PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan program praktek klinik ini belajar berorientasi pada penerapan teori
dan kenyataan yang dihadapi di Pav Seruni pada anak dengan kejang demam. Kejang demam
adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat (lebih dari 38 oC – 39 oC) yang
disebabkan oleh proses extracranium (Ngastiyah, 229, Perawatan Anak Sakit, 1997).
Di era globalisasi ini tingkat moralitas bagi anak di Indonesia masih sangat tinggi
40/1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan dan pemahaman orang tua
tentang pemeliharaan dan perawatan serta hygieni diri / perorangan dan lingkungan masih
kurang.
Seperti diketahui bahwa “Kejang Demam” disebabkan karena proses ektracranium dan
salah satunya adalah pada kasus ini diare. Dimana diare yang disertai febris itu sendiri
merupakan penyakit infeksi, maka dari situ kebersihan diri, keluarga dan lingkungan sangat
penting untuk mencegah terjadinya hal tersebut
Demam kejang merupakan penyakit yang mempunyai komplikasi yang sangat
berbahaya, seperti kerusakan sel otak, cedera, anoksia. Oleh karena itu perlu perawatan yang
intensif yang meliputi perawatan secara medik, terapeutik, supportif yang dapat segera
dilaksanakan. Maka diperlukan kerja sama yang baik antara tenaga kesehatan dan keluarga
dalam mencegah terjadinya bahaya tersebut, dengan cara memberi penyuluhan dan
pemahaman tentang arti pentingnya kebersihan baik diri, keluarga dan lingkungan. Oleh karena
itu penulis tertarik untuk mengangkat kasus kejang demam ini sebagai laporan asuhan
kebidanan pada anak.
B. Tujuan
1. Umum : Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke
dalam proses asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan pengalaman dalam
memecahkan masalah pada anak dengan “kejang demam” sesuai dengan standar Helen
Varney.
Khusus : Setelah melakukan asuhan kebidanan pada anak dengan “kejang demam” diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian data
b. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
c. Mengidentifikasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Melaksanakan suatu tindakan sesuai rencana
f. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
- Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada anak
- Mendapatkan pengalaman serta menerapkan yang didapat dalam perkuliahan dengan
kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebianan
2. Bagi Klien
Agar klien / keluarga bisa mengetahui dan mengerti sera memahami tentang keadaannya
sehingga diharapkan klien / keluarga bisa kooperatif dengan tenaga kesehatan dalam
melakukan asuhan kebidanan.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang memerlukan perbandingan dalam asuhan kebidanan
pada anak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
4. Prognosis
Jika pengobatan tepat dan cepat prognosis baik
Resiko post kejang demam tergantung :
1) Kriteria demam kejang sementara
2) Kelaianan dalam perkembangan kelainan syaraf sebelum kejang demam
3) Kejang berlangsung lama kejang lokal
5. Gambaran klinis / gejala klinis
1) Kriteria kejang demam sementara
- Umur 6 bulan – 4 tahun
- Lama kejang < 15 menit
- Kejang bersifat umum
- Kejang terjadi 16 jam setelah timbulnya demam
- Tidak ada kelainan neorologis dan laboratoris
- EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang
- Bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak lebih dari 4 kali.
2) Gambaran lainnya
- Bertemperatur 38,90C – 40,60C
- Menggigil
- Berkeringat
- Letargi
- Nafsu makan menurun
- Nadi an pernafasan cepat
- petechie
6. Diagnosis Kejang
Pengamatan kejang tergantung banyak faktor termasuk umum penderita, tipe dan frekuensi
kejang dan ada atau tidaknya temuan neurologis.
