Anda di halaman 1dari 29

Kajian

Al Ummah Dalam Al Quran

Makalah Materi Tafsir Tematik


Program Studi Dirasat Islamiyah

Oleh
Muhammad Habib Fathuddin
Nim: 80100322239

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Mardan, M.Ag
Dr. Firdaus, M.Ag.

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an mempromosikan konsep ummah dan konsep ummah secara

berangsur-angsur mereduksi politik identitas yang berpotensi menimbulkan

ketidakadilan di dalam masyarakat. Sebagaimana hal ini telah dijelaskan oleh Prof

Nasaruddin Umar 1
Sejak awal, Al-Qur’an sangat concern untuk

mentransformasikan masyarakat berpola hidup kesukuan (qabiliyyah) kepada

masyarakat cosmopolitan (ummah). Masyarakat yang berorientasi primordial ke

masyarakat yang berorientasi ke ummah.

Kata ummah berasal dari bahasa Hebrew/Ibrani, alef-mem yang arti

dasarnya cinta kasih (saint lover), kemudian menyeberang menjadi bahasa Arab

umm yang arti dasarnya ibu. Umm diartikan ibu karena ibu memiliki cinta kasih

yang paling dalam.

Dari akar kata alif-mim membentuk kata amam (keterdepanan,

keunggulan), imam (imam shalat, pemimpin), ma’mum (pengikut imam, rakyat),

imamah (konsep yang mengatur antara imam dan makmum serta pemimpin dan

rakyat). Keseluruhan makna dasar ini menghimpun suatu komunitas khusus yang

bernama ummah.

1
Nasaruddin Umar, Konsep Ummah Mereduksi Politik Identitas, diakses dari
https://tangselpos.id/detail/2811/konsep-ummah-mereduksi-politik-identitas, pada tanggal 6 Juni
2023
2
Kata ummah sebagai nama sebuah komunitas masyarakat pertama kali

dipopulerkan oleh Nabi Muhammad SAW di kawasan jazirah Arab. Secara

semantik, kata ummah terabadikan dalam sejarah sebagai sebuah komunitas

masyarakat yang dihimpun oleh ikatan kasih sayang yang amat dalam dan luhur,

memiliki visi kemanusiaan yang berorientasi masa depan, di bawah sosok

pemimpin berwibawa dan disegani, dengan makmun dan rakyat yang santun tapi

kritis, dan dengan system yang kepemimpinan yang ideal. Bangunan masyarakat

yang seperti itulah disebut dengan ummah.

Jika kurang salah satu di antara lima komponen tersebut maka tidak bisa

disebut ummah. Jika suatu komunitas mengacu kepada sebuah asas yang lebih

subyektif disebut dalam Al-Qur’an dengan golongan (hizb), Jika komunitas

tersebut mengacu kepada ikatan primordial kebangsaan disebut (sya’b).

Jika komunitas itu mengacu kepada suku disebut qabilah, atau komunitas

tanpa idealisme dan ideology disebut qaum. Jenis-jenis komunitas tersebut di atas

diakui keberadaannya di dalam Al-Qur’an surah Al Hujurat ayat 13.

Bagi dunia Arab, konsep ummah betul-betul tampil sebagai the dream

society yang mengangkat martabat bangsa Arab, sebuah bangsa yang tidak pernah

diperhitungkan di dalam sepanjang sejarahnya. Mungkin ini merupakan wujud

revolusi mental yang pernah dilakukan seorang Nabi Muhammad SAW.

3
Pembahasan tentang ummah merupakan pembahasan yang mendalam,

dalam hal ini sungguh sangat menarik apa yang ditulis oleh Rudi Sirojudin Abas2,

menyebutkan Jika dilihat dari asal kata ‘umat’ (ummah), maka yang tergambar

pasti akan merujuk pada suatu hal yang berhubungan dengan pemeluk atau

penganut suatu agama atau pengikut seorang nabi atau rasul. Sebagai contoh

misalnya, seseorang atau sekelompok masyarakat yang memeluk agama Islam

akan disebut dengan umat Islam. Sementara, bagi orang atau sekelompok

masyarakat yang memeluk agama selain Islam akan disebut umat sesuai dengan

agama yang dianutnya. Misalnya, penganut agama Kristen akan disebut umat

Kristen (umat Nasrani). Pemeluk agama Hindu akan disebut sebagai umat Hindu.

Pemeluk agama Budha akan disebut sebagai umat Budha. Begitu pun bagi

pemeluk agama-agama yang lainnya akan disebut sebagai umat yang sesuai

dengan agama yang dianutnya.

Kata ‘umat’ juga sering dipakai untuk menyebut seseorang atau

sekelompok masyarakat (bangsa) sebagai pengikut para nabi dan rasul. Misalnya,

orang atau sekelompok masyarakat pengikut Nabi Muhammad akan disebut

dengan umat Nabi Muhammad. Begitu pula bagi seseorang atau sekelompok

masyarakat yang mengikuti nabi dan rasul tertentu akan disebut umat sesuai

dengan nama nabi dan rasul yang diikutinya. Misalnya, umat Nabi Nuh, umat

Nabi Musa, umat Nabi Ibrahim, dan umat nabi-nabi yang lainnya. Namun,

penyebutan ‘umat’ itu tidak terpaku pada dua hal seperti yang telah disebutkan di

2
Rudi Sirojuddin Abas, Konsep Ummah dalam Al-Qur’an, diakses dari
https://jabar.nu.or.id/hikmah/konsep-ummah-dalam-al-qur-an-BiCdF, pada tanggal 6 Juni 2023

4
atas. Kata ‘umat’ dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 61 kali. Dari kesemuanya itu,

paling tidak ada beberapa hal yang dapat diambil kesimpulan berkaitan dengan

konsep (pengertian) ‘umat’ (ummah) itu sendiri.

Penulis menelusuri beberapa kajian tentang makna daripada ummah ini,

dan penulis mendapati makna ummah ini berfokus pada pembahasan tentang usul

daripada penciptaan manusia, sedangkan di beberapa ayat al Qur’an ditemukan

kata ummah ini disandingkan dengan konsep wasatiyyah, kata ummah juga

digunakan satu-satunya dalam penyebutan untuk manusia secara individu,

sehingga penting bagi penulis untuk memaparkan beberapa kajian tambahan

tentang makna dan ruang lingkup dair kata ummah ini.

Pembahasan tentang ummat atau umat ini dipandang perlu untuk ditelaah,

dan kiranya pembahasan tentang ummah dalam al Quran ini bisa lebih fokus,

maka dibuatlah rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa definisi Al Ummah dalam Al Quran?

