Skripsi ini telah kami setujui untuk disajikan dihadapan Tim Penguji pada Ujian
Komprehensif Program Studi S-1 Farmasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Mandala
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Lodes Hadju, SKM., M.Kes apt. Fatma Sari Siharis, S.Farm., M.Si
NIDN : 09 1705 8303 NIDN : 03 1204 8703
Mengetahui,
ii
iii
ABSTRAK
Hiperurisemia merupakan suatu kondisi dimana kadar asam urat melebihi batas
normal. Saat ini penggunaan obat sintetik digunakan untuk terapi asam urat, namun terdapat
efek samping yang tidak diinginkan. Alternatif bahan alam seperti herba kancing ungu
(Borreria laevis Lamk.) merupakan salah satunya karena herba kancing ungu mempunyai
senyawa flavonoid yang dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase yang berperan dalam
pembentukan asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar
asam urat pada ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk.). Penelitian ini
menggunakan metode maserasi karena tidak menggunakan pemanasan sehingga zat aktif tidak
terurai dan senyawa bersifat termolabil dan menggunakan etanol 96% sebagai pelarut yang
akan menyari lebih banyak senyawa polar seperti flavonoid, tanin, dan saponin.
Jenis penelitian ini yaitu eksperimental. Pengujian aktivitas penurunan asam urat
hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (NaCMC), kontrol
positif (Allopurinol), ekstrak etanol herba kancing ungu 400mg/gBB, ekstrak etanol herba
kancing ungu 800mg/gBB, dan ekstrak etanol herba kancing ungu 1600mg/gBB. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan One-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD.
Hasil skrining fitokimia dari ekstrak etanol herba kancing ungu mengandung senyawa
kimia seperti alkaloid, steroid, saponin, tanin, fenol, dan flavonoid. Konsentrasi dosis
400mg/gBB, 800mg/gBB dan 1600mg/gBB memiliki aktivitas penurunan kadar asam urat
dan yang paling optimal untuk menurunkan kadar asam urat yaitu konsentrasi dosis
400mg/gBB dengan persen penurunan kadar asam urat 38%.
Hasil yang diperoleh dari uji aktivitas penurunan kadar asam urat menunjukkan bahwa
nilai p sig uji ANOVA p>0,05 dan untuk uji LSD memiliki nilai p<0,05.
Kata kunci : Kafein, Asam Urat, Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk),
etanol 96%
Daftar Pustaka : 28 (1984-2021)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian
yang berjudul “Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu (Borreria laevis
Lamk.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Mencit (Mus musculus)” guna
memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Penyusunan hasil penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menghanturkan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Lodes Hadju SKM., M.Kes selaku Pembimbing I dan kepada Ibu
apt. Fatma Sari Siharis, S.Farm., M.Si selaku Pembimbing II atas semua waktu, tenaga dan
pikiran yang telah diberikannya dalam membimbing, mengarahkan, memberi saran maupun
Tak lupa pula penulis haturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
2. Ibu Dr. Ratna Umi Nurlila, S.Si. M.Sc selaku Rektor Universitas Mandala Waluya
3. Bapak Laode Hadju SKM., M.Kes selaku wakil rektor Bidang Akademik
4. Ibu Wa Ode Nova Noviyanti SKM., M.Kes selaku wakil rektor Bidang Non Akademik
5. Toto Surianto S, SKM., MH.Kes selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswan Universitas
Mandala Waluya
6. Bapak La Djabo Buton, SKM.,M.Kes selaku Ketua Lembaga (LPPM, LPM) Universitas
Mandala Waluya
v
7. Ibu apt. Wa Ode Yuliastri, S.Farm., M.Si selaku Ketua Prodi Farmasi Fakultas Sains Dan
8. Para Tim Penguji masing-masing : Ibu Risky Juliansyah S.Farm.,M.Si selaku Penguji I,
Ibu apt. Silviana Hasanudin S.Farm., M.Farm selaku penguji II dan Bapak apt. Bai Athur
9. Seluruh dosen dan staf/karyawan Universitas Mandala Waluya yang telah banyak
10. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih sayang serta motivasi.
11. Seluruh teman-teman Program Studi Farmasi Angkatan 2018 khususnya kelas B2,
Noventus yosua han, Febi, Made devi, Doyan eat-eat: Epi, Reni, Dila, Aulia, Dita, Ayuni,
Ningsa, Eka, Mila, Mita, dan Wulan yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada
Demikian hasil penelitian ini semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terutama
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian............................................................................ 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................... 20
C. Populasi dan Sampel...................................................................................... 21
D. Alat dan Bahan............................................................................................... 21
E. Prosedur Kerja................................................................................................ 21
F. Analisis Data.................................................................................................. 26
G. Etika Penelitian............................................................................................... 27
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil................................................................................................................ 29
B. Pembahasan.................................................................................................... 33
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 39
B. Saran .............................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Arti
EEHKU Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu
SFK Skrining FitoKimia
PAU Pengujian Asam Urat
PAAU Pengamatan Aktivitas Asam Urat
KN Kontrol Negatif
KP Kontrol Positif
D1 Dosis 1 (400 mg/gBB)
D2 Dosis 2 (800 mg/gBB)
D3 Dosis 3 (1600 mg/gBB)
KAUNSI Kadar Asam Urat Normal Sebelum Induksi
KAUSI Kadar Asam Urat Setelah Induksi
KAUSP Kadar Asam Urat Setelah Perlakuan
VP Volume Pemberian
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam urat adalah penyakit sendi yang terjadi akibat kadar asam urat yang terjadi
diatas normal atau bisa juga disebut dengan hiperurisemia. Asam urat merupakan produk
akhir dari metabolisme purin. Tingginya kadar asam urat dalam tubuh dapat menyebabkan
terbesar ke 4 didunia yang penduduknya menderita asam urat. Prevalensi penyakit asam
urat diindonesia diperkirakan 1,6-13,6 / 100.000 orang yang terjadi pada usia dibawah 34
tahun sebesar 32% dan di atas 34 tahun sebesar 68%, prevalensi ini meningkat seiring
dengan meningkatnya umur (WHO, 2011). Gangguan asam urat dapat dilakukan dengan
pengobatan asam urat dimana pengobatannya yakni untuk meringankan gejala asam urat.
Pengobatan asam urat yang bisa diterapkan untuk meringankan gejala asam urat, yaitu
dengan cara mengonsumsi obat pereda sakit dan mencegah peningkatan kadar asam urat.
