Anda di halaman 1dari 10

Analisis Yuridis Tindak Pidana

Penyalahgunaan Pengangkutan BBM


Bersubsidi Pasca Undang-Undang Cipta
Kerja (Studi Putusan Nomor:
246/Pid.B/LH/2022/PN Pso)

Dibuat oleh:
Marissa Lantin/20190401237
Latar Belakang
Pada abad ke-20 Indonesia lahir dengan menggunakan konsep Presiden Joko Widodo menyampaikan keinginannya untuk
sebagai negara hukum atau dikenal dengan sebutan Rechtsstaat. melakukan simplifikasi terhadap beberapa regulasi yang ada
Konsep ini disepakati dan dituangkan dalam Undang-Undang Dasar di Indonesia, yaitu dengan membuat omnibus law berbentuk
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni pada Pasal 1 ayat (3) undang-undang yang disebut dengan Undang-Undang
yang berbunyi: “Indonesia adalah negara hukum”. Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Pada Undang-
Undang Cipta Kerja memuat perubahan dan penyederhanaan
Pasal 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana berbagai Undang-Undang sektor atau kluster yang salah
satunya adalah tentang Minyak dan Gas Bumi yang
sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun
Sistem hukum di Indonesia adalah Civil Law, artinya sumber hukum 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Indonesia berpaut pada kodifikasi undang-undang (codified-law).
Dalam Undang-Undang Cipta Kerja terdapat perubahan,
Tujuan dari perkembangan ini tidak terlepas dengan adanya tuntutan penghapusan, dan/ atau penambahan ketentuan baru yang
zaman yang terus maju, yang mana hal ini menyebabkan pola
dilakukan melalui Pasal 40 Undang-Undang Cipta Kerja.
berpikir masyarakat pada masa sekarang telah berbeda daripada
Beberapa pasal yang dimaksud yaitu, Pasal 1, Pasal 4, Pasal 5,
masyarakat pada tempo dulu.
Pasal 23, Pasal 23A, Pasal 25, Pasal 52, Pasal 53, dan Pasal 55.

Perkembangan teknologi
Populasi yang semakin bertambah
Arus globalisasi
Latar Belakang
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Cipta Kerja maka terjadi perubahan yang cukup signifikan, seperti pada penyempurnaan
ketentuan pidananya. Salah satu kasus yang akan diteliti terkait penyalahgunaan pengangkutan BBM bersubsidi pemerintah adalah kasus
dengan Putusan Nomor: 246/Pid.B/LH/2022/PN.Pso.

Tidak dapat menunjukkan dokumen


Ardiansyah alias 14 Mei 2022 15 Mei 2022
Ardiansyah alias Ardi pengangkutan atau penjualan BBM
Papa Dini (DPO) solar

Pada putusan tersebut, terdakwa telah melanggar Pasal 55 Undang-Undang Cipta Kerja Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Berikut ini perbedaan Pasal 55 pada Undang-Undang Migas dan Undang-Undang Cipta Kerja:
Pasal 55 Undang-Undang Migas berbunyi, “Setiap orang yang menyalahgunakan Pengangkutan dan/atau Niaga Bahan Bakar
Minyak yang disubsidi Pemerintah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi
Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah)”.
Pasal 55 Undang-Undang Cipta Kerja berbunyi, “Setiap orang yang menyalahgunakan Pengangkutan dan/atau Niaga Bahan
Bakar Minyak, bahan bakar gas, dan/atau liquefied petroleum gas yang disubsidi Pemerintah dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah)”.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan ketentuan Bagaimana pertimbangan hukum oleh
pidana berdasarkan Pasal 55 Undang- majelis hakim dalam menjatuhkan
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Putusan Perkara Nomor:
Cipta Kerja terhadap pelaku tindak 246/Pid.B/LH/2022/PN Pso ditinjau
pidana penyalahgunaan pengangkutan dari asas keadilan dan asas
BBM bersubsidi berdasarkan Putusan
Nomor: 246/Pid.B/LH/2022/PN Pso?
kemanfaatan? Globe