2. Bagaimana terminologi Al Ummah dalam Al Quran?

3. Apa urgensi Al Ummah dalam Al Quran?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Al Ummah

Term al-Ummah dibentuk dari kata asal yaitu alif dan mim dibaca umm,

yang berarti sesuatu yang menjadi tumpuan/acuan bagi yang lain. Dari dua huruf

asal ini, bisa terbentuk beraneka makna yang diyakini punya kedekatan makna

satu dengan yang lain, seperti asal (al-aṣl), tempat kembali (al-marja), kumpulan

(al-jamāah), agama (al-dīn).3 Asrar Mabrur Faza menyebutkan dari al-Aṣfihānī ,4

bahwa al ummah (bentuk plural-nya al-umam) adalah perkumpulan yang

terbentuk karena sesuatu hal (kullu jamāah yajmauhum amr mā). Perkumpulan itu

bisa terbentuk adakalanya disebabkan karena kesamaan agama, waktu, tempat dan

lain-lain. Al Aṣfihānī kemudian menunjukkan pemaknaan al-ummah yang

berbeda-beda, dalam kaitannya dengan beberapa ayat Alquran yang menggunakan

term al ummah atau al-umam tersebut.

Istilah ummah disebutkan sebanyak 64 kali dalam 24 surat dan 52 kali

disebutkan dalam bentuk tunggal digunakan untuk beberapa pengertian di dalam

al-Quran. Setidaknya al-Quran menggunakan istilah ummah dalam dua

pengertian. Pertama, ummah memiliki satu pengertian dengan waktu tertentu,

contoh atau teladan. Kedua, ummah memiliki pengertian persekutuan masyarakat

agamawi dan cabang-cabangnya. Lalu, ummah ditekankan pada pengertian kedua

3
Abū al-Ḥusayn Aḥmad bin Fāris bin Zakariyā, Maqāyīs al-Lugah, juz I (t.t.: Ittiḥād al-
Kitāb al-„Arab, 2002), h. 55.
4
Al-Rāgib al-Aṣfihānī, Mu„jam Mufradāt Alfāẓ al-Qur'ān (Beirut: Dār al-Fikr, t.th.), h.
19
6
yang pada akhirnya muncul istilah ummah wahidah dan ummah wasat. Dua istilah

ini erat dengan pembahasan tentang Nasionalisme. 5

Dalam sejarah Islam, istilah ummah kali pertama dapat dijumpai pada

Piagam Madinah yang dideklarasikan oleh Nabi Muhammad Saw. Di Piagam

Madinah, pengertian ummah beserta cakupan maknanya dipergunakan dalam dua

model dengan pasal yang berbeda, yaitu: dipakai untuk menyebut komunitas

seagama, dan dipakai untuk menyebut komunitas yang pluralistik yang terdiri atas

berbagai agama, ras, dan suku tetapi tergabung dalam satu-kesatuan sosial-politik.

Sementara dalam Al-Qur`an, istilah ummah disebut sebanyak 64 kali

dalam 24 surat. Dalam frekuensi sebanyak itu, ummah mengandung sejumlah arti,

umpamanya bangsa (nation), masyarakat atau kelompok masyarakat

(community), agama (religion) atau kelompok keagamaan (religius community),

waktu (time) atau jangka waktu (term), juga pemimpin atau sinonim dengan

imam.6

Disisi lain Kata ummah juga berasal dari kata “Amma Yaummu” yang

berarti jalan dan maksud. Dari asal kata ini dapat diketahui bahwa masyarakat

adalah kumpulan perorangan yang memiliki keyakinan dan tujuan yang sama.

Menghimpun diri secara harmonis dengan maksud dan tujuan bersama.7 Dari sini

kita melihat bahwa ummat itu adalah kumpulan masyarakat yang terhimpun yang

mempunyai maksud dan tujuan. Ummah bisa juga diartikan sebagai jamaah.

5
Wildan Fahrudin, “Pemikiran Buya Hamka Dalam Tafsir Al Azhar Tentang Ummah”,
Skripsi (Ponorogo: Fakultas Ushuludin, Adab, dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri, 2021), h.
24
6
Alfian Miftah Hasan, Wawasan Al-Qur`An Tentang Nasionalisme: Kajian Term Ummah
Dalam Konteks Keindonesiaan V No. 01, Mei 2019, h. 3
7
Ali Syariati, Sosiologi Islam (Jakarta, Ananda, 1982), h. 159
7
Berarti bahwa manusia dalam satu kelompok atau komunitas dalam satu tujuan

yang sama yang diikat dengan akidah yang sama. 8

Kata ummah bisa dimaknai dengan untuk menunjuk semua kelompok

yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang sama, waktu atau kelompok yang

sama, baik penghimpunannya secara terpaksa, maupun atas kehendak mereka.

Bahkan al-Qur’an dan Hadits tidak membatasi pengertian umat hanya pada

kelompok manusia.

- Dari Al Qur’an

‫ح يْ ِه إ ِ ََّل‬ ِ ‫ال َ ْر‬


ِ َ ‫ض َو ََل طَ ا ئ ِ ٍر ي‬
َ ‫ط ي ُر ب ِ َج ن َا‬ ْ ‫َو َم ا ِم ْن د َا ب َّ ٍة ف ِ ي‬
ْ َ‫أ ُ َم مٌ أ َ ْم ث َا ل ُك ُ ْم ۚ َم ا ف َ َّر طْ ن َا ف ِ ي الْ ِك ت َا بِ ِم ْن ش‬
‫ي ٍء ۚ ث ُ َّم إ ِ ل َ ٰى‬
‫َر ب ِ ِه ْم ي ُ ْح ش َُر و َن‬
Terjemahannya:
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti
kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun dalam Al-Kitab, kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”.

- Dari Hadits
“Semut yang berkeliaran, juga umat dari umat-umat Tuhan” (HR.
Muslim).9
Di dalam Ensiklopedia Al Quran, kemudian ditambahkan, bahwa satu

generasi yang memiliki seorang Nabi atau Rasul juga disebut dengan ummah. 10

B. Terminologi kata Al Ummah

Ibnu Manzhur al-Afriqiy, Lisan al- ‘Arab, Cet.I, Vol.II (Beirut: Dar Shadir, 1410 H), h.
8

28
9
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol 2
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 185.
10
Asrar Mabrur Faza, “Al-Ummah Dan Al-Qawm Dalam Perspektif Al-Quran”, Jurnal
Ibn Abbas, h. 4
8
Dalam al Quran, kata al ummah disebutkan dalam berbagai bentuk, Kata

umat sendiri berasal dari bahasa Arab, ‘ummah’, yang diderivasi dari ‘umm.’ Kata

dasar ini berarti ‘menuju’, ajaran’, agama, kelompok, generasi’, atau juga dapat

bermakna ibu yang melahirkan secara langsung atau tidak langsung. Al-Farāhīdī

(100-170 H/718-786M) mengatakan, “Setiap apa saja yang ke dalamnya

terhimpun semua yang datang setelahnya disebut sebagai umm”. ‘Umm’ juga

berarti induk dan asal, yakni segala sesuatu yang menjadi sebab dan sumber untuk

sesuatu yang lain, entah keberadaannya, atau pendidikan, atau perbaikannya.