Seperti obat - obat sintetis dan obat - obat herbal (Lingga, 2012).
telah lama kita ketahui. Bahkan sampai saat ini 80% penduduk dunia masih
menggantungkan dirinya pada pengobatan tradisional. Sebagian dari obat - obat modern
yang beredar didunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari
tanaman. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan cairan (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai
1
Tumbuhan rumput kancing ungu merupakan jenis herba, tubular dan memiliki
Penelitian mengenai herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk) sebagai penurun
kadar asam urat belum peneliti temukan, namun terdapat penelitian yang diteliti oleh Moh
Adam (2019) mengenai aktivitas penurun kadar asam urat pada famili Rubiaceae yang
terdapat pada tanaman biji kopi. Kandungan senyawa polifenol pada biji kopi dalam
bentuk chlorogenic acid mampu menghambat aktivitas xantin oksidase sehingga dapat
menurunkan kadar asam urat pada penderita asam urat pada dosis 200 mg/gBB, 400
Menurut penelitian yang diteliti oleh Indah (2019) menggunakan Rumput Mutiara
(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) dengan famili Rubiaceae telah terbukti bahwa flavonoid
yang diujikan dapat menghambat aktivitas kerja enzim xantin oksidase yang dapat
berpengaruh dalam menurunkan kadar asam urat dengan konsentrasi dosis 2,5 mg, 5 mg
daun kancing ungu (Borerria laevis Lamk) peneliti menguji skrining fitokimia, dimana
adanya kandungan fitokimia yang terdapat pada tanaman kancing ungu. Hasil penelitian
dari pengujian skrining fitokimia yang dilakukan, peneliti menemukan hasil positif adanya
diduga berhubungan dengan gugus hidroksil yang terdapat pada senyawa flavonoid,
dimana setidaknya ada satu gugus fungsi hidroksil untuk dapat melakukan penghambatan
2
Berdasarkan lebih yang telah dipaparkan, terkait belum ada penelitian yang
meneliti adanya aktivitas kadar asam urat pada tanaman kancing ungu, oleh sebab itu
peneliti menyimpulkan bahwa perlu dilakukannya penelitian tentang Uji Aktivitas Ekstrak
Etanol Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk) Terhadap Penurunan Kadar Asam
Urat Darah Mencit (Mus musculus). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan referensi untuk mendapatkan kandidat obat baru dari herba kancing ungu
(Borreria laevis) sebagai penurun kadar asam urat dan penelitian selanjutnya bisa meneliti
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk) mempunyai
aktivitas terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit (Mus musculus)?
2. Bagaimana aktivitas asam urat jika dibandingkan dengan penginduksi dan ektrak dari
3. Berapakah dosis yang efektif untuk menurunkan kadar asam urat pada darah mencit
(Mus musculus) ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis
Lamk) terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit (Mus musculus)
2. Tujuan khusus
a. Mengamati apakah ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk)
mempunyai aktivitas terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit (Mus
musculus)
b. Mengamati aktivitas asam urat jika dibandingkan dengan penginduksi dan ektrak
3
c. Menentukan nilai dosis ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk)
yang efektif untuk menurunkan kadar asam urat pada darah mencit (Mus
musculus)
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
wawasan, dan referensi terkait dengan kandungan senyawa yang terkandung dalam
ekstrak etanol daun kancing ungu (Borreria laevis Lamk) untuk penurunan kadar asam
urat.
2. Institusi
3. Praktis
pengujian terkait dengan adanya aktivitas yang terdapat dalam ekstrak etanol daun
kancing ungu (Borreria laevis Lamk) terhadap penurunan kadar asam urat.
4. Peneliti
Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan keahlian dalam pengujian uji
aktivitas ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk) terhadap
E. Kebaruan Penelitian
Berdasarkan kajian literatur, penelitian tentang Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Herba
Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah
Mencit (Mus musculus) ini belum pernah di temukan sebelumnya oleh peneliti. Penelitian
4
Tabel 1. Penelitian terkait dalam 5 tahun terakhir.
No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
1 Hasmeidar Penetapan kadar Sampel (kancing ungu Pengujian dan
(2020) flavanoid total Borreria laevis Lamk) metode
ekstrak etanol
herba kancing
ungu (Borreria
laevis Lamk.)
2 Hendrawati Uji Aktivitas Sampel (kancing ungu Peneliti sebelumnya
(2021) Antidiare Ekstrak Borreria laevis Lamk) melakukan uji
Etanol Daun aktivitas antidiare
Kancing Ungu
(Borreria laevis)
Pada Mencit
(Mus-musculus)
3 Sidarima Skrining fitokimia Sampel (kancing ungu Menggunakkan
(2020) dan penentuan Borreria laevis Lamk) pelarut etanol 70%
kadar polifenol
total, flavonoid,
total dan tanin
total herba
kancing ungu
(Borreria laevis
Lamk).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut DEPKES RI (2003) asam urat adalah bagian dari metabolisme purin,
namun jika tidak berlangsung secara normal maka akan terjadi proses penumpukan
kristal pada persendian yang bisa mengakibatkan rasa sakit. Purin adalah zat alami
yang merupakan salah satu struktur kimia pembentuk DNA dan RNA (Apriyanti,
2013).
Kadar asam urat normal pada laki-laki dan perempuan berbeda. Perempuan
mempunyai kadar asam urat normal berkisar 2,6 – 6 mg/dl, sedangkan kadar asam urat
normal pada laki-laki yaitu 3,5 – 7 mg/dl (Dhalimarta S, 2008). Asam urat jika
dibiarkan dapat merusak sendi, jaringan lunak dan ginjal. Asam urat terjadi akibat
peningkatan produksi asam urat atau penurunan ekskresi ataupun biasanya disebabkan
oleh diet tinggi purin (eksogen) yang berlebihan. Asam urat yang berlebihan tidak
akan tertampung dan termetabolisme seluruhnya oleh tubuh, maka akan terjadi
peningkatan kadar asam urat dalam darah yang disebut sebagai hiperurisemia. Faktor
yang menyebabkan penyakit asam urat yaitu faktor pola makan, faktor kegemukan,
2. Etiologi
Penyebab asam urat adalah metabolisme tubuh yang tidak sempurna. Penyebab
asam urat bisa juga dari kegagalan ginjal yang dikeluarkan melalui air seni. Sekitar
80 - 85 % asam urat diproduksi oleh tubuh, sedangkan sisanya berasal dari makanan,
dimana penyebabnya juga dapat terjadi faktor dari luar yaitu makanan yang tinggi
6
metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia lebih dari 40
tahun atau manula lebih beresiko besar terkena asam urat (Nabyluro’y, 2011).
