Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Ecobrick

Ecobrick berasal dari dua kata dalam bahasa inggris, yaitu

“ecology” dan “brick”. Ecology menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) diartikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara

makhluk hidup dan alam sekitarnya (lingkungannya). Adapun brick

berarti bata, batu, batu merah/tembok, dan bisa juga berarti orang yang

baik atau menembok. Dua kata ini jika digabungkan menjadi “ecobrick”

yang berarti bata ramah lingkungan (Afriza, Suhendra, & Nurdianti,

2019; Suminto, 2017) (Lullulangi et al., 2020).

Ecobrick adalah pengelolaan sampah plastik yang terbuat dari

botol-botol plastik bekas yang didalamnya telah diisi berbagai sampah

plastik hingga penuh kemudian dipadatkan sampai menjadi keras. Setelah

botol penuh dan keras, botol-botol tersebut bisa dirangkai dengan lem dan

dirangkai menjadi meja, kursi sederhana, bahan bangunan dinding,

menara, panggung kecil bahkan berpotensi untuk dirangkai menjadi pagar

dan fondasi taman bermain sederhana (Afriza et al., 2018)

Ecobrick adalah suatu sistem untuk mengelola dan menggunakan

ulang sampah plastik. Program ecobrick sebagai suatu sistem pengelolaan

sampah berkelanjutan dengan cara yang sederhana dan bahan yang

10
11

terjangkau diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan sampah berkelanjutan (Suminto, 2017).

Ecobrick adalah salah satu cara penanganan limbah plastik dengan

cara mengemas plastik yang bersih dan kering kedalam botol hingga

kerapatan yang ditentukan. Saat ini produk ecobrick dibentuk menjadi

sesuatu yang berguna seperti kursi, meja, hingga pengganti batu bata

dalam pembuatan rumah (Asih & Fitriani, 2018). Dalam pembuatan

ecobrick tidak diperlukan keahlian khusus serta bahan yang diperlukan

berasal dari aktivitas masyarakat sehari-hari (Fauzi et al., 2020).

Salah satu pengelolaan sampah anorganik adalah dengan ecobrick.

Ecobrick adalah usaha pemanfaatan sampah non organik seperti plastik

dengan dimanfaatkan menjadi satu didalam botol plastik dan bisa

digunakan untuk membuat berbagai alat yang berguna dan bermanfaat

(Chien, Lu, Liou, & Huang, 2012). Ecobrick ini multifungsi karena dari

segi estetika dan ekonomi dapat menunjang kehidupan masyarakat

perkotaan, seperti penggunaan ecobrick untuk pot tanaman, meja, kursi,

dan lain sebagainya (Abdullah & Jamaai, 2016) (Trisniawati, 2019).

Dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian diatas bahwa

ecobrick merupakan salah satu cara pengelolaan sampah plastik untuk

mengurangi sampah plastik dengan cara memasukkan sampah plastik ke

dalam botol plastik bekas yang dipadatkan menggunakan tongkat bambu

sehimgga menghasilkan kerapatan yang diinginkan dan dapat digunakan

untuk membuat karya dan dijadikan sebagai batu/bata ramah lingkungan.


12

Sekolah yang telah menerapkan ecobrick seperti SMP PGRI 30

Jakarta yang bertujuan untuk menumbuhkan sekolah ramah lingkungan

yang mana dari program ini siswa mampu memanfaatkan ecobrick

menjadi pagar taman sekolah. Selain itu SMA NEGERI MOJOAGUNG

JOMBANG juga melaksanakan program ecobrick. Dari program ecobrick

yang dilaksanakan pada SMA NEGERI MOJOAGUNG JOMBANG

meliputi kegiatan edukasi, kegiatan pengumpulan dan penimbangan

sampah, dan kegiatan ecobrick day yang dimana semua warga sekolah

terlibat dalam kegiatan tersebut untuk membentuk sikap peduli

lingkungan. Program ecobrick yang dilaksanakan di MI MA’ARIF

GLOBAL BLOTONGAN SALATIGA ini melaksanakan program

ecobrick yang menghasilkan berkurangnya sampah plastik yang ada di

lingkungan sekolah dan Melatih kepekaan siswa untuk memilah berbagai

macam sampah berdasarkan kegunaannya.