Diagnosis kejang pemeriksaannya melalui :
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan neurologis dalam batas normal
3) Pemeriksaan laboratorium DL, k, Elektrolit erum, MG dalam batas normal
4) Puntie lumbal dalam batas normal
Diagnosis banding
1) Meningitis
2) Enchephalitis
3) Abses otrak
4) Epilepsi
5) Hidrosefalus
7. Pelaksanaan
1) Medik
1) Memberantas kejang secepat mungkin
2) Pengobatan penunjang
3) Memberikan pengobatan rumah
4) Mencari dan mengobati penyebab
2) Terapeutik
1) Antiseptik 10 mg/kg/dosis
2) Diazepam 0,3 – 0,5 mg/kg/dosis IV pelan
3) Kompres air dingin
3) Suportif
1) Bebaskan jalan nafas
2) Pemberian O2
3) Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Monitoring tanda-tanda vital
4) Bila wajah belum berhenti dapat diulang deng dosis yang sama setelah 20 menit
8. Komplikasi
Demam kejang dapat menimbulkan :
1) Kejang ulang
2) Kerusakan otak
3) Cedera (lidah tergigit)
4) Dehidrasi
5) Anoksi
Tindakan saat kejang
1) Baringkan klien di tempat rata, kepala dimiringkan
2) Pasang tounge spatel yang dibungkus kasa
3) Singkirkan benda-benda di sekitar klien lepaskan pakaian yang mengganggu pernafasan
4) Isap lendir, beri O2 4 lt/mnt
5) Bila suhu meningkat, lakukan pengompresan
6) Setelah klien sadar, diberi minum hangat
7) Hubungi dokter / konsul tim medis
9. Diagnosa pada demam kejang menurut teori
1) Resiko terjadi kerusakan sel otak akibat kejang
2) Suhu yang meningkat diatas normal
3) Resiko terjadi bahaya (lidah tergigit)
4) Gangguan rasa aman dan nyaman
5) Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
10. Intervensi
1) Baringkan di tempat yang rata, kepala dimiringkan untuk menghindari aspirasi
2) Berikan kompres dingin secara intensif
3) Berikan minum yang banyak
4) Pasang sudip lidah saat klien kejang
5) Buku baju klien untuk mengurangi rasa panas
6) Berikan obat penurun panas
7) Berikan O2
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
MRS : 20 – 8 – 2012 Jam : 08.50 WIB
Tanggal pengkajian 21 – 8 – 2012
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : An. “E” No. Register : 155882
Umur : 2,5 tahun, anak ke 1 Nama orang tua : Tn. ”S”
Agama : Islam Umur : 35 tahun
Alamat : Batu Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SMU
Agama : Islam
Alamat : BATU
2. Keluhan utama
Ibunya mengatakan anaknya mengalami panas badan sudah 2 hari dan kejang 1 kali di rumah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Sejak pagi pada tanggal 19-8-2012 pasien panas, muntah 3 x, diare 2 x, pasien kejang 1 x.
Tanggal 20-8-2012 Jam 19.00 di rumah langsung di bawa ke rumah sakit.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pada umur 1,5 tahun pasien pernah menderita penyakit, tapi tidak sampai MRS, hanya periksa
ke dokter praktek, diberi obat dan sembuh.
5. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dialami pasien, hanya sepupu
pasien menderita epileksi.
6. Riwayat neonatal
Prenatal : Ibu mengatakan kehamilan anaknya ini kehamilan ke I. Periksa ke bidan rutin sebanyak 9 kali.
Umur kehamilan 40 minggu. Mendapat tablet Fe, vitamin, suntik TT 2 kali. Kelugan selama
hamil mual. Muntah pada TM I.
b. Natal : Lahir spontan di bidan, dilakukan perantara dengan bayi menangis kuat, warna kulit merah.
c. Postnatal : Jenis kelamin ♂, BBL : 3600 gr, PBL : 19 cm, keadaan umum baik, mendapat ASI sampai
usia 17 tahun. Diberi PASI mulai umur 4 bulan.
7. Riwayat imunisasi
BCG R DPT R Polio R
Campak R DT R HB I, HB II, HB III R
8. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi
Sehat : Makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring dengan nasi, lauk, sayur dan makan tambahan
seperti buah dan kue
Minum ± 7-8 gelas/hari air putih, teh, kadang minum susu
Saat sakit : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit ± 5 sendok ½ piring dengan lauk dan sayur.
Minum ± 7-8 gelas per hari air putih dan teh.
Pola aktivitas
Sehat : Px tidur siang pukul 11.30 WIB – 14.00 WIB
Px tidur malam pukul 20.00 WIB – 06.00 WIB
Saat sakit : Px tidur siang pukul 12.00 WIB – 13.30 WIB sering terbangun karena lingkungan sekitar
Px tidur malam pukul 20.00 WIB – 05.00 WIB tidur nyenyak
Pola eliminasi
Sehat : BAB 1 x/hari tiap pagi konsistensi lunak, bau dan warna khas.
BAK ± 500 cc x/hari warna kuning jernih, bau khas.
Pola kebersihan dini
Sehat : Px mandi 2 x/hari pagi dan sore, dimandikan ibunya keramas 2 x/minggu, gosok gigi 2 x/hari,
ganti pakaian 2 x/hari.
Saat sakit : Px tidak pernah mandi hanya diseka 2 x/hari, pagi dan sore, tidak pernah keramas selama
masuk rumah sakit dan tidak pernah gosok gigi.
B. Data Obyektif
a. Kesadaran : Compos mentis
b. Keadaan umum : Baik
S : 309 oC
N : 96 x/mnt
RR : 28 x/mnt
BB : 10 kg
TB : 89 cm (status gizi : normal)
c. Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut hitam, rambut tipis, tidak ada benjolan, rambut tidak mudah dicabut.
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan, cuping hidung.
Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis, sklera putih, mata kotor.
Mulut dan Gigi : Sariawan, gigi tidak caries, mukose bibir lembab, lidah tidak kotor.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri dada, tidak ada whezing, tidak ada ronchi.