Pembentukan asam urat dalam tubuh dihasilkan dari hasil akhir metabolisme
purin. Metabolisme purin menjadi asam urat terjadi pada saat DNA dan RNA menjadi
Proses tersebut terjadi secara terus-menerus didalam tubuh. Sebagian besar sel
tubuh selalu diproduksi dan digantikkan, terutama dalam darah. Adenosine yang
dengan bantuan enzim xanthine oxidase menjadi asam urat. Keberadaan enzim
xanthine oxidase menjadi sangat penting dalam metabolisme purin, karena mengubah
purin yang berasal dari dalam tubuh (asam nukleat) dan dari luar tubuh (makanan dan
minuman yang mengandung purin). Pada proses pembentukan asam urat, xantin
menjadi xantin kemudian menjadi asam urat, jika kadar purin dalam tubuh meningkat
akan memicu kerja enzim xantin dalam membentuk asam urat (Haidari, 2009).
Penyakit asam urat merupakan kondisi yang bisa menyebabkan gejala nyeri
yang tak tertahankan, pembengkakan, serta adanya rasa panas diarea persendian.
Semua sendi ditubuh beresiko terkena asam urat, tetapi sendi yang paling sering
7
terserang adalah jari tangan, lutut, pergelangan kaki dan jari kaki (Iskandar, 2012).
a. Akut Serangan awal gout berupa nyeri yang berat, bengkak dan berlangsung cepat,
lebih sering di jumpai pada ibu jari kaki. Ada kalanya serangan nyeri di sertai
periode interkritikal asimtomatik. Secara klinik tidak dapat ditemukan tanda- tanda
radang akut.
c. Kronis Pada gout kronis terjadi penumpukan tofi (monosodium urat) dalam
1. Allopurinol
Allupurinol adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat di
dalam darah. Obat allopurinol mempunyai struktur yang menyerupai bentuk alami
purin, yaitu hypoxanthine. Allopurinol bekerja menurunkan kadar asam urat dalam
darah dengan cara menghambat kerja enzim xantin oksidase, yaitu enzim berperan
2. Dexamethasone
Dexamethasone adalah obat yang tergolong dalam kelompok obat yang disebut
imun tubuh menjadi terlalu aktif. Jika terus terjadi hal ini dapat merusak jaringan-
membantu mencegah kerusakan jaringan. Salah satunya obat ini dapat digunakan
8
3. Meloxicam
Meloxicam adalah salah satu obat antiinflamasi nonsteroid. Obat ini umumnya
peradangan, pembengkakan, serta kaku dan nyeri otot. Obat ini digunakan pada
7. Kafein
merupakan komponen alkaloid derivat xantin yang mengandung gugus metil yang
akan dioksidasi membentuk asam urat sehingga dapat meningkatkan kadar asam urat
mengobati berbagai macam penyakit. Bunga kancing ungu kaya akan antioksidan (anti
radikal bebas), vitamin A, E dan B, mineral seperti kalsium, kalium, saponosides dan
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Borreria
a. Morfologi tumbuhan
a) Akar
cabang akar. Akar rumput kancing memiliki banyak bulu - bulu halus. Akar
rumput kancing memilik tudung akar atau kaliptera. Akar rumput kancing
b) Batang
sisi - sisinya berambut halus, pada bulu - bulunya tumbuh dua helai daun yang
c) Daun
bulat panjang lanset, bagian pangkal melebar dan ujungnya runcing, ukuran
panjangnya 2,5 - 5,5 cm dan lebarnya 0,75 - 2 cm, tepi daun terasa kasar bila
10
diraba karena adanya bulu - bulu halus yang keras, permukaan atas berwarna
hijau gelap keungu - unguan dengan urat daun yang nyata (Tjitrosoepomo, G.
2001).
d) Bunga
tajuk, panjangnya 3 - 3,75 mm, berwarna putih dengan corak ungu di bagian
ujung. Kepala bunga kecil, terdapat di ketiak daun dan di ujung batang, ukuran
e) Buah
lonjong, buah rumput kancing ungu terbelah membujur atau longitudinal atas
dua belahann, buah rumput jancing ungu berambut di bagian atas, sekat atau
septum yang persisten jelas terlihat, buah rumput kancing ukurannya kurang
penyakit. Bunga kancing kaya akan antioksidan (anti radikal bebas), vitamin A, E
dan B, mineral seperti kalsium, kalium, saponosides dan beberapa asam amino
kancing dapat meringankan gejala rematik. Bunga ini memiliki rasa yang netral
Manfaat dari tanaman daun kancing ungu (Borreria laevis Lamk) secara
11
mengobati disentri, mengobati bronkhitis kronis, mengobati asma bronkial dan
sesak napas, mengobati dysuria (kencing tidak lancar), mengobati radang mata dan
sebagai sumber zat kimia adalah daun, akar, batang, bunga, biji (Tjitrosoepomo, G.
2001)
ordo rodentia dan family muridae. Mus musculus hidup berkelompok dan memiliki
kebiasaan aktif pada malam hari. Mencit memiliki tubuh yang panjang dan ramping,
dan memiliki ekor meruncing, yang sedikit ditutupi oleh rambut. Mencit jantan
dewasa memiliki berat tubuh sebesar 25 - 40 gram, sedangkan mencit betina dewasa
Mencit atau (Mus musculus) adalah hewan yang cepat berkembang biak,
mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Mus
12
Gambar 2. Mencit (Mus musculus)
(Akbar, 2010)
laboratorium terutama percobaan tentang uji toksisitas. Hewan lain yang sering
digunakan dalam percobaan laboratorium adalah tikus. Kedua hewan tersebut sering
Mencit (Mus musculus) dinilai lebih ekonomis karena penggunaan hewan yang
berukuran lebih kecil dari pada hewan uji lainnya sehingga lebih ekonomis dengan
biaya yang lebih murah. Mencit sebagai hewan percobaan dapat memberikan
gambaran secara ilmiah yang mungkin terjadi pada manusia (Maharani 2012).
13
Siklus Birahi 4-5 hari 4 - 5 hari
Lama Kehamilan 19 - 21 hari
Estrus Postpartum Fertil
Jumlah Anak Perkelahiran 10 – 12
Umur Sapih 21 - 28 hari
Waktu Pemeliharan 7 - 9 bulan/6 - 10 liter
Produksi Anak 8/bulan
3. Maserasi
Maserasi berasal dari bahasa latin macerace berarti mengairi dan melunakan.
Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. Dasar dari maserasi adalah
melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel yang rusak, yang terbentuk pada saat
penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan kandungan dari sel yang masih utuh. Setelah
selesai waktu maserasi, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstrasi pada
bagian dalam sel dengan masuk kedalam cairan, telah tercapai maka proses difusi
ulang. Upaya ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang lebih
turunannya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperature ruangan
14
dan seterusnya. Maserasi merupakan cara ekstraksi yang sederhana dan mudah
(Tiwari, 2011).