Maka ummah (umat) yaitu yang berasal, menginduk, menuju kepada asal dan

induk seakan datang dari ibu yang satu.11

Kata ummah yang sering disebut al-Qur’an dan hadis nabi SAW sudah di

Indonesiakan menjadi umat. Menurut A. Djazuli, bahwa kata ummah memiliki

ruang lingkup yang berlapis Pertama, kata ummah bisa disamakan dengan

makhluk tuhan, sehingga burung pun disebut umat. Sebagaimana firman Allah

dalam QS Al An’am/6:38.

‫ح يْ ِه إ ِ ََّل‬ ِ ‫ال َ ْر‬


ِ َ ‫ض َو ََل طَ ا ئ ِ ٍر ي‬
َ ‫ط ي ُر ب ِ َج ن َا‬ ْ ‫َو َم ا ِم ْن د َا ب َّ ٍة ف ِ ي‬
ْ َ‫أ ُ َم مٌ أ َ ْم ث َا ل ُك ُ ْم ۚ َم ا ف َ َّر طْ ن َا ف ِ ي الْ ِك ت َا بِ ِم ْن ش‬
‫ي ٍء ۚ ث ُ َّم إ ِ ل َ ٰى‬
‫َر ب ِ ِه ْم ي ُ ْح ش َُر و َن‬
Terjemahannya:
“Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti
kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”.

11
Ammar Fauzi, “Konsep Umat dalam al-Qur’an: Menggali Nilai-Nilai Apriori dan
Aposteriori Sosial”, Tanzil 1, no. 1, Oktober (2015): h. 79
9
Pembahasan tentang ummah lebih mudah untuk dipahami apabila

pembahasannya diambil dari segi bahasa, dan berikut etimologi dari kata ummah:

1. Etimologi kata Al Ummah

Ada beberapa lafal yang memiliki asal kata yang sama dengan al ummah,

diantaranya adalah:

a) Ummiy

Yang memiliki arti tidak bisa menulis dan tidak bisa membaca kitab,

sebagaimana dalam QS Al Jumu’ah/62: 2.

‫ال ُ ِم ي ِ ي َن َر س ُ ا‬
‫وَل ِم نْ هُ ْم ي َ ت ْل ُو ع َ ل َ يْ ِه ْم آ ي َ ا ت ِ ِه‬ ْ ‫ث فِي‬ َ َ ‫ه ُ َو ال َّ ِذ ي ب َ ع‬
‫َاب َو ال ْ ِح كْ َم ة َ َو إ ِ ْن كَ ا ن ُوا ِم ْن ق َ بْ ُل ل َ ف ِ ي‬ َ ‫َو ي ُزَ كِ ي ِه ْم َو ي ُع َ ل ِ ُم هُ مُ الْ ِك ت‬
‫ض ََل ٍل ُم ب ِ ي ٍن‬
َ
Terjemahannya:
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As
Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”.

Didalam ayat ini, yang dimaksud dengan Al Ummiyyun adalah bangsa arab
b) Imaam

Imaam artinya Yang diikuti, baik yang diikuti itu manusia dengan

perkataannya atau dengan perilakunya atau dalam bentuk buku atau yang lainnya,

baik yang hak atau yang bathil. Sebagaimana dalam QS Al Baqarah/2: 124.

‫عهۡ دِى‬ َ َ‫ال َو ِم ۡن ذ ُ ِريَّتِ ۡى ؕ ق‬


َ ‫ال ََل َينَا ُل‬ َ َ‫اما ؕ ق‬ ِ َّ‫قَا َل اِ ِن ۡى َجا ِعلُ َك ِللن‬
‫اس اِ َم ا‬
َ‫الظّٰ ِل ِم ۡين‬
10
Terjemahannya:
Dia (Allah) berfirman, "Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai
pemimpin bagi seluruh manusia." Dia (Ibrahim) berkata, "Dan (juga) dari
anak cucuku?" Allah berfirman, "(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku
bagi orang-orang zalim."

c) Al amm
Al Amm bermakna tujuan dan mengarah kepada tujuan, sebagaimana

dalam QS Al Maidah/5: 2.

َ ‫ْت ْٱل َح َر‬


ۚ ‫ام َي ْبت َغُونَ فَض اَْل ِمن َّر ِب ِه ْم َو ِرض ٰ َْوناا‬ َ ‫َل َءآ ِمينَ ْٱل َبي‬
ٓ َ ‫َو‬

Terjemahannya:
“Dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya”

Yang artinya bermaksud untuk mengunjungi Masjidil Haram dan

berhaji, sedangkan hubungan antara keduanya adalah tujuan dan maksudnya

satu

d) Variasi makna kata Ummah dan sejenisnya dalam Al Quran


Di dalam Al Quran kata ummah atau dalam bentuk yang lain memiliki

maksud dan pengertian yang berbeda. Kata ummah secara umum Disebutkan 64

kali dalam Al Quran, diantaranya QS Al Baqarah/2: 128.

‫ـك َو ِم ۡن ذ ُ ِريَّتِنَا ٓ ا ُ َّمةا ُّم ۡس ِل َمةا لَّ َك َوا َ ِرنَا َمنَا ِس َكنَا‬ َ َ‫َربَّنَا َوا ۡج َع ۡلنَا ُم ۡس ِل َم ۡي ِن ل‬
١٢٨ ‫الر ِح ۡي ُم‬ َّ ‫اب‬ َ ‫علَ ۡينَا ۚؕ اِنَّ َك ا َ ۡن‬
ُ ‫ت الت َّ َّو‬ َ ‫َوت ُ ۡب‬
Terjemahan:
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu,
dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan (ibadah) haji kami, dan
terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat,
Maha Penyayang”.

11
Dengan format jamak ada 12 tempat, seperti pada QS Al An’am/6: 42.
‫ك ف َ أ َ َخ ذ ْ ن َا ه ُ ْم ب ِ الْ ب َ أ ْسَ ا ِء َو ال ض ََّّر ا ِء‬
َ ِ‫َو ل َ ق َ د ْ أ َ ْر سَ لْ ن َا إ ِ ل َ ٰى أ ُ َم ٍم ِم ْن ق َ ب ْ ل‬
‫ض َّر ع ُ و َن‬ َ َ ‫ل َ ع َ ل َّ ُه ْم ي َ ت‬
Terjemahan
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat
yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan)
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah)
dengan tunduk merendahkan diri.”

Terdapat didalam Al Quran asal kata Ummah dalam bentuk yang

berbeda, seperti Aimmah terdapat pada 5 tempat, diantaranya QS Al Anbiya/21:

73.