2. Perencanaan Program Ecobrick

Perencanaan merupakan suatu proses untuk memutuskan sesuatu

diawal, tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara

melakukannya. Perencanaan meliputi cara penentuan misi, identifikasi

hasil, dan penetapan tujuan, program, dan prosedur untuk mencapai suatu

tujuan. Perencanaan juga menyangkut tentang apa yang akan

dilaksanakan, kapan waktu implementasinya, oleh siapa, dimana, dan

bagaimana cara implementasinya (Badriyah, 2016).


13

Menurut Fremont E. Kast (1991:686) dalam (Badriyah, 2016),

rencana itu mempunyai tiga ciri-ciri. Pertama, ia harus mengenai masa

depan. Perencanaan selalu terkait dengan masa depan, tanpa perencanaan

suatu program tidak akan tau kemana arah atau tujuan yang akan dicapai.

Kedua, ia harus menyangkut tindakan. Tindakan dalam suatu perencanaan

adalah suatu hal yang akan dilakukan selama berjalannya suatu rencana

sampai tujuan tercapai. Ketiga, ada unsur identifikasi atau penyebab

pribadi atau organisasi.

Menurut (Taufiqurokhman, 2008) Perencanaan dikelompokkan ke

dalam 3 jenis perencanaan yaitu; 1) Perencanaan Strategis, merupakan

rencana jangka panjang (lebih dari 5 tahun) untukmencapai tujuan

strategis. 2) Perencanaan Taktis, merupakan rencana yang mempunyai

jangka waktu yang lebih pendek yaitu sekitar (1-5 tahun) untuk mencapai

tujuan taktis. 3) Perencanaan Operasional, merupakan rencana yang

fokusnya lebih sempit dibandingkan perencanaan taktis memiliki jangka

waktu lebih pendek (kurang dari 1 tahun).

3. Implementasi Program Ecobrick

Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan sampah, menyatakan bahwa pengelolaan sampah merupakan

kegiatan sistematis yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Sampah yang dikelola terdiri atas sampah yang berasal dari kegiatan

sehari-hari seperti sampah plastik dan sampah kertas. Melihat pernyataan

di atas, sekolah melaksanakan suatu program untuk menanggulangi


14

sampah plastik yaitu program ecobrick. Langkah-langkah yang dapat

dilakukan dalam pembuatan ecobrick di SD dalam (Aryanto et al., 2019)

adalah sebagai berikut:

(1) Mengumpulkan botol-botol plastik bekas, botol yang digunakan

dalam pembuatan ecobrick adalah botol plastik bekas yang dicuci

bersih lalu di keringkan seperti botol bekas minuman dan minyak

goreng.

(2) Mengumpulkan berbagai macam sampah plastik, sampah plastik

yang digunakan dalam pembuatan ecobrick harus dalam keadaan

kering dan bebas dari sisa makanan seperti kemasan ciki-ciki, mi

instan, plastik pembungkus dan kresektas.

(3) Memasukkan sampah plastik ke dalam botol plastik.

(4) sampah plasti yang di jadikan ecobrick tidak boleh tercampur dengan

kertas, kaca, logam, benda-benda yang tajam dan bahan-bahan lain

selain plastik.

(5) sampah plastik yang dimasukkan kedalam botol plastic harus tekan

hingga padat menggunakan alat yang terbuat dari bambu atau kayu

(seperti tongkat banbu atau kayu);

(6) Jika ingin membuat sesuatu dengan hasil ecobrick ini, misalnya

membuat meja, kursi, atau benda-benda lain, maka bisa

menggunakan botol-botol yang berukuran sama sehingga

memudahkan penyusunan.
15

(7) Jika menginginkan hasil yang berwarna-warni, maka plastik-plastik

kemasan yang disusun didalamnya bisa diatur sedemikian rupa

sehingga menghasilkan warna sesuai yang diinginkan. Bisa juga

dengan cara membungkus botol plastik dengan cellophone pita

perekat yang berwarna;

(8) Setelah semua botol plastik diisi dengan sampah plastik hingga padat,

maka botol-botol plastik tersebut siap disusun dan digabungkan

menjadi berbagai macam benda seperti meja, kursi, bahkan dinding

dan atau lantai panggung, pembatas ruangan dan lainnya.