Metode Penelitian
Bahan hukum primer
Penelitian normatif:
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Bahan hukum sekunder
Analisa Rumusan Masalah I
Penerapan Ketentuan Pidana Berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahgunaan Pengangkutan BBM
Bersubsidi Berdasarkan Putusan Nomor: 246/Pid.B/LH/2022/PN Pso
Memuat beberapa unsur sebagai berikut:

Unsur Barang Siapa:


Pasal 1 angka 15 KUHAP
Dalam perkara ini JPU telah mendakwakan ARDIANSYAH alias ARDI
Unsur Menyalahgunakan Pengangkutan dan/atau Niaga Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar
Gas, dan/atau Liquefied Petroleum Gas disubsidi Pemerintah:
Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Migas Jo. Pasal 40 angka 1 Undang-Undang Cipta Kerja, menyatakan
“Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan/atau hasil olahannya dari
Wilayah Kerja atau dari tempat penampungan dan Pengolahan, termasuk pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa transmisi dan distribusi”.
Pasal 55 Undang-Undang Migas adalah “kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan
perseorangan atau badan usaha dengan cara yang merugikan masyarakat banyak”.
Unsur Sebagai Orang yang Melakukan, Menyuruh Melakukan atau Turut Serta Melakukan:
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
Dikaitkan dengan fakta-fakta yang terdapat pada keterangan saksi, keterangan Terdakwa, petunjuk,
surat, dan barang bukti, dapat diketahui dengan menghubungkan pengertian unsur dan perbuatan
Terdakwa

Pasal 55 Undang-Undang Nomor 11 Tahun Pada kasus Putusan Nomor:


2020 tentang Cipta Kerja: 246/Pid.B/LH/2022/PN Pso dikaitkan dengan
fakta-fakta yang terdapat pada barang bukti,
"Setiap orang yang menyalahgunakan keterangan saksi, keterangan Terdakwa yaitu
Pengangkutan dan/atau Niaga Bahan Bakar ARDIANSYAH alias ARDI terbukti melanggar
Minyak yang disubsidi Pemerintah dipidana Pasal 55 Undang-Undang Cipta Kerja Jo. Pasal 55
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) ayat (1) ke-1 KUHP. Penulis melihat bahwa unsur-
unsur yang terdapat pada Pasal 55 Undang-
tahun dan denda paling tinggi Undang Cipta kerja telah terpenuhi dalam Perkara
Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah)" Putusan Nomor: 246/Pid.B/LH/2022/PN Pso.

Analisa Rumusan Masalah II


Pertimbangan Hukum Oleh Majelis Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Perkara Nomor:
246/Pid.B/LH/2022/PN Pso Ditinjau Dari Asas Keadilan dan Asas Kemanfaatan
Fakta Hukum:

