Anda di halaman 1dari 3

5.

Teknik Manajemen Laba


Teknik manajemen laba adalah upaya yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk
mempengaruhi informasi dalam laporan keuangan. Tujuan dari manajemen laba ini adalah untuk
Menguntungkan perusahaan dengan cara memanipulasi laba atau keuntungan dalam laporan
keuangan.

Teknik manajemen laba dapa dilakukan dengan tiga macam cara (sulistyanto,2014) yaitu:

1. Perubahan Metode Akuntansi


Manajemen mengubah metode akuntansi yang berbeda dengan metode sebelumnya
sehingga dapat menaikkan atau menurunkan angka laba. Metode akuntansi dapat
memberi peluang bagi manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara yang
berbeda, seperti mengubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka
tahun ke metode depresiasi garis lurus.

2. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi


Cara manajemen mempegaruhi laba melalui estimasi tingkat piutang tak tertagih,
estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi
biaya garansi dan lain-lain.

3. Menggeser Periode Biaya atau Pendapatan


Manajemen menggeser periode biaya atau pendapatan atau sering disebut manipulasi
keputusan operasional, misalnya :
 Mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan
sampai periode akuntansi berikutnya.
 Mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai periode berikutnya.
 Kerjasama dengan vendor untuk mempercepat atau menunda pengiriman tagihan
sampai periode akuntansi berikutnya.
 Menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi tingkat laba.
 Mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai.

6 . Pengukuran Manajemen Laba


Manajemen laba dapat diukur menggunakan akrual diskresioner membagi komponen
akrual menjadi dua komponen utama yaitu discretionary accrual (DA) dan nondiscretionary
accrual (NDA). Akrual diskresioner mengidentifikasi komponen laba yang tidak berkaitan
dengan perubahan dalam aktivitas nyata perusahaan, seringkali dengan membandingkan
pendapatan dan biaya yang diharapkan dengan yang sebenarnya, sedangkan akrual
nondiskresioner merupakan komponen akrual yang diperoleh secara alamiah dari dasar
pencatatan akrual dengan mengikuti standar akuntansi yang diterima secara umum.
Akrual diskresioner merupakan tingkat akrual yang tidak normal yang berasal dari
kebijakan manajemen untuk melakukan rekayasa terhadap laba sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk mengetahui terjadinya manajemen laba, dapat diukur dengan menggunakan komponen
non kas dari laporan laba rugi atau disebut dengan current accrual. Apabila total akrual itu
negative, berarti perusahaan tidak melakukan manajemen laba. Hal itu disebabkan karena nilai
net income yang lebih rendah dibandingkan dengan arus kas operasi perusahaan.

7. Dampak Manajemen Laba


Dampak manajemen laba terhadap perusahaan dapat dilihat dari hasil penelitian yang
dilakukan di Indonesia. Beberapa dampak manajemen laba pada perusahaan adalah sebagai
berikut :

1. Tidak mempengaruhi relevansi laba dan nilai buku ekuitas


Penelitian menunjukkan bahwa praktik manajemen laba melalui short-term dan long-
term discretionary accruals tidak memiliki dampak apapun terhadap relevansi laba
dan nilai buku ekuitas.

2. Menurunkan kualitas informasi laporan keuangan


Praktik manajemen laba dapat menurunkan kualitas informasi laporan keuangan dan
menimbulkan kerugian bagi stakeholders

Dengan demikian, meskipun manajemen laba tidak mempengaruhi relevansi laba dan nilai buku
ekuitas, praktik ini tetap dapat menurunkan kualitas informasi laporan keuangan dan
menimbulkan kerugian bagi stakeholders. Oleh karena itu, praktik manajemen laba perlu
dihindari dan perusahaan harus memastikan bahwa laporan keuangannya akurat dan transparan

8. Pencegahan Manajemen Laba


Ada beberapa cara untuk pencegahan manajemen laba yang dapat dilakukan oleh
perusahaan, yaitu :

1. Meningkatkan kualitas audit


Kualitas audit dapat memoderasi praktik manajemen laba. Oleh karena itu, perusahaan
dapat meningkatkan kualitas audit untuk mencegah praktik manajemen laba.
2. Meningkatkan transparansi
Perusahaan dapat meningkatkan transparansi laporan keuangannya untuk mencegah
praktik manajemen laba. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat pengungkapan
informasi dan menjaga integritas laporan keuangan.
3. Meningkatkan pengawasan
Perusahaan dapat meningkatkan pengawasan terhadap praktik manajemen laba dengan
memperkuat peran komite audit dan melakukan pengawasan internal yang ketat.

Anda mungkin juga menyukai