‫َو َج ع َ لْ ن َا ه ُ ْم أ َئ ِ َّم ة ا ي َ ْه د ُو َن ب ِ أ َ ْم ِر ن َا َو أ َ ْو َح يْ ن َا إ ِ ل َ يْ ِه ْم ف ِ ْع َل‬


‫الز ك َ ا ة ِ ۖ َو كَ ا ن ُوا ل َ ن َا‬ َّ ‫ص ََل ة ِ َو إ ِ ي ت َا َء‬ َّ ‫ام ال‬ َ َ ‫ت َو إ ِ ق‬ ِ ‫الْ َخ ي َْر ا‬
‫عَ ا ب ِ ِد ي َن‬
Terjemahannya:
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada,
mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan
zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah”

Lafadz Imam ada di 7 tempat, diantaranya, QS Al Baqarah/2: 124.

‫ت ف َ أ َت َ َّم ُه َّن ۖ ق َ ا َل إ ِ ن ِ ي‬ َ ‫َو إ ِ ِذ ا بْ ت َل َ ٰى إ ِ ب َْر ا ِه‬


ٍ ‫يم َر ب ُّه ُ ب ِكَ ل ِ َم ا‬
‫اس إ ِ َم ا ام ا ۖ ق َ ا َل َو ِم ْن ذ ُ ِر ي َّ ت ِ ي ۖ ق َ ا َل ََل ي َ ن َا ُل‬ ِ َّ ‫َج ا ِع ل ُ َك لِ ل ن‬
‫عَ ْه ِد ي الظَّ ا لِ ِم ي َن‬
Terjemahannya:
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat
(perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia".
Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah
berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

Lafadz Ummii pada 6 tempat, daintaranya QS Al Araf/7: 157.

12
َّ ‫ال ُ ِم‬
‫ي ال َّ ِذ ي ي َ ِج د ُو ن َ ه ُ َم كْ ت ُو ب ا ا‬ ْ ‫ي‬ َّ ‫ال َّ ِذ ي َن ي َ ت َّب ِ ع ُو َن‬
َّ ِ ‫الر س ُ و َل ال ن َّ ب‬
‫اْل نْ ِج ي ِل‬ ِ ْ ‫ِع نْ د َه ُ ْم ف ِ ي ال ت َّ ْو َر ا ة ِ َو‬
Terjemahannya:
“Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka,”

Lafadz ummah dalam Al Quran terdapat 7 pengertian yang berbeda;

Pertama: perkumpulan manusia, dan ini yang paling banyak dalam al Quran,

seperti firman Allah QS Al Baqarah/2: 141.

َ ‫ت َولَكُ ْم َما َك‬


ۖ ‫س ْبت ُ ْم‬ ْ َ‫تِ ْل َك أ ُ َّمةٌ قَدْ َخل‬
َ ‫ت ۖ لَ َها َما َك‬
ْ َ‫سب‬
Terjemahannya:
“Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan
bagimu apa yang kamu usahakan...”

Kedua: Syariat, Metode dan Pendekatan, seperti pada QS Az Zukhruf/43: 22.

ِ َ ‫إ ِ ن َّ ا َو َج د ْ ن َا آ ب َ ا َء ن َا ع َ ل َ ٰى أ ُ َّم ٍة َو إ ِ ن َّ ا عَ ل َ ٰى آث‬
‫ار ِه ْم ُم ْه ت َد ُو َن‬
Terjemahannya:
"Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama,
dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan
(mengikuti) jejak mereka".

Yaitu (kami) berada diatas (jalan nenek moyang), dan kami mengikuti

cara nenek moyang kami dalam beribadah

Ketiga: seseorang yang menjadi teladan di setiap sesuatu, QS An Nahl/16: 120.

ُ َ ‫يم كَ ا َن أ ُ َّم ة ا ق َ ا ن ِ ت اا ِ َّّلِل ِ َح ن ِ ي ف ا ا َو ل َ ْم ي‬


‫ك ِم َن الْ ُم شْ ِر ِك ي َن‬ َ ‫إ ِ َّن إ ِ ب ْ َر ا ِه‬
Terjemahannya:
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan
teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)”.

13
Yaitu nabi Ibrahim menjadi teladan untuk manusia, mereka mencari jalan

dengan cara menempuh jalannya, dan meneladani kepribadiannya

Keempat: Periode waktu, QS Yusuf/12: 45.

‫َو ق َ ا َل ال َّ ِذ ي ن َ َج ا ِم نْ هُ َم ا َو ا د َّكَ َر ب َ عْ د َ أ ُ َّم ٍة أ َن َا أ ُن َب ِ ئ ُك ُ ْم ب ِ ت َأ ْ ِو ي لِ ِه‬


‫ف َ أ َ ْر ِس ل ُو ِن‬

Terjemahannya:
“Dan berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat
(kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: "Aku akan
memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) mena'birkan mimpi
itu, maka utuslah aku (kepadanya)".

Yaitu setelah beberapa waktu, atau dalam ayat yang lain dimaknai

sampai tiba waktu yang ditentukan.

Kelima: ciptaan secara umum, baik seperti manusia atau yang lainnya, seperti

dalam QS Al An’am/6: 38.

ٌ ‫ح يْ ِه إ ِ ََّل أ ُ َم م‬
َ ‫ط ي ُر ب ِ َج ن َا‬ ِ ‫ال َ ْر‬
ِ َ ‫ض َو ََل طَ ا ئ ِ ٍر ي‬ ْ ‫َو َم ا ِم ْن د َا ب َّ ٍة ف ِ ي‬
‫ي ٍء ۚ ث ُمَّ إ ِ ل َ ٰى َر ب ِ ِه ْم‬ْ َ‫أ َ ْم ث َا ل ُك ُ ْم ۚ َم ا ف َ َّر طْ ن َا ف ِ ي الْ ِك ت َا بِ ِم ْن ش‬
‫ي ُ ْح ش َُر و َن‬
Terjemahannya:
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti
kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun dalam Al-Kitab, kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”.

Keenam: Umat Nabi Muhammad Shallalahu Alihi Wa Sallam dan pemeluk


Islam secara khusus. Firman Allah QS Ali Imran/3: 130.

ْ ‫ك ُ نْ ت ُ ْم َخ ي َْر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َج‬


ِ َّ ‫ت لِ ل ن‬
‫اس‬
Terjemahan
14
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.. ”

Yaitu Ummat Muslim

Ketujuh: orang-orang kafir secara khusus. Firman Allah QS Ar Ra’ad/13: 30.