(9) Untuk merekatkan satu botol dengan botol yang lainnya bisa

menggunakan lem adesive atau bahan semen/gibs supaya bisa

merekat dengan kuat.

4. Evaluasi Program Ecobrick

Evaluasi harus ada dalam suatu implementasi program. Adanya

evaluasi akan lebih memudahkan untuk melihat bagaimana keberhasilan

dari suatu program apakah tujuan yang telah ditetapkan sudah tercapai

atau belum.

Evaluasi dalam (Muryadi, 2017) menyebutkan bahwa Evaluasi

adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan

mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang

sudah ditentukan. Sedangkan evaluasi program adalah aktivitas

investigasi yang sistematis tentang sesuatu yang berharga dan bernilai


16

dari suatu objek. Evaluasi program merupakan suatu proses penting

dalam suatu implementasi.

Ada banyak model evaluasi program yang dapat digunakan, akan

tetapi dalam penelitian tentang “Analisis Implementasi Program Ecobrick

di SDN 1 Sembalun Lawang Lombok Timur” ini peneliti menggunakan

model evaluasi yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam’s yang

bernama model evaluasi CIPP. Model CIPP (Context, Input, Process, dan

Product) merupakan model dimana evaluasi dilakukan secara

keseluruhan sebagai suatu sistem (Muryadi, 2017).

Model evaluasi CIPP berpijak pada pandangan bahwa tujuan

terpenting dari evaluasi program bukanlah membuktikan (to prove),

melainkan untuk meningkatkan (to improve) (Mahmudi, 2011). Oleh

karena itu, model CIPP ini dapat digunakan dalam implementasi program

ecobrick dikarenakan yang akan dilihat bagaimana peningkatan setelah

melaksanakan program tersebut.

Model CIPP memiliki empat unsur yaitu; evaluasi context, evaluasi

input, evaluasi process, dan evaluasi product (Muryadi, 2017).

1. Evaluasi context atau konteks mencakup analisis masalah yang

berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang

akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan

obyek tertentu.

2. Evaluasi input meliputi analisis personal yang berhubungan dengan

bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-


17

alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu

program.

3. Evaluasi process merupakan evaluasi yang dirancang dan

diaplikasikan dalam praktek implementasi kegiatan termasuk

mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian

dan aktivitas.

4. Evaluasi product merupakan kumpulan deskripsi dan “judgment

outcomes” dalam hubungannya dengan konteks, input, dan proses,

kemudian diinterpretasikan harga dan jasa yang diberikan. Secara

garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan

tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah

dicapai, membandingkan antara kenyataan lapangan rumusan tujuan,

dan menyusun penafsiran secara rasional.

Tabel 1.1 Komponen Evaluasi CIPP


Komponen Evaluasi CIIP
Context Tujuan program ecobrick Mengurangi sampah plastik
Kebersihan lingkungan sekolah
Membentuk karakter siswa terhadap
lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat
Kondisi lingkungan sekolah (Sekolah terlihat bersih, nyaman, tertata, dan
terlihat indah)
Input Pengetahuan awal siswa Mengenal konsep ecobrick
tentang program ecobrick
Mengenal manfaat ecobrick
Memahami pentingnya kebersihan
lingkungan
Sumber belajar program ecobrick
Sarana dan prasarana pendukung program ecobrick
Process Kesesuaian reancana dengan pelaksanaan program ecobrick
Proses pelaksanaan program Keaktifan siswa
ecobrick Kerjasama
18

Konsisten
Kreatif
Bertanggung jawab
Product Hasil program ecobrick Kebersihan lingkungan
Hasil kreatifitas siswa
Hasil ecobrick sebagai media pembelajaran

5. KI/KD Kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar

KI (Kompetensi Inti) kelas 4 Sekolah Dasar sebagai berikut:

Tabel 1.2 KI Kelas 4 SD


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
tuhan dan kegiatannya, serta benda-benda yang dijumpainya di rumah dan disekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Adapun KD (Kompetensi Dasar) pada matapelajaran IPA yang berkaitan

dengan ecobrick yaitu pada tema 3.