4 - 10 hari, menurut mengamatan 5 hari sudah memadai (Voinght, 1994). Metode ini
tidak menggunakan pemanasan, sehingga zat aktif yang terkandung dalam bahan tidak
rusak. Kelebihan dari metode maserasi adalah alat dan cara pengerjaan sederhana,
4. Ekstraksi
Ekstraksi yaitu penarikan zat pokok yang di inginkan dari bahan mentah obat
dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan akan larut.
Sedangkan ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh - tumbuhan yang diperoleh
dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat, menggunakan
menstrum yang cocok, uapkan semua atau hampir semua dari pelarutnya dan sisa
endapan atau endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya (Endang 2016).
dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
berdifusi masuk kedalam pelarut. Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi laju
ekstraksi adalah persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan
Ekstraksi adalah sediaan yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dengan massa atau bubuk yang tersisa
RI, 1995).
15
5. Kajian empiris
sebagai sampel, namun terdapat penelitian yang diteliti oleh Moh Adam (2019)
mengenai aktivitas penurun kadar asam urat pada famili Rubiaceae yang terdapat pada
tanaman biji kopi. Kandungan senyawa polifenol pada biji kopi dalam bentuk
menurunkan kadar asam urat pada penderita asam urat dengan konsentrasi dosis 200
Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) dengan famili Rubiaceae telah
terbukti bahwa flavonoid yang diujikan dapat menghambat aktivitas kerja enzim
xantin oksidase yang dapat berpengaruh dalam menurunkan kadar asam urat dengan
penelitian daun kancing ungu (Borreria laevis Lamk). Peneliti menguji skrining
fitokimia, dimana adanya kandungan fitokimia yang terdapat pada tanaman kancing
ungu. Hasil penelitian dari pengujian skrining fitokimia yang dilakukan, peneliti
menemukan hasil positif adanya senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, quimun,
dan steroid.
oksidase diduga berhubungan dengan gugus hidroksil yang terdapat pada senyawa
flavonoid, dimana setidaknya ada satu gugus fungsi hidroksil untuk dapat melakukan
16
BAB III
Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui uji aktivitas
ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk) terhadap penurunan kadar asam
urat pada darah mencit (Mus musculus). Karena belum ada penelitian yang meneliti
adanya aktivitas penurunan kadar asam urat pada tanaman herba kancing ungu (Borreria
laevis Lamk), tetapi ada penelitian yang menemukan adanya aktivitas kadar asam urat
pada golongan famili Rubiaceae. Oleh sebab itu pada penelitian ini, akan diteliti untuk
melihat aktivitas tanaman herba kancing ungu terhadap penurunan kadar asam urat.
eksperimental yaitu eksperimen yang mengikuti prosedur dan memenuhi syarat - syarat
kontrol positif, kelompok kontrol negatif dan kelompok yang diberi perlakuan dengan
menggunakan hewan uji mencit (Mus musculus) sebagai subjek untuk melihat aktivitas
pengaruh pemberian herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk) terhadap penurunan
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan
antara konsep - konsep atau variabel - variabel yang akan diamati atau diukur melalui
17
Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
pada penelitian ini adalah kandungan herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk).
2. Variabel terikat
variabel bebas (Christalisana, 2018). Adapun variabel dependen pada penelitian ini
Ekstrak herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk) adalah hasil ekstraksi dari
Ekstrak herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk) dengan menggunakan etanol
18
Asam urat merupakan hasil metabolisme tubuh atau hasil katabolisme suatu zat
yang disebut purin. Asam urat juga dikenal sebagai Gout atau pada asam urat tinggi
Artritis gout. Sedangkan zat purin hasil akhir dari proses metabolisme tubuh tersebut
merupakan salah satu unsur protein yang ada dalam struktur DNA dan RNA. Maka
Kriteria objektif :
- Memiliki aktivitas kadar asam urat dan berbeda signifikan dengan penginduksi.
- Tidak memiliki aktivitas kadar asam urat dan tidak menurun atau menurun namun
E. Hipotesis Penelitian
1. Ha = Ada aktivitas ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk)
Ho = Tidak ada aktivitas ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis
Lamk) terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit (Mus musculus).
2. Ha = Ada aktivitas asam urat jika dibandingkan dengan penginduksi dan ektrak
Ho = Tidak ada aktivitas asam urat jika dibandingkan dengan penginduksi dan
3. Ha = Ada nilai dosis ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk)
yang efektif untuk menurunkan kadar asam urat pada darah mencit (Mus musculus)
Ho = Tidak ada nilai dosis ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis
Lamk) yang efektif untuk menurunkan kadar asam urat pada darah mencit (Mus
musculus)
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
untuk mengetahui aktivitas dari senyawa ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria
laevis Lamk) terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit (Mus musculus).
KN
KP
EEHKU SFK PAU PAAU
D1
D2
D3
Keterangan :
EEHKU : Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu
SFK : Skrining Fitokimia
PAU : Pengujian Asam Urat
KN : Kontrol Negatif
KP : Kontrol Positif
D1 : Dosis 1 (400 mg/g BB)
D2 : Dosis 2 (800 mg/g BB)
D3 : Dosis 3 (1600 mg/g BB)
PAAU : Pengamatan Aktivitas Asam urat
20
C. Populasi dan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kancing ungu yang di peroleh di Andonohu,
Kec.Poasia, Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Sampel dalam penelitian ini adalah kancing
1. Alat
Alat-alat yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu, beaker glass (Pyrex),
ukur (Pyrex), jarum oral (Onemed), kertas saring (Hario V60), spoit (Onemed), gelas
kimia (Pyrex), gunting (Stainless), mortar dan stamper (Powerbond), tabung reaksi
2. Bahan
Bahan yang di gunakan pada penelitian ini adalah hewan uji mencit (Mus
musculus) dengan bobot 20 - 30 gram dengan kondisi yang sehat yang diperoleh dari
digunakan yaitu ekstrak etanol herba kancing ungu, allopurinol, NaCMC, kafein,
E. Prosedur Kerja
Sampel herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk) dikumpulkan dan dicuci
bersih dengan air mengalir, kemudian dirajang dan dikeringkan dengan cara diangin-
2. Pembuatan Ekstrak
Etanol 96%. Sebanyak 500 gram sampel dimasukkan ke dalam benjana maserasi lalu
21
di tambahkan etanol 96% hingga seluruh bahan terendam. Wadah maserasi ditutup
3. Skrining Fitokimia
khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder (Harborne, 1987). Metode skrining
b. Alkaloid
Kemudian ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer pada tabung 1, dua tetes pereaksi
wagner pada tabung reaksi 2, dan 2 tetes pereaksi Dragendorff pada tabung reaksi.
Hasil positif ditandai dengan terbentuk endapan putih pada tabung reaksi 1,
endapan coklat pada tabung reaksi 2, dan endapan orange pada tabung reaksi 3.