ُ ‫أ ُ َم مٌ ل ِ ت َت ْل ُ َو عَ ل َ يْ ِه م‬ ‫ت ِم ْن ق َ ب ْ لِ َه ا‬ ْ َ ‫َاك ف ِ ي أ ُ َّم ٍة ق َ د ْ َخ ل‬َ ‫ك أ َ ْر س َ لْ ن‬ َ ِ‫كَ ذٰ َ ل‬


َ ‫ۚ ق ُ ْل ه ُ َو َر ب ِ ي ََل إ ِ ٰل َ ه‬ ‫الر ْح ٰ َم ِن‬ َّ ِ ‫ْك َو ه ُ ْم ي َ كْ ف ُ ُر و َن ب‬َ ‫ح يْ ن َا إ ِ ل َ ي‬َ ‫ال َّ ِذ ي أ َ ْو‬
ُ ْ‫إ ِ ََّل ه ُ َو عَ ل َ يْ ِه ت ََو كَّ ل‬
ِ ‫ت َو إ ِ ل َ يْ ِه َم ت َا ب‬
Terjemahannya:
“Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh
telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan
kepada mereka (Al Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal
mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah: "Dialah
Tuhanku tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal
dan hanya kepada-Nya aku bertaubat".

e) Kata dalam Al Quran yang berkaitan dengan term Ummah


1) Sya’b

Sya’b bentuk mufrad sedangkan jamaknya syu’ub. Menurut Ibnu Manzhur

dalam kitabnya Lisan al-‘Arab bahwa Sya’b diartikan kabilah yang besar. Berarti

kabilah yang besar dapat kita artikan berbangsa-bangsa. Sebab masyarakat yang

ada pada suatu bangsa tentunya terdiri dari kelompok masyarakat yang besar.

Dalam QS Al-Hujurat/49: 13.

‫َو أ ُنْ ث َ ٰى َو َج ع َ لْ ن َا ك ُ ْم ش ُ ع ُو ب ا ا‬ ُ َّ ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال ن‬
‫اس إ ِ ن َّ ا َخ ل َ ق ْ ن َا ك ُ ْم ِم ْن ذ َكَ ٍر‬
ٌ‫َّللاَّ ِ أ َت ْق َ ا ك ُ ْم ۚ إ ِ َّن َّللاَّ َ عَ لِ ي م‬ َ ‫ار ف ُوا ۚ إ ِ َّن أ َكْ َر َم ك ُ ْم ِع نْ د‬ َ َ ‫َو ق َ ب َ ا ئ ِ َل لِ ت َع‬
‫َخ ب ِ ي ٌر‬
Terjemahan
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling

15
takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”.

Dalam ayat di atas bahwa syu’ub jamak dari kata sya’b. Kata ini

digunakan untuk menunjuk kumpulan dari sekian qabilah yang biasa

diterjemahkan suku yang merujuk kepada kakek. Sehingga Sya’b bisa dimaknai

sebagai kumpulan dari orang-orang ataupun suku. Kata syu’ub sebagaimana

terdapat pada ayat tersebut berarti bangsa, sedangkan qabail lebih khusus lagi dari

syu’ub, yaitu suku-suku. Bangsa dan suku termasuk berada dalam masyarakat,

atau sebagai unsur dari masyarakat. 12

2) Qawm
Qawm salah satu term yang digunakan oleh al-Qur’an untuk menunjuk

kelompok atau komunitas yang lebih kecil dan spesifik. Kata qawm disebutkan

dalam al-Qur’an sebanyak 383 kali. 13

Qawm merupakan bentuk mufrat yang artinya berdiri atau lawan duduk.

Berarti bahwa qawm adalah merupakan golongan dari laki-laki yang berdiri dari

tempatnya untuk berperang melawan musuh. Istilah qawm selanjutnya dijumpai

QS Al-Hujurat/49: 11.

‫ي َ ا أ َي ُّ هَ ا ال َّ ِذ ي َن آ َم ن ُوا ََل ي َ سْ َخ ْر ق َ ْو مٌ ِم ْن ق َ ْو ٍم عَ سَ ٰى أ َ ْن ي َ ك ُ و ن ُوا‬


‫َخ ي اْر ا ِم نْ هُ ْم َو ََل ن ِ سَ ا ءٌ ِم ْن ن ِ سَ ا ٍء عَ سَ ٰى أ َ ْن ي َ ك ُ َّن َخ ي اْر ا ِم نْ هُ َّن ۖ َو ََل‬
ُ ‫اَل سْ مُ ا لْ ف ُس ُ و‬
َ ‫ق ب َ عْ د‬ ِ ‫س‬ َ ْ ‫ال َلْ ق َ ا بِ ۖ ب ِ ئ‬
ْ ِ ‫ت َلْ ِم ُز وا أ َنْ ف ُسَ ك ُ ْم َو ََل ت َن َا ب َ ُز وا ب‬
‫ك ه ُ مُ الظ َّ ا لِ ُم و َن‬ َ ِ ‫اْل ي َم ا ِن ۚ َو َم ْن ل َ ْم ي َ ت ُبْ ف َ أ ُو ٰل َ ئ‬
ِْ

12
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al-Ayah al-Tarbawiy) (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010), h. 236.
13
Munzir Hitami, Revolusi Sejarah Manusia Peran Rasul Sebagai Agen Perubahan
(Yogyakarta, LKis, 2009), h. 45.
16
Terjemahan:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih
baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan
kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.
Pada ayat tersebut kata qawm dihubungkan dengan kelompok orang-orang

yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Ini menunjukkan bahwa kata

qawm berhubungan dengan manusia. Al-Qur’an menghendaki agar hubungan

kemasyarakatan manusia dapat berjalan dengan baik, hendak disertai dengan

etika. Antara satu dan lainnya tidak boleh saling mengejek, memanggil dengan

sebutan (gelar) yang buruk. Selanjutnya dalam surat al-Hujurat ayat 12 etika

hubungan tersebut dilanjutkan dengan larangan saling berburuk sangka (negative

thinking), menghindari mencari-cari kesalahan orang lain, membicarakan

keburukan orang lain (menggunjing). Agar terhindar dari perbuatan tersebut

seseorang hendaknya meningkatkatkan ketaqwaan kepada Allah. Sedangkan pada

ayat sepuluh surat al-Hujurat tersebut telah diletakkan dasar untuk membangun

masyarakat tersebut yaitu rasa persaudaraan (ukhuwah). Dengan dasar ini jika

diantara mereka terjadi perselisihan hendaknya didamaikan dengan cara yang

sebaik-baiknya.14

3) Qabilah

Allah menyebutkan kata qabilah dalam Al Quran QS Al-Hujurat/49: 13.

14
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan…, h. 238-239.
17
‫ذ َكَ ٍر َو أ ُنْ ث َ ٰى َو َج ع َ لْ ن َا ك ُ ْم ش ُ ع ُو ب ا ا‬ ‫َخ ل َ ق ْ ن َا ك ُ ْم ِم ْن‬ ُ َّ ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال ن‬
‫اس إ ِ ن َّ ا‬
ٌ‫ِع نْ د َ َّللاَّ ِ أ َت ْق َ ا ك ُ ْم ۚ إ ِ َّن َّللاَّ َ عَ لِ ي م‬ ‫ۚ إ ِ َّن أ َكْ َر َم ك ُ ْم‬ ‫ار ف ُوا‬ َ َ ‫َو ق َ ب َ ا ئ ِ َل لِ ت َع‬
‫َخ ب ِ ي ٌر‬
Terjemahannya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.