Tabel 1.3 KD IPA Tema 3 Kelas 4 SD


Tema 3 Peduli Terhadap Lingkungan
Subtema 3 Ayo Cintai Lingkungan
Kompetensi Dasar 1.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan
pelestarian sumber daya alam di lingkungan
4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam
bersama orang-orang di lingkungannya

KI (Kompetensi Inti) kelas 5 Sekolah Dasar sebagai berikut:

Tabel 1.4 KI Kelas 5 SD


1. Menerima,menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan Negara.
3. Memahami pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin
19

tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktuf, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

Adapun KD (Kompetensi Dasar) pada matapelajaran IPA yang berkaitan

dengan ecobrick yaitu pada tema 8.

Tabel 1.5 KD IPA Tema 8 Kelas 5 SD


Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita
Kompetensi Dasar 1.8 Menganalisis siklus air dan dampaknya pada peristiwa di
bumi serta kelangsungan makhluk hidup
4.8 Membuat karya tentang skema siklus air berdasarkan
informasi dari berbagai sumber.
20

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Adapun kajian yang relevan dengan penelitian yang diteliti dapat diringkas

menjadi tabel seperti berikut:

Tabel. 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan


Nama Peneliti Reka Rokhmatul Aina, Hendrik Pandu Paksi
Judul Penelitian Pengembangan Perangkat Pembelajaran Outdor Learning dengan
Media Ecobrick pada Materi Hak dan Kewajiban di kelas V SD
Hasil Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan
untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Outdor Learning
dengan media ecobrick pada kelas V SDN Benowa III Surabaya. Jenis
1 data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data kualitatif dan
kuantitatif.
Persamaan 1. Penelitian tentang implementasi ecobrick di Sekolah Dasar
2. Subjek penelitian kelas 5 Sekolah Dasar
Perbedaan 1. Ecobrick hanya sebagai media pembelajaran
2. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
3. Jenis data yang digunakan kualitatif dan kuantitatif
4. Lokasi penelitian
Nama Peneliti Indriana Fatimah
Judul Penelitian Implementasi Pembuatan Ecobrick dalam Membentuk Rasa Tanggung
Jawab dan Kepedulian Siswa Kelas V Terhadap Lingkungan di MI
MA’ARIF GLOBAL BLOTONGAN SALATIGA Tahun Pelajaran
2019/2020
Hasil Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif jenis deskriptif yang
2 bertujuan untuk memaparkan implementasi pembuatan ecobrick dalam
membentuk rasa tanggung jawab dan kepedulian siswa terhadap
lingkungan di MI MA’ARIF GLOBAL BLOTONGAN SALATIGA.
Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder,
sedangkan metode penelitian yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Persamaan 1. Penelitian tentang implementasi ecobrick di Sekolah Dasar
2. Jenis penelitian yang digunakan kualitatif
3. Subjek penelitian kelas 5 Sekolah Dasar
Perbedaan 1. Bertujuan untuk mengetahui apakah pembuatan ecobrick
dapat membentuk rasa tanggung jawab dan kepedulian siswa
terhadap lingkungan
2. Lokasi penelitian
Nama Peneliti Fadjriah Hapsari, Siti Wahyuni
Judul Penelitian Pembuatan Ecobrick sebagai Upaya Menumbuhkan Sekolah Ramah
Lingkungan di SMP PGRI 30 Jakarta dalam Rangka Mendukung
Program Sekolag Adiwiyata
Hasil Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
3 menumbuhkan sekolah ramah lingkungan dalam rangka mendukung
program sekolah adiwiyata di SMP PGRI 30 Jakarta.
Persamaan 1. Jenis penelitian yang digunakan kualitatif
2. Pembuatan ecobrick
Perbedaan 1. Dilaksanakan di SMP
2. Lokasi Penelitian
21

Lanjutan Tabel. 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan


Nama Peneliti Rini Aden Kartika Bachri, St Muriati, Fatimah Az Zahra Nasiruddin
Judul Penelitian Penerapan Literasi Sains Melalui Pemanfaatan Ecobrick di kelas V SD
Negeri 1 Tanrutedong Kabupaten Sidenreng Rappang
Hasil Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
menerapkan literasi sains melalui pemanfaatan ecobrick di SD Negeri 1
Tanrutedong. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
4 Persamaan 1. Pembuatan ecobrick
2. Jenis penelitian yang digunakan kualitatif
3. Dilaksanakan dikelas V Sekolah Dasar
4. Menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi
Perbedaan 1. Memanfaatkan ecobrick untuk menerapkan literasi sains
2. Lokasi penelitian