22
c. Flavanoid
d. Fenol
dalam tabung reaksi ditambahkan larutan besi (III klorida) (FeCl3) 1% beberapa
tetes, hasil positif mengandung senyawa fenol apabila menghasilkan warna hijau,
e. Tannin
kedalam tabung reaksi dilarutkan kedalam 2 ml air dan ditambahkan 3 tetes larutan
f. Saponin
kedalam tabung reaksi yang telah terisi air hangat, kemudian dikocok vertical
ditambahkan 0,5 ml asam asetat anhidrat dan 2 ml asam sulfat pekat melalui
23
dinding tabung. Terbentuknya cincin kecoklatan atau violet pada perbataan larutan
Na CMC sebanyak 0,5 mg dimasukkan sedikit demi sedikit dan diaduk dengan
kemudian volumenya dicukupkan dengan air panas hingga volume 100 ml.
dengan NaCMC 0,5% sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen.
Pembuatan larutan kafein dilakukan dengan cara dosis kafein 37,8 mg/gBB
homogen.
0,5% adapun dosis dibuat dengan 3 variasi dosis 400 mg/gBB, 800 mg/gBB dan
1600 mg/gBB.
Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan
(Mus musculus) yang berbadan sehat, berumur 3 - 4 bulan, yang dapat diamati dari
24
perilakunya dengan berat badan 20 - 40 gr. Hewan uji ini diberi pakan pelet diet
standar dan air minum. Setiap pemberian pakan ditimbang dan jumlah pakan harus
sama.
Hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 1 hari atau 24 jam sebelum
diukur kadar asam urat awal dengan meneteskan darah yang berasal dari vena
lateralis ekor mencit pada test strip dan darah akan langsung meresap sampai ujung
strip dalam waktu 20 detik. Pada hari selanjutnya (H-1 – H-7) mencit diberikan
larutan kafein satu kali sehari selang 1 hari secara per oral selama 7 hari. Pada hari
ke-7 (H-7), satu jam setelah pemberian induksi, diukur kadar asam urat mencit tiap
kelompok. Pada H-1 – H-7 (setiap hari selama tujuh hari) setelah pemberian
14 (H-14) diukur kadar asam urat pada setiap kelompok setelah satu jam
pemberian perlakuan.
kadar asam urat darah puasa (basal) dengan cara meneteskan darah dari ujung ekor
mencit pada test strip. Test pengukuran kadar asam urat kemudian dipasang pada
alat glukometer, lalu alat di aktifkan. Kadar asam urat secara otomatis akan terlihat
peroral, untuk kelompok perlakuan setelah diketahui kadar asam urat mencit
diinduksi dengan kafein. Kadar asam urat mencit diperiksa setelah diinduksi secara
25
peroral. Semua sampel darah diambil dari vena ekor mencit dan kadar asam urat
Pada pengujian ini hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok. Tiap kelompok
terdiri dari 5 ekor mencit jantan. Kelompok I (negatif) induksi kafein + perlakuan
masing kelompok mencit dilakukan selama 7 hari dan perlakuan ekstak etanol
herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk) dilakukan selama 7 hari, kemudian
diukur kadar asam urat pada setiap kelompok setelah satu jam pemberian
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian yang berupa kadar asam urat dalam darah
uji Anova.
program SPSS. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji
Means: Analysis of Variance (1990) ada asumsi yang harus dipenuhi untuk melakukan uji
Anova yaitu:
26
1) Random sampling : sampel bersifat independen dan bebas, artinya individu sampel
diambil secara acak (random) dari masing-masing populasi atau kelompok data.
2) Multivariate normality : distribusi gejala tiap populasi atau kelompok data adalah
normal. Untuk mendapat data dengan distribusi normal, jumlah sampel bisa
pengujian variansi.
G. Etika Penelitian
Adapun etika dalam melakukan suatu penelitian yaitu peneliti mengajukan surat
Waluya. Selanjutnya peneliti menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
27
BAB V
A. Hasil
Waluya Kendari. Proses ekstraksi Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk)
kadar asam urat pada hewan uji mencit (Mus musculus) dilakukan di laboratorium
2. Analisis Data
a. Analisis univariat
28
Keterangan:
- Positif (+) = Mengandung senyawa kimia pada Herba Kancing Ungu
(Borreria laevis Lamk).
- Negatif (-) = Tidak mengandung seyawa kimia pada Herba Kancing Ungu
(Borreria laevis Lamk).
- Berdasarkan tabel diatas bahwa ekstrak etanol Herba Kancing Ungu
(Borreria laevis Lamk) memiliki kandungan senyawa yaitu alkaloid,
saponin, steroid, tanin, fenol, dan flavonoid.
Lamk).
3. Hasil pengukuran penurunan kadar asam urat pada mencit (Mus musculus)
diinduksi pada H3, H5, H7. Setelah KAUSI naik, mencit diberi perlakuan.
29
D1 2,9 3,9 4,2 5,5 4,5 5,6 4,6 3,5 4,6
D2 3 4 4,2 5,0 4,4 4,4 3,9 3,6 4
D3 3,1 4,1 4,9 5,6 4,8 4,9 4,2 4,1 4,4
Keterangan:
KAUNSI : Kadar Asam Urat Normal Sebelum Induksi
KAUSI : Kadar Asam Urat Setelah Induksi
KAUSP : Kadar Asam Urat Setelah Perlakuan
KN : Kontrol negative ( NaCMC)
KP : Kontrol Positif (Allupurinol)
D1 : Dosis 1 (400 mg/20 g BB)
D2 : Dosis 2 (800 mg/20 g BB)
D3 : Dosis 3 (1600 mg/20 g BB)
melihat penurunan kadar asam urat. Adapun untuk melihat hasil presentase
( KAUSI −KAUSP)
KAUSP (%) = x 100
KAUSI
10%
8%
8%
6%
4%
4%
2%
2%
0%
KN KP D1 D2 D3
Keterangan :
KAUNSI : Kadar Asam Urat Normal Sebelum Induksi
KAUSI : Kadar Asam Urat Setelah Induksi
KAUSP : Kadar Asam Urat Setelah Perlakuan
KN : Kontrol negative ( NaCMC)
KP : Kontrol Positif (Allupurinol)
D1 : Dosis 1 (400 mg/20 g BB)
D2 : Dosis 2 (800 mg/20 g BB)
D3 : Dosis 3 (1600 mg/20 g BB)
30
b. Analisis bivariat
Homogenitas. Jika hasil uji menunjukkan distribusi data normal dan homogen
dengan nilai p (sig) > 0,05 maka pengujian dapat dilanjutkan dengan uji one
asam urat.
Setelah dilakukan uji ANOVA dengan nilai p (sig) < 0,05 yang artinya
uji lanjutan yang digunakan adalah uji LSD (Least Significant Different).