1)Pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2022 sekitar pukul 21.00 WITA ARDIANSYAH alias ARDI (Terdakwa) berangkat dari
daerah Mangkutana Sulawesi Selatan menuju ke Desa Lalampu Kecamatan Bahodopi menggunakan mobil merek Daihatsu
Grand Max Pick Up warna silver metalik Nomor Polisi DW-8527-MB dengan membawa BBM jenis solar berjumlah 2.635
(dua ribu enam ratus tiga puluh lima) liter yang dikemas dalam 85 (delapan puluh lima) jerigen dan BBM jenis solar
tersebut akan dijualkan oleh terdakwa ke Desa Lalampu Kecamatan Bahodopi atas perintah ARDIASNYAH alias PAPA DINI
(DPO) yang mana Terdakwa akan mendapatkan upah sebesar Rp. 1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah);
2)Pada hari Minggutanggal 15 Mei 2022 pada sekitar pukul 19.30 WITA tepatnya di Jalan Trans Sulawesi Kelurahan
Marsaoleh Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali, mobil yang dikendarai oleh Terdakwa diberhentikan oleh
petugas Kepolisian dari Polres Morowali yaitu saksi ISANUL AKRAM Alias INOEL dan saksi ARISANDY Alias SANDY dan
Terdakwa tidak dapat menunjukkan surat izin pengangkutan sehingga Terdakwa bersama dengan barang bukti di bawa ke
kantor kepolisian ;
3)Bahwa perbuatan Terdakwa telah melanggar Pasal 55 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Berkaitan dengan kasus yang sedang diteliti oleh penulis, dalam putusan tersebut majelis hakim menjatuhkan pidana
kepada terdakwa: ARDIANSYAH alias ARDI menjatuhkan pidana penjara kepada Terdakwa selama 2 (dua) tahun
dikurangi selama Terdakwa telah menjalani penahanan sementara dengan perintah tetap ditahan dan menjatuhkan
pidana denda sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) subsidair 4 (empat) bulan kurungan. Karena telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah “Penyalahgunaan pengangkutan BBM yang disubsidi Pemerintah secara bersama-
sama” sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Undang-Undang Cipta Kerja Jo. 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Adapun yang menjadi
pertimbangan majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut, antara lain:
1. JPU telah mendakwakan Terdakwa dengan dakwaan tunggal, sehingga Majelis Hakim memutus hanya satu tindak
pidana saja, yakni Pasal 55 Undang-Undang Cipta Kerja Jo. 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
2. Terdakwa telah melakukan perbuatan pelaksanaan sebagai orang yang turut melakukan, dalam arti bersama-sama
melakukan penyalahgunaan pengangkutan yang bersubsidi Pemerintah. Majelis berkesimpulan bahwa perbuatan
Terdakwa telah memenuhi semua unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan JPU yaitu Pasal 55 Undang-
Undang Cipta Kerja Jo. 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
3. 1 (satu) unit mobil merek daihatsu jenis Grand Max Pick Up warna silver metalik Nomor Polisi DW 8527 MB, Nomor
mesin 3SZDHB9226, nomor rangka MHKP3CA1JMK239706;
4. Barang bukti terdiri dari 1 (satu) lembar Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNKB) nomor seri 00115198, atas nama
pemilik RESKI INDRA agar dikembalikan kepada yang berhak melalui Terdakwa; 85 (Delapan puluh lima) buah jerigen
berisi BBM jenis solar subsidi pemerintah dengan isi perjerigen berjumlah 31 (tiga puluh satu) Liter dengan jumlah total
keseluruhan sebanyak 2.635 (dua ribu enam ratus tiga puluh lima) Liter BBM jenis solar; dan Bahan bakar Minyak (BBM)
jenis solar subsidi pemerintah sebanyak 2.635 (dua ribu enam ratus tiga puluh lima) liter yang dikemas dalam 85
(delapan puluh lima) jerigen; Agar dirampas untuk Negara.
5. Majelis Hakim menemukan adanya alasan yang memberatkan dan meringankan Terdakwa, yaitu sebagai berikut:
a) Keadaan yang memberatkan: Perbuatan Terdakwa merugikan masyrakat banyak;
b) Keadaan yang meringankan: Terdakwa belum pernah dihukum.
Dalam Putusan Perkara Nomor: Penulis berpendapat bahwa pertimbangan Hakim yang
246/Pid.B/LH/2022/PN Pso surat dakwaan menggunakan dasar dari Surat Dakwaan Tunggal belum
yang digunakan JPU adalah dakwaan tunggal. sempurna atau belum sesuai dengan fakta hukum yang
Dimana JPU dalam tuntutannya telah ada. Hal ini didasarkan pada pemeriksaan dalam
mempertimbangkan korelasi dan logika persidangan dimana Terdakwa terbukti hanyalah orang
berpikir yang menyeluruh, dengan melihat yang disuruh melakukan dan bukan sebagai pelaku
bagian Terdakwa dan peran dari Terdakwa utama. Dalam hal ini sebaiknya Majelis Hakim
dalam perbuatan tindak pidana tersebut mempertimbangkan status atau porsi yang dilakukan
dengan mengedepankan kebenaran materiil. oleh Terdakwa, yang mana Terdakwa hanyalah orang
yang disuruh untuk mengangkut BBM bersubsidi tanpa
tahu siapa yang akan menerima BBM tersebut.
Kemudian atas pekerjaannya itu, Terdakwa
mendapatkan upah sebesar Rp. 1.600.000,- (satu juta
Asas Keadilan Hukum enam ratus ribu rupiah), yang mana dilihat dari pidana
penjara dan pidana denda yang diberikan sangatlah
memberatkan Terdakwa. Hakim menjatuhkan pidana
kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama 1
Asas Kemanfaatan Hukum (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp.
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), dengan ketentuan
apabila denda tidak dibayar, diganti dengan pidana
kurungan selama 2 (dua) bulan.
Kesimpulan
1. Penerapan hukum ketentuan pidana berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja terhadap pelaku tindak
pidana penyalahgunaan pengangkutan BBM bersubsidi berdasarkan Putusan Nomor: 246/Pid.B/LH/2022/PN Pso sudah tepat, karena dalam
ketentuan tersebut dijelaskan secara rinci mengenai perbuatan penyalahgunaan pengangkutan BBM bersubsidi, yang terdapat pada Pasal 55
Undang-Undang Cipta Kerja, menyatakan bahwa “Setiap orang yang menyalahgunakan Pengangkutan dan/atau Niaga Bahan Bakar Minyak, bahan
bakar gas, dan/atau liquefied petroleum gas yang disubsidi Pemerintah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda
paling tinggi Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah)”. Pada posisi kasus tersebut, unsur-unsur dalam Pasal 55 Undang-Undang Cipta Kerja
juga sudah terpenuhi, seperti unsur barang siapa, unsur menyalahgunakan pengangkutan dan atau niaga bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan
atau liquefied petroleum gas disubsidi Pemerintah, dan unsur sebagai orang yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan.

