Anda di halaman 1dari 13

Standar Etik

Arsitek Indonesia
kewajiban kepada profesi

Kelompok 6
Anggota

Ade Mahfudin
F1E021070
Aznizar Habil
F1E021109

Achmad Rabiin P Khansa Kalis M


F1E021069 F1E022088

Cinta Sakinah R
Arya Hilman A
F1E022082
F1E021073
Pembahasan

Pengertian Kode Etik

Kode Etik Arsitek

Contoh Kasus Pelanggaran


Pengertian Kode
Etik
Kode etik berasal dari dua kata yaitu Kode dan Etik.
Kode artinya tanda yang disetujui dengan maksud
tertentu. Sementara Etik itu berasal dari bahasa
yunani yaitu "ethos" yang memiliki arti watak, adab,
cara hidup. Kode etik itu sendiri adalah suatu norma
dan asas yang diterima oleh kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku.

sumber
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kode/etik
Kode Etik Arsitek
(kaidah dasar empat)

Kewajiban Kepada Profesi


Arsitek berkewajiban menjaga dan
menjunjung tinggi integritas dan martabat
profesinya dan dalam setiap keadaan
bersikap menghargai dan menghormati
hak serta kepentingan orang lain

sumber
https://iai.or.id/assets/uploads/2022/03/kode_etik.pdf
Standar Etika 4.1
KEJUJURAN DAN KEADILAN
Arsitek wajib menjalankan profesinya dengan menjunjung tinggi nilai kejujuran dan
keadilan.

Kaidah Tata Laku 4.101


“ Arsitek yang mengetahui adanya kelalaian ataupun
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh rekan
arsitek lain yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
kejujuran, kebenaran, atau kemampuan arsitek, wajib

menyampaikan/melaporkannya kepada Dewan
Kehormatan IAI
Kaidah Tata Laku 4.102

Arsitek tidak dibenarkan menandatangani atau


mengesahkan gambar, spesifikasi, laporan
ataupun dokumen kerja lainnya yang tidak berada
di bawah tanggung jawab yang terkendali

Kaidah Tata Laku 4.103

Arsitek dalam kapasitas profesionalnya, tidak


boleh secara sadar membuat pemyataan yang
keliru atas fakta materiil
Standar Etika 4.2
CITRA DAN INTEGRITAS
Arsitek berkewajiban meningkatkan citra dan integritas
keprofesiannya melalui tindakan-tindakan keteladannya dan
memastikan agar lingkungan profesinya serta karyawannya selalu
menyesuaikan perilakunya dengan kode etik ini

Kaidah Tata Laku 4.201 Kaidah Tata Laku 4.202


Arsitek tidak dibenarkan membuat Arsitek wajib berusaha sewajamya
pernyataan yang menyesatkan, untuk menekankan agar pihak-pihak
keliru, atau palsu mengenai di bawah pengawasannya
kualifikasi keprofesian, pengalaman memahami serta menaati kaidah dan
kerja, atau penampilan kerjanya, kode etik yang dianutnya
serta mampu menyampaikan secara
cermat lingkup dan tanggung jawab
yang terkait dengan pekerjaan yang
diakui sebagai karyanya
Standar Etika 4.3

PENGEMBANGAN DIRI
Arsitek harus senantiasa mengembangkan diri

Kaidah Tata Laku 4.301


Sebagai seorang profesional, Arsitek harus terus-menerus mengembangkan
kepakarannya, ketrampilan, dan wawasan keprofesiannya

Kaidah Tata Laku 4.302


Arsitek dengan segala kesungguhan dan kemampuannya,
berkewajiban untuk berperan serta dalam pengembangan llmu dan
pengetahuan, wawasan kearsitekturan, kebudayaan, dan pendidikan
Standar Etika 4.4

KEMITRAAN
Arsitek bermitra hanya dengan orang yang memiliki
kompetensi yang memadai atau sepadan dibidangnya.

Kaidah Tata Laku 4.401

Arsitek tidak dibenarkan bermitra dengan seseorang


yang sudah tidak terdaftar di asosiasi profesinya atau
tidak memenuhi syarat sebagai anggota organisasi
profesi arsitek yang diakui.
Contoh Kasus Pelanggaran
Kasus Pertama
Kecurangan pembangunan fasilitas pemerintahan Kabupaten
Konawe Utara (Konut) makin terkuak. Ternyata, bukan hanya
gambar desain kantor DPRD Konut yang diduga hasil jiplakan
gedung DPRD lain, tapi juga desain kantor bupati dan masjid raya
yang tidak ditenderkan ke konsultan. Biaya desain gedung DPRD
Konut sekitar Rp 200 juta, sedangkan kantor bupati berkisar Rp
400 juta.

Kasus Kedua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah merampungkan pemeriksaan
terhadap seorang arsitek bernama Lo Jecky dalam kasus dugaan
suap/gratifikasi di lingkungan Mahkamah Agung (MA) pada tahun 2011-
2016 yang menjerat eks Sekretaris MA, Nurhadi Abdurrachman (NHD).
aliran uang Nurhadi yang diduga digunakan untuk mendesain rumah di
kawasan Hang Lekir dan Patal Senayan.
Tanggapan Kasus
Kasus Pertama
Seharusnya panitia memeriksa gambar kerja pada saat pengambilan
dokumen tender. Pelanggaran Proses kerja di pemerintahan harusnya ada
sanksi tegas atau tindak lanjut dari pemerintah setempat untuk kasus-kasus
seperti ini agar Etika Profesi dapat teraplikasikan secara nyata. Kasus ini
termasuk pelanggaran kode etik "kejujuran dan keadilan" dalam Kaidah Tata
Laku 4.102. Serta pelanggaran kode etik "citra dan integritas" dalam kaidah
tata laku 4.201

Kasus Kedua
Menjalankan profesi sebagai arsitek seharusnya telah mengerti aturan maupun
kode etik dalam bekerja, namun walaupun sudah memahami hal tersebut dalam
dunia kerja banyak arsitek yg melakukan pelanggaran, sama halnya dengan kasus
kedua seorang arsitek melanggar kode etik dalam standar etika "kejujuran dan
keadilan" pada kaidah tata laku 4.103.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai