vol. 38: 421 – 464. Masyarakat. Universitas Indonesia.
Ekananda, N. A., 2015., Bay Leaf In
Raaman, N. 2006, Phytochemical
Dyslipidemia Theraphy, Majority
Journal, 4 (4) : 64 – 69. Techniques. India: New India
Publishing Agency.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku
Sari, P, Rita, S, W, Puspawati, N., M.,
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
2015, Identifikasi dan Uji Aktivitas
Jakarta: EGC. 74,76, 80-81, 244,
Senyawa Tanin dari Ekstrak Daun
248, 606,636,1070,1340.
Trembesi (Samanea saman (Jacq.)
Merr) sebagai Antibakteri
Harbone, J, B. 1987. Metode Fitokimia
Escherichia coli (E. coli). Bali,
Edisi Ke Dua, Bandung, Institut
Jurusan Kimia FMIPA Unuversitas
Teknologi Bandung.
Udayana.
Smith, J.B., Mangkoewidjojo, S., 1988., Wells, B.G., Dipiro, J.T.,
Pemeliharaan, Pembiakan dan Schwinghammer, T.L., Dipiro,
Penggunaan Hewan Percobaan di C.V., 2009. Pharmacotherapy
Daerah Tropis, Universitas Handbook Edisi VII, 98, 101, 103
Indonesia, Jakarta: 37 – 47. – 107, The McGraw – Hill
Medical, New York.

Anda mungkin juga menyukai