2. Pertimbangan hukum oleh hakim dalam menjatuhkan Putusan Perkara Nomor: 246/Pid.B/LH/2022/PN Pso, dengan didukung berdasarkan fakta-
fakta persidangan yang telah diungkapkan dari saksi-saksi, keterangan Terdakwa, petunjuk, surat, dan bukti yang dilampirkan, maka Majelis Hakim
berpendapat bahwa Terdakwa melanggar ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Cipta Kerja Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dari pertimbangan hukum
tersebut, menurut penulis Majelis Hakim seharusnya mempertimbangkan posisi atau porsi Terdakwa, yang mana Terdakwa hanyalah orang yang
disuruh melakukan dan bukan sebagai pelaku utama. Dimana dalam melakukan tugasnya Terdakwa mendapatkan upah sebesar Rp. 1.600.000,- (satu
juta enam ratus ribu rupiah), yang mana dilihat dari pidana penjara dan pidana denda yang diberikan sangatlah memberatkan Terdakwa. Hakim
menjatuhkan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), dengan ketentuan
apabila denda tidak dibayar, diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan. Selanjutnya, penulis juga melihat Terdakwa tidak memiliki
pengetahuan hukum, hal ini terlihat dari pekerjaan Terdakwa yang merupakan seorang petani dan selama persidangan Terdakwa tidak didampingi
oleh Penasihat Hukum. Terdakwa juga sudah mengaku bersalah dan menyesali perbuatannya serta berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Oleh
sebab itu, seharusnya Majelis Hakim mengedepankan asas keadilan dan asas kemanfaatan hukum bagi Terdakwa yaitu ARDIANSYAH alias ARDI.
Pertimbangan hukum yang dilakukan hakim tidak boleh terlepas dari pada asas tersebut karena dengan demikian hukum tidak berjalan dengan
sebagaimana mestinya dan sebagaimana yang diharapkan. Kemudian, masyarakat harus mulai menyadari bahwa Bahan Bakar Minyak Bersubsidi
(selanjutnya disebut dengan BBM bersubsidi) tidak boleh disalahgunakan dengan menguntungkan diri sendiri yaitu dengan cara menjual BBM
Bersubsidi, yang mana BBM bersubsidi ditujukan bagi masyarakat menengah ke bawah. Kesadaran akan hukum juga perlu dilakukan, agar dalam
bertindak dapat mengetahui konsekuensi yang akan didapat.

Anda mungkin juga menyukai