Perut : Simetris, tidak ada lesi, perut tidak kembung.
Punggung : Tidak ada kelainan bentung punggung.
Genetalia : Jenis kelamin ♂, tidak oedem, tidak ada peradangan, tidak lesi.
Ekstremitas atas : Lengan lemas terpasang infus KAEN 3 B, pergerakan tidak aktif, tidak oedema
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak oedem.
d. Pertumbuhan dan perkembangan
Pada umur 2,5 tahun pasien sudah berjalan-jalan, lari dan sering bermain dengan temannya.
Senang berlari-lari, melompat. Dapat berbicara seperti memanggil bapak, ibu, makan, minum.
Anak juga sudah bisa menyusun kalimat, sering bertanya, selain itu juga sudah mengerti.
Namun kata-katanya masih belum jelas.
e. Terapi
KAEN 3 B 1000 cc/24 jam
Cefotexime 3 x/ 1/3 gram
Dumin 3 x 100 mg
Valium 3 gram IV (k/p)
Dilatin 3 x 1
f. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium
DL : Hb : 10,7 gr%
L : 29700 cmm
PCU : 29,7 %
Trombo : 466000 /cmm
Na : 120 mcq/l
K : 2,5 mcq/l
II. Identifikasi Masalah
Diagnosa kondisi : Anak umur 2,5 tahun dengan kejang demam.
1. DS : Ibu px mengatakan badan anaknya panas sejak dimulai dan mengalami muntah, diare kejang
1 x di rumah. Ibu px juga mengatakan bahwa px pernah menderita.
DO : - K/u lemah - Muntah 3 kali
- Lama kejang < 5 menit - Diare 2 kali
- Letargi
- S : 399 0C N : 112 x/m rr : 28 /m
2. DS : Ibu px mengatakan badan anaknya panas tinggi (hipertermi)
DO : - K/u lemah
- S ; 399 0C
- Pada palpasi badan panas
Pengembangan Renacana
No Diagnosa Rasionalisa Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi
si
4. Berikan 4. Untuk 4. memberikan
O2sesuai memenuhi O2 3 l/menit
kebutuhan kebutuhan Nasal
O2 di otak
5. Observas 5. Merupakan5. Mengobserva
i TTV parameter si TTV
utama untuk S = 3990C
mengetahui N = 112 x/m
adanya RR = 28 x/m
kelainan
6. Kolabora (Infeksi) 6. Melakukan
si dengan 6. Dengan advis tim
tim medis pemberian medis jam
terapy yang 09.15
tepat dapat Memberikan in
membantu fus Kaen 3 B
Setelah dan 1000 cc dalam Tanggal
Hipertermi dilakukan mempercepa 24 jam 22-8-05
askeb t proses Memberikan jam 09.30
2x24 jam penyembuha injeksi S = Ibu
diharapka1. Longgark n diazepam 5 mengataka
n suhu an mg IV pelan n suhu
badan pakaian Jam 09.30 badan
normal dan beri 1. Melonggarkan anaknya
dengan pakaian . Melepas baju sudah turun
kriteria : yang 1. Membantu px dan
- u/u dapat penguapan mengganti
anak baik menyerap dan yang tipis / dari
- T : keringat mengurang bahan katun
3650C rasa panas
- N : 88 2. Kompres dan yang 2. Memberikan
x/m dengan air dirasakan kompres
- RR : dingin pasien dingin pada
20 x/m 2. Fase kening dan
dilatasi pori- ketiak
pori kulit akan
meningkatkan
penguapan
2.
Pengembangan Renacana
Diagnos
No Tujua Rasionalisas Implementasi Evaluasi
a Intervensi
n i
A. Kesimpulan
Dari kesimpulan laporan praktek klinik kebidanan ini dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Penyebab timbulnya Kejang Demam ini karena proses ekstracranium
2. Pada kejang demam dapat menyebabkan atau menimbulkan komplikasi yang sangat
berbahaya yaitu kerusakan sel otak maupun anoksi
3. Pada kejang demam merupakan penanganan dan perawatan yang tepat dengan memberikan
asuhan kebidanan yang tepat dan komprehensif yang bertujuan mencegah terjadinya bangkitan
kejang
B. Saran
1. Bagi Penulis
- Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada anak
- Mendapatkan pengalaman serta menerapkan yang didapat dalam perkuliahan dengan
kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebianan
2. Bagi Klien
Agar klien / keluarga bisa mengetahui dan mengerti sera memahami tentang keadaannya
sehingga diharapkan klien / keluarga bisa kooperatif dengan tenaga kesehatan dalam
melakukan asuhan kebidanan.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang memerlukan perbandingan dalam asuhan kebidanan
pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliegmen dan Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak, penerbit Buku Kodektoren EGC, Jakarta.