Adapun hasil pengukuran asam urat menggunakan uji LSD dapat dilihat pada
tabel berikut.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji aktivitas kadar asam urat dari ekstrak
Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk) terhadap mencit (Mus musculus) yang di
Sampel herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk) yang digunakan yaitu dari
seluruh bagian tumbuhan, hal ini dilakukan berdasarkan penggunaannya secara tradisional
yang memanfaatkan seluruh bagian tumbuhan kancing ungu (Borreria laevis Lamk).
identitas dari tumbuhan herba kancing ungu yang akan digunakan dalam penelitian ini dan
mengkonfirmasikan bahwa tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah benar
Sampel herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk) yang masih segar disortasi
basah dengan cara dicuci bersih dengan air mengalir untuk memisahkan herba kancing
ungu dari kotoran dan benda asing lainnya, kemudian dijemur dibawah matahari secara
yaitu untuk mengurangi kadar air pada sampel agar tidak mudah ditumbuhi mikroba
selama penyimpanan (Pratiwi, 2019). Setelah herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk)
dikeringkan selanjutnya di rajang untuk memperbesar luas permukaan sampel serta cairan
penyari (pelarut) lebih mudah masuk ke dalam sel simplisia, sehingga zat yang larut dalam
32
maserasi, alasan digunakan metode maserasi karena metode ini tidak menggunakan
pemanasan sehingga zat aktif yang terkandung dalam bahan tidak rusak dan tidak terurai
Pada proses maserasi ini dilakukan perendaman selama 3 x 24 jam yang bertujuan
agar sampel serta cairan pelarut menyatu dan mudah masuk ke dalam sel simplisia
kemudian setiap 1 x 24 jam dilakukan proses pergantian pelarutan dan pengadukan yang
bertujuan untuk menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang lebih cepat
didalam cairan (Pratiwi, 2010). Adapun pelarut yang digunakan adalah etanol 96%, alasan
penggunaan pelarut etanol 96% adalah bersifat lebih selektif, absorbsinya baik, mudah
menguap, dan mendapatkan ekstrak kental lebih cepat dibandingkan pelaut etanol 70%
Ekstrak maserasi yang diperoleh dipisahkan dari pelarutnya sampai diperoleh berat
yang konstan. Adapun hasil rendemen yang diperoleh dari herba kancing ungu yaitu 8,5%
dan hasil tersebut memenuhi syarat karena nilai persen rendemen dengan berat simplisia
awal 500 gram tidak kurang dari 3,6% kemudian jika berat simplisia awal 1000 gram
maka nilai persen rendemen tidak kurang dari 8,5% (Depkes, 2000). Menurut Ukieyanna
senyawa yang tertarik oleh pelarut tersebut namun tidak dapat menentukan jenis senyawa
yang terbawa.
Hasil uji skrining bertujuan untuk mengetahui senyawa apa saja yang terkandung
di dalam Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk), berdasarkan data pengujian
bahwa sampel ekstrak Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk) mengandung senyawa
alkaloid, saponin, steroid, tannin, fenol dan flavonoid. Hasil skrining fitokimia sejalan
dengan penelitian yang dilakukan (Hendrawati, 2021), dimana senyawa hasil skrining
33
fitokimia yang dilakukan oleh (Hendawati, 2021) juga mengandung golongan senyawa
yang sama.
Uji aktivitas asam urat menggunakan hewan uji mencit (Mus musculus) yang
diinduksi kafein untuk meningkatkan kadar asam urat. Penginduksi kafein mampu
meningkatkan kadar asam urat dengan mekanisme komponen alkaloid derivat xantin yang
mengandung gugus metil yang akan dioksidasi membentuk asam urat sehingga dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah (Melova, 2018). Sebelum dilakukan perlakuan
adaptasi, mencit kemudian dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam dan hanya diberi
minum, tujuan dipuasakannya yaitu untuk mencegah pengaruh dari makanan yang
dikonsumsi. Pada lambung kosong absorbsi obat tidak terganggu karena tersedianya ruang
untuk menampung seluruh bahan uji. Sebelum diinduksi kadar asam urat mencit masuk
kedalam kategori normal yaitu 0,5 - 1,4 mg/dL. Selama 7 hari penginduksi mencit pun
mengalami hiperurisemia yang ditandai dengan kadar asam urat > 3,0 mg/dL. Hal ini
menunjukkan bahwa hewan uji telah mengalami asam urat (Fitriani, 2014).
Penginduksian mencit diberikan secara oral karena pemberian obat secara oral
merupakan rute yang paling umum digunakan karena sangat mudah penggunaanya, sangat
fleksibel dan dosis yang akurat (Bhowmik, 2009). Setelah pemberian penginduksi,
selanjutnya dilakukan pemberian perlakuan secara oral dengan kontrol positif yang
digunakan yaitu Allopurinol dimana mekanisme kerja allopurinol yaitu dengan cara
menghambat kerja enzim xantin oksidase, yaitu enzim yang berperan dalam pembentukan
asam urat, sehingga pembentukan asam urat terhambat. Pemilihan Allopurinol dosis 100
mg karena Allopurinol dosis 100 mg yaitu dosis lazim manusia (dewasa) dengan
pemberian dosis awal 100 mg, kemudian dosis pemeliharaan 200-300 mg (gout ringan)
34
dan 400-600 mg (gout yang cukup parah) sehingga pemilihan obat Allopurinol 100 mg
dipakai dalam penelitian ini dengan konversi dosis mencit 0,0026. Penggunaan obat
pembanding digunakan untuk memvalidasi proses pengujian serta obat pembanding dapat
memberikan efek asam urat pada mencit. Pemilihan Na-CMC sebagai kontrol negatif
karena Na-CMC selain digunakan sebagai pembawa, juga tidak memiliki aktivitas apapun
secara farmakologi. Pada penelitian ini digunakan hewan uji coba mencit (Mus musculus)
perlakuan NaCMC 0,5 g sebagai kontrol negatif, kelompok 2 diberi perlakuan Allupurinol
Pengamatan aktivitas kadar asam urat dilakukan dengan mengukur kadar asam urat
mencit (Mus musculus) berdasarkan tiap kelompok uji yaitu kelompok KN (Na-CMC),
dilakukan selama 1 minggu, penelitian dilakukan pada hari ke-3, ke-5, ke-7. Kemudian
pengamatan aktivitas penurun kadar asam urat dilakukan dengan diberikan pemberian
perlakuan dengan kelompok hewan uji selama 1 minggu, perlakuan dilakukan pada hari
ke-3, ke-5, ke 7.