Allah berfirman seraya memberitahukan kepada ummat manusia bahwa

dia telah menciptakan mereka dari satu jiwa, dan darinya Dia menciptakan

pasangannya, yaitu Adam dan Hawa. Dan selanjutnya Dia menjadikan mereka

berbangsa-bangsa. Kata syu’ub (berbangsa-bangsa) lebih umum dari qabail

(bersuku-suku). Ada juga yang mengatakan yang dimaksud asy-syu’ub penduduk

negeri-negeri lain, sedangkan al-qabail adalah penduduk Arab. 15 Dalam kamus

Lisan al-Arab disebutkan bahwa qabilah adalah sekolompok dari suku-suku,

bagian dari suku-suku.16 Bahwa qabilah ini merupakan suatu kelompok yang ada

dari pada suku itu sendiri. Dalam Tafsir al-Maraghi bahwa qabilah lebih kecil lagi

dari Sya’b. Seperti kabilah Bakar yang merupakan bagian dari Rabi’ah, dan

qabilah Tamim yang merupakan bagian dari Madhar.17

Kata qabilah merupakan komunitas dengan ikatan satu nenek moyang,

ummah merupakan komunitas dengan ikatan agama, kepercayaan dan pandangan

tertentu. Qarn merupakan komunitas dengan ikatan masa tertentu, dan qaryah
15
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid IX (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’I,
2008), h. 104.
16
Ibnu Manzhur, Lisan al- ‘Arab, h. 541.
17
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Cet. I (Semarang: Tohaputra, 1989),
hlm. 237
18
merupakan komunitas dengan ikatan tempat tertentu. Semuanya dapat dicakup

oleh term Sya’b. Meskipun term yang terakhir ini mengalami perkembangan

makna dari waktu ke waktu. 18 Qabilah jamaknya Qabail lebih khusus lagi dari

Syu’ub (bangsa-bangsa), yaitu suku-suku. Bangsa dan suku termasuk berada

dalam masyarakat, atau sebagai unsur dari masyarakat. 19 Dari sini kita melihat

bahwa Qabilah diartikan suku, yang mana bahwa suku ini merupakan bagian dari

masyarakat yang ada dilingkungan sekitar kita. Qabilah berarti suku yang

merujuk kepada satu kakek. 20 Ini juga memberikan penjelasan kepada kita bahwa

Qabilah ini berarti suku. Suku tersebut masih tergolong satu keturunan yang

sama, yang diikat dengan satu keturunan. Dari beberapa konsep di atas, sudah

begitu jelas bahwa Qabilah itu merupakan suku-suku yang diikat dengan kakek

dan nenek moyang. Seperti halnya kita yang berada di Indonesia, terdiri dari

berbagai banyak suku. Dengan berbagai suku tersebut kemudian diikat lagi

dengan Sya’b (bangsa). Dengan adanya Sya’b ini maka kesatuan dan kesatuan

akan semakin kuat lagi.

C. Ruang Lingkup Kata Al Ummah


Umat, dalam ruang lingkup manusia, dibentuk berdasarkan kesamaan di

antara manusia. Oleh karena itu, dilarang mengganggu jiwa dan harta, kehormatan

manusia tanpa adanya landasan hukum yang sah, barang siapa yang

mengganggunya, maka akan mendapatkan sanksi dan dimintai

18
Munzir Hitami, Revolusi Sejarah Manusia…, h. 45.
19
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan…, h. 236.
20
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan..., h. 261.
19
pertanggungjawabannya. Tawanan perang sekalipun, harus diperlakukan sebagai

manusia karena ia merupakan bagian dari umat manusia.21

Setelah melihat dari berbagai versi makna yang sudah dijelaskan pada

pembahasan bahasa dan tafsirnya, maka kata umat atau ummah ini mencakup

seluruh aspek penamaan sesuai dengan kata yang dimulai atau diakhiri.

Diantaranya memiliki ikatan dalam bentuk bahasa dan makna.

1. Term ummah untuk makhluk


Ikatan persamaan apa pun yang menyatukan makhluk hidup

manusia--atau binatang-- seperti jenis, suku, bangsa, ideologi, atau agama,

dan sebagainya, maka ikatan itu telah menjadikan mereka satu umat.

Bahkan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam. -sendirian- yang menyatukan

sekian banyak sifat terpuji dalam dirinya, disebut oleh Al-Quran sebagai

"umat" dalam surah Al- Nahl ayat 120, dari sini beliau kemudian

menjadi Imam, yakni pemimpin yang di teladani. Kata umat tidak

hanya digunakan untuk manusia-manusia yang taat beragama, karena

dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
َ َ َ ََ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ َ َ : ُ َ َ َ ْ َ َّ َ َّ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َّ ُ ُّ ُ
‫ َمن أطاع ِ يت دخ َل‬: ‫اّلل و َمن يأ َب ؟ قا َل‬
ِ ‫ قالوا يا رسول‬، ‫كل أم ِ يت يدخ لون ال َجنة َ ِإّل من أ َب‬
َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ
)‫اب فق د أ َب (رواه البخاري‬ ‫الجن ة ومن عص ِ ي‬
Artinya:
"Semua umatku masuk surga, kecuali yang enggan. “Beliau ditanyai,
"Siapa yang enggan itu?" Dijawabnya, “Siapa yang taat kepadaku dia
akan masuk surga, dan yang durhaka maka ia telah enggan".

Syahrial Dedi, “Perluasan Teori Maqashid Al-Syari’ah: Kaji Ulang Wacana Hifdz Al-
21

‘Ummah A. Djuzuli”. Al Istinbath : Jurnal Hukum Islam 1, no.1 (2016): h. 57


20
Al-Quran surat Al-Ra'd ayat 30 menggunakan kata ummat untuk

menunjuk orang-orang yang enggan menjadi pengikut para Nabi.

Pakar-pakar bahasa berbeda pendapat tentang jumlah anggota satu umat.

Ada yang merujuk ke riwayat yang dinisbahkan kepada Nabi, sebagaimana dalam

bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,

‫يه‬ ُ ِّ ُ َّ ُ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ُّ ُ ً َ َ ُ ُ ْ َ َ‫َما م ْن َم ِّيت ُي َص ىِّل َعل ْيه ُأ َّم ٌة م َن ْال ُم ْسلم ن‬


ِ ‫ي يبلغون ِمائة كلهم يشفعون له ِإال شفعوا ِف‬ ِِ ِ ِ ٍ ِ
)‫(رواه النسا يئ‬

Artinya:
“Tidaklah seorang mayit dishalatkan (dengan shalat jenazah) oleh
sekelompok kaum muslimin yang mencapai 100 orang, lalu semuanya
memberi syafa’at (mendoakan kebaikan untuknya), maka syafa’at (do’a
mereka) akan diperkenankan.