Dari pemaparan tabel diatas dapat dijelaskan masing-masing penelitian

sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Reka Rokhmatul Aina dan Hendrik Pandu

Paksi (2020) dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Outdor Learning

dengan Media Ecobrick pada Materi Hak dan Kewajiban di Kelas V SD”

menjelaskan bahwa media pembelajaran digunakan untuk siswa kelas V di SDN

Benowo III Surabaya pada matapelajaran PKn. Dalam pengaplikasian media ecobrick

peneliti menggunakan model pembelajaran Outdoor Learning yang dimana

pembelajaran akan terlaksana dengan lebih aplikatif.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Indriana Fatimah (2020) dengan

judul “Implementasi Pembuatan Ecobrick dalam Membentuk Rasa Tanggung Jawab

dan Kepedulian Siswa Kelas V Terhadap Lingkungan di MI Ma'arif Global

Blotongan Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020” menjelaskan bahwa implementasi

pembuatan ecobrick dapat membentuk rasa tanggung jawab dan kepedulian siswa

dilihat dari aktivitas siswa yang mengumpulkan sampah plastik yang akan digunakan
22

untuk pembuatan ecobrick hal itu dapat membentuk kepedulian siswa terhadap

lingkungan dari usia dini baik itu lingkungan sekolah maupun lingkungan

masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Fadjriah Hapsari dan Siti Wahyuni (2020)

yang berjudul “Pembuatan Ecobrick sebagai Upaya Menumbuhkan Sekolah Ramah

Lingkungan di SMP PGRI 30 Jakarta dalam Rangka Mendukung Program Sekolah

Adiwiyata” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa menunjukkan minat dan

antusias tinggi dalam membuat ecobrick sehingga siswa mampu memanfaatkan

sampah plastik dan sampah botol plastik menjadi hiasan menarik dilingkungan

sekolah sehingga menguntungkan juga bagi kebersihan lingkungan sekolah.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada

jenis penelitiannya yaitu penelitian kualitatif dan pembuatan ecobrick. Perbedaannya

terletak pada sasaran penelitiannya dimana pada penelitian terdahulu ini dilakukan di

SMP sedangkan penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar.

Penelitian yang dilakukan oleh Rini Aden Kartika Bachri, St Muriati dan

Fatimah Az Zahra Nasiruddin (2021) yang berjudul “Penerapan Literasi Sains

Melalui Pemanfaatan Ecobrick di kelas V SD Negeri 1 Tanrutedong Kabupaten

Sidenreng Rappang” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap indikator literasi

sains terlaksana dengan baik karena proses pembelajaran yang menarik yaitu dengan

menggunakan ecobrick. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan

dilakukan terletak pada jenis penelitiannya yaitu penelitian kualitatif, tentang

pembuatan ecobrick, dan sasarannya sama yaitu kelas V Sekolah Dasar.


23

Perbedaannya terletak pada penelitian terdahulu ini memanfaatkan ecobrick sebagai

penerapan literasi sains.

C. Kerangka Pikir
KONDISI IDEAL KONDISI LAPANGAN

a. Adanya upaya pemerintah dengan membuat undang-


undang nomor 18 tahun 2008 yang mengatur tentang SDN 01 Sembalun Lawang sudah menerapkan program
pengelolaan sampah. ecobrick sejak tahun 2017 lalu sebagai upaya penanganan
b. Adanya program ecobrick sebagai upaya penanganan limbah plastik dengan cara mengemas plastik yeng bersih
limbah plastik dengan cara mengemas plastik yeng dan kering ke dalam botol plastik hingga kerapatan yang
bersih dan kering ke dalam botol plastik hingga kerapatan ditentukan.
yang ditentukan.
c. Adanya kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya.

FOKUS PENELITIAN

Penelitian ini berfokus pada:


1. Perencanaan program ecobrick,
2. Implementasi program ecobrick, dan
3. Evaluasi program ecobrick.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan jenis


penelitian kualitatif deskriftif.

Teknik Analisis data:


Teknik Pengumpulan data:
Observasi, Wawancara, Dokumentasi Kualitatif

HASIL PENELITIAN

Mengetahui perencanaan, implementasi, dan evaluasi implementasi program


ecobrick di SDN 1 Sembalun Lawang.

Anda mungkin juga menyukai