Pada penelitian ini, hasil data pengukuran kadar asam urat dianalisis secara
statistik. Pengujian statistik yang dilakukan ialah uji One-Way Anova. Syarat dalam uji
One-Way Anova data yang akan diuji harus berdistribusi normal serta homogen. Oleh
karena itu sebelum dilakukan pengujian dengan uji Anova, data harus diuji normalitas dan
uji homogenitas terlebih dahulu dengan menggunakan SPSS for windows (Florensia
Febrianasari, 2018). Uji normalitas bertujuan untuk memperlihatkan data pada sebuah
variabel terdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk
35
memperlihatkan apakah data dalam variabel bersifat homogen atau tidak. Dikatakan
normal dan homogen jika hasil dari masing-masing uji memiliki nilai signifikan p > 0,05.
Selanjutnya dilanjutkan uji One-Way Anova yang digunakan untuk melihat ada tidaknya
perbedaan antara rata-rata dari keseluruhan perlakuan ditandai dengan nilai p<0,05,
kemudian dilakukan analisis Uji LSD (Least Significant Different) untuk mengetahui letak
Berdasarkan hasil analisis data, pada kelompok kontrol positif, ekstrak herba
kelompok negatif. Pada KP, D1, D2 dan D3 menunjukkan penurunan kadar asam urat
yang lebih tinggi dibandingkan dengan KN. Berdasarkan hal tersebut KP, D1, D2 dan D3
memiliki aktivitas penurunan kadar asam urat pada mencit yang diinduksi kafein.
Pada kelompok kontrol positif memiliki persen penurunan kadar asam urat (11%),
namun berdasarkan uji statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok
positif dengan kelompok konsentrasi D2 dan kelompok konsentrasi D3, yang artinya
kelompok konsentrasi D2 dan D3 memiliki efek yang sebanding dengan kontrol positif
terhadap penurunan kadar asam urat. Sedangkan kelompok kontrol positif dengan
konsentrasi D1 berdasarkan uji statistik terdapat perbedaan yang bermakna yang artinya
konsentrasi D1 dapat menurunkan kadar asam urat tetapi memiliki efek penurunan kadar
Pada kelompok konsentrasi D2 dengan persen penurunan kadar asam urat sebesar
11%, berdasarkan uji statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok
konsentrasi D1 dan D3 yang artinya kelompok konsentrasi D1 dan D3 memiliki efek yang
sama dengan konsentrasi D2 terhadap penurunan kadar asam urat, tetapi memiliki
aktivitas yang berbeda terhadap penurunan kadar asam urat. Meskipun demikian, ekstrak
etanol herba kancing ungu (Borreria laevis) konsentrasi D2 dapat menurunkan kadar asam
36
urat lebih besar dibandingkan konsentrasi D1 dan D3, menurut Rahayu (2016) dosis yang
semakin besar akan berhenti menyebabkan peningkatan efek karena terdapat beberapa
faktor yang disebabkan oleh banyaknya komponen senyawa kimia yang terdapat pada
bahan alam, jumlah senyawa kimia yang terkandung semakin banyak sehingga
kancing ungu (Borreria laevis Lamk) dapat menurunkan kadar asam urat, yang diduga
menghambat aktivitas kerja enzim xantin oksidase yang dapat berpengaruh dalam
menurunkan kadar asam urat. Pada konsentrasi D1, konsentrasi D2, dan konsentrasi D3
dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit yang di induksi kafein tetapi yang paling
optimal dalam menurunkan kadar asam urat yaitu pada konsentrasi D2 dengan persen
penurunan kadar asam urat sebesar 11%. Dengan ini bahwa penelitian tersebut sejalan
dengan beberapa penelitian lainnya yang dilakukan (Moh Adam, 2019) mengenai aktivitas
penurun kadar asam urat pada famili Rubiaceae yang terdapat pada tanaman biji kopi
pinogu. Kandungan senyawa polifenol pada biji kopi dalam bentuk chlorogenic acid
mampu menghambat aktivitas xantin oksidase sehingga dapat menurunkan kadar asam
urat pada penderita asam urat dengan konsentrasi dosis 800 mg/gBB.
Pada KN dengan KP dengan nilai p (sig) <0,05 yang artinya terdapat perbedaan
signifikan dengan nilai 0,02, KN dengan D1 terdapat perbedaan signifikan dengan nilai
terdapat perbedaan signifikan dengan nilai 0,00. Adapun KP dengan D1 dengan nilai p
(sig) >0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan signifikan dengan nilai 0,14, KP dengan
D2 tidak terdapat perbedaan signifikan dengan nilai 0,69, KP dengan D3 tidak terdapat
perbedaan signifikan dengan nilai 0,23. D1 dengan D2 tidak terdapat perbedaan signifikan
37
dengan nilai 0,74, D1 dengan D3 tidak terdapat perbedaan signifikan dengan nilai 0,49,
adalah kelompok yang digunakan untuk perbandingan dengan sampel uji, jika hasil yang
diperoleh dari KP tidak memiliki perbedaan signifikan dengan sampel yang di ujikan
maka sampel uji yang digunakan dikatakan memiliki aktivitas sebagai penurun kadar
asam urat. Sedangkan KN adalah kelompok yang digunakan untuk perbandingan dengan
sampel uji, jika hasil yang di peroleh sampel uji lebih besar dibandingkan dengan KN
maka sampel uji dapat dikatakan memiliki aktivitas sebagai penurun kadar asam urat.
38
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk) memiliki aktivitas
penurunan kadar asam urat pada mencit (Mus musculus) yang diinduksi kafein.
2. Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk) dapat memberikan
aktivitas penurunan kadar asam urat pada mencit (Mus musculus) dengan persen
penurunan kadar asam urat masing-masing pada kelompok negatif sebesar 2%, pada
kelompok positif sebesar 11%, pada kelompok konsentrasi dosis 400 mg sebesar 4%,
pada kelompok konsentrasi dosis 800 mg sebesar 11%, dan pada kelompok konsentrasi
dosis 1600 sebesar 8%, dan yang paling optimal untuk menurunkan kadar asam urat
3. Pada KN dengan KP dengan nilai p (sig) <0,05 yang artinya terdapat perbedaan
signifikan dengan nilai 0,02, KN dengan D1 terdapat perbedaan signifikan dengan nilai
terdapat perbedaan signifikan dengan nilai 0,00. Adapun KP dengan D1 dengan nilai p
(sig) >0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan signifikan dengan nilai 0,14, KP
dengan D2 tidak terdapat perbedaan signifikan dengan nilai 0,69, KP dengan D3 tidak
signifikan dengan nilai 0,49, D2 dengan D3 tidak terdapat perbedaan signifikan dengan
nilai 0,40.
B. Saran
39
Sebaiknya perlu dilakukan pengujian lanjutan terhadap aktivitas penurunan kadar
asam urat dengan dosis yang berbeda serta dilakukan penelitian lebih lanjut pada Ekstrak
Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk) untuk mendapatkan senyawa kandidat obat
baru.