Ada juga yang mengatakan bahwa, angka empat puluh sudah bisa disebut

umat. Namun penulis berpendapat bahwa satu orang pun sudah bisa disebut

ummah, sebagaimana yang sudah dijelaskan pada gelar yang disandang nabi

Ibrahim dengan predikat ummah didalam Al Quran. Allahu A’lam.

2. Term ummah untuk selain makhluk

Dalam kata "umat" terselip makna-makna yang cukup dalam. Umat

mengandung arti gerak dinamis, arah, waktu, jalan yang jelas, serta gaya dan cara

hidup. Untuk menuju pada satu arah, harus jelas jalannya, serta harus bergerak

maju dengan gaya dan cara tertentu, dan pada saat yang sama membutuhkan

waktu untuk mencapainya. Al-Quran surat Yusuf ayat 45 menggunakan kata

ummah untuk arti waktu. Sedangkan surat Al-Zukhruf ayat 22 untuk arti jalan,

atau gaya dan cara hidup.

21
Ad-Damighani 22 menyebutkan sembilan arti untuk kata ummah, yaitu,

kelompok, agama (tauhid), waktu yang panjang, kaum, pemimpin, generasi lalu,

umat Islam, orang-orang kafir, dan manusia seluruhnya. Benang merah yang

menggabungkan makna-makna di atas adalah "himpunan". Sungguh indah,

luwes, dan lentur kata ini, sehingga dapat mencakup aneka makna, dan

dengan demikian dapat menampung-dalam kebersamaannya-- aneka perbedaan.

Al-Quran memilih kata ini untuk menunjukkan antara lain "himpunan

pengikut Nabi Muhammad Saw. (umat Islam)", sebagai isyarat bahwa ummat

dapat menampung perbedaan kelompok-kelompok, betapa pun kecil jumlah

mereka, selama masih pada arah yang sama, yaitu Allah Swt. dalam QS Al

Anbiya/21: 92.

ِ ‫إ ِ َّن ٰهَ ِذ هِ أ ُ َّم ت ُك ُ ْم أ ُ َّم ة ا َو‬


‫اح د َة ا َو أ َن َا َر ب ُّ ك ُ ْم ف َ ا عْ ب ُد ُو ِن‬
Terjemahannya
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama
yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”

Ali Syariati menyebutkan keistimewaan kata ummah dibandingkan kata

semacam nation atau qabilah (suku). Pakar ini mendefinisikan kata ummah -

dalam konteks sosiologis:

‫ر‬ ‫ن‬ ‫ر‬


‫لك‬
‫ وقد التف بعضهم حول بعض ي‬، ‫جامعة انسانية يشتك جميع افرادها يف هدف مشتك‬
‫يتحركوا باتجاه هدفهم‬
“Himpunan manusiawi yang seluruh anggotanya bersama-sama menuju satu
arah, bahu membahu, dan bergerak secara dinamis di bawah kepemimpinan
bersama.23

22
Al Husain Muhammad Ad-Damighani, Al Wujuuh Wa An Nahdair Li Alfadh Kitabillah
Al Aziz, )Darul Kutub Al Ilmiyah. Beirut: Lebanon), h. 100
23
Ali Syariati, Al Ummah Wal Imamah, (Daarul Amiir Li Ats Tsaqafah Wa Al Uluum.
Najaf: Iraq, t.th), h. 49
22
Selain itu, kaitan ummah denga napa yang ada dalam surah al Baqarah

ayat 143 sebagai ummat(an) wasatha.

َ ِ‫َو كَ ذٰ َ ل‬
ِ َّ ‫ك َج ع َ لْ ن َا ك ُ ْم أ ُ َّم ة ا َو سَ طا ا لِ ت َك ُ و ن ُوا ش ُ َه د َا َء عَ ل َ ى ال ن‬
‫اس َو ي َ ك ُ و َن‬
ۗ ‫الر س ُ و ُل ع َ ل َ يْ ك ُ ْم شَ ِه ي د اا‬ َّ
Terjemahan:
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.

Mulanya, kata wasath berarti segala yang baik sesuai dengan obyeknya.

Sesuatu yang baik berada pada posisi di antara dua ekstrem. Keberanian adalah

pertengahan sifat ceroboh dan takut. Kedermawanan merupakan pertengahan

antara sikap boros dan kikir. Kesucian merupakan pertengahan antara

kedurhakaan karena dorongan nafsu yang menggebu. Dari sini, kata wasath

berkembang maknanya menjadi tengah.

Yang menghadapi dua pihak berseteru dituntut untuk menjadi wasath

(wasit) dan berada pada posisi tengah agar berlaku adil. Dari sini, lahirlah

makna ketiga wasath, yaitu adil. Ummatan wasatha adalah umat moderat, yang

posisinya berada di tengah, agar dilihat oleh semua pihak, dan dari segenap

penjuru.

Mereka dijadikan demikian --menurut lanjutan ayat di atas agar mereka

menjadi syuhada (saksi), sekaligus menjadi teladan dan patron bagi yang lain, dan

pada saat yang sama mereka menjadikan Nabi Muhammad Saw. sebagai patron

teladan dan saksi pembenaran bagi semua aktivitasnya.

23
Keberadaan umat Islam dalam posisi tengah menyebabkan mereka tidak

seperti umat yang hanyut oleh materialisme, tidak pula mengantarnya

membumbung tinggi ke alam ruhani, sehingga tidak lagi berpijak di bumi.

Posisi tengah menjadikan mereka mampu memadukan aspek ruhani dan jasmani,

material, dan spiritual dalam segala sikap dan aktivitas.

Wasathiyat (moderasi atau posisi tengah) mengundang umat Islam untuk

berinteraksi, berdialog, dan terbuka dengan semua pihak (agama, budaya, dan

peradaban), karena mereka tidak dapat menjadi saksi maupun berlaku adil jika

mereka tertutup atau menutup diri dari lingkungan dan perkembangan global.24

3. Kekhususan Nabi Ibrahim Alaihissalam

Nabi Ibrahim Alaihissalam menjadi satu-satunya manusia yang disebut

sebagai ummah dalam al Quran, sehingga hal ini menjadi keistimewaan Nabi

Ibrahim Alaihissalam.

Sebagaimana dalam pembahasan terdahulu, bahwa asal dari sesuatu itu

sebagai ummah. Hal ini senada dengan nabi Ibrahim Alaihissalam. Nabi Ibrahim

adalah pembawa risalah katauhidan secara utuh, dan menjadi manusia yang

akidahnya diikuti penerusnya.Imam yang memiliki arti “diikuti”, Qanit yaitu

“khusyu’ dan taat, serta Hanif artinya “yang menjauh dari kesyirikan dan

mendekat kepada ketauhidan”, sehingga Allah menyebutnya sebagai orang yang

tidak melakukan kesyirikan.

Sufyan Ats Tsauri mengatakan, dari Salamah bin Kahil, dari Muslim al

Bathin, dari Abu al Abidain, bahwasanya ia bertanya kepada Abdullah bin


24
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan
Umat. Diakses dari https://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/islam/Quraish/Wawasan/Umat.html. Pada
tanggal 7 Juni 2023
24
Mas’ud tentang Ummah yang Qanit, maka Abdullah bin Mas’ud pun mengatakan

Ummah adalah seorang yang mengajarkan kebaikan, dan Qanit itu adalah seorang

yang taat kepada Allah dan Rasul Nya.25

Maka dalam hal ini, nabi Ibrahim Alaihissalam adalah pembawa akidah

ketauhidan dan menjadi bapaknya para pejuang kemurnian akidah tauhid. Nabi

Ibrahim juga menjadi seorang nabi yang mengajarkan kebaikan, dan kebaikan

utama adalah akhlak kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu dengan

mentauhidkan-Nya.

Hal inilah yang membuat Nabi Ibrahim diistimewakan oleh Allah dalam

Al Quran, karena jasa Nabi Ibrahim dalam menyebarkan tauhid disaat Nabi

Ibrahim menjadi satu-satunya orang yang mentauhidkan Allah di tengah

masyarakat yagn menyekutukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

25
Abi al-Fadai al-Hafidz ibn Katsir ad-Dimasyqi, Tafsir al-Quran al-Adzim, Jilid 4
(Riyadh: Daar At Tayyibah, 1999), h. 611

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat disimpukan dari beberapa penjelasan pada

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pada mulanya kata ummah memiliki kesamaan Bahasa dengan Bahasa

ibrani, dan kemudian Bahasa arab menyebutkan kata dasar ummah adalah

serapan dari kata dari pada kata umm yang artinya sama dengan arti

Bahasa ibrani yaitu cinta kasih yang paling dalam.

2. Kata al ummah atau dalam Bahasa Indonesia menjadi umat, berpusat pada

makna sesuai dengan konteks pembahasan baik sebelum dan sesudahnya.

Baik itu dalam al quran maupun dalam hadits, dan kata lain dalam al quran

yang memiliki kesamaan makna dan tujuan seperi sya’b (bangsa), qabilah

(suku), dan qawm (rakyat). Ummah juga dapat bermakna waktu, pola atau

metode, atau juga bermakna komunitas.

3. Ruang lingkup dari kata ummah atau umat ini berpusat pada cakupan

Bahasa, ada yang digunakan untuk menjelaskan keadaan makhluk hidup,

ada pula digunakan untuk sebuah makna dan penghubung untuk

menjelaskan satu kalimat.

26
B. Rekomendasi

1. Teladan nabi Ibrahim Alaihissalam dalam Al Quran mengajarkan arti

sebuah prestasi kepribadian, apabila kata umat dapat disematkan untuk

satu orang, maka kepribadian Nabi Ibrahim layak dan pantas untuk

dijadikan panutan

2. Sebagaimana asal kata ummah ini bermula dari kata kasih sayang dan

kelembutan, maka sebagai seorang muslim hendaknya memiliki sifat

lembut dan penuh kasih sayang. Tegas untuk kebenaran dan lembut untuk

kemanusiaan

3. Dalam pengakuan sebagai umat nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa

Sallam, adakalanya seseorang berpisah dari jamaah karena ingin

membentuk kinerja sendiri tanpa dipimpin oleh siapa pun. Hal ini

bertentangan dengan definisi umat yang memiliki kesamaan dalam tujuan

dan dikerjakan secara bersama-sama

27
DAFTAR PUSTAKA

al-Afriqiy, Ibnu Manzhur, Lisan al- ‘Arab, Cet.I, Vol.2 . Beirut: Dar
Shadir, 1410.
al-Aṣfihānī, Al-Rāgib, Mu„ja m Mu fradāt Alfāẓ al -Qur'ān. Beirut: Dār
al-Fikr, t.th.
Ad-Damighani, Al Hu sain Muhammad, Al Wu juuh Wa An Nahdair Li
Alfadh Kitabillah Al Aziz, Daru l Ku tub Al Ilmiyah. Beirut:
Lebanon
Dedi, Syahrial, “ Perluasan Teori Maqashid Al -Syari’ah: Kaji Ulang
Wacana Hifdz Al -‘Ummah A. Dju zuli ”. Al Istinbath : Jurnal
Hukum Islam 1, no.1 (2016), h.57
ad-Dimasyqi, Abi al-Fadai al-Hafidz ibn Katsir , Tafsir al-Quran al-
Adzim, Jilid 4. Riyadh: Daar At Tayyibah, 1999.
Fahru din, Wildan, “Pemikiran Buya Hamka Dalam Tafsir Al Azhar
Tentang Ummah” . Skripsi. Ponorogo: Fakultas Ushulu din, Adab,
dan Dak wah Institut Agama Islam Negeri , 2021.
Fauzi, Ammar, “ Konsep Umat dalam al -Qur ’an: Menggali Nilai -Nilai
Apriori dan Aposteriori Sosial”. Tanzil I, no.1, Oktober 2015, h.
79.
Faza, Asrar Mabrur, Al-Ummah Dan Al -Qawm Dalam Perspektif Al -
Quran, Jurnal Ibn Abbas, t.th.
Hasan, Alfian Miftah, “ Wawasan Al-Quran Tentang Nasionalisme:
Kajian Term Ummah Dalam Kontek s Keindon esiaan” , 5, no. 01,
Mei (2019), h. 3.
Hitami, Munzir, Revolusi Sejarah Manusia Peran Rasul Sebaga i Agen
Perubahan. Yogyakarta, LKis, 2009 .
Al-Maraghi, Ahmad Mu sthafa, Tafsir Al-Maraghi, Cet. I. Semarang:
Tohaputra, 1989.
Muhammad, Abdullah bin, Tafsir Ibnu Katsir , Jilid IX. Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008
Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al-Ayah al-
Tarbawiy) . Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010 .

28
Shiha b, M Quraish, Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur’an, Vol 3 . Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Shihab, M. Quraish, Wa wasan Al-Quran: Tafsir Maudhu'i atas
Pelbagai Persoalan Umat. Diak ses dari
https://luk.staff.ugm.ac.id/k mi/islam/Quraish/Wawasan/Umat.ht
ml. Pada tanggal 7 Ju ni 2023
Syariati, Ali, Al Ummah Wa l Imamah, Daarul Amiir Li Ats Tsaqafah
Wa Al Uluum. Naja f: Iraq
Zakariyā , Aḥmad bin Fāris bin, Abū al-Ḥu sayn, Maqāyīs al-Lugah, juz
I, t.t.: Ittiḥād al -Kitāb al-Arab, 2002.

29

Anda mungkin juga menyukai