40
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N. 2011.Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Akbar B, 2010. Tumbuhan dengan kandungan senyawa aktif yang berpotensi sebagai bahan
infertilitas. Adabia Press. Jakarta, h. 4–5.
Anggraeni, Indah (2019) Uji Efektivitas Ekstrak Tanaman Rumput Mutiara (Hedyotis
corymbosa L.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Mencit Jantan (Mus
musculus) GALUR BALB-C. Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.
Apriyanti, M. 2013. Meracik Sendiri Obat dan Menu Sehat Bagi Penderita Kolesterol.
Pustaka Baru Press. Yogyakarta
Astutik, Endang. 2016. “Pengaruh Metode Diskusi, Pemberian Tugas Dan Motivasi BElajar
Terhadap Pencapaian Kelulusan Ujian Nasional Di SDN Mayangan 6 Kota
Probolinggo.” Jurnal Penelitian Dan PEndidikan IPS 10 No.2.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). 2014. Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Peraturan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Cemaran
Mikroba dan Logam Berat dalam Kosmetika. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia.
Christalisana, Chandra. (2018). Pengarauh Pengalaman dan Karakter Sumber Daya Manusia
Konsultan Manajemen Konstruksi terhadap Kualitas Pekerjaan pada Proyek di
Kabupaten Pandeglang. 7(1): halaman 87-98.
Ciulei, J. (1984). Metodology for Analysis of Vegetables and Drugs. Bucharest Rumania:
Faculty of Pharmacy. Pp. 11-26.
Dalimartha, Setiawan. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 5. Jakarta: PT Pustaka Bunda.
Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.
Fitriani, N. 2014. Aktivitas Antidiabetes Mellitus Fraksi dari Ekstrak Etanol Daun Sirsak
(Annona muricata L.) terhadap Mencit Jantan Swiss Webster. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Haidari, F., Keshavarz, S.A., Rashidi, M. R. & Shahi, M.M., 2009, Orange Juice and
Hesperetin Supplementation to Hyperuricemic Rats Alter Oxidative Sterss Markers
and Xanthine Oxidoreductase Activity, J. Clin. Biochem. Nutr., 45 (3), 285;291.
Harborne, J. B., 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.
Edisi kedua, Hal 5, 69-76, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang
Soedira, ITB Press, Bandung.
Hendrawati, 2021. Skripsi Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Daun Kancing Ungu
(Borreria laevis) Pada Mencit (Mus-musculus). Program Studi Si Farmasi Fakultas
Sains Dan Teknologi Universitas Mandala Waluya Kendari.
Indah, Firdayanti, N. (2019). Manajemen Asuhan Kebidanan Internatal Pada Ny “N” Dengan
Usia Kehamilan Pretern Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli 2018. Jurnal
Widwifery, 1(1), 1–14.
Istiqomah. (2013). Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi Terhadap kadar
Piperin Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus). Skripsi Jurusan Farmasi UIN
Hidayatullah Jakarta.
Katzung, B.G., 2007. Basic & Clinical Pharmacology, Tenth Edition, United States: Lange
Medical Publications.
Lingga, lanny. 2012. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Maharani, S. 2012. Pengaruh pemberian larutan ekstrak siwak (Salvadora persica) pada
berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan Candida albicans. Skripsi.
Dipublikasikan, Semarang. Universitas Diponegoro.
Maria Dewajanti, Anna. (2019) Peranan Asam Klorogenat Tanaman Kopi Terhadap
Penurunan Kadar Asam Urat Dan Beban Oksidatif. Ukrida Press.
Melova, amir. 2018. Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Buah Naga Putih (Hylocereus undatus)
Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Pada Mencit (Mus musculus).
Minarno, E. B., 2015, Skrining Fitokimia dan Kandungan Total Flavonoid pada Buah Carica
pubescens Lenne & K. Koch di Kawasan Bromo, Cangar dan DataranTinggi Dieng.
El-Hayah, 5(2), 77
Misna, M., and Diana, K., 2016, Aktivitas antibakteri ekstrak kulit bawang merah (Allium
cepa l.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika
Journal of Pharmacy)(e-Journal), 2(2), 138-144.
Nabyluro’y R. Ahmad. 2011. Cara mudah mencegah, mengobati asam urat dan hipertensi.
Bibliografi: hlm. 125-126. Dinamikamedia. Indonesia.
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pratiwi Amaliah, A., Sobari, E., and Mukminah, N. 2019. Rendemen Dan Karakteristik Fisik
Ekstrak Oleoresin Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Dengan Pelarut Heksan."
Presented at Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar
Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. diterjemahkan oleh Prof.
Dr. Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB: Bandung.
Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur G. & Kaur H., 2011, Phytochemical Screening and
Extraction; A Review, International Pharmaceutical Sciencia, 1, 1, 98-106.
Ukieyanna, E., 2012. Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolik Dan Flavonoid Total Tumbuhan
Suruhan (Peperomia Pellucida L. Kunth), Skripsi, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat.
Van Hoorn Judith & dkk. 2007. Play at The Center of The Curriculum. New Jersey: Pearson.
Voight, R., 1994, Buku Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574,
diterjemahkan oleh Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.
World Health Organization (WHO). 2011. Noncommunicable Diseases in the South-East Asia
Region.
Zastrow, C.H., & Asman, K. 2011. Understanding Human Behavior and Social Environtment.
USA: Library of Congress Control.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak
Dimaserasi dengan
etanol 96% selama 3x24
jam.
Ekstrak dipekatkan
dengan rotary evaporator
Ekstrak diuapkan
dengan hair drayer
Ekstrak kental
Lampiran 2. Skema Kerja Asam Urat
KN KP D1 D2 D3
Induksi kafein
400mg/gBB,
NaCMC Allopurinol 800mg/gBB,
1600mg/gBB
42 , 5 g
= x 100 %
500 g
= 8,5 %
2. Perhitungan Dosis Kafein (Induksi)
: 0,098 g/gBB
Ekstrak kental
2. Pengujian skrining fitokimia
Gambar Keterangan
Uji alkaloid :
1) Mayer (+) = terbentuk endapan
putih
2) Wegner (+) = terbentuk endapan
coklat/orange
3) Dragendorff (-) = tidak terbentuk
endapan jingga
Uji fenol (FeCl3) (+) = terbentuk warna
buih/busa
kehitaman
Gambar Keterangan
1.334 4 10 .323
ANOVA
Kadar Asam Urat
Homogeneous Subsets
kelompok perlakuan N 1 2
a
Duncan Kontrol Positif 3 3.767
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Kadar Asam Urat
Mean Difference 95
(I) kelompok perlakuan (J) kelompok perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Lower